DOSEN PENGAMPU
Rahmadina, M.Pd
Oleh Kelompok 2:
MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
Puji Syukur saya panjatkan bagi Allah Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya, penulisan laporan penelitian ini dapat terselesaikan. Adapun
penelitian ini berjudul tentang "Pengaruh Pupuk Organik Cair (Poc) Daun Sirsak
(Annona Muricata L.) Terhadap Pertumbuhan Selada (Lactuca Sativa) Dengan
Sistem Tanam Hidroponik Wick“
Laporan penelitian ini kami susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman
terhadap materi tersebut. Harapan saya, semoga setelah penyelesaian laporan
penelitian ini kami semakin memahami tentang Pengaruh Pupuk Organik Cair
(Poc) Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Terhadap Pertumbuhan Selada (Lactuca
Sativa) Dengan Sistem Tanam Hidroponik Wick.
Di lain sisi, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan laporan penelitian ini. Kami sangat berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan penelitian ini, khususnya
kepada dosen pengampu mata kuliah ini Ibu Rahmadina, M.Pd dan teman-teman
sekelas saya mahasiswa/i kelas Biologi 2 stambuk 2019.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang
akan datang, semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi semuanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
B. Selada ................................................................................................. 7
D. Hidtoponik ......................................................................................... 11
iii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 18
A. Kesimpulan ........................................................................................ 21
LAMPIRAN ................................................................................................ 24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi hortikultura
yang memiliki prospek dan nilai komersial yang cukup baik. Masyarakat
Indonesia kerap kali mengkonsumsi selada sebagai pelengkap olahan
makanan seperti salad, hamburger, kebab, dan lainnya. Meningkatnya
permintaan masyarakat terhadap selada sejalan dengan peningkatan jumlah
penduduk serta kesadaran masyarakat terhadap kesehatan (Zuhaida,
Ambarwati, & Sulistyaningsih, 2012). Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik tahun 2017, menunjukan pada tahun 2015 produksi sayuran selada
sebesar 600.200 ton. Pada tahun 2016, produksi sayuran selada mengalami
peningkatan yaitu sebesar 601.204 ton dan pada tahun 2017 produksi selada
sebesar 627.611 ton (BPS, 2017).
Selada termasuk jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia
mulai dari masyarakat biasa hingga kalangan kelas atas, mulai dari anak-anak
sampai orang tua.Selada merupakan tanaman sayuran daun yang memiliki
gizi cukup tinggi khususnya mineral. Kandungan gizi dalam 100 g selada
antara lain kalori 12,00 kal, protein 1,20 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 2,9 g, Ca
22,00 mg, P 25 mg, Fe 0,5 mg, Vitamin A 540 SI, Vitamin B 0,04 mg dan air
94,80 g (Nugroho & al, 2017).
Teoteot dalam Marwazi (2017) menyebutkan manfaat mengkonsumsi
daun selada bagi kesehatan tubuh adalah membantu menurunkan resiko
gangguan jantung dan terjadinya struk, mengurangi resiko terjadinya kanker,
mengurangi resiko terjadinya katarak, membantu mengurangi resiko spina
bifda (salah satu jenis gangguan kelainan pada tulang belakang), membantu
kerja pencernaan dan kesehatan organ hati, mengurangi gangguan anemia
serta membantu meringankan insomnia karena ketegangan syaraf.
Berdasarkan manfaat tersebut, menjadikan selada sebagai sayuran yang
dibutukan oleh semua masyarakat. Tingginya permintaan masyarakat
mengharuskan para petani meningkatkan produktivitas selada. Kendala yang
1
dihadapi petani dalam masa pembudidayaan selada yaitu ketersediaan lahan
yang semakin menipis karena besarnya konversi lahan pertanian ke lahan non
pertanian. Sehingga dalam mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan
sistem pertanian lahan sempit. Hidroponik adalah salah satu sistem pertanian
lahan sempit yang dapat menyiasati keterbatasan lahan diperkotaan secara
efesien dan efektif (Suhandoko, 2018).
Ida dalam Hidayati, dkk (2020) menyebutkan bahwa hidroponik adalah
budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah, sehingga hanya
dijalankan dengan menggunakan air sebagai media pengganti tanah. Sehingga
sistem bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang
sempit.
Selain dari ketersediaan lahan pertanian, para petani cenderung
menggunakan pupuk kimia yang dinilai efektif untuk meningkatkan
produktivitas selada. Selain dampak positif dari penggunaan pupuk kimia
yaitu dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, penggunaan secara terus
menerus dapat menimbulkan efek negatif bagi tumbuhan maupun lingkungan.
Keracunan dan rusaknya ekologi setempat merupakan dampak negatif yang
sering dijumpai, selain itu harga beli pupuk kimia dari tahun ke tahun
semakin mahal dan dosis yang digunakan juga harus ditingkatkan
(Handayani, 2015).
Salah satu alternatif pilihan untuk meminimalisir penggunaan pupuk kimia
yaitu dengan penggunaan pupuk organik cair (POC). Menurut Hadisuwito
dalam Anastasia, et. al (2015) bahwa pupuk organik cair berasal dari
penguraian bahan organik seperti daun tanaman dan kotoran hewan.
Kelebihan yang dimiliki pupuk organik cair antara lain mengandung dan
mampu menyediakan unsur hara lengkap yang dibutuhkan oleh tanaman
untuk tumbuh, memperbaiki struktur tanah, memperbaiki kehidupan
organisme dalam tanah, dan mudah digunakan (Anastasia, et. al, 2015).
Daun sirsak memiliki kandungan senyawa acetogenins, tanin, fitosterol,
kalsium oksalat, alkaloid murisin, flavonoida dan steroida. Beberapa
kandungan kimia lainnya terdapat dalam daun sirsak termasuk annonaceous
acetogenins. Annonaceous acetogenins merupakan senyawa yang terdapat
2
dalam familia Annonaceae yang diduga memiliki potensi sitotoksik (Dheni
Atmiasih, 2021). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dheni
Atmiasih, dkk menunjukkan hasil pemberian pupuk organik cair daun sirsak
10% terhadap tanaman pakchoy lebih efisien dalam meningkatkan tinggi
tanaman, diameter batang dan jumlah buah pertanaman.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pupuk organik cair (POC) daun sirsak (Annona muricata) terhadap
pertumbuhan selada (Lactuca sativa) dengan sistem tanam hidroponik wick.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ada beberapa masalah yang
dapat penulis identifikasi sebagai berikut :
1. Ketersediaan lahan yang semakin menipis karena besarnya konversi
lahan pertanian ke lahan non pertanian.
2. Pemakaian pupuk kimia untuk meningkatkan produktivitas selada
menyebabkan rusaknya ekologi setempat.
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan dapat fokus dan mencapai apa yang diharapkan maka
permasalahan penelitian hanya pada :
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah ekstrak daun sirsak (Annona muricata)
sebagai pupuk organik cair (POC).
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman selada (Lactuca
sativa)
3. Penelitian ini untuk melihat pengaruh pupuk organik cair (POC) daun
sirsak (Annona muricata) terhadap pertumbuhan tanaman selada
(Lactuca sativa) dengan sistem tanam hidroponik wick.
3
D. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pupuk organik cair (POC) daun
sirsak (Annona muricata) terhadap pertumbuhan selada (Lactuca sativa)
dengan sistem tanam hidroponik wick ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui pengaruh pupuk organik cair (POC) daun sirsak (Annona
muricata) terhadap pertumbuhan selada (Lactuca sativa) dengan sistem tanam
hidroponik wick.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru mengenai pemanfaatan
pupuk organik cair duan sirsak dan budidaya selada dengan sistem
hidroponik.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penggunaan daun
sirsak sebagai bahan pupuk organik cair (POC) yang dapat digunakan
sebagai pupuk alternatif ramah lingkungan.
3. Bagi Dunia Pendidikan
Sebagai bahan pembelajaran pada mata pelajaran Biologi SMA kelas XII
yaitu tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
4. Bagi Pemerintahan
Memberikan informasi mengenai POC daun sirsak untuk meningkatkan
produktivitas pertanian sehingga dapat menumbuhkan ekonomi daerah.
