Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM IRIGASI BERSELANG


PADA TANAMAN PADI SAWAH
MATA KULIAH ADAPTASI MITIGASI IKLIM

Dosen Pengampu: 1. Dr. Eny Wahyuning, SP, MP


2. Ir. Dwi Purnomo,MM
3. Didik Darmanto, SST, MP

Oleh
Heru Wahyudi

NIRM : 04.01.18.094
Kelas Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan 5 C

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan Makalah pengolahan air dengan system irigasi berselang pada tanaman
padi Mata Kuliah Adaptasi Mitigasi Iklim tepat pada waktu yang ditentukan.
Makalah ini diajukan sebagai syarat pengumpulan tugas. Banyak komponen yang
membantu terselesaikannya tugas ini, yang memberi dukungan secara moral. Meskipun
upaya kami ini jauh dari sempurna, tetapi dengan ikhlas kami mengucapkan terimakasih,
utamanya kepada :

1. Dr. Eny Wahyuning, SP, MP selaku Dosen Pengampu mata kuliah Adaptasi Mitigasi
Iklim
2. Ir. Dwi Purnomo, MM selaku Dosen Pengampu mata kuliah Adaptasi MitigasiIklim
3. DidikDarmanto,SST,MPselakuDosenPengampumatakuliahAdaptasiMitigasiIklim
4. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Politeknik Pembangunan PertanianMalang.

Demikian, semoga Allah SWT memberikan balasan atas budi baik semua pihak yang
membantu pembuatan Makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan masih
banyak kekurangan, karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki
kekurangandalammakalahini.Sayaberharapmakalahinidapatbermanfaatdanberguna bagi
semuapihak.

Malang, 12 Desember2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR........................................................................................................... 2

DAFTARISI......................................................................................................................... 3

BABIPENDAHULUAN........................................................................................................4

1.1 LatarBelakang........................................................................................................... 4

1.2 Tujuan....................................................................................................................... 5

BABII.................................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN.................................................................................................................. 6

2.1 Irigasi........................................................................................................................ 6

2.2 ProduktivitasAir........................................................................................................ 6

2.3 Kebutuhanairirigasi...................................................................................................7

2.4 KonsepPengairanSRI...............................................................................................7

2.5 Budidaya TanamanPadiKonvensional......................................................................7

2.6 Budidaya Tanaman PadiMetodeSRI........................................................................8

BABIII................................................................................................................................. 9

PENUTUP.......................................................................................................................... 9

3.1Kesimpulan................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Padatahun2011,jumlahpendudukIndonesiasudahmencapai240jutajiwadenganlaju
pertumbuhan penduduk sekitar 1,3%-1,5% per tahun. Tiap penduduk mengkonsumsi
beras 135 kg per tahun. Agar bisa memenuhi kebutuhan makan penduduk, setiap tahun
Indonesia harus bisa menambah produksi padi 3 juta ton gabah kering giling (GKG).
Jumlah ini setara dengan 1,8 juta ton beras. Karena kebutuhan konsumsi beras terus
meningkat maka pemerintah berupaya meningkatkan produktivitas dalamnegeri.

Ketersediaan air yang relatif tetap dan bahkan menurun, berhadapan dengan
kebutuhan air yang terus meningkat. Peningkatan kebutuhan air ini disebabkan
peningkatan aktifitas dan populasi penduduk. Peningkatan kebutuhan air yang tidak
disertai peningkatan ketersediaan air pada akhirnya nanti akan menyebabkan konflik
kepentinganair.Penambahanketersediaanairmemerlukaninfrastrukturdanbiayayang
cukup besar. Oleh karena itu, salah satu cara yang paling tepat untuk menghindari
konflikkepentinganairiniadalahdenganmelakukanpenghematanair.Sistembudidaya padi
metode System of Rice Intensification (SRI) dilaporkan mampu menghemat air 25-
50% dan bisa meningkatkan produksi sekitar 50-100% (Uphoff (2007) dalam Uphoff
(2011)).
Pengembangan padi SRI dikenal dengan motto More Rice with Less Water atau
hasil beras yang meningkat dengan penggunaan air yang lebih sedikit. SRI merupakan
suatu metode budidaya padi yang memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan
dengan budidaya padi konvensional. Kelebihan-kelebihan tersebut yaitu:

1. tanaman diberikan genangan air maksimal 2 cm, paling baik macak-macak dan
ada periode irigasiterputus/berselang)

2. hemat biaya (hanya membutuhkan benih 5 kg/Ha, tenaga tanamberkurang

3. hemat waktu (bibit muda, 10 hari setelah semai dan panen lebihawal)

4. produksi bisa lebihtinggi.

