Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH NUTRISI

TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM

Disusun sebagai Salah Satu Tugas


Mata Pelajaran Biologi dan Bahasa Indonesia

oleh
BIANCA SAVELIA BLESSTHIANY / XII-C/3
CLAUDIA BUDIANTO /XII-C/7
DEVINA NAVTALIA GARTIKA / XII-C/9
JESSICA AGUSTINE SETIAWAN /XII-C/15

SEKOLAH MENENGAH ATAS KRISTEN 2


BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR
JALAN DURSASANA 8
BANDUNG
2019-2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS
Disahkan oleh pembimbing
pada 16 Agustus 2019

Pembimbing

Bidang Biologi

Meryati Purba, S.Pd.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi nilai pelajaran Biologi dan Bahasa
Indonesia, juga melatih kemampuan penulis dalam menulis laporan. Pembahasan
ini dipilih berdasarkan mata pelajaran Biologi Bab 1 : Pertumbuhan dan
Perkembangan, dengan Sub Bab Perkecambahan. Penulis melakukan percobaan
pada tanaman bayam.

Dengan rasa penuh tanggung jawab penulis menyusun laporan ini


berdasarkan percobaan di SMAK 2 BPK PENABUR Bandung.

Penyusunan laporan yang berjudul “Pengaruh Pemberian Nutrisi terhadap


Tanaman Bayam” memang tidaklah mudah. Penulis menemukan beberapa
hambatan, diantaranya dalam mengumpulkan data. Namun, dengan kemauan,
kerja keras dan ketekunan yang kuat, laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mendapat banyak bantuan dan dorongan dari orang-orang sekitar.


Terutama guru Biologi dan Bahasa Indonesia. Membimbing penulis saat
melalukan percobaan serta menulis laporan sehingga dapat terselesaikan dengan
baik dan benar.

Tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
terutama kepada Ibu Eti Rohaeti selaku guru Bahasa Indonesia dan Ibu Meryati
Purba selaku guru Biologi yang telah membimbing dalam melakukan percobaan
dan menulis laporan ini.

Semoga pembaca dapat mendapatkan manfaat dari laporan ini. Penulis


tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Jika mungkin
ada kesalahan dalam penulisan laporan ini, penulis dengan rendah hati menerima

iii
kritik dan saran pembaca sehingga penulis dapat membuat laporan yang lebih baik
kelak. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Bandung, 30 September 2019

Tim Penulis

iv
ABSTRAK

Hidroponik adalah teknologi bercocok tanam yang menggunakan air, nutrisi,


dan oksigen. Media tanam hidroponik berfungsi sebagai penegak tanaman agar
tidak roboh dan juga sebagai penghantar cairan unsur hara. Dalam melangsungkan
pertumbuhan, selain membutuhkan cahaya dan air, tumbuhan juga membutuhkan
faktor lain, salah satunya pH tanah atau media tempat tanaman itu tumbuh.
Optimal pH tanah yang dibutuhkan bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman
sayuran adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah, pH yang lebih rendah dari 5,6 pada
umumnya memiliki pertumbuhan tanaman menjadi yang sedikit terhambat akibat
rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen.
Bayam yang terkenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp sudah banyak
dipromosikan sebagai sayuran yang banyak mengandung gizi yang tinggi
sehingga sering disebut raja sayuran. Bayam memiliki siklus hidup yang relatif
singkat, dengan umur panen tanaman ini hanya 3-4 minggu. Dalam
pertumbuhannya, bayam sangat bergantung pada nutrisi yang diberikan. Nutrisi
adalah zat-zat gizi atau substansi organik yang diperlukan makhluk hidup untuk
dapat tumbuh dan berkembang baik sesuai dengan fungsinya. Tumbuhan
membutuhkan takaran yang tepat dari berbagai nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak antara lain nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, kalsium
dan sulfur. Unsur-unsur seperti boron, tembaga, besi, molybdenum, mangan,
khlor, natrium, kobalt, dan nikel dibutuhkan dalam jumlah yang kecil.
Waktu penelitian dilakukan pada 16 Agustus 2019 sampai 09 September
2019 yang dilakukan di SMAK 2 BPK PENABUR. Metode penelitian yang
digunakan adalah studi pustaka dan pengamatan. Penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif. Prosedur penelitian pertama membuat rancangan
penelitian dengan menyediakan alat dan bahan, melakukan pengamatan dan
pencatatan, judul penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan kepustakaan, hipotesis, variabel penelitian, metode pengumpulan data,
metode analisis data, menulis laporan. Lalu menentukan subjek dan objek
penelitian. Instrumen penelitiannya adalah dengan mengumpulkan data dan
melakukan pengamatan. Selanjutnya adalah mengolah data dan membuat laporan
penelitian.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari 6 tanaman bayam yang kami
tanam, bahwa tidak semua nutrisi memiliki pengaruh yang baik terhadap suatu
tanaman. Terdapat perbedaan drastis antara tanaman yang diberi nutrisi maupun
tidak. Saat tanaman belum diberi nutrisi, pertumbuhan tinggi tanaman bayam
dapat dibilang lumayan pesat. Untuk tanaman setelah diberi nutrisi, Mereka

v
seharusnya memiliki partum buhan yang cukup pesat. Sayangnya, keberhasilan
dalam penggunaan nutrisi sendiri harus didukung dengan faktor lain.

