Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH MK BAHASA INDONESIA

BUDIDAYA TANAMAN SAWI DENGAN METODE


MICROGREEN

Oleh :
Nama :Ananda Apriliyanti Dwi P
NIM : 20230210048

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA

2023

i
DAFTAR PUSTAKA

Halaman
TUGAS MAKALAH MK BAHASA INDONESIA.........................................................i
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang..................................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 3
A. Budidaya Tanaman............................................................................................................3
B. Tanaman sawi...................................................................................................................... 3
C. Microgreen.............................................................................................................................3
III. METODE PENULISAN........................................................................................... 5
A. Jenis Penulisan.....................................................................................................................5
B. Metode Pencarian data.................................................................................................... 5
C. Jenis Data................................................................................................................................ 5
D. Metode Analisis-Sintesis.................................................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................. 6
A. Faktor Budidaya sawi dengan Metode Microgreen.............................................6
B. Hasil Penelitian Budidaya Sawi dengan Metode Microgreen..........................6
C. Penyimpangan Budidaya Sawi dengan Metode Microgreen............................6
V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................... 9
A. Kesimpulan............................................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 10

ii
DAFTAR GAMBAR

gambar 1 tanaman sawi yang menggunakan metode microgreen.................................3


gambar 2 budidaya yang di lakukan oleh masyarakat.......................................................6
gambar 3 hasil penelitian tentang metode microgreen......................................................6

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu kegiatan Masyarakat dalam upaya
memanfaatkan lahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga sebagai
penyedia bahan baku kebutuhan industri, sehingga kegiatan pertanian ini bisa
menunjang kebutuhan hidup masyarakat. Kegiatan ini dikenal sebagai
kegiatan bercocok tanam atau budidaya tanaman. Perkembangan pertanian di
masa kini sudah dikenal masyarakat tidak hanya bercocok tanam tapi
mencakup olahan rumahan seperti tempe,tahu dan keju terutama masa awal
pandemi yang banyak aspek seperti aspek pariwisata dan perkantoran yang
tidak berjalan. Namun bidang pertanian tetap berjalan lancar dan
berkembang (Agus et al., n.d.).
Hasil produksi tanaman di Indonesia belum memenuhi target kebutuhan
masyarakat yang membuat Indonesia mengalami kelaparan sehingga harus
mengimpor dari negara lain. Dari luas wilayah yang semakin menyempit ini
menjadi kendala terbesar yang dialami petani, maka dari itu cara untuk
mengantisipasinya dengan melakukan pengembangan dan Pembangunan
sektor
pertanian dengan budidaya tanaman. Pembangunan sektor pertanian ini dapat
menggunakan lahan yang sempit diantaranya dapat melakukan metode
microgreen. Microgreen ini adalah tanaman sayuran yang ukurannya masih
seperti tunas yang dapat dipanen setelah berusia 7-14 hari dan ketinggiannya
sekitar 5 cm.
Dalam metode microgreen, sayuran yang dapat di budidayakan salah
satunya adalah sawi. Budidaya tanaman sawi dengan metode microgreen
merupakan cara menanam sawi secara intensif dalam waktu singkat hingga
mencapai tahap kecambah atau bibit yang siap panen. Proses ini biasanya
dilakukan dalam waktu 7-21 hari setelah tanam. Salah satu metode yang
umum digunakan adalah dengan menggunakan pot berwarna-warni dan media
tanam organik. Media tanam organik dinilai lebih hemat dibandingkan dengan
penggunaan bahan anorganik, karena dapat digunakan berkali-kali dalam

1
2

proses budidaya microgreen. Penelitian juga menunjukkan bahwa 50%


kompos merupakan komposisi media tanam terbaik untuk pertumbuhan
microgreen sawi (Chrisnawati et al., 2022)

B. Perumusan Masalah
1. Adakah pengaruh produktivitas pada tanaman sawi menggunakan metode
microgreen?
2. Apa saja manfaat yang terkandung dengan menggunakan metode
microgreen?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh produktivitas tanaman sawi menggunakan
metode microgreen.
2. Untuk mengetahui manfaat yang terkandung dengan menggunakan metode
microgreen.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Budidaya Tanaman
kegiatan mengembangkan dan membudidayakan tumbuhan dengan tujuan
memelihara sumber daya hayati di suatu lahan untuk memperoleh keuntungan
atau panen. Budidaya tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung
pada jenis tanaman yang dipilih dan kondisi lingkungan tempat tumbuhnya.

