Anda di halaman 1dari 22

KARYA ILMIAH

PENGGUNAAN AIR CUCIAN BERAS TERHADAP


PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK BULAN

Disusun oleh :

Go, Vellisa Berliana Putri (XI MIPA 1/15)

Yokanan Ebenna Ezera Pradana (XI MIPA 1/35)

SMA NEGERI 3 SEMARANG

(2022/2023)
HALAMAN PENGESAHAN

Disetujui oleh :

Hari :

Tanggal :

Diketahui

Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Guru Pembimbing Penelitian

Dinda Nugrahenie Ilma Sari, S.Pd. Sinta Laga Putri P.S, S.Pd. M.Pd
PRAKATA

Segala puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
berkat rahmat, hikmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat Menyusun proposal penelitian
yang berjudul “Penggunaan Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggrek”.

Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sinta Laga Putri P.S, S.Pd.
M.Pd. dan Ibu Dinda Nugrahenie Ilma Sari, S.Pd. yang telah membimbing dan membantu
kami dalam proses penyusunan proposal ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada teman-teman yang telah membantu baik secara moral maupun material sehingga
proposal ini dapat terwujud.

Proposal ini akan menjelaskan tentang penggunaan air cucian beras terhadap
pertumbuhan tanaman anggrek. Dengan proposal ini kami berharap bisa memberi
pengetahuan tentang manfaat menggunakan air bekas cucian beras untuk menyuburkan atau
untuk membantu pertumbuhan tanaman.

Proposal yang kami buat ini masih tidak sempurna sesuai dengan proposal-proposal
lain yang sudah ada, tetapi kami berharap agar para pembaca bisa memberi kritik dan saran
agar bisa membangun proposal yang lebih baik kedepannya. Kami berharap agar proposal ini
bisa bermanfaat dan bisa berguna untuk semua, Amin.
ABSTRAK

Sebagian besar penduduk di Indonesia memiliki mata pencaharian berupa pertanian


dan perkebunan dikarenakan tanah subur yang negara Indonesia miliki. Dalam bidang
pertanian dan perkebunan, pupuk merupakan salah satu cara untuk menyuburkan tanaman.
Selain itu, ada cara lain yang jarang digunakan oleh masyarakat yaitu dengan menggunakan
air cucian beras. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat air cucian beras
terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kualitatif dengan metode eksperimen yang bertujuan untuk membuktikan
suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan pertumbuhan dua tanaman Anggrek Bulan yang akan memiliki cara
pengarian berbeda masing masing, yaitu menggunakan air cucian beras dan menggunakan air
biasa. Hasil analisis data dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan air cucian beras
terhadap tanaman dapat mempercepat pertumbuhan dan lebih menyuburkan tanaman
dibandingkan dengan menggunakan air biasa.

Kata Kunci: Air, Anggrek, Beras.


DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................................i

PRAKATA........................................................................................................................................ii

ABSTRAK........................................................................................................................................iii

DAFTAR ISI....................................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA...........................................................................................................3

2.1 Landasan Teori...........................................................................................................................3


2.2 Kerangka Berpikir......................................................................................................................7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................................8

3.1 Metode Penelitian......................................................................................................................8


3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian.....................................................................................................8
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................................8
3.2.2 Objek Penelitian...........................................................................................................8
3.3 Variabel Penelitian.....................................................................................................................8
3.4 Prosedur Penelitian....................................................................................................................8
3.5 Metode Pengumpulan Data........................................................................................................9
3.6 Instrumen Senegambia Data......................................................................................................9

BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................................10

4.1 Analisis Tabel Data..................................................................................................................10


4.2 Deskripsi Tabel Data...............................................................................................................11
4.3 Manfaat Air Cucian Beras Terhadap Tanaman Anggrek Bulan..............................................11

BAB V KESIMPULAN................................................................................................................13

5.1 Simpulan...................................................................................................................................13

5.2 Saran.........................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki iklim tropis. Indonesia masuk
dalam cincin api pasifik yang membuat Indonesia memiliki banyak gunung berapi
aktif. Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu dampak letusan gunung berapi yaitu
membuat tanah menjadi sangat subur. Oleh karena itu, tanah Indonesia sangat cocok
untuk pertanian dan perkebunan. Hampir semua penduduk Indonesia bermata
pencaharian dari hasil alam yaitu berupa pertanian dan perkebunan.
Dalam bidang pertanian dan perkebunan tidak terlepas dari namanya pupuk.
Pupuk adalah material yang ditambahakan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Memupuk berarti menambah unsur hara ke dalam tanah dan tanaman.
Pupuk terbagi menjadi dua yaitu pupuk organik dan anorganik. Penggunaan pupuk
anorganik perlu dibatasi, karena jika tidak dibatasi tanah akan semakin rusak.
Air cucian beras belum banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Selama
ini air cucian beras dianggap sebagai limbah rumah tangga yang tidak dianggap
keberadaannya. Padahal air bekas cucian beras banyak mengandung nutrisi yang
sangat bermanfaat dan dibutuhkan tanaman agar menjadi lebih subur. Selain nutrisi,
air cucian beras juga mengandung beberapa jenis bakteri yang bermanfaat untuk
tanaman. (Eni, R., Sari, W., & Moeksin, R, 2015).
Berdasarkan latar belakang ini maka akan dilakukan penelitian dengan judul
“Penggunaan Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggrek Bulan”.