Penanaman secara hidroponik harus memperhatikan berbagai macam hal


mulai dari cahaya, oksigen, pemberian nutrisi, dan air. Karena jika cahaya yang
diberikan kurang pertumbuhan akan terjadi sangat cepat dan tidak normal.
Tumbuhan akan lemah, batang tidak kokoh, dau kecil dan tumbuhan tampak pucat

vi
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR........................................................................................iii-iv

ABSTRAK...........................................................................................................v-vi

DAFTAR ISI.....................................................................................................vii-ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................1

1.2 Perumusan Masalah...........................................................................3

1.2.1 Mengapa nutrisi diperlukan dalam pertumbuhan tanaman


bayam?................................................................................................3

1.2.2 Berapa kandungan pH yang optimal untuk pertumbuhan


tanaman bayam?.................................................................................3

1.2.3 Bagaimana pengaruh dari pemberian nutrisi terhadap


pertumbuhan tanaman bayam?...........................................................3

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................3

1.4.1 Bagi Siswa dan Bagi Pembaca..................................................3

1.4.2 Bagi Penulis...............................................................................4

1.5 Populasi dan Sampel..........................................................................4

1.5.1 Populasi......................................................................................4

1.5.2 Sampel.......................................................................................4

1.6.Hipotesis............................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI

vii
2.1 Nutrisi................................................................................................5

2.2 Tingkat Keasaman atau PH...............................................................8

2.3 Air......................................................................................................9

2.4 Perkecambahan..................................................................................9

2.5 Hormon pada Tanaman yang Mempengaruhi Pertumbuhan...........10

2.6 Tanaman Bayam..............................................................................11

2.7 Definisi Hidroponik.........................................................................13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Penelitian............................................................................14

3.2 Tempat Penelitian............................................................................14

3.3 Metode Penelitian............................................................................14

3.4 Teknik Penelitian.............................................................................14

3.5 Prosedur Penelitian..........................................................................15

3.5.1 Membuat Rancangan Penelitian..............................................15

3.5.2 Menentukan Subjek dan Objek Penelitian...............................16

3.5.3 Membuat Instrumen Penelitian................................................16

3.5.4 Mengolah Data.........................................................................17

3.5.5 Membuat Laporan Penelitian...................................................17

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................25

5.1 Kesimpulan......................................................................................25

5.2 Saran................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27

BIOGRAFI PENULIS...........................................................................................28

viii
ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara berkembang yang termasuk dalam
kawasan Asia Tenggara yang memiliki wilayah yang cukup luas dibanding
negara lainnya. Tetapi karena jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan
banyak perumahan sehingga lahan menjadi sempit. Hal ini membuat lahan
untuk bercocok tanam menjadi lebih sedikit. Hasil produksi pangan tidak
mampu mencukupi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang begitu
besar. Hal inilah yang memerlukan suatu inovasi IPTEK di bidang
pertanian dan perkebunan. Salah satu inovasi tersebut dapat kita adopsi
dari Negara Jepang. Jepang memiliki lahan yang sangat sempit tetapi
mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduknya dengan teknologi yang
mereka miliki yaitu teknik bercocok tanam dengan hidroponik.
Hidroponik adalah teknologi bercocok tanam yang menggunakan
air, nutrisi, dan oksigen. Media yang digunakan lebih banyak yang sengaja
dibuat khusus. Demikian juga dengan wadah-wadah yang digunakan,
seperti pot. Ada yang secara khusus dibuat lengkap dengan alat penunjuk
kebutuhan air, seperti kerikil sintesis. Metode hidroponik merupakan
metode menumbuhkan tanaman didalam larutan nutrisi tanpa
menggunakan media tanah. Hidroponik telah membuktikan bahwa tanah
tidak diperlukan untuk menumbuhkan tanaman, kecuali unsur- unsur,
mineral dan zat- zat makanan seperti dalam tanah.
Dalam larutan hidroponik telah tersedia zat- zat makanan untuk
tumbuhan dengan perbandingan yang tepat, sehingga dapat mengurangi
stress pada tanaman, lebih cepat matang dan hasil produksi akan lebih

1
bagus kualitasnya. Media tanam hidroponik berfungsi sebagai penegak
tanaman agar tidak roboh dan juga sebagai penghantar cairan unsur hara
Pada budidaya hidroponik, faktor penting yang harus diperhatikan
untuk memperoleh hasil pertumbuhan tanaman yang optimal adalah
kebutuhan nutrisi untuk tanaman harus terpenuhi. Selama ini salah satu
sumber nutrisi yang digunakan dalam  budidaya hidroponik adalah dengan
menggunakan pupuk dan umumnya menggunakan pupuk anorganik salah
satunya adalah larutan nutrisi AB mix. Pupuk tersebut dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman akan tetapi, apabila digunakan terus menerus akan
berdampak negatif, tidak ramah lingkungan dan harga relatif mahal,
sehingga diperlukan nutrisi alami yang ramah lingkungan. Inovasi
penggunaan pupuk yang tidak memiliki efek samping berbahaya adalah
penggunaan hidroponik organik dari tanaman ki pahit. Karena selain tidak
menimbulkan residu kimia pada tanaman, bahan baku untuk produksi
sangat murah dan mudah dan yang terpenting adalah biaya  produksi
rendah, hasil produksi maksimum, dan ramah lingkungan, dalam makalah
yang disusun bahwa pemberian pupuk organik hayati berpengaruh nyata
untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman sayur yang dibudidayakan.

Saat melangsungkan pertumbuhan, selain membutuhkan cahaya


dan air, tumbuhan juga membutuhkan faktor lain, salah satunya pH tanah
atau media tempat tanaman itu tumbuh. Apabila konsentrasi asam dalam
tanah lebih banyak dari basa, maka suasana tanah menjadi asam.
Sebaliknya, apabila konsentrasi basa lebih banyak daripada konsentrasi
asam, maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah sangat menentukan
pertumbuhan dan produksi tanaman. pH tanah yang optimal bagi
pertumbuhan kebanyakan tanaman sayuran adalah antara 5,6-6,0. Pada
tanah pH lebih rendah dari 5,6 pada umumnya pertumbuhan tanaman
menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting
seperti fosfor dan nitrogen.

