Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN MAGANG

BUDIDAYA TANAMAN SAWI DENGAN SISTEM HIDROPONIKDI


DINAS TANAMAN PANGAN PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA
PONTIANAK

NAMA MAHASISWA: DIMAS DWIYANTO

NIM: P0220010

Dosen Pembimbing: Riko Prasetyo, M.P

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA KALIMANTAN BARAT

2023
Laporan Magang.PKL Tahun2023

KATA PENGANTAR

Puja dan puji kita panjatkan kepada ALLAH SWT karena berkat Rahmat
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan Magang ini yang berjudul
Budidaya Bawang Daun Alium fistulosum L di Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura

Dalam kegiatan magang dan penulisan laporan ini penulis sangat berterima
kasih kepada :

1. Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan
semangat, doa, dan telah membiayai kuliah penulis dari awal hingga saat ini
2. Riko Prasetyo, M.P selaku dosen pembimbing magang atas nasehat dan
arahannya
3. Raihan Kurniawan, S.P., selaku mentor magang pada saat di Dinas Pangan
Pertanian dan Perikanan, yang telah memberikan pembelajaran dan bimbingan
yang sangat bermanfaat untuk kemudian hari.
4. Kanti Apriani, selaku Ketua Bidang staf pertanian, yang telah memberi izin
agar penulis dapat melakukan kegiatan magang ini di Dinas Pangan Pertanian
dan Perikanan.
5. Kepada seluruh pihak yang telah membantu menyukseskan kegiatan magang
ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini


dari segi tulisan dan isi, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak agar laporan ini menjadi lebih baik lagi.

Kubu Raya, 28 Oktober 2023

Penulis

1
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................3
1.2 Tujuan Magang...................................................................................................5
1.3 Manfaat Magang................................................................................................5
BAB 2 GAMBARAN UMUM DINAS TANAMAN PANGAN PERTANIAN DAN PERIKANAN......6
2.1. Sejarah dan Tugas pokok....................................................................................6
2.2. Visi misi..............................................................................................................6
2.3. Struktur Organisasi.............................................................................................7
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................8
3.1. Tinjauan Pustaka Sawi........................................................................................8
3.2. Tinjauan Pustaka Hidroponik..............................................................................9
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................11
4.1. Waktu dan Tempat...........................................................................................11
4.2. Budidaya Sawi Dengan Sistem Hidroponik.......................................................11
4.3. Kendala yang dihadapi......................................................................................14
4.4. Cara menyelesaikan masalah............................................................................14
BAB 5 KESIMPULAN..........................................................................................................15
5.1. Kesimpulan.......................................................................................................15
5.2. Saran................................................................................................................15

2
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan pangan bagi manusia seperti sayuran semakin meningkat


dengan seiring perkembangan jumlah penduduk. Survei Pusdatin (2014)
menunjukkan bahwa pengeluaran nominal untuk konsumsi sayuran di Indonesia
meningkat dari 15,539% pada tahun 2008 menjadi 31,158% per kapita per tahun
pada tahun 2013. Hal ini menyatakan bahwa kecenderungan untuk mengonsumsi
sayuran pada masyarakat Indonesia meningkat dalam kurun waktu lima tahun. Hal
ini menyatakan bahwa masyarakat Indonesia mulai menyadari betapa pentingnya
sayuran untuk memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang.

Menurut (BPS, 2016) melaporkan bahwa produksi tanaman sayuran di


Indonesia pada tahun 2014 adalah 11.436.860 ton dengan luas panen 1.072.907
hektar sedangkan, pada tahun 2015 produksi tanaman sayuran di Indonesia
11.096.658 ton dengan luas panen sebanyak 1.016.246 hektar. Sehingga jika
melihat laporan tersebut dapat terlihat bahwa terjadinya penurunan produksi
tanaman sayur. Hal ini diakibatkan oleh berkurangnya lahan pertanian yang
diakibatkan oleh alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman penduduk.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu sebuah terobosan teknologi untuk
mengganti lahan yang telah beralih fungsi dengan sistem hidroponik.

Di Indonesia sayuran sawi menjadi sayuran yang banyak digemari oleh


warga lokal. Sawi merupakan tanaman yang berasal dari Asia. Sehingga sayuran
ini banyak di temukan di kawasan Indonesia bagian mana pun. Sawi sangat
bermanfaat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita
batuk, menyembuhkan sakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi
ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Kandungan protein,
lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C pada tanaman
sawi sangat baik dan dibutuhkan oleh tubuh manusia. Untuk budidaya tanaman
sawi, Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya.
Menurut (Phina dkk, 2014), tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang

3
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

berudara panas maupun berudara dingin, sehingga dapat ditanam dari dataran
rendah maupun tinggi.

Budidaya sawi dapat dilakukan dengan cara konvensional ataupun dengan


menggunakan sistem hidroponik. Tanah merupakan salah satu media tanam yang
umum digunakan dalam budidaya tanaman. Tetapi banyaknya lahan yang dialih
fungsikan menjadi pemukiman penduduk membuat lahan tanah kosong menjadi
sukar untuk didapat. Maka dari itu budidaya hidroponik dilakukan untuk dapat
memanfaatkan lahan sempit dengan media tanam berupa air yang sangat
berlimbah di Indonesia. Menurut penjelasan (Phina dkk, 2014), budidaya
hidroponik menghasilkan produk caisim dengan fisik produk yang baik karena
terlindungi dan ternaungi oleh tutupan greenhouse.

hidroponik adalah teknik budidaya yang menggunakan media tatau media


tanam lainnya dengan memanfaatkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
bentuk cair yang sudah diracik untuk diberikan ke tanaman dengan cara
disiramkan atau melalui irigasi tetes. (Anonim, 2012; Chids, 2015), menjelaskan
bahwa pada dasarnya sistem hidroponik dibagi atas enam jenis, yaitu sistem wick
(sumbu), water culture (budidaya air), aliran, tetes, Nutrient Film Technique
(NFT) dan pasang surut.

Sistem wick merupakan sistem pasif dalam hidroponik karena akar tidak
bersentuhan langsung dengan air. Sistem wick disebut sistem sumbu karena dalam
pemberian unsur hara atau nutrisi dilakukan melalui akar tanaman yang
disalurkan menggunakan media berupa sumbu. Beberapa bahan sumbu yang
umum digunakan seperti, kain flanel, tali fibrosa, tali rayon atau mop helai kepala,
benang poliuretan dikepang, wol tebal, tali wol atau strip, tali nilon, tali kapas,
stripe kain dari pakaian.

Prinsip Kerja sistem wick menggunakan sumbu sebagai penyambung atau


jembatan pengalir air nutrisi dari wadah penampung air ke akar tanaman. Sumbu
yang dapat digunakan dalam sistem ini biasanya berupa kain flanel atau bahan
lain yang dapat menyerap air. Sumbu yang baik, selain sebagai penyerap cairan
yang baik, juga tidak mudah rusak akibat pembusukan. Sumbu sebaiknya dicuci

4
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

terlebih dahulu dengan air agar dapat meningkatkan kemampuannya untuk


menyerap nutrisi.

1.2 Tujuan Magang

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka penelitian ini


bertujuan untuk :

 Mengetahui pengaruh dari berbagai macam media tanam secara


hidroponik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea
L.).
 Menentukan media terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sawi.

1.3 Manfaat Magang

 Menambah dan memperluas wawasan berpikir serta memantapkan ilmu


yang telah diperoleh.
 Mahasiswa/i menjadi terlatih dalam berkomunikasi secara langsung baik
dengan pegawai yang ada di instansi pemerintah atau perusahaan sehingga
pekerjaan yang diberikan dapat dilakukan dengan baik.
 Mahasiswa dilatih untuk disiplin dengan cara mengikuti peraturan yang
ada di instansi maupun perusahaan.
 Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademis yang telah di
dapat.
 Mahasiswa/i dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh saat
dibangku kuliah.

5
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

BAB 2 GAMBARAN UMUM DINAS TANAMAN PANGAN PERTANIAN


DAN PERIKANAN

1.1. Sejarah dan Tugas pokok

Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak merupakan suatu


institusi atau kelembagaan pada Pemerintah Kota Pontianak yang dibentuk pada
tahun 2017 yang merupakan penggabungan dua institusi yang sebelumnya
bernama Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pontianak dan Kantor
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Pontianak, berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 07 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah.

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota
Pontianak berdasarkan Peraturan Walikota Pontianak Nomor 71 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Struktur Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan
Tata Kerja Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak adalah
membantu Walikota Pontianak dalam menentukan Kebijakan Bidang Pangan,
Bidang Pertanian serta Bidang Kelautan dan Perikanan di lingkungan Pemerintah
Daerah yang meliputi:

 Perumusan kebijakan dibidang Pangan, Pertanian dan Perikanan;


 Pelaksanaan kebijakan dibidang Pangan, Pertanian dan Perikanan;
 Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang Pangan, Pertanian dan
Perikanan;
 Pelaksanaan administrasi Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan; dan e.
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota Pontianak yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan;

1.2. Visi misi

1.2.1. Visi

Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan, Cerdas dan Bermartabat

1.2.2. Misi

6
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

 Mewujudkan Kualitas Sumber daya Manusia yang Sehat, Cerdas dan


Berbudaya;
 Menciptakan Infrastruktur Perkotaan yang Berkualitas dan Representatif;
 Meningkatkan Kualitas Pelayanan kepada Masyarakat yang Didukung
dengan Teknologi Informasi serta Aparatur yang Berintegritas, Bersih dan
Cerdas;
 Mewujudkan Masyarakat Sejahtera yang Mandiri, Kreatif dan Berdaya
Saing;
 Mewujudkan Kota yang Bersih, Hijau, Aman, Tertib dan Berkelanjutan.

1.3. Struktur Organisasi

7
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Tinjauan Pustaka Sawi

Tanaman sawi merupakan salah satu jenis sayuran yang kaya vitamin dan
nutrisi sehingga banyak dikonsumsi sebagai sayuran penyeimbang gizi makanan.
Menurut Haryanto et al. (2003) bahwa taksonomi untuk tanaman sawi adalah:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dycotyledonae

Ordo : Rhoeadales

Famili : Cruciferae

Genus : Brassica L.

Spesies : Brassica juncea (L.)


Sawi termasuk familia Brassicaceae, daunnya panjang, halus, tidak
berbulu, dan tidak berkrop. Tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun
berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah sampai dataran
tinggi, tapi lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah
mulai dari ketinggian 500-1.200 meter diatas permukaan laut. Namun biasanya
dibudidayakan di daerah ketinggian 100-500 m dpl, dengan kondisi tanah gembur,
banyak mengandung humus, subur dan drainasenya baik (Edi dan Bobihoe, 2010).
Curah hujan yang sesuai dengan pembudidayaan sawi adalah 1000-15000 mm/
tahun, tetapi sawi tidak tahan terhadap air tergenang (Cahyono, 2003). Kondisi
iklim untuk tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari
15,60C dan siang harinya 21,10C serta penyinaran matahari antara 10-13 jam per
hari. Meskipun demikian, beberapa varietas tanaman sawi yang tahan (toleran)
terhadap suhu panas, dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah yang
suhunya 270C - 320C (Rukmana, 2007).

Benih sawi hijau berbentuk bulat, berukuran kecil, permukaannya licin


dan mengkilap, agak keras, dan berwarna coklat kehitaman. Umumnya

8
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

penanaman sawi di lahan biasa menggunakan bedengan dengan ukuran lebar 120
cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20-30 cm
dengan jarak antar bedeng 30 cm. Untuk jarak tanam sawi dalam bedengan ini
biasa menggunakan jarak tanam antara 40x40 cm, 30x30 cm, dan 20x20 cm
(Cahyono, 2003).

Sistem perakaran tanaman sawi memiliki akar tunggang (radix primaria)


dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar ke
semua arah dengan kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi sebagai
menyerap air dan zat makanan di dalam tanah, serta menguatkan batang tanaman
(Heru, 2003).

Menurut Rukmana (2002) bahwa batang tanaman sawi pendek dan beruas-
ruas sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk
dan penopang daun. Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop
(Sunarjono, 2004). Tanaman sawi umumnya berbunga dan berbiji secara alami.
Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh
memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas
empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning
cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga (Rukmana,
2002).

1.2. Tinjauan Pustaka Hidroponik

Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman dengan menggunakan air


yang telah dilarutkan nutrisi yang dibutuhkan tanaman sebagai media tumbuh
tanaman untuk menggantikan tanah. Konsentrasi larutan nutrisi harus
dipertahankan pada tingkat tertentu agar pertumbuhan dan produksi tanaman
optimal (Istiqomah, 2006). Hidroponik dapat menjadi salah satu alternatif
terbatasnya lahan pertanian dan dapat dilakukan pada lahan yang kesuburannya
rendah maupun wilayah padat penduduk. Komoditas yang dapat dipilih dalam
budidaya secara hidroponik seperti endieve, selada keriting hijau, selada keriting
merah, lollo rossa, butterhead, christine, packcoy, monde dan selada Romain yang
jarang dibudidayakan petani konvensional (Herwibowo dan Budiana, 2014).

9
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

Teknik budidaya ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan


metode konvensional di tanah yaitu hasil tanaman lebih bersih, nutrisi yang
digunakan lebih efisien karena sesuai dengan kebutuhan tanaman, tanaman bebas
dari gulma, tanaman relatif jarang terserang hama dan penyakit karena terkontrol,
kualitas dan kuantitas produksi lebih tinggi sehingga memiliki nilai jual tinggi,
dan dapat menggunakan lahan sempit (Said, 2007). Budidaya secara hidroponik
lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida, tidak meninggalkan
residu dan kebutuhan air lebih hemat serta tanaman tumbuh lebih cepat
(Herwibowo dan Budiana, 2014). Kelemahan sistem budidaya hidroponik
meliputi investasi awal cukup mahal, tenaga kerja harus terlatih dan pemilihan
pasar harus tepat (Haryanto dkk, 2007).

Salah satu metode dalam hidroponik yaitu hidroponik Nutrient Film


Technique (NFT). Metode ini dilakukan dengan meletakkan akar tanaman pada air
nutrisi yang dangkal disirkulasikan secara terus menerus selama 24 jam (Lingga,
2011). Lapisan air tersebut sangan tipis yaitu sekitar 3 mm sehingga mirip film
Oleh karena itu teknik ini disebut sistem NFT (Untung, 2000).

10
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan magang ini dilaksanakan di Dinas Tanaman Pangan, Pertanian Dan


Perikanan yang beralamat di Jalan Budi Utomo Kecamatan Pontianak Utara Kota
Pontianak. Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 bulan yang dimulai pada tanggal _
Oktober 2023 hingga _ November 2023

1.2. Budidaya Sawi Dengan Sistem Hidroponik

1.2.1. Penyemaian

Kegiatan budidaya dengan sistem Hidroponik diawali dengan penyemaan


bibit sawi. Untuk penyemaan hidroponik adalah sebagai berikut:

 Pertama, persiapkanlah rockwool sebagai media tanam. Potong rockwool


berbentuk menyerupai dadu. Sementara untuk ukurannya, Di dapat
menyesuaikan dengan netpot.
 Selanjutnya, taruh rockwool pada nampan atau baki.
 Siram rockwool dengan air bersih.
 Lalu, buatlah lubang tanam pada rockwool dan masukan benih sawi ke
dalamnya.
 Letakan rockwool di tempat yang gelap agar proses perkecambahannya
berlangsung cepat.
 Sesudah berkecambah, taruhlah benih pada lokasi yang memiliki intensitas
cahaya matahari cukup supaya terhindar dari etiolasi.
1.2.2. Penanaman

Setelah proses penyemaian dan sawi telah berkecambah, maka Di bisa segera
memindahkan sawi ke media tanam. Setelah mendapatkan semaian dan wadah
berisi medium tanam hidroponik, di dapat melakukan penanaman dan perawatan
pada tanaman sawi sebagai berikut:
 Isi wadah air dengan air yang telah dicampur dengan nutrisi AB Mix.
Takarannya sesuai dengan instruksi pada bagian belakang kemasan AB
Mix.

11
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

 Pindahkan semaian ke dalam media hidroponik. Tanam dengan kedalaman


kurang lebih sedalam 2 cm.
 Letakkan pada tempat dengan sinar matahari yang cukup.
 Di tidak perlu menyiram tanaman dengan metode ini.
Namun jika di ingin memberi nutrisi berupa pupuk, di dapat
menyemprotkan nutrisi tambahan pada medium hidroponik sekali dalam
sehari.
Menggunakan metode hidroponik di rumah, di tidak perlu khawatir
mengenai penyakit tanaman. Namun pastikan di menjaga tanaman di dari hama
seperti serangga.

1.2.3. Pemberian nutrisi

Proses pemberian nutrisi pada tanaman sawi harus Di lakukan secara teliti
dan tepat. Tujuannya adalah agar hasil panen sawi yang Di peroleh menjadi
maksimal.

Salah satu jenis nutrisi yang dapat Di berikan adalah AB Mix.

 Tahapan pemberian nutrisi pada tanaman sawi usia minggu pertama


sampai terakhir tentu membutuhkan dosis yang berbeda-beda.
 Pada minggu pertama, berikanlah nutrisi AB Mix dengan dosis sebesar
500 ppm.
 Kemudian, ketika tanaman sawi memasuki minggu kedua, naikkan dosis
nutrisi AB Mix menjadi 700 ppm.
 Pada minggu ketiga, dosis nutrisi yang harus Di berikan adalah 900 ppm.
 Setelah memasuki minggu terakhir, maksimalkan pemberian nutrisi pada
tanaman sawi menjadi 1.200 ppm.
1.2.4. Pemeliharaan

Ketika menanam sawi dengan teknik hidroponik umumnya terdapat 3 jenis


pemeliharaan yang harus Di lakukan.

 Pertama, pemberian nutrisi apabila larutan nutrisi dalam pipa peralon


sudah berkurang seiring dengan pertumbuhan tanaman sawi.

12
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

 Kedua, pengontrolan gulma dan hama yang tumbuh di sekitar tanaman.


Cara kedua ini bisa Di lakukan secara rutin setiap tiga hari sekali.
 Ketiga, lakukan penyulaman terhadap tanaman sawi yang mati dan juga
kerdil. Tujuan penyulaman adalah untuk mencegah penularan penyakit ke
tanaman lainnya.
 Proses penyulaman dapat Di lakukan dengan mencabut tanaman sawi yang
kerdil maupun mati.
 Selanjutnya, Di dapat mengisi lubang tanam tersebut tanaman sawi yang
baru dengan daya tumbuh tinggi.
Selain ketiga cara di atas, Di dapat melakukan pemeliharaan sawi dengan
cara lain.

 Pertama, perhatikan komponen penting pendukung pertumbuhan tanaman


ini. Misalnya, jumlah air, pH tanah dan kebutuhan akan sinar matahari.
 Selain itu, Di juga harus rutin memberikan pupuk agar sawi tumbuh subur
dan normal. Pergunakan juga pH meter agar nutrisi yang diukur benar-
benar valid.
1.2.5. Panen

Ketika menanam sawi dengan teknik hidroponik umumnya terdapat 3 jenis


pemeliharaan yang harus Di lakukan.

 Pertama, pemberian nutrisi apabila larutan nutrisi dalam pipa peralon


sudah berkurang seiring dengan pertumbuhan tanaman sawi.
 Kedua, pengontrolan gulma dan hama yang tumbuh di sekitar tanaman.
Cara kedua ini bisa Di lakukan secara rutin setiap tiga hari sekali.
 Ketiga, lakukan penyulaman terhadap tanaman sawi yang mati dan juga
kerdil. Tujuan penyulaman adalah untuk mencegah penularan penyakit ke
tanaman lainnya.
 Proses penyulaman dapat Di lakukan dengan mencabut tanaman sawi yang
kerdil maupun mati.
 Selanjutnya, Di dapat mengisi lubang tanam tersebut tanaman sawi yang
baru dengan daya tumbuh tinggi.

13
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

Selain ketiga cara di atas, Di dapat melakukan pemeliharaan sawi dengan cara
lain. pertama, perhatikan komponen penting pendukung pertumbuhan tanaman
ini. Misalnya, jumlah air, pH tanah dan kebutuhan akan sinar matahari. Selain itu,
Di juga harus rutin memberikan pupuk agar sawi tumbuh subur dan normal.
Pergunakan juga pH meter agar nutrisi yang diukur benar-benar valid.

1.3. Kendala yang dihadapi

Dalam pelaksanaan magang ada beberapa kendala yang dihadapi yaitu:

 Tanaman hidroponik terganggu hama dan penyakit karena berdekatan


dengan tanaman yang dibudidayakan dengan sistem konvensional
 Ketika hujan tidak bisa melaksanakan kegiatan budidaya sehingga tidak
bisa turun ke lapangan.

1.4. Cara menyelesaikan masalah

dalam kegiatan magang tersebut ada beberapa kendala yang telah disampaikan
diatas. Untuk mengatasi masalah berikut adalah:

 Menjaga tanaman yang berada di hidroponik dan disekitaran hidroponik


terhindar dari penyakit, melakukan pengendalian hama secara rutin.
 Ketika musim hujan melakukan kegiatan didalam ruangan

14
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

BAB 5 KESIMPULAN

1.1. Kesimpulan

Dari tahun ke tahun kebutuhan akan sayur di Indonesia semangkin


meningkat. Kebutuhan sayur yang paling digemari di Indonesia adalah tanaman
sawi. Untuk menghasilkan sawi yang sehat maka harus menggunakan Teknik
budidaya yang terbebas dari bahan kimia. Teknik hidroponik adalah Teknik yang
tidak menggunakan bahan kimia dalam proses budidayanya. Proses penanaman
sawi dengan sistem hidroponik adalah penyemaian, penanaman, pemberian
nutrisi, perawatan dan panen. Dalam kegiatan magang ada beberapa kendala yang
dihadapi dan semua kendala tersebut dapat diatasi.

1.2. Saran

 Diharapkan bagi mahasiswa yang melakukan pelaksanaan magang lebih


serius lagi dalam bekerja dan menerima arahan dari pembimbing
 Diharapkan bagi mahasiswa yang melaksanakan magang lebih interaktif
lagi seperti bertanya dan berdiskusi.

15
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

DAFTAR PUSTAKA

Arlingga, B., Abd. Syakur, dan Hidayat Mas’ud. 2014. Pengaruh Persentase Naungan dan
Dosis Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Seledri (Apium
graveolus L.). Jurnal Agroteknis.

Gardner F.B., Pearce R.B., and Mitchell R.L. 1991. Phsycoloy of Crop Anatomi. Diter
jemahkan oleh H. Susilo.Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Krisnawati, D. 2014. Pengaruh Aerasi Terhadap Pertumbuhan Tanaman baby Kailan


(Brasicca oleraceae Var. Achepala) Pada Teknologi Hidroponik Sistem Terapung di
Dalam dan diuar Grenhous. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Pertanian.
Universitas Lampung (Tidak dipublikasikan).

Perwitasai. B.,Tripatmasari, dan C. Warsonawati. 2012. Pengaruh Media Tanam dan


Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoi (Brassica junea L.) dengan
S

Rest, H.M. 1983. Hidroponics food production. Woodbridge Press Publishing Company.
Santa Barbara dan Calipornia.

Risqiani, N. F., Ambarwati, E. , dan Yuwono, N.W. 2007. Pengaruh Dosis dan Frekuensi
Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncjs
(Phaesolus vulgaris L.) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Vol 7 hal.
43-53.

Susila, A.D. 2006. Fertigasi Pada Budidaya Pada Tanaaman Sayuran di GreenhouseBagian
Produksi Tanaman Departemen, Agronomi dan Holtikultura. Fakultas Pertanian IPB.
Bogor.

16
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi
Laporan Magang.PKL Tahun2023

17
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat cek revisi

Anda mungkin juga menyukai