4
BAB II
KAJIAN TEORITIS
1
Yetti Elidar, “Budidaya Tanaman Sirsak dan Manfaatnya Untuk Kesehatan”, Jurnal
Abdimas Mahakam, Vol. 1 No. 1, 2017, hal. 63.
5
Sirsak sejauh ini dibudidayakanuntuk dimanfaatkan buahnya
karenakandungan gizinya yang tinggi sepertikarbohidrat, vitamin C dan
mineral(Rahmani, 2008). MenurutWidyaningrum (2012), buah
berkhasiatmencegah dan mengobati diare, maag,disentri, demam, flu, menjaga
staminadan pelancar ASI. Bunga digunakansebagai obat bronkhitis dan batuk.
Bijidigunakan untuk mencegah danmengobati astrigent, karminatif, penyebab
muntah, mengobati kepala berkutu dan parasit kulit serta obatcacing. Kulit batang
digunakan untukpengobatan asma, batuk, hipertensi, obatparasit, obat penenang
dan kejang. Akardigunakan untuk obat diabetes (khususkulit akarnya), obat
penenang dankejang. Di antara bagian-bagian tanamansirsak tersebut, daun juga
bermanfaatsebagai obat penyakit jantung, diabetesdan antikanker yang merupakan
senyawaantioksidan.
Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin, annocatacin,
annocatalin,annohexocin, annonacin, annomuricin,anomurine, anonol,
caclourine, gentisicacid, gigantetronin, asam linoleat danmuricapentocin
(Widyaningrum, 2012).2
Daun sirsak (Annona muricata L.) merupakan bagian dari tanaman sirsak
yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker karena mengandung
annonacin. Annonacin adalah salah satu senyawa golongan acetogenins yang
bersifat sitotoksik dan paling banyak terkandung dalam tanaman sirsak. Dalam
pengembangan sediaan obat, mutu bahan baku obat merupakan salah satu faktor
penting, selain keamanan dan efektifitas. Mutu ekstrak daun sirsak dapat
dipengaruhi oleh perbedaan tempat tumbuh. Oleh karena itu, penelitian
karakterisasi terhadap mutu ekstrak daun sirsak pada tiga tempat tumbuh perlu
dilakukan untuk mengidentifikasi mutu ekstrak yang digunakan sebagai obat
herbal. Pemeriksaan mutu ekstrak daun sirsak mencakup parameter non spesifik
dan spesifik. Sampel daun sirsak diperoleh dari tiga tempat tumbuh dengan
ketinggian yang berbeda, yaitu daerah Tawangmangu, Jawa Tengah; Pasuruan,
Jawa Timur; dan Bogor, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
daun sirsak yang paling baik adalah ekstrak dari daerah Pasuruan dengan
2
Nunung Kurniasih,”Potensi Daun Sirsak, Daun Binahong, dan Daun Benalu Mangga
Sebagai Antioksidan Pencegah Kanker”, Jurnal Istek, Vol. 9 No. 1, 2015, hal 164-165.
6
parameter non spesifik: (kadar air 7,15%, kadar abu 3,59%, kadar aflatoksin G2
0,44 ppb), dan parameter spesifik: (kadar annonacin sebesar 12,80%).3
B. Selada
Tanaman selada (Lactuca sativa L.) adalah jenis tanaman semusim yang
dapat tumbuh pada iklim sub-tropis, tetapi memiliki kemampuan beradaptasi yang
baik pada iklim tropis. Ada tiga jenis tanaman selada yang terkenal yaitu selada
daun, selada batang, dan selada krop. Di Indonesia selada banyak dimanfaatan
sebagai tanaman sayuran yang dikonsumsi untuk salad, lalap, dan sayuran hijau
yang kaya akan manfaatnya untuk kesehatan.