2
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang penulis angkat dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.2.1 Mengapa nutrisi diperlukan dalam pertumbuhan tanaman bayam?

1.2.2 Berapa kandungan pH yang optimal untuk pertumbuhan tanaman


bayam?

1.2.3 Bagaimana pengaruh dari pemberian nutrisi terhadap pertumbuhan


tanaman bayam?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui:
 Fungsi dari nutrisi.
 Kandungan pH yang optimal untuk pertumbuhan tanaman bayam.
 Pengaruh dari pemberian nutrisi terhadap pertumbuhan tanaman
bayam.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Siswa dan Bagi Pembaca


 Memahami pengaruh penggunaan nutrisi untuk tanaman
bayam.
 Memahami kandungan pH yang optimal untuk pertumbuhan
tanaman bayam.
 Menerapkan cara menanam tanaman bayam dengan benar dan
tepat.

3
1.4.2 Bagi Penulis
 Memenuhi nilai salah satu tugas pelajaran Biologi dan Bahasa
Indonesia
 Menambah wawasan dan pengalaman mengenai proses
pertumbuhan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman bayam.

1.5 Populasi dan Sampel

1.5.1 Populasi
Populasi : Tanaman Hidroponik

1.5.2 Sampel
Sampel : Tanaman Bayam

1.6. Hipotesis
1. Nutrisi diperlukan dalam pertumbuhan tanaman bayam karena nutrisi
memiliki kandungan pH yang dapat membuat tanaman bayam tumbuh
lebih sehat dan lebih cepat.
2. Kandungan pH yang optimal untuk tanaman bayam adalah 6.
3. Pengaruh dari pemberian nutrisi terhadap pertumbuhan tanaman bayam
membuat tanaman bayam tumbuh lebih cepat dibandingkan tidak
menggunakan nutrisi.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau substansi organik yang diperlukan
makhluk hidup untuk dapat tumbuh dan berkembang baik sesuai dengan
fungsinya. Nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan antara lain dari komposisi
kimia yang 95% berupa bahan organik, dalam bentuk :
1. Kabohidrat (termasuk Selulosa dari dinding sel).
2. Senyawa sulfur, nitrogen dan fosfat.

5% lainnya berupa bahan anorganik (50 unsur kimia). Tumbuhan


memerlukan takaran yang tepat dari berbagai nutrisi, supaya tidak
mengalami malnutrisi atau gejala-gejala lain yang tidak sehat. Nutrisi
dikelompokan berdasarkan banyak sedikitnya yang dibutuhkan suatu
tanaman, yaitu :
1. Unsur Hara Makro
Unsur hara makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar. Yang termasuk unsur
hara makro adalah
a. Nitrogen (N)
Unsur ini berperan dalam pembentukan sel tanaman,
jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki fungsi utama
yaitu sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino.
Oleh karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah besar,
terutama pada fase vegetatif.
b. Fosfor atau Phosfor (P)

5
Unsur Fosfor merupakan komponen penyusun beberapa
enzim, protein, ATP, RNA, dan DNA. Unsur P berperan pada
pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah.
c. Kalium (K)
Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi
tanaman seperti fotosintetis, akumulasi, translokasi, transportasi
karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur
distribusi air dalam jaringan dan sel.
d. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam
transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Magnesium
sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis,
pembentukan klorofil, dan enzim di berbagai proses sintesis
protein. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun,
terutama untuk ketersediaan klorofil.
e. Kalsium (Ca)
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia
komponen yang menguatkan dan mengatur daya tembus, serta
merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik tumbuh
akar.

f. Belerang atau sulfur (S)


Fungsi utamanya adalah penyususn protein yaitu dalam
pembentukan ikatan disulfida antara rantai-rantai peptida.
Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor atau regulator
enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman.
2. Unsur Hara Mikro
Unsur hara mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman
dalam jumlah sedikit. Walaupun hanya diserap dalam jumlap kecil,
tetapi amat penting untuk menjelang keberhasilan proses-proses
dalam tumbuhan.

6
a. Boron (B)

Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan,


pembelahan dan diferensiasi, dan pembagian tugas sel. Hal ini
terkit dengan perannya dalam sintesis RNA.

b. Tembaga (Cu)

Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa


beberapa enzim. Dia juga berperan membantu kelancaran
fotosintesis, pembentukan klorofil, dam berperan dalam fungsi
reproduksi.

c. Seng atau zinc (Zn)

Hampir mirip dengan Mn dan Mg, sangat berperan dalam


aktivator enzim, pembentukan klorofil, dan membantu proses
fotosintesis.

d. Besi atau ferro (Fe)

Besi berperan dalam proses pembentukan protein, sebagai


katalisator pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa
elektron pada proses fotosintesis dan respirasi sekaligus sebagai
aktivator beberapa enzim.

e. Molibdenum (Mo)

Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah


nitrat menjadi enzim. Unsur ini juga berperan dalam fiksasi
nitrogen.

f. Mangan (Mn)

Mangan berperan dalam sintesa klorofil, sebagai koenzim,


sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi
metabolisme nitrogen dan fotosintesis.

7
g. Khlor (Cl)

Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut


dalam sel), keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman
untuk mengambil elemen mineral dan dalam fotosintesis.

h. Natrium (Na)

Terlibat dalam osomosis (pergerakan air) dan


keseimbangan ion pada tumbuhan.

i. Cobalt (Co)

Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada


amonium gizi.

j. Silikone (Si)

Meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi


fotosintesis dan menginduksi ketahanan terhadap hama dan
penyakit. Tanaman dengan pasokan silikone larut menghasilkan
tanaman yang lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan
tanaman.

k. Nikel (Ni)

Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu


nikel untuk berkecambah (Ani Nurint Ni’Mah, 2016).