1.2 Rumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang yang ada dapat dimunculkan rumusan masalah sebagai
berikut.

1. Apa manfaat air cucian beras terhadap tanaman anggrek bulan?


2. Apa perbedaan tanaman anggrek bulan yang disiram air biasa dan air cucian beras?
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui manfaat air cucian beras terhadap tanaman anggrek bulan.
2. Untuk mengetahui perbedaan tanaman anggrek bulan yang disiram air biasa dan
air cucian beras.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat
bagi peneliti maupun masyarakat. Dengan penelitian ini akan diperoleh beberapa
manfaat, antara lain :

a. Peneliti, menambah ilmu dan wawasan dalam bidang pertanian khususnya


mengenai penggunaan pupuk organik.
b. Bidang pertanian, dijadikan informasi agar dapat menggunakan pupuk yang lebih
ekonomis dengan kualitas tanaman yang lebih baik.
c. Menghasilkan data yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

 Beras

Beras berasal dari padi (Oryza Sativa) yang mengalami pelepasan tangkai
serta kulit biji dengan cara digiling ataupun ditumbuk. Komponen terbesar beras
adalah karbohidrat yang sebagian besar terdiri dari pati yang berjumlah 85- 90%.
Kandungan yang lain selain karbohidrat adalah selulosa, hemiselulosa dan pentosan.
Zat pati tertinggi terdapat pada bagian endosperm, makin ke tengah kandungan
patinya makin menipis (Agustri, 2012). Kandungan nutrisi beras yang tertinggi
terdapat pada kulit ari yang ikut bersama air cucian.

 Air Cucian Beras


a. Kandungan unsur hara pada air cucian beras.

Tabel 2.1 Hasil Analisis Kandungan Air Cucian Beras


Kandungan Jumlah (%)
Nitrogen (%) 0,015
Fosfor (%) 16,306
Kalium (%) 0,02
Kalsium (%) 2,944
Magnesium (%) 14,252
Sulfur (%) 0,027
Besi (%) 0,0427
Vitamin B1 (%) 0,043
Sumber : Laboratorium Tanah Umum dan Analisis Bahan Pangan UGM 2011

1. Nitrogen
Nitrogen berguna untuk merangsang pertumbuhan vegetative tanaman
secara keseluruhan, khususnya pertumbuhan akar, batang, dan daun.
Nitrogen juga berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) yang
sangat penting untuk melakukan proses fotosintesis dan pembentukan
protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya.
2. Fosfor
Fosfor berfungsi untuk mempercepat pembungaan dan pemasakan biji dan
buah juga merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan
tanaman muda. Fosfor juga membantu dalam proses asimilasi dan
pernapasan tanaman.
3. Kalium
Kalium merupakan salah satu sumber daya tahan tanaman terhadap
kekeringan dan penyakit. Kalium memperkuat tanaman sehingga daun,
bunga, dan buah tidak mudah rontok/gugur. Kalium juga berfungsi untuk
membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
4. Kalsium
Kalsium pada batang dan daun bermanfaat untuk menetralkan senyawa
atau keadaan yang tidak menguntungkan pada tanah. Kalsium berfungsi
untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang
tanaman dan merangsang pembentukan biji.
5. Magnesium
Magnesium berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil),
karbohidrat, lemak, dan senyawa minyak yang dibutuhkan tanaman.
6. Sulfur
Sulfur berperan dalam pembentukan bintil akar dan membantu
pertumbuhan anakan tanaman.
7. Besi
Besi berfungsi dalam proses pernapasan tanaman dan pembentukan zat
hijau daun (klorofil).
8. Vitamin B1
Vitamin B1 sangat penting untuk mengurangi stress pada tanaman yang
baru dipindahkan sekaligus meningkatkan pertumbuhan akar yang lebih
kuat.

b. Kandungan bakteri baik pada air cucian beras.


1. Bakteri Pseudomonas Fluorescens
Bakteri pseudomonas fluorescens adalah sejenis mikroorganisme yang
mampu beradaptasi serta mengkloning diri dengan baik pada sistem
perakaran tumbuhan. Keunggulannya adalah dapat mensitesis metabolit
yang bertugas untuk menghambat pertumbuhan patogen.
2. Bakteri Pektolitik Pektin
Bakteri pektolitik pektin adalah jenis mikroba yang bertugas untuk
mesitesis karbohidrat serta asam amino untuk menghasilkan hormon
tumbuh atau zat pengatur tumbuh.
3. Bakteri Xanthomas Maltophilia
Bakteri xanthomas maltophilia mampu menginfeksi sel hama embun
tepung karena perkembang biakannya yang cepat pada suhu di atas 33
derajat celcius.