Sayuran selada ini mengandung air yang kaya karbohidrat, serat, dan juga
protein. Selada mengandung sekitar 15 kalori untuk setiap 100 gramnya. Jumlah
kandungan gizi selada yaitu Energi = 15 kkal, Protein = 1,2 gr, Lemak = 0,2 gr,
Karbohidrat = 2,9 gr, Kalsium = 22 mg, Fosfor = 25 mg, Zat Besi = 1mg, Vitamin
A = 540 IU, Vitamin B1 = 0,04 mg dan Vitamin C = 8 mg. Selain itu, selada juga
termasuk salah satu jenis sayuran yang memiliki tingkat pemasaran yang bagus
karena produksinya di pasar belum mencukupi kebutuhan masyarakat. Produksi
tanaman selada di dunia mencapai 3 juta ton. Di Indonesia dapat mencapai 13 ton
perhektar, masih harus mengimpor beberapa jenis sayuran seperti selada yang
jumlahnya sekitar 0,5 juta ton/tahun.4
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki tekstur
ringan, meskipun demikian pada tanah jenis lain seperti lempung berdebu dan
lempung berpasir juga banyak dipergunakan sebagai media tanam selada. Tingkat
keasaman tanah (pH) yang cocok untuk pertumbuhan selada yaitu antara 6,5-7.
Pada tanah yang terlalu asam, tanaman selada tidak dapat tumbuh
3
Herni Asih Setyorini, dkk, “Karakteristik Mutu Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata
L.) dari Tiga Tempat Tumbuh, Jurnal Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44 No. 4, 2016, hal. 279.
4
Novriani. Respon Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk
Organik Cair Asal Sampah Organik Pasar. Jurnal KLOROFIL. 2014. Vol IX: (2). Hlm, 57.
7
karenakeracunan Mg dan Fe. Namun, selada masih bisa tumbuh pada tanah-tanah
yang miskin hara dan ber-pH sedikit asam. 5
Selada memang bukanlah tanaman asli Indonesia, namum bisa tumbuh di
Indonesia. Tanaman ini cenderung untuk dibudidayakan di dataran tinggi dengan
suhu optimal 15-25 °C dan membutuhkan cahaya sedang.Jikaselada
dibudidayakan di dataran rendah, maka disarankan untuk menggunakan naungan
agar kondisi iklim mikro (suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya) menjadi lebih
stabil. Pemilihan varietas juga menentukan hasil produksi tanaman. Sifat genetik
yang dibawa oleh tanaman dan adaptasi tanaman terhadap lingkungan menjadi
penentu produksi, baik kualitas maupunkuantitas. Varietas yang unggul biasanya
memiliki produksi yang tinggi, tahan terhadap organisme pengganggu tanaman,
dan toleran terhadap kondisi ekologis tertentu, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas tanaman.6
C. Pupuk Cair
Limbah organik tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau pupuk padat.
Limbah organik juga bisadibuat pupuk cair . Pupuk cair mempunyai
banyakmanfaat.Selain untuk pupuk, pupuk cair juga bisamenjadi aktivator untuk
membuat kompos.Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkanoleh tanaman
karena unsurunsur di dalamnya sudahterurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu
banyaksehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan bakupupuk cair dapat
berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu
dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapatdigunakan sebagai
pupuk cair, sedangkan limbahpadatnya dapat digunakan sebagai
kompos.Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga.
5
Evelyn , Kanang Setyo Hindarto, Entang Inoriah. Pertumbuhan Dan Hasil Selada
(Lactuca sativa L) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Dan Abu Sekam Padi Di Inceptisol. JIPI.
2018. Vol 20: (2). Hlm, 46.
6
M. A. R. Hakim, Sumarsono, dan Sutarno. Pertumbuhan dan produksi dua varietas
selada (Lactuca sativa l.) pada berbagai tingkat naungan dengan metode hidroponik. J. Agro
Complex. 2019. Vol 3: (1). Hlm, 15-16.
8
1. Keuntungan pupuk cair antara lain:
- Pengerjaan pemupukan akan lebih cepat
- Penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga dapat
menjagakelembaban tanah
- Aplikasinya bersama pestisida organic berfungsi sebagai pencegah dan
pemberantas penggangu tanaman.
- Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk
cair misalnya daun johar, gamal, dan lamtorogung (Harjono, 2000).