2.2 Tingkat Keasaman atau PH


Derajat keasaman atau PH merupakan salah satu faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan aktivitas bakteri
pengoksidasi amonia (Esoy et al, 1998).

8
2.3 Air
Salisbury dan Ross (1997) menyatakan bahwa ketersediaan air yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman sangat penting.
Peranan air pada tanaman sebagai pelarut berbagai senyawa molekul
organik (unsur hara) dari dalam tanah kedalam tanaman, transportasi
fotosintat dari sumber (source) ke limbung (sink), menjaga turgiditas sel
diantaranya dalam pembesaran sel dan membukanya stomata, sebagai
penyusun utama dari protoplasma serta pengatur suhu bagi tanaman.
Apabila ketersediaan air tanah kurang bagi tanaman maka akibatnya air
sebagai bahan baku fotosintesis, transportasi unsur hara ke daun akan
terhambat sehingga akan berdampak pada produksi yang dihasilkan
(Salisbury dan Ross, 1997).

Air yang dapat diserap dari tanah oleh akar tanaman disebut air
tersedia, merupakan perbedaan antara jumlah air dalam tanah pada
kapasitas lapang (air yang tersimpan dalam tanah yang tidak mengalir
karena gaya gravitasi) dan jumlah air dalam tanah pada persentase
pelayuan permanen (persentase kelembapan dimana tanaman akan layu
dan tidak akan segar kembali dalam atmosfer dengan kelembapan relative
100%) (Gardner dkk, 1991).

2.4 Perkecambahan
Perkecambahan merupakan tahap awal  perkembangan
suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Perkecambahan biji dimulai
dari proses penyerapan air oleh biji diikuti dengan melunaknya kulit biji
serta terjadinya hidrasi sitoplasma dan peningkatan suplai oksigen
sehingga menyebabkan peningkatan respirasi dalam biji. Proses
perkecambahan dapat terjadi jika kulit biji permeabel terhadap air dan
tersedia cukup air dengan tekanan osmosis tertentu (Kozlowski, 1972: 1).

9
Pertumbuhan merupakan proses penambahan ukuran (volume,
massa, tinggi, dan panjang) yang bersifat tidak dapat kembali
(irreversible) (Slamet prawirohartono, 2013:3).

2.5 Hormon pada Tanaman yang Mempengaruhi Pertumbuhan


a. Giberelin

Giberelin yang terkandung dalam sap E.cottonii terdiri dari


GA3 dan GA7 dengan konsentrasi sebesar 128 dan 110 ppm.
Giberelin merupakan senyawa organik yang berperan dalam
proses perkecambahan karena dapat mengaktifkan reaksi
enzimatik di dalam benih sehingga metabolisme sel meningkat
(Bey et al, 2005).

b. Auksin

Senyawa auksin pada jaringan tumbuhan memiliki lebih


dari satu bentuk senyawa kimia. Namun demikian, senyawa aktif
yang dipercaya berperan dalam mengatur pertumbuhan tanaman
termasuk pembentukan buah, dan pembentukan akar adalah
senyawa indhole-3-acetic acid (IAA) (Thirmann dan
Scoog,1940).

c. Sitokinin

Sitokinin pada tumbuhan dapat berasal dari dua sumber,


yaitu yang berasal tumbuhan itu sendiri (endogenous cytokinin)
yang berperan penting dalam pertumbuhan tanaman terutama
untuk mendukung pembelahan sel (Taiz & Zeiger, 1991), dan
exogenous cytokinin yang sengaja diberikan ke tanaman yang
telah diketahui dapat meningkatkan ketahanan tanaman pada
keadaan lingkungan yang buruk (Beckett & Van Staden, 1991).

10
2.6 Tanaman Bayam
Bayam yang terkenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp sudah
banyak dipromosikan sebagai sayuran yang banyak mengandung gizi bagi
penduduk di negara yang sedang berkembang. Karena tanaman bayam
memiliki kandungan gizi yang tinggi, maka sayuran bayam sering disebut
sebagai raja sayuran atau king of vegetable (Rukmana Rahmat, 1994).

Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan


tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO2 secara
efisien sehingga memiliki daya adaptasi yang tinggi pada beragam
ekosistem. Bayam memiliki siklus hidup yang relatif singkat, umur panen
tanaman ini 3-4 minggu. Sistem perakarannya adalah akar tunggang
dengan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang menyebar ke
semua arah. Umumnya perbanyakan tanaman bayam dilakukan secara
generatif yaitu melalui biji (Hadisoeganda, 1996).

Selanjutnya, tanaman bayam secara sistematika di klasifikasikan


sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Class : Angiospermae

SubClass : Dicotyledoneae

Ordo : Amaranthales

Family : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus sp.

Pada umumnya organ-organ yang penting pada tanaman bayam


adalah sebagai berikut :

a. Akar

11
Bentuk tanaman bayam adalah terma (perdu), tinggi tanaman
dapat mencapai 1,5 sampai 2 m, berumur semusim atau lebih.
Sistem perakaran menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40
cm dan berakar tunggang.

b. Batang

Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak


mengandung air, tumbuh tinggi diatas permukaan tanah. Bayam
tahunan mempunyai batang yang keras berkayu dan bercabang
banyak. Bayam kadang-kadang berkayu dan bercabang banyak.

c. Daun

Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing


dan urat-urat daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari
hijau muda, hijau tua, hijau keputihputihan, sampai berwarna
merah. Daun bayam liar umumnya kasap (kasar) dan kadang
berduri.

d. Bunga

Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri


dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3
buah. Bunga keluar dari ujung-ujung tanaman atau ketiak daun
yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak. Tanaman dapat
berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat uniseksual,
yaitu dapatmenyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang.
Penyerbukan berlangsung dengan bantuan angin dan serangga.

e. Biji

Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan


berwarna coklat tua sampai mengkilap sampai hitam kelam.
Namun ada beberapa jenis bayam yang mempunyai warna biji

12
putih sampai merah, misalnya bayam maksi yang bijinya merah
(M Asona, 2014).

