Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

KEWIRAUSAHAAN
“Budidaya Tanaman Hidroponik Selada merah”

Oleh
Kelompok 2
Nama : Titin Agustina (16033035)
Luthfika Putri Antari (16033055)
Rahma Tilla Dwi Lestari (16033077)
Prodi : Pendidikan Fisika A
Dosen : Dr. Asrizal, M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillahirabbil‘aalamiin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah dari mata kuliah Kewirausahaan ini dengan baik. Shalawat dan salam
untuk nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
hingga zaman yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Asrizal, M.Si selaku
dosen pembimbing mata kuliah ini karena telah memberi saya kesempatan untuk
dapat menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Dan juga untuk teman-
teman yang telah mendukung saya selama proses pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman membuat
makalah ini yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya berharap kritik
dan saran dari para pembaca untuk melengkapi dan memperbaiki makalah ini
dikemudian hari. Demikian makalah ini disusun semoga bermanfaat bagi semua
pihak.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Padang, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................7
C. Tujuan Kegiatan.....................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................7
BAB II...............................................................................................................................8
KAJIAN TEORITIS..........................................................................................................8
A. Pengertian Hidroponik...........................................................................................8
B. Keunggulan Budidaya Hidroponik..................................................................11
C. Nutrisi pada Hidroponik...................................................................................12
D. Hidroponik Tanaman Selada.......................................................................16
BAB III............................................................................................................................32
METODE PELAKSANAAN...........................................................................................32
A. Jenis Hidroponik..................................................................................................32
B. Alat dan Bahan.....................................................................................................32
C. Prosedur Pelaksanaan...........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia modern ini pertanian juga semakin maju , untuk menjawab
masalah yang semakin sempitnya lahan pertanian dikarenakan alih fungsi lahan
pertanian yang katanya lebih menguntungkan dari pada digunakan untuk
pertanian, seperti pembukaan swalayan, tempat- tempat hiburan, dan lain
sebagainya. Padahal kita ketahui mayoritas masyarakat negara kita hidup dari
bertani, sehingga lahan yang digunakan untuk menghidupi mereka dan
keluarganya di alih fungsikan, maka tidak ada yang dapat mereka andalkan untuk
memenuhi kebutuhannya. Bercermin dari masalah itu maka solusi muncul untuk
membantu keadaan pertanian kita yang semakin terpinggirkan, khususnya para
petani yang telah kehilangan sawah- sawah mereka. Solusi tersebut salah satunya
berupa sistem tanam yang tidak menggunakan media yang selama ini dianggap
sebagai media satu- satunya untuk bertanam. Media tersebut berupa media non
tanah, bisa berupa air, udara, maupun jenis lain yang selain tanah, seperti arang
sekang, pasir dan lain sebagainya.
Berbagai metode bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin
menekuninya. Salah satunya adalah bertanam secara hidroponik. Hidroponik
sendiri adalah suatu cara bertanam tanpa media tanah. Ketika dihadapkan pada
masalah yang di hadapi di dunia berkaitan dengan produksi pangan, berkebun
dengan sistem hidroponik (hydroponic system) menawarkan solusi yang