Kualitas hasil pembuatan pupuk cair pada prinsipnya ditentukan oleh
bahan baku, mikroorganismepengurai, proses pembuatan , produk akhir dan
pengemasan. Bahanbaku dengan konsisi yang masih segar dan semakin
beragamnya jenis mikroorganismemaka akan membuat kualitas pupuk cair
organik yangdihasilkan menjadi semakin baik kandungannya. (Widyatmoko
dan Sitorini , 2001)
Mutu pupuk cair dapat ditapsirkan dari nisbahantar jumlah karbon dan
nitrogen ( C/N ratio ) . Jika C/N ratio Tinggi berarti bahan penyusun pupuk
cairbelum terurai secara sempurna. Bahan baku denganC/N ratio tinggi akan
terurai atau membusuk lebih lamadibandingkan dengan bahan baku C/N
rendah.Kualitas pupuk cair dianggap baik jika memiliki C/N ratio antara 12 -
15. Kandungan unsur hara di dalam pupuk cair tergantung dari jenis bahan
asal yangdigunakan dan cara pembuatannya . 7
Pupuk cair adalah jenis pupuk yang berbentuk cair yang mudah sekali
larut pada tanah dan membawah unsur-unsur penting guna kesuburan
tanah.Pupuk cair adalah pupuk yang dapat memberikan hara yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair, maka
jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya
tanaman akan mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutukan.
7
Wehandaka Pancapalaga, “Pengaruh Rasio Penggunaan Limbah Ternak dan Hijauan
Terhadap Kualitas Pupuk Cair”, Jurnal GAMMA, Vol. 7 No. 1, 2011, hal. 61-62.
9
2. Jenis Pupuk Cair
Menurut simamora (2006), ada dua mekanisme proses pembuatan pupuk
cair, yakni pupuk cair secara aerobik dan anaerobik. Kedua proses pembuatan
pupuk cair ini dibedakan berdasarkan ketersediaan oksigen bebas.
8
Erwin Riansyah dan Putu Wesen, “Pemanfaatan Lindi Sampah Sebagai Pupuk Cair”,
Jurnal Iliah Teknik Lingkungan, Vol. 4 No. 1, 2019, hal. 12-13.
10
D. Hidroponik
1. Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata Hydro = air, dan phonic = pengerjaan.
Sehingga dapat diartikan sebagai sistem budidaya pertanian tanpa
menggunakan tanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrien. Pada
umumnya budidaya hidroponik dilakukan di dalam rumah kaca (greenhouse)
untuk menjaga agar pertumbuhan tanaman sempurna dan benar-benar
terlindungi dari faktor luar seperti hujan, hama penyakit, iklim dan lain-lain.
Keunggulan dari beberapa budidaya dengan menggunakan sistem hidroponik
ialah: Pertama, kepadatan tanaman per satuan luas bias dilipat gandakan
sehingga menghemat penggunaan lahan. Kedua, kualitas produk seperti
bentuk, ukuran, rasa, warna, dan terjamin kebersihannya karena kebutuhan
nutrien tanaman dipasok secara terkendali di dalam rumah kaca. Ketiga, tidak
bergantung pada musim/waktu tanam dan panen, sehingga dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan pasar. 9
Teknik budidaya secara hidroponik merupakan salah satu upaya untuk
memperoleh produk pertanian yang berkualitas, sehat, bebas pestisida,
seragam dan dapat dilakukan secara kontinyu.10
Jenis hidroponik dapat dibedakan dari media yang digunakan untuk berdiri
tegaknya tanaman. Media tersebut pada umumnya bebas dari unsur hara
(steril), sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dialirkan
ke dalam media tersebut melalui pipa atau disiramkan secaramanual. Media
tanam yang digunakan dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolite atau
tanpa media agregat (hanya air). Yang paling penting dalam menggunakan
media tanam ini harus bersih dari hama sehingga tidak menumbuhkan jamur
atau penyakit lainnya.
9
Ida Syamsu Roidah. Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Hidroponik.
Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO. 2014. Vol. 1: (2). Hlm, 44.
10
Yohanes Bayu Suharto, Herry Suhardiyanto, dan Anas Dinurrohman Susila.
Pengembangan Sistem Hidroponik untuk Budidaya Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.).