2.7 Definisi Hidroponik


Menurut Kementerian Pertanian dan Perikanan (1998) hidroponik
ialah suatu kaedah penanaman sayur-sayuran yang tidak menggunakan
tanah (Berita Kementerian Pertanian dan Perikanan, 1998). Prinsip
budidaya ini dengan memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam
bentuk cairan.

13
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada Jumat, 16 Agustus 2019 sampai Senin, 9
September 2019.

3.2 Tempat Penelitian


Lokasi penelitian dilaksanakan di SMAK 2 BPK PENABUR Jalan
Dursasana Nomor 8, Bandung, Jawa Barat.

3.3 Metode Penelitian


Metode penelitian adalah langkah yang dilakukan peneliti dalam
rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan
investigasi pada data yang telah di dapat. Metode penelitian memberikan
gambaran rancangan penelitian.

Metode yang digunakan adalah studi pustaka dan pengamatan.


Studi pustaka adalah mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan
berbagai macam material yang ada seperti dokumen, buku, catatan,
majalah. Metode pengamatan adalah di mana penulis mengamati setiap
perkembangan tumbuhan secara teratur.

3.4 Teknik Penelitian


Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif

14
menggunakan data yang diperoleh , diolah melalui proses menyimpulkan
data yang diterima.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Membuat Rancangan Penelitian


 Menyediakan alat dan bahan
Sediakan alat dan bahan yang dibutuhkan pada
penelitian.
 Melakukan pengamatan dan pencatatan
Mengamati objek penelitian serta mencatat
perkembangan objek penelitian.
 Judul penelitian
Merupakan representasi paling singkat dari
keseluruhan substansi penelitian.
 Rumusan masalah
Merupakan kasus yang ingin diteliti. Biasanya
menyertakan suatu fenomena dan medefinisikan masalah
tersebut sebagai masalah.
 Tujuan dan manfaat penelitian
Tujuan penelitian adalah menjawab rumusan
masalah, sedangkan manfaat penelitian adalah keuntungan
yang dapat diambil pembaca dan penulis.
 Tinjauan kepustakaan
Pada bagian ini penulis mencari, membaca, dan
mereview bacaan yang relevan dengan topik penelitian.
 Hipotesis
Dirumuskan dari hubungan antara dua variabel atau
lebih yang menjadi kesimpulan sementara yang perlu diuji.
 Variabel penelitian

15
Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah
pertumbuhan tumbuhan bayam, variabel terkontrolnya
adalah media tanam, dan variabel bebasnya adalah nutrisi.
 Metode pengumpulan data
Penulis mampu menjawab isi dari rumusan masalah.
 Metode analisis data
Dilakukan secara manual atau dengan bantuan
komputer.
 Menulis laporan
Disesuaikan dengan penelitian apa yang dilakukan.

3.5.2 Menentukan Subjek dan Objek Penelitian


1. Subjek penelitian
Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Nutrisi
terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam, yang dijadikan
subjek adalah pertumbuhan tanaman bayam.

2. Objek penelitian
Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Nutrisi
terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam, yang dijadikan
objek adalah nutrisi.

3.5.3 Membuat Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh
peneliti dalam mendapatkan hasil riset yang berkualitas. Yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data
dan melakukan pengamatan.

16
3.5.4 Mengolah Data
 Menentukan jenis tanaman yang akan dijadikan objek
penelitian.
 Melakukan proses penanaman secara hidroponik.
 Melakukan pengamatan dan pencatan data pertumbuhan.
 Memberi nutrisi pada tunaman bayam yang sudah
memenuhi syarat untuk diberi nutrisi.
 Melakukan pendataan secara teratur setiap hari senin dan
kamis.
 Menganalisis data yang terkumpul, lalu membuat laporan.
 Mengambil kesimpulan dari penelitian yang sudah
dilakukan.

3.5.5 Membuat Laporan Penelitian


Setelah mengumpulkan data pengamatan, penulis akan
mengembangkan laporan ini, menjawab rumusan masalah, dan
membuktikan jawaban hipotesis. Laporan penelitian ini ditujukan
bagi pembaca terpilih seperti guru dan siswa yang dapat
menggunakan informasi dari laporan ini agar bermanfaat.

17
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan terhadap pertumbuhan


tanaman bayam dengan pemberian nutrisi, berikut kami sajikan data hasil
penelitian beserta analisis dan pembahasaan.

4.1 Data Hasil Penelitian dan Analisis

4.1.1 Jumat, 16 Agustus 2019

4.1.1.1 Data Hasil Penelitian

Rata-rata Tanaman …
(cm) A B C D E F
Pertumbuha
n Batang 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
Bayam (cm)
Banyak
- - - - - -
Daun

4.1.1.2 Analisis Data

Pada tanggal 16 Agustus 2019, kelompok kami mulai menanam


tanaman bayam. Bibit bayam kami letakkan di dalam busa yang terlebih
dahulu sudah dilubangi. Setelah itu, kami masukkan masing-masing busa
yang berisi satu buah bibit bayam ke dalam enam botol yang sudah kami
ubah menjadi wadah hidroponik dengan diisi air ½ wadah. Setiap botol
sudah kami beri label dengan “A”, “B”, ‘C”, “D”, “E”, “F”.

18
Enam botol tersebut kami satukan ke dalam satu baskom dan
ditutupi dengan plastik hitam untuk membuat cahaya matahari tidak
langsung mengenai tanaman. Pada proses ini, keadaan tanaman masih
dalam fase biji, belum adanya kecambah ataupun daun.