Kendala pada umumnya pada penyiangan yang lebih banyak dari pada metode
konvensional. Kondisi tanah yang baik untuk budidaya padi SRI adalah tetap lembab
tetapi tidak tergenangair. Metode pengairan yang digunakan adalah irigasi berselang.

Sistem irigasi berselang atau intermittent irrigation adalah suatu konsep


penghematan penggunaan air melalui pengaturan kondisi air di lahan. Pada irigasi
berselang, lahan diatur pada kondisi tergenang dan kering secara bergantian sesuai
dengan kondisi lahan dan fase pertumbuhan. Kondisi lahan harus diperhatikan
berkaitan dengan sumber air yang digunakan. Air diberikan 1 hari basah dan 5 hari
dikeringkan,
kecualipadasaatpembungaandanpemasakanbiji(BPTPSumut,2004).Penggenangan
lahansawahsetelahprosespengolahanlahanakanmemberikankonsekuensiperubahan
fisikokimiatanah.

Pada kondisi tanah tergenang maka kadar oksigen dalam tanah dapat menurun
drastis sampai titik nol dalam waktu kurang dari sehari (Sanchez, 1993) sehingga
mikroorganisme anaerob menjadi aktif, bahan organik akan terdekomposisi lebih lambat
dan kurang sempurna (Setyorini dan Abdulrachman, 2009). Maka dari itu diperlukan
pengeringanlahanagaroksigendapatmasukkembalikedalamporitanah.Apabilatanah
sawah mempunyai periode pengeringan maka mikroorganisme aerob akan aktif dalam
mendekomposisi bahan organik sehingga laju dekomposisi bahan organik menjadi lebih
tinggidanmempunyaihasilyanglebihsempurna.Pengeringanselama6dan9haripada 30 hari
setelah tanam dapat meningkatkan hasil gabah sebesar dua sampai 3 kali lipat
dibandingkan tanpa pengeringan (Hartatik et al.,2004).

1.2 Tujuan

1. Untuk memahami sistem irigasi berselang (IntermittenIrrigation)

2. Untuk memahami sistem irigasi yang hematair

3. Untukmemahamiperbedaanhasilberatgabahdenganberbagaisistemirigasi
BAB

IIPEMBAHASA

2.1 Irigasi

Arif (2006) memberikan definisi irigasi yaitu tindakan intervensi manusia mengubah
aliranairdarisumbernyamenurutruangdanwaktusertamengelolasebagianatauseluruhnya
untuk menaikan produksi tanaman. Sedangkan menurut PP 20 Tahun 2006 irigasi adalah
usahapenyediaan,pengaturan,danpembuanganairirigasiuntukmenunjangpertanianyang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan
irigasitambak.

Kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh besarnya kehilangan air akibat evaporasi,
transpirasi,perkolasi,drainasedankebocoran.Kebutuhanairirigasiadalahjumlahairyang
dibutuhkan untuk menambah curah hujan guna memenuhi keperluan pertumbuhan
tanaman. Fungsi air tanaman padi adalah untuk mengatur suhu tanaman dan kondisi
kelembaban serta mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Winarso, 1985).
Menurut Rizal(2014) kebutuhan air irgasi menggunakan sistem SRI lebih hemat air
dibandingkandengansistemkonvensionalhingga35%.Nilaikebutuhanairyangdilakukan
dengan metode SRI yaitu 2,44mm/hari dan metode konvensional lebih tinggi yaitu
3,79mm/hari.

2.2 ProduktivitasAir

Produktivitas air tanaman adalah perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan
jumlah air yang diberikan terhadap tanaman, dengan satuan kg hasil per m3 air yang
digunakan. Peningkatan produksi tanaman dengan menggunakan air yang sedikit dapat
dilakukandenganpenerapkankonsepproduktivitasairtanaman(CWP)melaluisistemirigasi
(Prabowo&Wiyono,2006).MenurutWaqaret.al.,2004CaidanRosegrant,2003Clemmens
danMolden,2007produktivitasairmerupakanperbandinganantaraoutputproduksidengan air
yang digunakan. Parameter output produksi dan jumlah air yang digunakan dalam
perhitungan produktivitas air perlu disesuaikan tujuan penggunaan nilai produktivitasair.

