Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

URBAN FARMING
“MICROGREENS”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Urban Farming

Disusun oleh :
- Dhani Nur Dharmawan (4442190006)
- Alifia Herwinda Irawan (4442190010)
- Isnan Hanif Akhsani (4442190012)
- Salsabila Maseva (4442190025)
- Dias Nur Utami (4442190026)

Kelas : VI A
Kelompok : 2 (Dua)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum tentang “Microgreens” ini
dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya.
Dalam penulisan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam proses pembuatan laporan khususnya kepada Kiki Roidelindho, S.TP.,
M.Sc. D selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Mekanisasi Pertanian
Penyususn menyadari bahwa di dalam laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun agar laporan ini
dapat disempurnakan. Penyusun berharap laporan ini dapat dipahami dan berguna bagi
semua yang membacanya.

Serang, Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan gaya hidup masyarakat yang mulai
menerapkan gaya hidup sehat, hal tersebut mendorong masyarakat untuk
mengonsumsi sayuran segar bergizi (Widiwurjani et al. 2019). Kondisi saat ini
dimana kurangnya lahan untuk pertanian banyak disebabkan oleh meningkatnya
kebutuhan pemukiman sebagai salah satu dampak dari peningkatan jumlah
penduduk. Salah satu solusi dari minimnya lahan untuk menanam, guna
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dapat dilaksanakan melalui inovasi urban
gardening dengan membudidayakan microgreens
Microgreens merupakan sayuran yang dipanen pada usia muda, pemanenan
dilakukan saat daun kotiledon dan sepasang daun muda sudah muncul.
Microgreens berbeda dengan kecambah karena microgreens dipanen pada umur
7-14 hari, sedangkan kecambah dipanen pada umur 3-10 hari (Eric, 2018).
Microgreen sangat mudah rusak dan perlu dicuci dan didinginkan segera
setelah panen. Praktik penanganan keamanan pangan yang baik harus diikuti.
Hanya microgreen yang ditanam di lempengan rockwool atau media pertumbuhan
(atau yang serupa) yang dapat dipasarkan ke restoran dengan cara ini karena
segala jenis media tanam yang longgar tidak akan diizinkan di area persiapan
makanan

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk melihat pertumbuhan tanaman
Microgreens dengan empat jenis media tanam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kangkung (Ipomoea reptans)


Kangkung merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam famili
Convolvulaceae. Tanaman kangkung dapat digolongkan sebagai tanaman sayur.
Kangkung terdiri atas 3 jenis yaitu kangkung air (Ipomoea aquatica), kangkung
darat (Ipomoea reptans), kangkung hutan (Ipomoea crassiculatus) (Putri et al,
2019).
Indonesia adalah negara agraris karena sektor pertanian berkontribusi besar
dalam penambahan devisa negara. Salah satu jenis tanaman sayur yang sangat
terkenal adalah kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) famili Convolvulaceae.
Kangkung darat adalah tanaman semusim karena umur tanamannya relatif singkat
(sekitar 80 –90 hari) dan sangat mudah dibudidayakan. Tanaman kangkung darat
akan memberikan keuntungan yang besar jika dikelola secara optimal (Ngatimin
et al, 2019).

2.2 Microgreens
Microgreens merupakan sayuran kecil atau tumbuhan muda yang dapat
dimakan dengan tekstur yang lunak. Tipe sayuran kecil ini berasal dari biji bijian
berbagai spesies sayuran, tanaman herbal aromatik ataupun spesies yang liar
namun dapat dimakan. Tergantung dari spesies yang ditanam, microgreens secara
umum dapat dipanen pada umur 7-21 hari setelah perkecambahan saat
kotiledonnya terbuka dan mulai tumbuh daun pertama secara penuh. Pemanenan
microgreens cukup dengan memotong tanaman tersebut tepat di atas permukaan
medium pertumbuhannya dengan panjang sekitar 3-9 cm tanpa akar (Agus, 2021).
Microgreen adalah tanaman muda, lunak, serta tanaman yang dapat dimakan
yang mana dipanen sebagai bibit. Tanaman kecil ini ditanam untuk tahap daun
sejati pertama. Microgreen merupakan sayuran yang dipanen pada 7-21 hari
setelah perkecambahan. Microgreen termasuk dalam makanan fungsional karena
memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Jenis tumbuhan microgreen
mengandung senyawa bioaktif seperti antioksidan, vitamin, flavonoid, karotenoid
lebih tinggi dari tumbuhan yang dipanen setelah dewasa (Theresia, 2020).