4.1.2 Senin, 19 Agustus 2019

4.1.2.1 Data Hasil Penelitian

Rata-rata Tanaman …
(cm) A B C D E F
Pertumbuha
0,55 0,65
n Batang 0,5 cm 0,6 cm 0 cm 0 cm
cm cm
Bayam (cm)
Banyak
- - - - - -
Daun

4.1.2.2 Analisis Data

Pada tanggal 19 Agustus 2019, tanaman bayam “A” mulai muncul


tunas dengan tinggi 0,5 cm tetapi, daun belum terbuka. Tanaman bayam
“B” juga mulai muncul tunas dengan tinggi 0,6 cm tanpa daun.
Sedangkan, tanaman bayam “C” tunasnya memiliki tinggi 0,65 cm tanpa
tunas. Begitu juga tunas tanaman bayam “D” belum tumbuh daun tetapi,
memiliki tinggi ialah 0,65 cm. Berbeda halnya dengan tanaman “E” dan
“F”, kedua tanaman ini belum tumbuh sama sekali.

4.1.3 Kamis, 22 Agustus 2019

4.1.3.1 Data Hasil Penelitian

Rata-rata Tanaman …
(cm) A B C D E F
Pertumbuhan 1,1 cm 1 cm 1,3 cm 1,2 cm 0,6 cm 0 cm
Batang

19
Bayam (cm)
Banyak Daun - - - - - -

4.1.3.2 Analisis Data

Tanggal 22 Agustus, Tanaman “A” tingginya bertambah sekitar


0,6 cm menjadi 1,1 cm. Pada tanggal yang sama, Tanaman “B” tingginya
menjadi 1 cm. Pertambahan tinggi tanaman bayam “C” cukup pesat yaitu,
sekitar 0,8 cm sehingga tinggi tanaman tersebut menjadi 1,3 cm. Untuk
tanaman bayam “D”, tingginya menjadi 1,2 cm. Tanaman bayam “E”
akhirnya muncul tunas dengan tinggi 0,6 cm. Sedangkan untuk tanaman
bayam “F”, tidak mengalami pertumbuhan sama sekali atau bisa
dikatakan tanaman ini masih mengalami dormansi. Sehingga, kami
memutuskan untuk tidak melakukan penelitian terhadap tanaman bayam
“F” lagi. Dari antara enam tanaman bayam diatas, tidak ada satupun yang
sudah memiliki daun. Kami menambahkan air secukupnya pada masing-
masing wadah.

4.1.4 Senin, 26 Agustus 2019

4.1.4.1 Data Hasil Penelitian

Rata-rata Tanaman …
(cm) A B C D E
Pertumbuha
n Batang 1,4 cm 1,5 cm 1,7 cm 1,7 cm 1,1 cm
Bayam (cm)
Banyak
- - - - -
Daun

4.1.4.2 Analisis Data

Tanaman bayam “A” memiliki panjang batang mencapai 1,4 cm.


Panjang batang tanaman bayam “B” menjadi 1,5 cm dari 1 cm. Sedangkan

20
untuk tanaman bayam “C”, mengalami pertumbuhan batang sekitar 0,4 cm
sehingga tanaman tersebut sekarang mempunyai tinggi 1,7 cm. Untuk
tanaman bayam “D”, pertumbuhannya tidak terlalu signifikan yaitu hanya
0,5 cm. Tanaman bayam “E” memiliki tinggi 1,1 cm. Walaupun
pertumbuhan tinggi tanaman sudah termasuk normal tetapi belum ada
daun yang tumbuh diantara tanaman-tanaman tersebut sehingga kami
belum bisa untuk memberikan nutrisi.

4.1.5 Kamis, 29 Agustus 2019

4.1.5.1 Data Hasil Penelitian

Rata-rata Tanaman …
(cm) A B C D E
Pertumbuhan
Batang 2,1 cm 1,9 cm 2,2 cm 2 cm 1,1 cm
Bayam (cm)
Banyak
2 2 2 - -
Daun

4.1.5.2 Analisis Data

Pada tanggal 29 Agustus 2019, tinggi tanaman bayam “A” sudah


mencapai 2 cm dan sudah terdapat 2 daun. Tinggi tanaman bayam “B”
ialah 1,9 cm dan terdapat 2 daun juga. Untuk tanaman bayam “C”, tinggi
tanaman bertambah 0,5 cm sehingga tinggi tanaman menjadi 2,2 cm. Pada
tanaman bayam “C” ditemukan adanya 2 daun. Sedangkan tanaman bayam
“D” tingginya bertambah menjadi 2 cm. Namun, belum tumbuh daun.

Walaupun tanaman bayam “A”, “B”, dan “C” sudah memiliki


daun, tetapi belum dapat diberi nutrisi dikarenakan daun-daun tersebut
masih kecil dan muda. Sehingga, Kami disarankan menutup botol-botol
wadah dengan plastic hitam untuk mempercepat tanaman bayam tumbuh.

21
4.1.6 Senin, 2 September 2019

4.1.6.1 Data Hasil Penelitian

Rata-rata Tanaman …
(cm) A B C D E
Pertumbuha
n Batang 0 cm 2,3 cm 2,6 cm 2,4 cm 1,5 cm
Bayam (cm)
Banyak
- 2 2 0 0
Daun

4.1.6.2 Analisis Data

Tanggal 2 September 2019, tanaman bayam “A” mendadak layu


sehingga kami tidak melanjutkan penelitian terhadap tanaman tersebut.
Tanaman Bayam “B” masih mengalami pertumbuhan sekitar 0,4 cm
menjadi 2,3 cm dan terdapat 2 daun yang masih kecil. Pada hari yang
sama, tinggi tanaman bayam “C” menjadi 2,6 cm dengan pertambahan
tinggi 0,4 cm dari sebelumnya dan juga daunnya masih berjumlah 2.
Sedangkan, tanaman bayam “D” tingginya menjadi 2,4 cm dan tanaman
bayam “E” tingginya menjadi 1,5 cm, tetapi kedua tanaman bayam
tersebut belum memiliki daun. Kami menambahkan air pada masing-
masing wadah.