ClemmensdanMolden(2007)berpendapatbahwaparameteroutputproduksidapat saja
berupa berat hasil panen atau nilai ekonomisnya dan parameter jumlah air dapat saja
berupa air yang digunakan atau air yang disuplay (irigasi dan hujan). Untuk penggunaan
analisis suatu jaringan irigasi secara individual dengan tujuan untuk meningkatkan
output/produktivitas jaringan tersebut, penggunaan parameter jumlah air sebagai air yang
disuplay diduga akan lebih tepat (Clemmens dan Molden,2007).
2.3 Kebutuhan airirigasi

Kebutuhan air irigasi padi sawah meliputi kebutuhan untuk evapotranspirasi,


kehilangan air karena perkolasi dan rembesan, di samping itu untuk pengairan awal
dibutuhkan sejumlah air untuk penjenuhan tanah. Sedangkan pada tanaman selain padi
sawah kehilangan air karena perkolasi dan rembesan tidak termasuk kebutuhan air irigasi.
Fungsi air tanaman padi adalah untuk mengatur suhu tanaman dan kondisi kelembaban
serta mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Winarso, 1985).

Menurut Rizal(2014) kebutuhan air irgasi menggunakan sistem SRI lebih hemat air
dibandingkan dengan sistem konvensional hingga 35%. Nilai kebutuhan air yang dilakukan
dengan metode SRI yaitu 2,44 mm/hari dan metode konvensional lebih tinggi yaitu
3,79mm/hari.

2.4 Konsep PengairanSRI

KonseppengairanintermittentSRIhanyamemberiairirigasisesuaidenganjumlah dan
waktu yang dibutuhkan oleh tanaman. Saat genangan air disawah telah habis tidak
langsung diairi kembali, akan tetapi dibiarkan sampai sawah kondisi retak atau mendekati
titik stress tanaman baru sawah diairi kembali. Metode SRI dianggap berhasil jika mampu
meningkatkanproduktivitaslahandanmengefisienkanpenggunaanair.MetodeirigasiSRI yang
disertai dengan pengelolaan tanaman yang baik dapat meningkatkan produtivitas
tanaman hingga 30- 100% bila dibandingkan dengan menggunakan metode irigasi
konvensional (tergenang kontinyu) (Rizal 2014, Huda 2012). Metode pemberian air secara
terputus-putus dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air pada lahan produksi pangan.
Penurunankekritisanairdapatdilakukandenganadanyajaringanirigasiyangbaik(Ali2013
Romero2012).

2.5 Budidaya Tanaman PadiKonvensional

Padi(OryzasativaL)termasukkeluargagraminae.Tanamanpaditelahberadaptasi
pada lahan yang tergenang air karena memiliki jaringan parenchim dalam batang yang
dapat mendifusi oksigen ke daerah perakaran. Dengan morfologi yang demikian, padi
mampu tumbuh dengan baik walaupun kondisi perakarananaerob.

Tanaman padi merupakan tanaman yang mampu tumbuh dengan baik pada lahan
yangtergenangair,karenatanamanpadimemilikikemampuanuntukmengoksidasidaerah
perakarannyamelaluijaringanparenkimyangdapatmendifusioksigenkedaerah
perakaran. Oksigen dari daun dialirkan melalui proses difusi ke bagian akar dan batang
melalui korteks. Sehingga dengan adanya proses ini, tanaman padi mampu mencukupi
kebutuhan terhadap oksigen untuk pernafasan akarnya walaupun dalam keadaan
tergenang. Penanaman padi secara konvensional dilakukan pada kondisi lahan yang
tergenang air karena dianggap dapan menjamin kestabilan hasil.

2.6 Budidaya Tanaman Padi MetodeSRI

SRI adalah teknik budidaya padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman,
tanah, air dan unsur hara. Konsep dasar budidaya padi metode SRI terdiri dari 2 aspek
yaitu: cara penanaman bibit dan pengelolaan airnya. Pada proses penanaman, bibit yang
digunakan merupakan bibit muda berumur kurang dari 14 hari (menggantikan bibit tua
berumur21hari),tiaplubangditanam1bibitdenganjaraktanamlebihlebar(misal30x30 cm atau
lebih lebar) menggantikan jarak tanam konvensional (20x20 cm) untuk memberikan ruang
pertumbuhan akar. Pengelolaan air diatur secara intermittent antara digenangi dan
dikeringkan. Uphoff (2002) menyatakan prinsip utama SRIadalah:
1. Padi bukan tanamanair

2. Umur bibit muda , jangan tanam lebih dari 14hari

3. Padasaattanam,kerusakanpadabibitdanterutamapadaakarharusdiperkecil,
karena dengan adanya stress (kerusakan) pada akar akan memperlambat
pertumbuhan tanaman dan mengurangi jumlah anakan dan akar, saat tanam
harushati-hati.
4. Jarak tanam lebar untuk pertumbuhan akar dan menunjanganakan.