menjanjikan. Di negara-negara miskin di mana tanah atau iklim tidak ramah
terhadap pertanian, hidroponik menawarkan cara untuk menumbuhkan tanaman
pangan dengan mudah. Juga, di daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau
tanah subur sulit didapat, hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk
bercocok tanam.
Hidroponik diambil dari bahasa Yunani yaitu Hydroponous, hydro berarti
air dan ponous berarti kerja. Hidroponik adalah teknologi bercocok tanam yang
menggunakan air, nutrisi, dan oksigen. Ada beberapa keuntungan yang bisa
didapat dari bertanam secara konvensional. Dalam perkembangannnya sejak
popular 40 tahun lampau, hidroponik telah banyak mengalami perubahan. Media
yang digunakan lebih banyak yang sengaja dibuat khusus. Demikian juga dengan
wadah-wadah yang digunakan, seperti pot. Ada yang sengaja dibuat khusus
lengkap dengan alat penunjuk kebutuhan air, ada pula yang khusus seperti kerikil
sintesis.
Selada (Lactuca sativa L) merupakan sayuran daun yang cukup digemari
oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan
mentah dan dijadikan salad. Selain itu, Selada memiliki berbagai konsentrasi gizi
yang lengkap dan mengandung senyawa lainnya yang berkhasiat sebagai obat.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia serta meningkatnya kesadaran
pemerintah akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan
sayuran. Faktor iklim menjadi salah satu syarat tanaman dapat tumbuh dengan
baik. Selada banyak dijumpai di dataran tinggi, jika ditanam di dataran rendah
perlu penggunaan varietas yang sesuai agar tanaman dapat berkembang dengan
baik. Salah satunya selada varietasolga red, varietas ini cocok ditanam pada suhu
15-30°C.
Selada sudah umum dikonsumsi secara mentah, oleh karena itu produksi
seladaharus bersih dan terbebas dari tanah.Potensi untuk mengembangkan
komoditas yang bersih dan memperoleh hasil yang berkualitas dapat dilakukan
dengan cara pengelolaan teknik budidaya. Teknik budidaya yang dapat
menghasilkan produk yang berkualitas baik adalah dengan menggunakan
teknologi hidroponik. Sistem hidroponik memiliki keunggulan diantaranya
sayuran akan cepat tumbuh dan mengeluarkan hasil yang berkualitas tinggi, bersih
dan bebas dari racun.
Salah satu metode yang cocok untuk diterapkan dalam budidaya tanaman
secara hidroponik yaitu Static Solution Culture lebih dikenal dengan istilah Sistem
Sumbu (Wick System). Merupakan jenis paling sederhana dari semua jenis
hidroponik menggunakan larutan nutrien. Ketersediaan nutrisi merupakan hal
yang paling berpengaruh didalam budidaya hidroponik terhadap pertumbuhan
tanaman. Bercocok tanam sistem hidroponik mutlak memerlukan pupuk sebagai
sumber nutrisi bagi tanaman. Pupuk diberikan dalam bentuk larutan yang
mengandung unsur makro dan mikro didalamnya. Pupuk tanaman yang dipakai
dalam budidaya hidroponik berupa larutan nutrisi AB mix. Selain memerlukan
nutrisi yang mencukupi tanaman juga membutuhkan tingkat nilai EC yang sesuai.
Electrical Conductivity (EC) pada pupuk AB mix merupakan kepekatan hara pada
pupuk. EC ideal adalah spesifik untuk setiap tanaman dan tergantung pada kondisi
lingkungan (Sonneveld & Voogt, 2009). Nilai EC larutan nutrisi sangat penting
untuk diketahui karena berhubungan dengan pengaturan nutrisi essensial bagi
tanaman. Pengaturan EC berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, karena
kelebihan dan kekurangan EC akan berdampak buruk bagi tanaman, oleh karena
itu pada setiap fase pertumbuhan dilakukan perubahan nilai konsentrasi EC.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diharapkan dengan pengujian nilai EC yang
dilakukan agar mendapatkan nilai EC yang terbaikbagi pertumbuhan tanaman
selada merah varietas olga red.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh nilai Electrical Conductivity (EC) terhadap
pertumbuhan tanaman selada merah (Lactuca sativa var.Olga red).
2. Apakah salah satu taraf EC memberikan hasil tertinggi terhadap
pertumbuhan tanaman selada merah (Lactuca sativa var.Olga red).

C. Tujuan Kegiatan
1. Mempelajari pengaruh nilai Electrical Conductivity (EC) terhadap
pertumbuhan tanaman selada merah (Lactuca sativa var.Olga red).
2. Memperoleh nilai EC terbaik terhadap pertumbuhan tanaman selada merah
(Lactuca sativa var.Olga red).

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1. Dapat mempelajari pengaruh pengaturan nilai EC pada setiap fase
pertumbuhan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman
selada merah (Lactuca sativa var.Olga red).
2. Diharapkan dapat menambah informasi akan nilai EC yang terbaik dalam
pertumbuhan dan hasil tanaman tanaman selada merah (Lactuca sativa
var.Olga red).
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu hydro artinya "air" dan ponos
artinya "mengerjakan". Pengertian hidroponik adalah suatu teknik atau metode
bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Media-media tanamnya dapat berupa
kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata,
potongan kayu, atau busa. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya
bukanlah tanah, tetapi cadangan makanan dan air yang terkandung dalam tanah
yang diserap akar. Berarti dapat disimpulkan bahwa suatu tanaman dapat tumbuh
tanpa tanah, asalkan diberikan cukup air dan garam-garam mineral.
Dengan menggunakan hidroponik para petani akan dapat meningkatkan
kualitas dan hasil produksi tanaman yang dapat di lakukan dengan menggunakan
lahan sempit di perkotaan dengan media rumah kaca. Untuk menghasilkan
produksi tanaman yang baik dan juga melimpah, para petani harus memperhatikan
faktor yang mempengaruhi kualitas dari tanaman yang salah satunya adalah
tingkat kelembapan pada rumah kaca atau lainnya.
B. Keunggulan Budidaya Hidroponik
Tanaman hidroponik bisa dilakukan secara kecil-kecilan di rumah sebagai
suatu hobi ataupun secara besar-besarandengan tujuan komersial. Beberapa
kelebihan tanaman dengan sistim hidroponik ini antara lain:
1. Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang
dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman biasa,
danmengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin.
2. Tanaman ini tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan
juga tidak membutuhkan tempat yang luas.
3. Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan
pertumbuhannya.
4. Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu dilakukansetiap
hari sebab media larutan mineral yang dipergunakan selalu tertampung
didalam wadah yang dipakai.
5. Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena
terbebasdari kotoran dan hama.
6. Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari,
tidakmembutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara
bertingkat.
7. Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga.
Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman.
8. Tidak perlu banyak tenaga kerja. Lingkungan kerja lebih bersih.
9. Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri,
ulatdan cacing nematod yang banyak terdapat dalam tanah.
10. Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu.
11. Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim.
Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah sayur-
sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang,
bahkan strowbery, dll. Tanaman demikian sering menjadi pilihan utama kaum
vegan/vegetarianyang sangat memperhatikan proses suatu tanaman apakah
terdapat pembunuhanmakhluk hidup, tercampur unsur kimiawi, konservasi
lingkungan dan usaha penghijauan.
C. Nutrisi pada Hidroponik
Dalam sistem hidroponik tanah tidak digunakan sebagai media tumbuh,