4.1.7 Kamis, 5 September 2019

4.1.7.1 Data Hasil Penelitian

Rata-rata Tanaman …
(cm) B C D E
Pertumbuhan
Batang 3 cm 3,2 cm 2,9 cm 0
Bayam (cm)

22
Banyak
2 2 2 -
Daun

4.1.7.2 Analisis Data

Pada tanggal 2 September 2019, tinggi tanaman bayam “B” sudah


mencapai 3 cm, tinggi tanaman bayam “C” adalah 3,2 cm, dan tinggi
tanaman bayam “D” ialah 2,9 cm, dengan masing-masing tanaman
tersebut mempunyai 2 daun. Namun, tanaman bayam “E” layu. Untuk
tanaman bayam “B”, “C”, dan “D”, kami mulai menambahkan nutrisi dan
air secukupnya.

4.1.8 Kamis, 9 September 2019

4.1.8.1 Data Hasil Penelitian

Rata-rata Tanaman …
(cm) B C D
Pertumbuhan
Batang 3,1 cm 3,2 cm 0 cm
Bayam (cm)
Banyak
2 2 -
Daun

4.1.8.2 Analisis Data

Pada hari Kamis tanggal 9 September 2019, Tanaman bayam “B” hanya
bertambah 1 cm dan keadaan daun sangat pucat. Tinggi tanaman bayam “C”
tidak bertambah sama sekali dan keadaan dari tanaman sangat pucat.
Sedangkan, tanaman bayam “D” sudah layu.

4.2 Pembahasan

23
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari 6 tanaman bayam yang kami
tanam, bahwa tidak semua nutrisi memiliki pengaruh yang baik terhadap suatu
tanaman. Terdapat perbedaan drastis antara tanaman yang diberi nutrisi maupun
tidak.

Saat tanaman belum kami beri nutrisi, pertumbuhan tinggi tanaman bayam
dapat dibilang lumayan pesat. Walaupun hanya sekitar 0,4 – 0,6 cm dalam selang
waktu 3 hari dalam setiap penggukurannya, tetapi tidak ada tanaman yang keliatan
pucat. Kecuali tanaman “A”, “F”, “E” yang layu dikarenakan kemungkinan
adanya faktor lain yang mempengaruhi.

Untuk tanaman setelah diberi nutrisi, Mereka seharusnya memiliki partum


buhan yang cukup pesat. Sayangnya, keberhasilan dalam penggunaan nutrisi
sendiri harus didukung dengan faktor lain. Salah satunya, Tanaman “B”, “C”, “D”
tidak memiliki batang yang kokoh, atau bisa dikatakan bahwa sebenarnya mereka
belum dapat diberi nutrisi. Sehingga setelah diberikan nutrisi, mereka bukan
semakin bertumbuh tetapi menjadi layu.

24
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari karya tulis ini adalah hidroponik adalah
teknologi bercocok tanam menggunakan air, nutrisi, dan oksigen. Media
tanam hidroponik berfungsi sebagai penegak tanaman agar tidak roboh
dan sebagai penghantar cairan unsur hara.tumbuhan juga membutuhkan
pH tanah atau media tempat tanaman itu tumbuh. Pertumbuhan pH
optimalnya lebih rendah dari 5,6 dan bisa terhambat karena unsur hara
rendah.

Bayam memiliki siklus hidup yang relatif singkat. Tumbuhan


bayam dipanen 3-4 minggu. Perbanyakan tanaman bayam secara generatif.
Tumbuhan bayam pertumbuhannya bergantung pada pemberian nutrisi
yang tepat. Pemberian nutrisi dibutuhkan karena membantu tumbuhan
bertumbuh lebih cepat dan membuat tumbuhan memiliki kualitas yang
baik.

Pada penelitian kali ini, tanaman bayam tumbuh kurang baik


karena faktor lingkungan yang tertutup oleh dinding beton, lalu banyaknya
siswa yang berjalan-jalan di sekitar tempat tanaman ini berada, banyaknya
debu di sekolah karena sedang ada renovasi.

5.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar pembaca yang
akan melakukan penanaman secara hidroponik harus memperhatikan
berbagai macam hal mulai dari cahaya, oksigen, pemberian nutrisi, dan air.

25
Karena jika cahaya yang diberikan kurang pertumbuhan akan terjadi
sangat cepat dan tidak normal. Tumbuhan akan lemah, batang tidak kokoh,
dau kecil dan tumbuhan tampak pucat. Jika tumbuhan kekurangan oksigen
akan menyebabkan tumbuhan layu karena oksigen berperan dalam proses
pembakaran glukosa menjadi energi. Bila nutrisi yang diberikan tidak pas
maka tumbuhan bisa saja mati karena kelebihan nutrisi atau kekurangan
nutrisi. Dan bila tumbuhan kekurangan air akan mengakibatkan daun kecil
tidak berwarna, tanaman mengecil, dan mengurangi pertumbuhan jangka
panjang.

26
DAFTAR PUSTAKA

Gardner, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press: Jakarta

Hadisoeganda, A. W. W. 1996. Bayam sayuran penyangga petani di Indonesia.

Monograft No. 4, Bandung.

Kozlowski, T.T. 1972. Shrinking and Sweling of Plant Tissues. In Water Deficit

and Plant Gwowth. Vol III. Academic Press. New York.

Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. (2013). Konsep dan Penerapan Biologi

SMA/MA Kelas X. Jakarta: Bailmu.

Rukmana, Rahmat. 1994. Bayam, Bertanam & Pengelolahan Pascapanen.