5. Aerasi tanah dan bahan organik sangat penting untuk pertumbuhan akar
tanaman.

Konsep pengairan intermittent SRI hanya memberi air irigasi sesuai dengan jumlah
dan waktu yang dibutuhkan oleh tanaman. Saat genangan air disawah telah habis tidak
langsung diairi kembali, akan tetapi dibiarkan sampai sawah kondisi retak atau mendekati
titik stress tanaman baru sawah diairi kembali. Metode SRI dianggap berhasil jika mampu
meningkatkan produktivitas lahan dan mengefisienkan penggunaan air. Metode irigasi SRI
yang disertai dengan pengelolaan tanaman yang baik dapat meningkatkan produtivitas
tanaman hingga 30-100% bila dibandingkan dengan menggunakan metode irigasi
konvensional(tergenangkontinyu)(Rizaletal.,2014;Hudaetal.,2012).Metodepemberian
airsecaraterputus-putusdapatmeningkatkanefisiensipenggunaanairpadalahanproduksi
pangan
BAB

IIIPENUT

UP

3.1 Kesimpulan

Pengairan berselang merupakan penerapan teknis pengairan dengan mengatur


tata air, yaitu mengatur waktu kapan dilakukan pemberian air dan kapan waktu
penggenangan air. Kebutuhan air padi sawah dengan sistem pemberian air secara
konvensional di sawah lebihtinggidenganrata-
ratayaitu655mmdibandingkanpadasawahSRIdengankebutuhan air rata-rata 467 mm dalam
satu masa tanam (100hari).
DAFTAR PUSTAKA

 Arif, S.S. 2006. “Irigasi dan Drainase”. Bahan Kuliah. Program Pasca Sarjana.
Teknik PertanianUGM
 Gasparillo, R, B. Sanchez, and E. De la Merced. 2003. Adapting SRI concepts to
upland rice. SRI Project Report. Broader Initiative for Negros Development.
NGO. Phillipines :Bacalod.
 Hartatik,W.,Sulaeman,danA.Kasno.2004.PerubahanSifatKimia Tanahdan
Ameliorasi Sawah Bukaan Baru. Bogor:Puslitbangtanak.
 Martin, H. J.,W.H. Leonard and tamp. 1976. Principles of field crop production.
Mac. Millan Publishing. Co. Inc. NewYork.
 Prabowo,A., &Wiyono J.(2006).Pengelolaan sistemirigasimikrountuk
tanaman hortikultura dan palawija. Agricultural Engineering, 4(2),89.
 Rizal F., Alfiansyah, & Rizalihadi, M. (2014). Analisis perbandingan kebutuhan
air irigasi tanaman padi metode konvensional dengan metode SRI organik.
Jurnal Teknik Sipil, 3(4),67-76.
 Setyorini, D. dan S. Abdulrachman. 2009. Pengelolaan Hara Mineral Tanaman
Padi. Balai Besar Penelitian TanamanPadi.
 Uphoff, N. 2002. Opportunities for Raising Yields by Changing Management
Practices: The System of Rive Intensification in Madagascar. Agroecological
Innovation. London: Earthscan PublicationLtd.
 Uphoff, 2002. What Is The System Of Rice Intensification ? in Asessments of the
System of Rice Intensification. Proceedings of an International Conference,
Sanya, China. April 1-4. 2002. Cornell International Institute for Food Agriculture
and Development, and China National Hybrid Rice Research and Development
Center. SebastianRafaralahy
 Winarso. (1985). Penentuan kebutuhan air tanaman padi dan efisiensi irigasi
pada musim kemarau di petak tersier percontohan 1 proyek irigasi Wonogiri
Surakarta (Skripsi). Diperoleh Oktober 2016,
darihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/30415.

Anda mungkin juga menyukai