TEKNOLOGI PRODUKSI
TANAMAN JAHE (zingiber officinale)
SECARA BERKELANJUTAN
Oleh :
NAMA : I KADEK WAHYUDYANTO
NIM : 05.01.21.2355
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat tuhan yang maha
esa, atas segala limpahan rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Teknologi Produksi Tanaman Jahe
(Zingiber Officinale) ini tepat pada waktunya. penulis juga mengucapkan
banyak terimakasih kepada Ibu Siti Rahmah Karimuna, SP. yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Penulis juga menyadari bahwa masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca yang sifatnya
membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
I Kadek Wahyudyanto
2
DAFTAR ISI
3
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang menyebabkan sektor
pertanian menjadi sektor penting dalam menunjang kebutuhan pangan.
Pangan sendiri termasuk salah satu isu krusial dalam pembangunan di
tingkat nasional dan global sebab pangan merupakan hak setiap warga
negara yang harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. Ketersediaan pangan
yang kurang dari kebutuhan dapat menyebabkan perekonomian yang
tidak stabil dan juga dapat mengganggu ketahanan pangan nasional.
Upaya menjaga ketahanan pangan nasional diwujudkan oleh Kementerian
Pertanian melalui Pembangunan berkelanjutan dalam program
sustainable Development Goal’s (SGD’s) untuk mencapai No Poverty dan
Zero Hunger.
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan yang berlandaskan pada proses
pertumbuhan dari tumbuh tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti
sempit di namakan pertanian rakyat. Sedangkan, pertanian dalam arti luas
meliputi, kehutanan, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Secara
garis besar, pengertian pertanian dapat ringkas menjadi empat komponen
yang tidak terpisahkan. Keempat komponen tersebut meliputi : (1) proses
produksi, (2) petani atau pengusaha pertanian, (3) tanah tempat usaha,
dan (4) usaha pertanian (soetriono, 2006).
Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam
pemulihan ekonomi nasional, mengingat sektor pertanian terbukti masih
dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional walapun badai
krisis menerpa. Hal ini dikarenakan terbentuknya penyerapan tenaga kerja
disektor pertanian dan tingginya sumbangan devisa yang dihasilkan
(Badan Pusat Statistika, 2004).
Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu
tanaman temu-temuan yang penting dan banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Jahe merupakan tanaman multifungsi karena
selain sebagai bumbu masakan jahe juga digunakan sebagai bahan baku
4
obat-obatan, jamu tradisonal, kosmetik dan berbagai macam produk
olahan makanan dan minuman.
Di Indonesia dikenal 3 varietas jahe yakni jahe merah (Zimgiber
officinale var. rubrum), jahe putih kecil (Zimgiber officinale var. amarum)
dan jahe putih besar (Zimgiber officinale var. officinale). Ketiga jenis jahe
tersebut memiliki perbedaan morfologi pada ukuran dan warna kulit
rimpang (Rostiana et.al., 1991 dalam Supriadi et.al., 2011).
Menurut Rukmana (2000). dalam budidaya jahe perlu
menggunakan tanaman pelindung untuk menjaga kelembaban udara di
lingkungan pertanaman jahe. Tanaman jahe menginginkan kelembaban
udara yang cukup tinggi yaitu 60 – 90%. Suhu optimum untuk budidaya
tanaman jahe antara 20 – 25. Dalam penelitiannya, Wahyuni et.al. (2013)
menyimpulkan bahwa pemberian naungan memberi pengaruh yang cukup
baik terhadap pertumbuhan dan produksi jahe.
Nurahmatulah (2016) menyatakan bahwa perlakuan intensitas naungan
pada tanaman jahe berpengaruh nyata terhadap seluruh variabel
pengamatan yakni tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tanaman dan
bobot kering tanaman, bobot segar rimpang, bobot rimpang per hektar.
Tanaman yang diberi naungan 55% memiliki pertumbuhan dan hasil yang
lebih baik dibandingkan tanaman jahe tanpa naungan.
5
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mengetahui tentang teknologi produksi
tanaman hortiobat secara berkelanjutan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara budidaya tanaman jahe.
C. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang teknologi produksi
tanaman horbit secara berkelanjutan.