2.3 Media Tanam Microgreens


Media tumbuh untuk budidaya microgreens harus bebas dari organisme baik
hama maupun penyakit. Sterilisasi media cukup dengan memanaskannya pada
suhu 70oC, pada oven atau pengukusan. Sterilisasi dapat dilakukan di bawah sinar
matahari yang panasnya intens seperti di negara-negara Tropis. Caranya yaitu
meletakkan media yang akan disterilkan pada hamparan plastik hitam dan jika
ditutup juga menggunakan plastik hitam, proses ini akan baik apabila dilakukan
sekitar 1 minggu. Media pertumbuhan berupa kerikil dan pasir kasar dapat
disterilkan dengan menggunakan larutan pemutih 10% (Agus, 2021).
Selain lama penyinaran, media tanam juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman. Media tanam berfungsi sebagai media tegakan tanaman
dan penyedia unsur hara serta air yang akan diserap oleh akar bagi tanaman untuk
tumbuh. Media tanam dari bahan organik memiliki kemampuan yang baik dalam
mengikat air, meningkatkan kapasitas tukar kation, mampu menyediakan hara,
menyediakan oksigen, serta memperbaiki aerasi dan drainase (Bariyyah et al.,
2015). Ada banyak bahan organik yang sering digunakan sebagai media tanam
diantaranya seperti kompos dan cocopeat.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Analisis Data
Praktikum Urban Farming ini dilaksanakan pada hari Minggu, 3 April 2022
sampai dengan selesai. Bertempat di link. Kependilan No 12. RT 02/ RW 01.
Kecamatan Jombang. Kelurahan Panggung Rawi. Kota Cilegon.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini diantaranya adalah wadah
ukuran 5-10 cm. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah, kompos, sekam
dan cocopeat, dan benih kangkung

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu :
1. Disiapkan wadah berukuran 5-10 cm dan benih tanaman masing-masing
kelompok.
2. Disiapkan media tanam sesuai seperti praktikum sebelumnya.
3. Ditebar bibit sampai memenuhi wadah.
4. Ditebar bibit sampai sampel berjumlah 30 dan populasi 50.
5. Dipanen jika sudah berukuran 10-15 cm
6. Dibuat sebuah perhitungan RAK atau RAL untuk data yang telah selesai.
Dibuat laporan praktikum.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2021. Budidaya Microgreens: Sayuran Kecil Kaya Nutrisi dan


Menyehatkan. Yayasan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Multiliteras:
Bandung.
Bariyyah, K., Suparjono, S., dan Usmadi. 2015. Pengaruh Kombinasi Komposisi
Media Organik dan Konsentrasi Nutrisi terhadap Daya Hasil Tanaman
Melon (Cucumis melo L.). Planta Tropika: Journal of Agro Science,
3(2).
Eric. 2018. What are Microgreens and Just How Healthy are They. Dalam
https://www.growformore.com/microgreens/what-are-microgreens/
diunduh pada Selasa, 13 April 2022.
Ngatimin, A. N. A., Abdullah, T., Nasruddin, A., Gassa, A., Fatahuddin., dan
Sari, N. A. 2019. Transfer Teknologi Budidaya Kangkung Darat Ramah
Lingkungan. Jurnal Pengabdian Masyarakat. Vol 2 (2) : 55-59.
Putri, N. P. U. R., Julyasih, K. S. M., & Dewi, N. S. R. (2019). Variasi Dosis
Tepung Cangkang Telur Ayam Meningkatkan Jumlah Daun Dan Berat
Kering Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir var. mahar).
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha. Vol 6 (3) : 123-133.
Theresia Clara Dewani Panjaitan. 2020. Budidaya Microgreens Tanaman Sawi
(Brassica Juncea L.) Menggunakan Komposisi Media Tanam. Fakultas
Pertanian. Universitas Sriwijaya
Widiwurjani, Guniarti Dan Putri Andansari. 2019. Status Kandungan
Sulforaphane Microgreens Tanaman Brokoli (Brassica Oleracea L.)
Pada Berbagai Media Tanam Dengan Pemberian Air Kelapa Sebagai
Nutrisi. Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Volume 4 Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai