Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

PENGENDALIAN KONSENTRASI PH DAN KONSENTRASI NUTRISI


(PPM) PADA TANAMAN SELADA

Disusun oleh :
1. Lu’lu’ Nishfa Lailil Mukarromah (220110009)
2. Aprilia Nur Hidayati (220110059)
3. Dellia Dwi Puspita (220110019)
4. Debrita Alfarida Yawalka (220110054)

Kelompok 5 / 12D

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan
Praktikum Biokimia Tanaman yang berjudul “ Pengendalian Konsentrasi pH dan
Konsentrasi Nutrisi (PPM) Pada Tanaman Selada” ini tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Praktikum Biokimia Tanaman. Penulis ucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. Riyanto, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Praktikum Biokimia Tanaman.
2. Kak Jopa selaku CoAss Praktikum Biokimia Tanaman.
3. Kak Sherinda selaku CoAss Praktikum Biokimia Tanaman.
Penulis menyadari di dalam menulis laporan ini masih jauh dari kata
sempurna serta banyak kekurangan-kekurangan, baik dari segi tata bahasa
maupun cara penyusunan kata. Sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran guna untuk penyempurnaan laporan ini.

Yogyakarta, 12 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................2
BAB III.............................................................................................................................4
METODE PELAKSANAAN...........................................................................................4
A. Waktu dan Tempat.................................................................................................4
B. Alat dan Bahan.......................................................................................................4
C. Cara kerja...............................................................................................................4
BAB IV..............................................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Hasil.......................................................................................................................6
B. Pembahasan............................................................................................................6
BAB V...............................................................................................................................8
KESIMPULAN................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9
LAMPIRAN...................................................................................................................10

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selada adalah jenis tanaman yang cukup digemari oleh masyarakat
sangat cocok dibudidayakan mengingat kebutuhan masyarakat akan
sayuran yang cukup besar. Kebutuhan masyarakat akan sayuran yang
segar dan bebas pestisida menjadi pilihan saat ini sejalan dengan
pemahaman masyarakat akan pola makanan yang sehat. Alternatif dalam
pemenuhan tersebut dipilihlah penanaman dengan media hidroponik

Hidroponik adalah salah satu metode dalam budidaya menanam


dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan
menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman.
Hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam
dengan menekankan pada kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam
pengertian sehari hari bercocok tanam tanpa tanah.

Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam


secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan
pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman. Dimanapun tumbuhnya
sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi
(unsur hara) yang dibutuhkan akan selalu tercukupi.

Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga


tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa
diserap oleh tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik
bertanam dengan hidroponik, dimana yang ditekankan adalah pemenuhan
kebutuhan nutrisi.

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dosis nutrisi AB mix
yang dibutuhkan tanaman selada melalui pengendalian pH dan nutrisi
yang dilakukan setiap kali pengamatan.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan ilmu dan teknologi pada saat ini berimbas pula pada
teknologi budidaya tanaman. Salah satunya adalah budidaya sayuran dengan
system hidroponik. Sistem hidroponik mulai banyak diterapkan untuk menjawab
masalah yang semakin sempitnya lahan pertanian dan juga sangat cocok
diterapkan di daerah perkotaan dengan keterbatasan lahan yang ada.
Teknologi tanaman dengan system hidroponik dikembangkan karena
semakin berkurangnya lahan produktif untuk perkembangan komoditas pertanian,
terutama akibat perkembangan industry dan jasa, sehungga usaha pertanian
konvensional semakin tidak kompetitif karena semakin tingginya harga lahan.
Istilah hidroponik yang berasal dari bahasa latin yang berarti hidro (air)
dan ponos (kerja). Istilah hidroponik pertama kaliditemukan oleh W.F.Gericle dari
University of California pada awal tahun 1930-an, yang melakukan hara tanaman
dalam skala komersial yang selanjutnya disebut nutrikultur atau hidroponik.
Media hidroponik diberi larutan hara yang mengandung semua elemen esensial
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal tanaman. (Susilo,
2009)
Tanaman selada (Lactuca sativa) merupakan salah satu tanaman sayur
yang sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat Indonesia sebagai sayuran
yang biasa dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai lalapan. Selada memiliki
berbagai kandungan gizi, seperti serat, vitamin A dan zat besi. Permintaan
konsumen terhadap selada semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk serta kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Salah satu
kandungan yang baik untuk kesehatan yaitu zat besi. Kandungan zat besi tersebut
masih dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap zat besi
setiap harinya.
Budidaya pada tanaman selada ini diperbanyak melalui benih dan
memerlukan persemaian serta pindah tanam. Pindah tanam lebih dini akan
mempercepat adaptasi tanaman terhadap lingkungan, sehingga pertumbuhan
tanaman tidak terhambat dan dapat menghasilkan bagian vegetative yang lebih
baik. Jika pindah tanam terlambat, maka tanaman tidak mempunyai cukup waktu
untuk menyelesaikan pertumbuhan vegetatifnya, tanaman lebih cepat menua dan
cepat memasuki stadia generative (Vavrina,1998).
Waktu pindah tanam yang tepat ditentukan, selain oleh jenis tanaman dan
kultivar, juga ditentukan oleh kondisi lingkungan tempat tanaman di pindah
tanamkan serta teknik budidayanya (Vavrina,1998; Damanto et al., 1993).

2
Selain media tanaman, formulasi hara merupakan hal sangat penting dalam
budidaya secara hidroponik. Menurut Hariyanto et al. (2002) Larutan yang
diberikan untuk tanaman hidroponik harus mengandung unsur hara makro dan
mikro yang diberikan secara teratur serta efisien. Nutrisi hidroponik sendiri dapat
diperoleh dengan meramu sendiri atau membelinya dalam bentuk siap pake.
Nutrisi hasil ramuan sendiri digunakan oleh orang yang menjadikan budidaya
hidroponik sebagai suatu usaha. Sementara nutrisi dalam bentuk siap pakai
biasanya lebih bayanyak digunakan karena formulasi yang dibuat telah terujih
terlebih dahulu.
Saat ini banyak jenis nutrisi yang digunakan dalam budidaya tanaman
secra hidroponik, salah satunya adalah nutrisi AB mix. Larutan nutrisi AB mix
merupakan larutan hara yang lengkap terdiri dari larutan hara stok A yang berisi
unsur hara makro dan stok B yang berisi larutan unsur hara mikro. Pemberian AB
mix pada tanaman akan memenuhi unsur – unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik dan sehat.
Pada umumnya metode hidroponik yang dilakukan menggunakan media
air, dimana kondisi air yang perlu diperhatikan adalah pasokan air, oksigen,
nutrisi dan tingkat keasaman (pH). Selain itu suhu dan kelembapan lingkungan
harus terjaga dan sesuai dengan tanaman. Pengontrolan nutrisi, suhu air, volume
air nutrisi, suhu lingkungan, pH dan kelembapan untuk system hidroponik harus
diperhatikan supaya tanaman dapat tumbuh dengan baik.

3
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Praktikum biokimia tanaman, acara pengendalian konsentrasi pH
dan konsentrasi nutrisi (PPM) pada tanaman selada dilaksanakan pada:
hari / tanggal : Senin, 27 Maret 2023 s.d Rabu, 12 April 2023
tempat : Laboratorium kimia dan green house Universitas Mercu
Buana Yogyakarta

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. pH meter
b. TDS
c. Gelas ukur
d. Ember
e. Tisu
f. Nampan

2. Bahan
a. Air
b. Nutrisi AB mix
c. H2SO4

C. Cara kerja
1. Persiapan tahap penyemaian
a. Potong rockwool setebal 3 cm dengan gergaji besi yang sudah
disiapkan
b. Bagilah rockwool menjadi 9 bagian, sesuaikan dengan jumlah
selada yang akan ditanam
c. Jangan lupa untuk mengiris rockwool supaya air dapat menyerap
dengan baik
d. Kemudian lubangi setiap kotak yang sudah diiris sedalam 1 cm
dengan pinset
e. Masukkan biji selada 1-2 ke dalam lubang diatas rockwool
f. Jika sudah, semprot rockwool dengan air hingga semua
permukaannya lembab
g. Letakkan media tanam atau penyemaian ditempat yang tidak
terkena hujan namun cukup sinar matahari
h. Pastikan rockwool dalam keadaan lembab

4
2. Proses pemindahan tanaman selada
a. Siapkan system hidroponik menggunakan wadah bak berbentuk
kotak yang dilengkapi penutup di atasnya.
b. Lubangi penutup bak tersebut sesuai dengan wadah bentuk
hidroponik
c. Tuangkan air beserta nutrisi ke dalam bak hidroponik
d. Pisahkan rockwool dengan cutter untuk dimasukkan ke dalam
wadah hidroponik

3. Tahap pertumbuhan tanaman selada


Pada tahap pertumbuhan, sebaiknya melakukan pengecekan nutrisi,
PPM, EC, dan pH.

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
- Tabel pengendalian pH dan PPM

pH EC PPM Vol.nutrisi
Tanggal AB mix Keterangan
awal akhir awal akhir awal akhir
(ml)
Menambahkan
3 April 8,7 6,5 889 889
H2SO4 70 ml
Menambahkan
10 April 8,6 5,7 863 1200 600 H2SO4 200 ml
dan air 8 L
Menambahkan
11 April 8,5 6,3 1450 1200 757 H2SO4 45 ml
dan air 2 L
Menambahkan
12 April 8,2 6,4 1560 1200 780 H2SO4 80 ml
dan air 8 L
Jumlah daun tiap tanaman 6 + 6 + 6 + 6 = 24
Rata-rata jumlah daun 24 : 4 = 6

B. Pembahasan
Persemaian Persemaian benih selada dilakukan pada media
rockwool. Media di potong berukuran 3x3 kemudian dilubangi dibagian
tengahnya sedalam kurang lebih 1 cm dengan menggunakan pinset.
Setelah itu masukkan benih selada dengan menggunakan pinset pada
media rockwool yang sudah dilubangi. Selanjutnya disiram beberapa
semprotan dan usahakan tidak terdapat genangan air lalu simpan media
tersebut pada bak atau nampan perkecambahan dan letakkan pada tempat
yang tidak terkena hujan namun terkena cukup sinar matahari.
Penanaman selada atau pindah tanam dilakukan pada saat bibit
berumur kurang lebih 2 minggu. Proses ini dilakukan dengan cara
mencabut bibit serta rockwool kemudian memindahkan bibit tersebut ke
dalam netpot. Kemudian letakkan pada tempat yang sudah disediakan dan
berisi air yang telah dilarutkan dengan nutrisi sebelumnya. Kebutuhan
nutrisi tanaman tentu saja semakin meningkat seiiring bertambahnya umur
tanaman. Pada tanaman selada membutuhkan nutrisi dengan Ph 5,5 – 6,5
dan ppm 560 – 840. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengendalian
konsentrasi nutrisi menunjukkan bahwa nutrisi yang diserap tanaman
setiap pengamatan tidak selalu sama dan Ph dapat berubah-ubah. Oleh
karena itu perlu di ukur Ph larutan sejak awal selama budidaya tanaman.

6
Setidaknya terdapat 6 faktor penting yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman hidroponik, yaitu kualitas air yang digunakan,
oksigen, cahaya, nutrisi, suhu, dan Ph larutan nutrisi hidroponik. Jika skala
suatu Ph suatu larutan nutrisi dibawah atau melebihi 6,5 dapat dipastikan
tanaman tidak dapat tumbuh dan bereproduksi. Ph yang terlalu tinggi
dapat diturunkan menggunakan H2SO4, sedangkan EC yang terlalu tinggi
dapat diturunkan dengan menambahkan air dan apabila EC rendah dapat
dinaikkan dengan menambahkan larutan AB mix.
Pada dasarnya tumbuh kembang tanaman hidroponik bergantung
pada konsentrasi nutrisi. Apabila tanaman mengalami kekurangan nutrisi
maka daun tanamn hidroponik dapat menguning. Sebaliknya apabila
kelebihan nutrisi dapat menyebabkan daun tanaman tersebut menggulung
atau bahkan tanaman tersebut bisa mati. Kekurangan atau kelebihan nutrisi
ini dapat terjadi karena pengukuran kadar nutrisi pada air yang tidak
dilakukan secara rutin. Selain itu pembersihan alat yang kurang bersih
juga dapat mempengaruhi pengukuran nutrisi tersebut.

7
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum biokimia tanaman mengenai pengendalian


konsentrasi pH dan konsentrasi nutrisi (PPM) dapat disimpulkan bahwa:
1. Hidroponik adalah teknologi bercocok tanam yang menggunakan air,
nutrisi, dan oksigen, tanpa menggunakan tanah dengan menekan pada
pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
2. Sistem hidroponik memiliki banyak kelebihan sehingga sangat tepat
bila dijadikan solusi pengganti budidaya secara konvensional di lahan-
lahan pertanian.
3. Budidaya tanaman secara hidroponik memerlukan penambahan nutrisi
khusus yaitu AB mix untuk memberikan asupan nurisi yang
dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya.
4. Pengendalian pH dan PPM harus dilakukan secara rutin setiap hari
agar ph dan PPM dapat terkontrol dengan baik, supaya tanaman yang
kita tanam tidak kelebihan maupun kekurangan nutrisi.
5. Kebutuhan nutrisi akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya
usia tanaman. Maka pengecekan PPM rutin dilakukan setiap hari agar
konsentrasi PPM sesuai dengan kebutuhan tanaman.
6. pH yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan menambahkan H2SO4

8
DAFTAR PUSTAKA

Perwitasari,B., Mustika T., Catur. W. 2012. Pengaruh Media Tanaman dan


Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa)
Dengan Sistem Hidroponik
Ida, S., 2014. Pemanfaatan Lahan Dengan Sistem Hidroponik. Jurnal Universitas
Tulungagung Bonorowo
Susila,2009. Istilah Hidroponik. Penebar Swadaya, Jakarta
Vavrina, CS. 1998. Transplate age in vegetable crops Hort Technolog

9
LAMPIRAN

Memotong rockwool Melubangi rockwool

Memasukkan biji selada Membuat larutan nutrisi stok B

Mengukur pH Menambahkan larutan AB mix

Penyemaian benih selada Pindah tanam

10
11

Anda mungkin juga menyukai