2. Meningka.tkan pengetahuan mahasiswa tentang cara budidaya
tanaman jahe
6
II PEMBAHASAN
7
antara tanaman obat, lingkungan sekitarnya, dan faktor-faktor sosial
dalam pengelolaan pertanian.
Dampak dari penerapan teknologi produksi berkelanjutan pada
tanaman hortiobat termasuk peningkatan kualitas hasil, penggunaan yang
lebih efisien dari sumber daya alam, serta menjaga keberlanjutan
lingkungan dan kesejahteraan petani atau praktisi pertanian. Teknologi ini
juga mendukung upaya pelestarian spesies tanaman obat yang mungkin
terancam punah karena pengambilan yang tidak terkendali.
I Cara Budidaya Tanaman Jahe
Budidaya jahe dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Pemilihan Lokasi dan Persiapan Tanah:
Pilihlah lokasi yang mendapatkan sinar matahari sebagian hingga
penuh dan memiliki drainase yang baik.
Tanah yang subur, kaya humus, dan memiliki pH sekitar 6 hingga 7
adalah ideal untuk jahe. Persiapkan tanah dengan membersihkan gulma,
mengeruk, dan memberikan pupuk kompos atau pupuk organik lainnya.
2. Pemilihan Benih atau Bibit:
Anda bisa menggunakan rimpang jahe yang sehat sebagai bibit.
Pastikan memilih rimpang yang tebal, bebas dari kerusakan, dan tanpa
tanda-tanda penyakit.
3. Penanaman:
Potong rimpang jahe menjadi bagian-bagian yang memiliki setidaknya
2-3 mata tunas.Tanam rimpang pada kedalaman sekitar 5-10 cm dengan
jarak antar tanaman sekitar 20-25 cm dan antar baris sekitar 30-45
cm.Tutup dengan tanah yang cukup dan tekan perlahan untuk
memadatkan tanah di sekitar rimpang.
4. Perawatan Tanaman:
Berikan air secara teratur, terutama selama periode pertumbuhan aktif,
tetapi pastikan tanah tidak terlalu basah.Berikan pupuk secara berkala
untuk membantu pertumbuhan jahe. Pupuk organik dapat digunakan
8
secara efektif. Mulsa tanah di sekitar tanaman untuk menjaga kelembaban
dan mengurangi pertumbuhan gulma.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit:
Periksa tanaman secara teratur untuk mengidentifikasi adanya hama
atau penyakit seperti kutu daun atau penyakit layu jahe. Gunakan
insektisida organik atau fungisida jika diperlukan.
6.Jahe Panen dapat dipanen setelah 8-10 bulan. Tanaman akan
memberikan tanda-tanda pertumbuhan yang melambat dan daun mulai
menguning.
Angkat rimpang jahe dengan hati-hati dari tanah. Pisahkan rimpang yang
sehat dan simpan untuk dikeringkan.
7. Pengeringan dan Penyimpanan:
Rimpang jahe yang telah dipanen perlu dikeringkan sebelum disimpan.
Ini dapat dilakukan dengan menjemurnya di tempat yang teduh dan
berangin selama beberapa hari.
Setelah kering, rimpang jahe dapat disimpan di tempat yang kering dan
terlindungi dari sinar matahari langsung.
Budidaya jahe membutuhkan perawatan yang cermat dan konsisten.
Mengikuti langkah-langkah tersebut dapat membantu Anda dalam
memulai budidaya jahe yang berhasil.
9
III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teknologi produksi tanaman hortiobat secara berkelanjutan mengacu
pada metode budidaya yang mempertimbangkan efisiensi sumber
daya, keseimbangan lingkungan, dan kesejahteraan sosial agar
mencapai sustainable.
2. Budidaya tanaman jahe meliputi : Pemilihan Lokasi, pemilihan bibit,
penanaman, perawatan tanaman, Pengendalian Hama dan Penyakit,
Panen, pasca panen.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang ada pada makalah ini untuk itu penulis meminta kritik
dan sara dari pembaca agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nurahmatulah, Devy L, Nawfetrias W 2012. Pertumbuhan, kuantitas dan
kualitas rimpang jahe (Zingiber Officinale Rosc.) pada
cekaman kekeringan di bawah naungan. J. Sains dan
Teknologi Indonesia
11