tetapi diganti dengan media lain seperti arang sekam, cocopeat atau material
lainnya selain tanah. Media tanam tersebut tidak mengandung unsur hara yang
cukup oleh sebab itu kita harus memberikannya kepada tanaman melalui pupuk
(dalam hidroponik istilah pupuk disebut juga nutrisi hidroponik). Kita harus
menghitung secara cermat jumlah dari masing-masing unsur hara sesuai dengan
kebutuhan masing-masing tanaman.
Unsur-unsur nutrisi penting dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok
berdasarkan kecepatan hilangnya dari larutan. Kelompok pertama adalah unsur-
unsur yang secara aktif diserap oleh akar dan hilang dari larutan dalam beberapa
jam yaitu N, P, K dan Mn. Kelompok kedua adalah unsur-unsur yang mempunyai
tingkat serapannya sedang dan biasanya hilang dari larutan agak lebih cepat
daripada air yang hilang (Mg, S, Fe, Zn, Cu, Mo, Cl).
Kelompok ketiga adalah unsur-unsur yang secara pasif diserap dari larutan
dan sering bertumpuk dalam larutan (Ca dan B).Suplai kebutuhan nutrisi untuk
tanaman dalam sistem hidroponik sangat penting untuk diperhatikan. Dua faktor
penting dalam formula larutan nutrisi, terutama jika larutan yang digunakan akan
disirkulasi (“closed system”) adalah komposisi larutan dan konsentrasi larutan
Kedua faktor ini sangat menentukan produksi tanaman. Setiap jenis tanaman,
bahkan antar varietas, membutuhkan keseimbangan jumlah dan komposisi larutan
nutrisi yang berbeda.Kunci utama dalam pemberian larutan nutrisi atau pupuk
pada sistem hidroponik adalah pengontrolan konduktivitas elektrik atau “electro
conductivity” (EC) atau aliran listrik didalam air dengan menggunakan alat EC
meter. EC ini untuk mengetahui cocok tidaknya larutan nutrisi untuk tanaman,
karena kualitas larutan nutrisi sangat menentukan keberhasilan produksi,
sedangkan kualitas larutan nutrisi atau pupuk tergantung pada konsentrasinya.
Unsur mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil sebagai nutrisi untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu juga penting untuk
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit atau hama. Menurut
Bugbee (2003), kekurangan Mn menyebabkan tanaman mudah terinfeksi oleh
cendawan Pythium. Tembaga (Cu) danseng (Zn) dapat menekan pertumbuhan
mikrobia, tetapi pada konsentrasi agak tinggi menjadi racun bagi tanaman. Silikon
juga bermanfaat untuk ketahanan tanaman meskipun tidak dikenal sebagai unsur
esensial, yaitu dapat melindungi dari serangan hama dan penyakit (Cherifet al.
1994; Winslow 1992) dan melindungi dari keracunan logam berat. Semakin tinggi
garam yang terdapat dalam air, semakin tinggi EC-nya. Konsentrasi garam yang
tinggi dapat merusak akar tanaman dan mengganggu serapan nutrisi dan air
(Hochmuth dan Hochmuth 2003). Setiap jenis dan umur tanaman membutuhkan
larutan dengan EC yang berbeda-beda. Kebutuhan EC disesuaikan dengan fase
pertumbuhan, yaitu ketika tanaman masih kecil, EC yang dibutuhkan juga kecil.
Semakin meningkat umur tanaman semakin besar EC-nya (Ardeni, 2011).
1. Jenis Nutrisi
Kebutuhan hara berdasar suplai dari luar, larutan nutrisi yang diberikan
terdiri atas garam-garam makro dan mikro yang dibuat dalam larutan stok A dan
B. Larutan nutrisi stok A terdiri atas unsur N, K, Ca, dan Fe, sedangkanstok B
terdiriatasunsur P, Mg, S, B, Mn, Cu, Na, Mo, dan Zn. Selain itu, nutrisi yang
terdiri dari unsur hara makro dan mikro merupakan hara yang mutlak diperlukan
untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman.
Stock A :
a. Ca(N03)2.4H20 (Kalsium Nitrat)
b. HNO3 (Asam Nitrat)
c. FeS04(Ferrum Sulfat)
Stock B :
a. H3P04(Asam Phosphat)
b. KNO3 (Kalium Nitrat)