B. Tanaman sawi
Sawi merupakan salah satu komoditas sayuran hortikultura yang berbahan
dasar daun muda. Tanaman sawi berasal dari benua Asia dan telah
dibudidayakan di Tiongkok dan Asia Timur sejak 2.500 tahun yang lalu. Sawi
memiliki batang semu pendek yang hampir tidak terlihat karena tangkai daun
tumbuh dari pangkal batang dan daunnya panjang serta halus. Tanaman sawi
dapat ditanam dengan curah hujan yang cukup sepanjang tahun agar dapat
tumbuh. Tanaman sawi tahan terhadap hujan sehingga dapat ditanam
sepanjang tahun. Tanaman sawi mempunyai sistem akar tunggang dan akar
bercabang yang fungsinya untuk menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah
serta meningkatkan kemampuan batang tanaman untuk berdiri
(Fuad et al., n.d.).

gambar 1 tanaman sawi yang menggunakan metode microgreen

3
4

C. Microgreen
Microgreen merupakan sayuran kecil atau tumbuhan muda yang dapat
dimakan dengan tekstur yang lunak. Tipe sayuran kecil ini berasal dari biji
bijian berbagai spesies sayuran, tanaman herbal aromatik ataupun spesies yang
liar namun dapat dimakan. Tergantung dari spesies yang ditanam, microgreen
secara umum dapat dipanen pada umur 7-21 hari setelah perkecambahan saat
kotiledonnya terbuka dan mulai tumbuh daun pertama secara penuh.
Pemanenan microgreen cukup dengan memotong tanaman tersebut tepat
diatas permukaan medium pertumbuhannya dengan panjang sekitar 3-9 cm
tanpa akar
(Agus Salim & Yayasan Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Multiliterasi, n.d.).

Tanaman sawi (Brassica juncea) adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang
termasuk dalam keluarga Brassicaceae. Sawi dimanfaatkan untuk daunnya yang
biasa dikonsumsi sebagai sayuran. Tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik di
lahan yang gembur, mengandung humus, subur, dan memiliki drainase yang baik.
Proses budidaya tanaman sawi meliputi persiapan lahan, penanaman, perawatan,
dan panen. Tanaman sawi relatif mudah dibudidayakan dan cepat menghasilkan,
karena memiliki umur relatif pendek. Manfaat sawi antara lain sebagai sumber
gizi dan kesehatan, serta memiliki potensi komersial yang baik. Budidaya
tanaman sawi dapat dilakukan secara intensif dan berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan pasar akan sayuran tersebut.
III. METODE PENULISAN

A. Jenis Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan jenis penulisan deskripsi. Penulisan
deskripsi ini dengan menguraikan atau memberikan penjelasan secara detail dan
faktual. Jenis penulisan ini juga menggunakan pertimbangan teoritis sesuai
permasalahan yang ada. Pada makalah ini semua data dari latar belakang hingga
kesimpulan diambil secara sistematis.

B. Metode Pencarian data


Metode pencarian makalah ini dengan menggunakan jurnal, searching, dan
googling serta memberikan beberapa foto. Dengan menggunakan jurnal ini dapat
memberikan referensi pada makalah ini. Serta dengan metode pencarian searching
dan googling dapat menambahkan informasi-informasi yang kurang. Metode
pencarian data ini sangat membantu untuk memberikan suatu pertimbangan yang
obyektif dan subyektif.

C. Jenis Data
Tipe data dalam artikel ini semuanya menggunakan data sekunder. Jenis
data sekunder Hal ini diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Caranya
adalah dengan mencari. Bagaimana menganalisis semua data yang dikumpulkan.
Data ini dapat diambil Pencarian data berdasarkan judul makalah.

D. Metode Analisis-Sintesis
Metode yang digunakan pada makalah ini dengan cara mendeskripsikan
setiap bab dan sub bab tersebut. Metode ini dengan menganalisis secara sintesis.
Metode sintesis ini mencari informasi dengan mengumpulkan setiap data. Data
yang telah dikumpulkan ini digabung menjadi satu dan padu. Cara ini juga dapat
disebut dengan menggabungkan pengertian yang satu dengan yang lainnya.

5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Faktor Budidaya sawi dengan Metode Microgreen


Budidaya sawi dengan metode microgreen merupakan cara yang populer
untuk menumbuhkan varietas sawi dalam skala kecil, seringkali di dalam ruangan.
Metode ini melibatkan penanaman benih sawi pada media tanam yang cocok,
seperti serbuk arang, kapas, atau media hidroponik. Prosesnya relatif sederhana
dan biasanya memakan waktu kurang dari dua minggu sejak penanaman hingga
panen (Chrisnawati et al., 2022).

gambar 2 budidaya yang di lakukan oleh masyarakat

B. Hasil Penelitian Budidaya Sawi dengan Metode Microgreen

gambar 3 hasil penelitian tentang metode microgreen


Beberapa hasil penelitian budidaya sawi dengan metode microgreen antara lain:
1. Dalam penelitian yang dilakukan menggunakan metode regresi linier
berbasis Arduino, berhasil mengendalikan suhu dan kelembapan udara
untuk budidaya microgreen lobak.
2. Penelitian lain menunjukkan bahwa penggunaan kompos dari limbah
jamur tiram putih dapat meningkatkan hasil tanaman microgreen sawi.

6
7

3. Microgreen sawi memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga dapat


menjadi sumber gizi yang baik bagi tubuh.
Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya sawi dengan
metode microgreen dapat dilakukan dengan efektif dan memberikan hasil yang
optimal dalam hal kandungan nutrisi dan pertumbuhan tanaman
(Gofar et al., 2022).

C. Penyimpangan Budidaya Sawi dengan Metode Microgreen


Penyimpangan yang terjadi pada budidaya sawi dengan metode microgreen
mungkin timbul dari beberapa faktor. Microgreen merupakan teknik budidaya
yang menghasilkan tunas-tunas hijau lembut dari berbagai tanaman, termasuk
sawi, yang biasanya dipanen saat masih kecil. Beberapa penyimpangan yang
mungkin terjadi dalam budidaya sawi sebagai microgreen meliputi:

1. Kontaminasi: Kebersihan lingkungan sangat penting dalam budidaya


microgreen. Jika lingkungan tempat pertumbuhan tidak steril, dapat terjadi
kontaminasi oleh jamur, bakteri, atau bahan kimia yang dapat merusak
tanaman sawi.
2. Kehilangan air atau kelembaban yang tidak tepat: Sawi sebagai
microgreen membutuhkan kelembaban yang sesuai. Kekurangan air atau
kelembaban yang berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak
merata atau bahkan membusuknya tanaman.
3. Pemilihan benih yang tidak baik: Penggunaan benih yang tidak bermutu
atau tidak cocok untuk budidaya microgreen bisa menjadi masalah. Benih
yang buruk bisa menghasilkan pertumbuhan yang tidak merata atau
bahkan gagal tumbuh.
4. Kurangnya cahaya: Sawi sebagai microgreen membutuhkan cahaya yang
cukup untuk pertumbuhan yang optimal. Kurangnya paparan cahaya bisa
menyebabkan pertumbuhan yang kurang sehat dan tunas yang panjang
serta kurus.
5. Pemupukan yang tidak tepat: Nutrisi yang tepat sangat penting dalam
budidaya microgreen. Pemupukan yang berlebihan atau kurang bisa
menyebabkan pertumbuhan yang tidak sehat.
8

6. Kontrol suhu yang tidak baik: Suhu lingkungan yang tidak sesuai juga bisa
menjadi masalah. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
mengganggu pertumbuhan sawi sebagai microgreen.