Yogjakarta: Kanisius.

Salisbury, F.B dan Ross, C.W.1997.Fisiologi

Taiz L and Zeiger E. 1991. Plant Physiology. Tokyo. The Benyamin/Cumming

Publishing Company Inc. p: 219-247.

Tumbuhan.Institut Teknologi Bandung. Bandung

27
BIOGRAFI PENULIS

bless

28
Namanya adalah Claudia Budianto, dia lahir di
Bandung, 15 September 2001. Dia adalah
anak kedua dari dua bersaudara. Dia
memiliki kakak bernama Calvinito
Budianto. Saat ini dia sedang menempuh
pendidikan tahun terakhir di Sekolah
SMAK 2 BPK PENABUR Bandung
jurusan IPA. Dia memiliki hobby
mendengarkan musik, memainkan gitar dan membaca buku.

29
Nama saya Devina Navtalia Gartika atau
yang biasa dipanggil Devina lahir di Tasikmalaya, 2
April 2003. Saya adalah anak bungsu dari 2
bersaudara. Ayah saya bernama Andi Eka Gartika,
yang lahir pada tanggal 16 Juli 1969 di Banjar
sedangkan ibu saya bernama Vonny Irawati Buntoro
yang lahir pada tanggal 1 Agustus 1972 di
Yogyakarta. Kakak laki-laki saya bernama Ivan
Pratama Gartika yang lahir pada tanggal 14 Januari
1998 di Tasikmalaya. Ayah dan Ibu saya adalah
seorang wiraswasta, yang membuka toko elektronik di Pangandaran, Jawa Barat.
Kami sekeluarga tinggal di Pangandaran, Jawa Barat sampai kakak saya lulus
SMP dan akan melanjutkan SMA nya di SMU St. Aloysius Bandung. Ayah saya
dan ibu saya menganut agama Katolik sedangkan saya dan kakak saya menganut
agama Kristen. Hobi saya membaca novel dengan genre fantasi, misteri, dan aksi.
Saya juga gemar menonton film kartun dan masih banyak lagi. Cita-cita saya
menjadi dokter gigi. Saya pernah berbinis saat saya masih di Sekolah Dasar, mulai
dari berjualan pulpen, loose leaf, gantungan kunci, gelang, dan makanan ringan.

Saya sudah memulai pendidikan di usia yang masih sangat kecil. Sejak
berumur 2 tahun saya sudah masuk TK Tunas Jelita di Pangandaran yang saat itu
belum ada PAUD. Sampai pada usia 6 tahun saya memasuki pendidikan Sekolah
Dasar di SD Negri 3 Pangandaran. Selama 6 tahun belajar di SD hingga pada
tahun 2016 memasuki Sekolah Menengah Pertama di SMP Negri 1 Pangandaran.
saya mengambil jalur pendidikan akselerasi sehingga hanya menempuh
pendidikan di Sekolah Menengah Pertama selama 2 tahun. Setelah lulus di
Sekolah Menengah Pertama saya melanjutkan pendidikan di SMA 2 BPK
Bandung. Saya tinggal di Bandung sebagai anak kost, begitu juga dengan kakak
saya yang sudah berkuliah di Bandung. Tinggal di Bandung sendiri dan jauh dari

30
orang tua adalah hal yang cukup berat bagi saya. Tapi demi mendapatkan
pendidikan yang lebih baik dan membentuk karakter yang lebih mandiri saya
menjalaninya. Saat ini dia duduk di kelas XII dan sedang sibuk belajar untuk ujian
kelulusan dan ujian masuk Universitas.

31
Penulis yang bernama Jessica Agustine Setiawan lahir pada tanggal 25 Agustus

2002 di kota Bandung. Penulis bertempat tinggal di Jalan Kakap no. 43, Andir

yang terletak di kota Bandung. Penulis anak ke tiga dari tiga bersaudara.

Penulis memulai studinya pada umur 4 tahun di TKK BPK PENABUR


yang bertempat di Jalan Jenderal Sudirman no. 246. Penulis bersekolah di
TK selama 2 tahun. Pada umurnya yang ke 6 tahun, penulis masuk ke
jenjang sekolah dasar (SD) yang bertempat di Jalan Jenderal Sudirman no.
246 yang sekolahnya bernama SDK 1 BPK PENABUR. Selama 6 tahun
penulis bersekolah di jenjang SD, yang kemudian dilanjutkan ke jenjang
SMP yaitu SMPK 5 BPK PENABUR yang terletak di Jalan Jenderal
Sudirman no. 638 selama 3 tahun, yang kemudian dilanjutkan ke jejang
SMAK 2 BPK PENABUR.

Beberapa prestasi yang pernah diperoleh oleh penulis adalah


juara harapan ke-3 paduan suara pada kelas 5 SD dan mendapat juara G
pasukan pengibar bendera seluruh Jawa Barat pada kelas 1 SMP. Mungkin
prestasi yang dimiliki penulis tidaklah banyak, tetapi itu semua dapat
mendorong penulis lebih bersemangat dalam mengejar mimpinya di masa
depan.

Penulis yang berbintang Virgo ini memiliki cita-cita menjadi


seorang tour guide dan penerjemah. Selain itu juga, penulis ini juga
memiliki hobi bernyanyi, menari, membaca novel, bermain basket, dan
menonton drama Korea. Penulis menyukai musik dan drama Korea sejak
kelas 6 SD, dan yang menjadi penyemangat penulis dalam belajar selain
orang tua, keluarga, guru, dan teman-teman penulis ada 1 boyband dari
Korea yang sangat penulis gemari yaitu BTS (Bangtan Boys/ 방 탄 소 년
단). Moto hidup penulis “Life without dream is like a deadman” – JK.

32

Anda mungkin juga menyukai