c. KH2PO4 (Kalium Hidrogen Phosphat)

d. MgS04 (Magnesium Sulfat/Garam Inggris)

e. H3B03(Asam Borat)

f. (NH4) 6M07O4 (Amonium Molibdat)

g. ZnS04 (Seng Sulfat)

h. CUSO4 (Kupri Sulfat)

i. K2SO4 (Kalium Sulfat)

Satu set nutrisi hidroponik terdiri dari 2 kantong yaitu kantong A dan
kantong B. Adapun kandungannya adalah 9.90% NO3, 0.48% NH4, 4.83% P2O5,
16.50% K2O, 2.83% MgO,11.48% CaO, 3.81% SO3, 0.013% B, 0.025% Mn,
0.015% Zn, 0.002% Cu, 0.003% Mo dan 0.037% Fe, atau tergantung dari jenis
tanamannya, setiap tanaman mempunya formulasi kandungan yang berbeda-
beda.Suplai kebutuhan nutrisi untuk tanaman dalam sistem hidroponik sangat
penting untuk diperhatikan. Dua faktor penting dalam formula larutan nutrisi,
terutama jika larutan yang digunakan akan disirkulasi (“closed system”) adalah
komposisi larutan dan konsentrasi larutan (Bugbee 2003). Kedua faktor ini sangat
menentukan produksi tanaman. Setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas,
membutuhkan keseimbangan jumlah dan komposisi larutan nutrisi yang berbeda
(Sudibyo, 2005).
2. Formulasi Nutrisi dan Cara Aplikasi
Beberapa faktor penting dalam menentukan formula nutrisi hidroponik
adalah :
a. Garam yang mudah larut dalam air
b. Kandungan sodium, khlorida, amonium dan nitrogen organik, atau unsur-
unsur yang tidak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman harus
diminimalkan
c. Komposisi digunakan bahan yang bersifat tidak antagonis satu dengan yang
lainnya dan dipilih yang ekonomis.
Selanjutnya aplikasi larutan nutrisi pada kultur hidroponik secara prinsip
juga tergantung pada metode yang akan diterapkan. Beberapa metode tersebut
antara lain adalah sebagai yang tertera pada uraian berikut ini.
1) Kultur pot atau polybag.
Dengan metode ini sistem pemberian larutan nutrisi dapat dilakukan secara
manual atau irigasi tetes (“drip irrigation”) dengan frekuensi 3-5 kali per hari,
tergantung pada kebutuhan tanaman, macam media tumbuh, dan cuaca/kondisi
lingkungan. Sistem irigasi tetes lebih mudah, menghemat tenaga dan waktu, tetapi
kendalanya adalah saluran irigasi sering tersumbat sehingga aliran nutrisi
terhambat.
2) Kultur bedeng dengan sistem NFT
Sistem pemberian larutan nutrisi yang digunakan adalah melalui perputaran
aliran larutan nutrisi yang dibantu oleh pompa mesin atau dapat pula
menggunakan cara yang lebih sederhana (tanpa pompa) yaitu menggunakan gaya
grafitasi.
D. Hidroponik Tanaman Selada
Selada (Lactuca sativa L) merupakan sayuran daun yang cukup digemari
oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan
mentah dan dijadikan salad. Selain itu, Selada memiliki berbagai konsentrasi gizi
yang lengkap dan mengandung senyawa lainnya yang berkhasiat sebagai obat.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia serta meningkatnya
kesadaran pemerintah akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya
permintaan akan sayuran (Mas’ud, 2009). Faktor iklim menjadi salah satu syarat
tanaman dapat tumbuh dengan baik. Selada banyak dijumpai di dataran tinggi,jika
ditanam di dataran rendah perlu penggunaan varietas yang sesuai agar tanaman
dapat berkembang dengan baik. Salah satunya selada varietas olga red, varietas ini
cocok ditanam pada suhu 15-30°C. Selada sudah umum dikonsumsi secara
mentah, oleh karena itu produksi selada harus bersih dan terbebas dari tanah.
Potensi untuk mengembangkan komoditas yang bersih dan memperoleh hasil
yang berkualitas dapat dilakukan dengan cara pengelolaan teknik budidaya.
Teknik budidaya yang dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik adalah
dengan menggunakan teknologi hidroponik (Susila, 2004).
Sistem hidroponik memiliki keunggulan diantaranya sayuran akan cepat
tumbuh dan mengeluarkan hasil yang berkualitas tinggi, bersih dan bebas dari
racun (Wibowo, 2013). Salah satu teknik budidaya hidroponik yang bagus untuk
tanaman selada yaitu Static Solution Culture yang merupakan jenis budidaya
hidroponik dengan air statis yang mana airnya diam dan tidak mengalir. Teknik
hidroponik yang akarnya secara terus-menerus akarnya tercelup air yang
diletakkan pada wadah berisi larutan nutrien.

Sistem hidroponik dapat memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang


lebih terkontrol. Dengan pengembangan teknologi , kombinasi sistem hidroponik
dengan membran mampu mendayagunakan air, nutrisi, pestisida secara nyata
lebih efisien ( minimalys sistem ) dibandingkan dengan kultur tanah , terutama
untuk tanaman berumur pendek. Penggunaan sistem hidroponik tidak mengenal
musim dan tidak memerlukan lahan yang luas dibandingkan dengan kultur tanah
untuk menghasilkan satuan produktivitas yang sama. (Lonardy dalam Mas’ud,
2009 :131)

BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Jenis Hidroponik
Dalam pelaksanaan ini kami menggunakan jenis hidroponik Static Solution
Culture yang merupakan jenis budidaya hidroponik dengan air statis yang mana
airnya diam dan tidak mengalir. Teknik hidroponik yang akarnya secara terus-
menerus akarnya tercelup air yang diletakkan pada wadah berisi larutan  nutrien.
Namun di Indonesia, Static solution culture lebih dikenal dengan istilah Sistem
Sumbu (Wick System). Merupakan jenis paling sederhana dari semua jenis
hidroponik. Teknik Sumbu bekerja dengan baik untuk tanaman dan tumbuhan
kecil. Sistem hidroponik ini tidak bekerja dengan baik untuk tanaman yang
membutuhkan banyak air. Pada teknik sumbu, alat yang digunakan adalah netpot
yang berisi media tanam dan beberapa kain yang menjulur kebawah. Fungsinya
adalah untuk menyerap larutan nutrisi keakar tanaman melalui pipa-pipa kapiler
sesuai dengan prinsip kapilaritas dalam Fisika.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan budidaya
hidroponik ini antara lain:

1. Alat

- 1 pcs Baki hidroponik ( ukuran 37,5cm x 30cm x 12cm )

- 1 pcs Tutup baki 8 lubang

- 8 pcs Net pot ( warna bergantung ketersediaan ,bisahitam / putih )

- 8 pcs Sumbu kain flannel

- 1pcs Rockwool local ukuran 15 x 8 x 5cm


- 1 buah pinset

2. Bahan

- 1 bungkus benih selada merah (100 seeds)

- 2 botol larutan nutrisi (1 paket)

- 2 liter air

C. Prosedur Pelaksanaan
Secara umum budidaya tanaman secara hidroponik dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Persiapan lahan
Perbedaan system hidroponik dan konvensional adalah media tanam yang
digunakan hidroponik yaitu bukan tanah, sehingga dalam tahap persiapan lahan
tidak perlu adanya pengolahan lahan. Yang dilakukan dalam kegiatan penyiapan
lahan adalah menyiapkan tempat kegiatan hidroponik dilakukan, seperti membuat
hidroponik kita dan juga greenhouse. Dalam skala kecil dapat dilakukan di
pekarangan rumah saja.
2) Persiapan wadah
Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menyiapkan wadah tanam.Wadah
tanam hidroponik dapat menggunakan kantung plastik/polybag, gelas plastik,
ember, dll. Wadah tanam berfungsi sebagai tempat memasukkan media tanam
yang digunakan sebagai tempat tumbuhnya tanaman.
3) Menyiapkan media tanam

Media tanam yang digunakan dalam hidroponik beragam, mulai dari limbah
pertanian sampai bahan pabrikan. Media tanam berfungsi sebagai pengganti tanah
pada system konvensional. Media tanam yang digunakan adalah bahan yang
memiliki criteria sebagai berikut: mampu menyediakan dan menyimpan unsure
hara, sehingga kebutuhan air dan nutrisi tanaman dapat dipenuhi, mampu menjaga
kelembaban dan mempunyai drainase yang baik. Jenis media tanam yang
digunakan pada pelaksanaan budidaya hidroponik ini digunakan adalah:
rockwool. Rockwool mempunyai kelebihan dibandingkan dengan media lainnya
terutama dalam hal perbandingan komposisi air dan udara yang dapat disimpan
oleh media tanamini. Rockwool dipotong, direndam dan ditusuk menggunakan
tusuk gigi untuk membuat lubang tempat benih akan ditanam.

4) Penyemaian
Penyemaian dilakukan setelah semua persiapan awal dilakukan, sehingga
setelah penyemaian berakhir proses penanaman dapat langsung dilakukan.
Penyemaian.
5) Penanaman bibit
Setelah pekerjaan pengolahan tanah dan penyemaian bibit dilakukan, maka
langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah penanaman bibit. Penanaman
bibit akan dilakukan pada wadah tanam yang sudah di berilubang-lubang tanam.
Penanaman bibit dilakukan setelah bibit dianggap cukup kuat untuk dipindahkan
ketempat penanaman. Dalam pemindahan bibit ketempat penanaman, akar
tanaman di usahakan tidak rusak. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan
pada akar yang masih muda. Hal yang perlu dilakukan untuk menghindari hal
tersebut adalah bibit harus dicabut atau diikuti sertakan dengan media tanamnya.
Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari yaitu pada waktu sinar
matahari tidak lagi begitu menyengat.  Setelah selesai penanaman bibit, lahan
sebaiknya disiram dengan air secukupnya. Biasanya bibit yang barusaja di tanam
akan memperlihatkan layu sementara, hal ini akan berlansung selama 2 atau 3
hari. Tetapi hal ini merupakan hal yang biasanya terjadi dan hal ini tidak akan
membahayakan pertumbuhan tanaman. Kecuali, jika bibit layu karena factor
kerusakan akar atau batangnya.
6) Pemberian larutan nutrisi
Nutrisi atau unsure hara merupakan salah satu factor penting yang
menunjang keberhasilan suatu system hidroponik yang dilakukan. Adapun unsure
hara bagi tanaman dikelompokkan menjadi unsure hara makro dan unsure hara
mikro. Unsur makro merupakan unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
besar dan mutlak harus ada. Sejumlah unsure hara makro yang dibutuhkan
tanaman adalah N, P, K, Mg dan S. Sedangkan unsure hara mikro adalah unsure
hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Sejumlah unsure hara mikro
yang dibutuhkan tanaman adalah Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo dan Cl. Kedua jenis
unsure tersebut saling mendukung dan dibutuhkan oleh tanaman. Ketika salah
satu unsure tidak ada, maka unsur yang dibutuhkan tanaman menjadi tidak
lengkap.
Keuntungan system hidroponik adalah pemberian larutan nutrisi tanaman
dapat dilakukan secara bersamaan dengan irigasi. Karena pada umumnya larutan
yang ada di pasaran dalam penggunaanya telah dirancang agar diencerkan terlebih
dahulu sebelum digunakan. Pencampuran larutan nutrisi ini memerlukan
keterampilan khusus agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
7) Pemeliharaan
Hidroponik memerlukan perawatan yang cermat. Beberapa langkah
pemeliharaan tanaman hidroponik adalah sebagai berikut:
a. Penyiraman, penyiraman air dan larutan nutrisi dilakukan 5-8 kali setiap hari.
Penyiraman biasa dilakukan dengan menggunakan timer, sehingga tidak
memerlukan tenaga ekstra dalam pengerjaannya.
b. Pemangkasan, Daun-daun yang terdapat di antara ketiak daun dibuang setiap
dua hari. Bila menanam timun, sulur-sulur yang tumbuh di bagian atas
tanaman timun dipotong sekitar 2 cm dari titik tumbuh.
c. Pemberantasan hama, Apabila tanaman diseranghama, misalnya kutu daun
dan ulat buah, disemprotkan dengan insektisida. Sesuaidosis yang diperlukan.
d. Pemanenan, Pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, cutter atau
pemotong tajam lainnya. Pemanen dilakukan dengan memotong dan
mengikut sertakan sebagian tangkai yang menempel pada kepala buah.Hal ini
dilakukan karena media tanam yang digunakan bukanlah tanah, sehingga
perlu berhati-hati agar kekuatan ikatan antara akar tanaman dan batang
tanaman terhadap media tanam tetap stabil.

3. Teknik Observasi

a. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai daun terpanjang dan
dilakukan setiap hari sampai panen.
b. Jumlah Daun

Jumlah daun dihitung setiap hari sampai panen

c. Berat Berangkasan

Pengukuran dilakukan untuk mengetahui berat hasil produksi tanaman


menggunakan timbangan O’hauss (gr). Berat berang kasan dihitung pada berang
kasan atas (tangkai tanaman hingga ujung leher) dan berang kasan bawah (Akar).
Penimbangan berat berangkasan dilakukan setelah panen.

d. Panjang Akar Panjang akar diukur menggunakan mistar (cm) dan


dilakukan setelah panen.
DAFTAR PUSTAKA

Susila, Anas 2013. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Hortikultura. Bogor:
IPB Press.
Sudibyo, Karsono dkk. 2005. Hidroponik Tanpa Tanah. Jakarta: AgroMedia
Pustaka

Anonim. 2010. Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik. Tersedia


[Online]. http://www.g-excess.com/4457/pengertian-dan-penjelasan-
tanaman-hidroponik/diakses pada 9 Maret 2017 pukul 21.00

Ardeni, ananda. 2010.Makalah hidroponik. Tersedia [Online].


https://www.academia.edu/22740702/Makalah_hidroponik9 Maret 2017
pukul 22.00
girsang, febri. 2011. Makalah Hidroponik. Tersedia [Online].
https://www.academia.edu/19716696/paper_makalah_hidroponik paper,
makalah9 Maret 2017 pukul 22.00
Jirirfarm. 2017. Faktor-faktor Penting budidaya tanaman hidroponik.Tersedia
[Online]. http://blog.jirifarm.com/2011/12/15/faktor-faktor-penting-
budidaya-tanaman-hidroponik/ diakses pada 9 Maret 2017 pukul 21.00
Longa,R.2014.Makalahdasar.https://www.academia.edu/29176128/Makalah_D
asar2_aGRo_Ricardo.docdiakses pada 9 Maret 2017 pukul 21.00

Anda mungkin juga menyukai