JTEP. 2016. Vol 4: (2). Hlm, 212.
11
2. Kelebihan Dan Kelemahan Hidroponik
- Kelebihan menggunakan hidroponik adalah keberhasilan tanaman untuk
tumbuh dan berproduksi lebih terjamin, perawatan lebih praktis dan
gangguan hama lebih terkontrol, pemakaian pupuk lebih hemat, tanaman
yang mati lebih mudah untuk diganti dengan tanaman yang baru, tidak
membutuhkan banyaktenaga ekstra karena metode kerja lebih hemat dan
memiliki standarisasi, tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan
keadaan yang tidak kotor dan rusak, hasil produksi lebih continue dan
lebih tinggi, harga jual hidroponik lebih tinggi dari produk non-
hidroponik, beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim,
tidak ada resiko kebanjiran,erosi, kekeringan, atau ketergantungan dengan
kondisi alam, danpenanaman hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau
ruang yang terbatas, misalnya di atap, dapur dan garasi.
- Kelemahan dari sistem hidroponik adalah investasi awal yang mahal,
memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan
kimia, ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit.
12
sebab itu lapisan nutrisi sistem NFT dibuat dengan maksimal tinggilarutan
3 mm, sehingga kebutuhan air(nutrisi) dan oksigen dapat terpenuhi. 11
11
Ida. Op. cit. Hlm, 44-45.
12
Rafeah Abubakar. Pemanfaatan Pekarangan Rumah Dengan Menanam Secara
Hidroponik Di Kelurahan 2 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang.Jurnal Ilmiah
Pengabdian Kepada Masyarakat. 2019. Vol 1: (1). Hlm, 52-53.
13
E. Ayat Al-Qur’an Tentang Pertumbuhan Tanaman
Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang pertumbuhan tanaman terdapat
pada QS. Asy-syu’ara’ ayat 7, yaitu:
Artinya:
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak Kami
tumbuhkan di bumi itu berbagai macam pasangan (tumbuh-tumbuhan) yang
baik?
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT.telah menciptakan begitu
banyaknya tanaman di bumi dan tanaman-tanaman tersebut memiliki banyak
sekali manfaat. Seperti tanaman selada yang memiliki banyak sekali manfaat
untuk manusia.Selain untuk membantu perekonomian manusia, selada juga
memiliki gizi yang sangat baik bagi tubuh manusia apabila di konsumsi. 13
13
Umi Qoniah. Skripsi: “Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Daun Gamal (Gliricidia
sepium) Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)Dengan
Media Hidroponik” (Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019). Hlm, 21.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Batasan Penelitian
1. Subjek yang digunakan adalah tanaman selada.
2. Daun sirsak yang digunakan untuk membuat pupuk cair adalah daun
muda dan daun tua.
3. Objek penelitian ini adalah pupuk cair daun sirsak dengan konsentrasi
yaitu 10%,20%,30% dan kontrol.
4. Parameter pertumbuhan yang diukur dan diamati meliputi tinggi batang,
jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman selada.
D. Cara Kerja
Pembuatan pupuk cair dilakukan dengan cara fermentasi menggunakan
bioaktivator EM-4 untuk mempercepat pengomposan. Bahan-bahan yang
digunakan adalah daun sirsak yang sudah di cacah dengan ukuran 1 cm, air, air
15
cucian beras yang pertama, sirup yang sudah tidak dipakai dan EM-4 dengan
perbandingan10: 20: 4: 1: 1. Bahan-bahan tersebut dimasukan kedalam ember,
diaduk secara merata dan ditutup rapat. Fermentasi dilakukan selama satu bulan.
Akhir dari proses fermentasi ditandai dengan warna air menjadi coklat tua, sedikit
bau alkohol dan aroma khas daun sirsaknya hilang. Setelah itu, pupuk siap dipakai
dengan cara disaring. Pupuk cair diukur pH awal dan akhir fermentasi tujuannya
untuk mengetahui asam basa pupuk cair yang digunakan.