Untuk menghindari penyimpangan tersebut, penting untuk memperhatikan kondisi


lingkungan tumbuh yang baik, menjaga kebersihan, memilih benih yang
berkualitas, memberikan perawatan yang tepat dan memantau pertumbuhan secara
teratur. Hal ini akan membantu meminimalisir risiko penyimpangan saat
menanam sawi sebagai microgreens.

Dari hasil pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa microgreen


merupakan sumber nutrisi yang sangat mengaya dan memiliki potensi untuk
meningkatkan produksi sayuran hijau. Selain itu, pertumbuhan dan hasil
microgreens dapat diperoleh dengan baik dengan menggunakan metode yang tepat
dalam penanaman dan pengelolaan. Microgreens dipengaruhi oleh berbagai faktor
intern dan eksternal, seperti genetik tanaman, intensitas cahaya, suhu, media
tanam, pupukan, dan jenis bayam. Oleh karena itu, pengolahan dan pengelolaan
these faktor-faktor sangat penting untuk mendapatkan hasil optimal dalam
budidaya microgreen.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Membudidayakan tanaman sawi dengan metode microgreen dapat
meningkatkan sektor pertanian sempit. Dalam proses pembuatan microgreen ini
juga tidak membutuhkan waktu yang lama serta dapat panen setiap tahun.
Walaupun begitu, tanaman bayam ini juga butuh perawatan supaya tidak terkena
hama tanaman. Dengan merawat dan membudidayakan tanaman baya mini
dengan metode microgreen dapat meningkatkan produktivitas panen juga.
Peningkatan produktivitas ini berpotensi untuk dikembangkan secara sistematis.

B. Saran
Pada makalah ini selanjutnya dapat memberikan beberapa gambar ataupun
grafik budidaya tanaman sawi dari tahun ke tahun. Untuk kedepannya tanaman
sawi ini akan diproduksi secara sistematis dan dikelola dengan baik. Sebagai
Masyarakat Indonesia yang memeiliki banyak sektor pertanian dapat bekerjasama
dalam memajukan pertanian di Indonesia. Terumata belajar membudidayakan
tanaman dengan metodemetode yang tidak memerlukan lahan yang luas.

9
DAFTAR PUSTAKA

Agus Salim, M., & Yayasan Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Multiliterasi, M.
(n.d.). Budidaya Microgreens: Sayuran Kecil Kaya Nutrisi dan Menyehatkan.
Agus, Y. A., Tungga, Y., Karyasa, B., Pranandita, R., Suriyanti, P., Salama, H., Triani,
N., Dudi, T., Gallyndra, S., Dinata, F., Fathan, J., & Rizki, H. (n.d.). PERTANIAN
TERPADU. www.globaleksekutifteknologi.co.id
Chrisnawati, L., Mumtazah, D. F., Sari, D. M., Program, ), Biologi, S., Matematika, F.,
Ilmu, D., Alam, P., Lampung, U., Agribisnis, S., & Pertanian, F. (2022).
PELATIHAN BUDIDAYA MICROGREENS SEBAGAI ALTERNATIF URBAN
FARMING. Communnity Development Journal, 3(2).
Clara, T., & Panjaitan, D. (2022). SKRIPSI BUDIDAYA MICROGREENS TANAMAN
SAWI (Brassica juncea L.) MENGGUNAKAN KOMPOSISI MEDIA TANAM THE
CULTIVATION OF MUSTARD MICROGREENS (Brassica juncea L.) USING
PLANTING MEDIA COMPOSITIONS.
Fuad, A., NyotoMS, I., & Umi Barokah, dan. (n.d.). BUDIDAYA TANAMAN SAWI
(Brassica Juncea.L).
Gofar, N., Nur, T. P., Dwi, S., Permatasari, I., & Sriwahyuni, N. (2022). TEKNIK
BUDIDAYA MICROGREENS. www.bening-mediapublishing.com

10
1

Anda mungkin juga menyukai