S0=0%
Faktor kedua adalah interval waktu pemberian pupuk organik daun sirsak (I)
terdiri atas 3 taraf perlakuan yaitu:
I 1= 3 Hari sekali
I 2= 6 Hari sekali
I 3= 9 Hari sekali
16
Hipotesis statistik sebagai berikut :
17
BAB IV
18
Tabel 2. Tinggi Tanaman Selada
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)
Konsentrasi POC Daun Sirsak (%)
0 7,43
10 8,65
20 7,83
30 8,56
Interval Waktu (Hari)
3 7,89
6 7,96
9 8,78
C. Jumlah Daun
Jumlah daun dipengaruhi oleh pemberian pupuk organik cair daun sirsak pada
interval waktu yang berbeda. Interval pemberian 9 hari sekali merupakan waktu
pemberian paling efisien untuk meningkatkan jumlah daun pada tanaman selada.
Hal ini diduga karena waktu proses dekomposisi yang optimal menyebabkan laju
pelepasan udara berlangsung sehingga ketersediaan hara semakin meningkat.
19
Tabel 3. Jumlah Daun Tanaman Selada
Perlakuan Rerata Jumlah Daun
Konsentrasi POC Daun Sirsak (%)
0 10.65
10 11.12
20 14.25
30 14.62
Interval Waktu (Hari)
3 11.34
6 14.54
9 14.90
20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum kandungan unsur hara paling utama yang terdapat di dalam
pupuk yang berfungsi sebagai pemicu pertumbuhan tanaman yaitu Nitrogen ,
Fosfor , dan Kalium . Pupuk tersebut difermentasi selama satu bulan dalam
komposter. Mikroorganisme yang terdapat pada EM-4 berperan penting dalam
merombak bahan organik selama proses fermentasi berlangsung. Mikroorganisme
tersebut sangat membantu dalam proses fermentasi pupuk cair.
21
DAFTAR PUSTAKA
Atmiasih, Dheni, dkk. 2021. Pemanfaatan Daun Sirsak Sebagai Larutan Nutrisi
Tanaman Menuju Pertanian Organik Berkelanjutan. J-Abet. 3 (1) : 11-17
Elidar, Yetti. 2017. Budidaya Tanaman Sirsak dan Manfaatnya Untuk Kesehatan.
Jurnal Abdimas Mahakam, 1 (1).
Evelyn, dkk. 2018. Pertumbuhan Dan Hasil Selada (Lactuca sativa L) Dengan
Pemberian Pupuk Kandang Dan Abu Sekam Padi Di Inceptisol. JIPI, 20
(2).
Handayani, dkk. 2015. Uji Kualitas Pupuk Organik Cair Dari Berbagai Macam
Mikroorganisme Lokal (MOL). El Vivo. 18 (2) : 54-60
Kurniasih, Nunung. 2015. Potensi Daun Sirsak, Daun Binahong, dan Daun Benalu
Mangga Sebagai Antioksidan Pencegah Kanker. Jurnal Istek, 9 (1).
Novriani. 2014. Respon Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian
Pupuk Organik Cair Asal Sampah Organik Pasar. Jurnal KLOROFIL, 9
(2).
Nugroho, Dhenys Bagus, dkk. 2017. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada
(Lactuca sativa L) Akibat Pemberian Biourin Sapi dan Kascing.Jurnal
Produksi Tanaman. 6 (4): 600-607
22
Pancapalaga, Wehandaka. 2011. Pengaruh Rasio Penggunaan Limbah Ternak dan
Hijauan Terhadap Kualitas Pupuk Cair. Jurnal GAMMA, 7 (1).
Qoniah, Umi. 2019. Skripsi: “Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Daun Gamal
(Gliricidia sepium) Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman
Selada (Lactuca sativa L.)Dengan Media Hidroponik” (Lampung:
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung).
Riansyah, Erwin dan Putu Wesen. 2019. Pemanfaatan Lindi Sampah Sebagai
Pupuk Cair.Jurnal Iliah Teknik Lingkungan, 4 (1).
Setyorini, Herni Asih dkk. 2016. Karakteristik Mutu Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L.) dari Tiga Tempat Tumbuh, Jurnal Buletin
Penelitian Kesehatan, 44(4).
23
LAMPIRAN
24
25