 Anggrek Bulan
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) atau puspa pesona adalah salah satu
bunga nasional Indonesia. Pertama kali ditemukan pada abad ke-17 oleh seorang
ahli botani Belanda, Dr. C.L. Blume. Rumphius disebut sebagai orang yang
pertama kali menemukan spesies anggrek bulan di Ambon pada tahum 1750,
yang kemudian diberi nama Epidendrum albummajus. Pada tahun 1973, Linnaeus
memberikan nama Epidendrum amabila pada spesies anggrek bulan di
Nusakambangan yang kemudian diberi nama Phalaenopsis amabilis. Sejak saat
itu sampai sekarang, anggrek bulan dikategorikan dalam genus Phalaenopsis
(Rukmana,2008).
Menurut Rukmana (2008), kedudukan tanaman anggrek bulan dalam
sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikan sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Orchidales
Suku : Orchidaceae
Marga : Phalaenopsis
Jenis : Phalaenopsis amabilis
Anggrek bulan adalah salah satu spesies dari genus Phalaenopsis yang
dianggap cukup penting karena peranannya sebagai induk dapat menghasilkan
berbagai keturunan atau hibrida. Keistimewaan lainnya adalah mampu berbunga
sepanjang tahun dengan masa rata—rata berbunga selama satu bulan (Iswanto,
2005).
Anggrek bulan termasuk anggrek epifit monopodial yang tumbuh menjuntai.
Batangnya sangat pendek dan terbungkus oleh seludang daun. Daunnya
berjumlah kurang dari lima helai, berwarna hijau, tebal, berdaging, berbentuk
lonjong bulat telur sungsang atau jorong, melebar di bagian ujungnya, berujung
tumpul, atau sedikit meruncing, dengan panjang 20-30 cm dan lebar 5-8 cm.
Bunga anggrek bulan tersusun dalam tandan dan kadang-kadang bercabang
dengan panjang karangan bunga mencapai 50 cm yang tumbuh menjuntai. Setiap
tangkai mendukung 10-12 kuntum bunga dengan daun penumpu 5 mm berbentuk
segitiga, bunganya cukup harum dan waktu mekarnya lama. Perhiasan bunga
tersusun membulat dengan diameter 6-10 cm atau lebih dan mahkotanya
bertumpang tindih dengan kelopak tersusun membundar (Puspitaningtyas, 2010).
Warna bunga putih bersih dengan sedikit variasi kuning dan bitnik kemerahan
di bibir bunga. Bibir kedua cuping samping tegak melebar dan bagian tapi
depannya berwarna kuning dengan garis kemerahan. Buah berbentuk bulat
lonjong, berukuran 7,5 x 1,3 cm (Puspitaningtyas, 2010).
Akar anggrek bulan berbentuk bulat memanjang serta berdaging, bercabang,
berwarna putih dan hijau di bagian ujungnya (Puspitaningtyas, 2010). Menurut
Rukmana (2008), akar tanaman anggrek bulan terdiri dari dua macam yaitu akar
lekat dan akar udara. Akar lekat berfungsi untuk melekat dan menahan
keseluruhan tanaman agar tetap berada pada posisinya, sedangkan akar udara
berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena
berkemampuan menyerap unsur hara.
Anggrek bulan dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dan
umumnya hidup pada ketinggian 50-600 m dpl, juga dapat berkembang dengan
baik pada ketinggian 700-1.100 m dpl. Anggrek ini tumbuh epifit atau menempel
di pohon yang cukup rindang dan menyukai tempat yang teduh serta lembab,
terutama di hutan basah dengan curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun. Walau
tumbuh di daerah tropis, anggrek ini membutuhkan sedikit cahaya matahari
(12.000-20.000 lux) sebagai penunjang hidupnya karena tidak tahan terhadap
sengatan matahari
langsung. Kelembapan udara yang diperlukan rata-rata 70-80% dengan suhu
udara hangat dibawah 29 derajat celcius (Puspitaningtyas, 2010).
ke samping. Dalam hal ini, perbanyakan Phalaenopsis akan lebih efektif
dilakukan secara generatif daripada vegetatif Anggrek bulan memiliki karakter
tumbuh monopodial, sehingga tidak menghasilkan anakan. Proses
perkecambahan biji dilakukan di laboratorium, yaitu dalam medium agar buatan
yang dilakukan secara steril (Puspitaningtyas, 2010).

2.2 Kerangka Berpikir

Kondisi Realita Kondisi Harapan


Masyarakat menganggap air cucian Masyarakat menfaatkan air cucian beras
beras sebagai limbah dan dibuang untuk pertumbuhan tanaman dan
begitu saja. pengganti pupuk anorganik.

Rumusan Masalah
Apa perbedaan tanaman yang Hipotes
disiram air biasa dan air cucian is
beras? 1. Tanaman yang
menggunakan air cucian
beras lebih subur.
2. Tanaman yang
menggunakan air cucian
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode


eksperimen yang bertujuan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis
tertentu.

3.2 Lokasi dan Objek Penelitian

Berikut penjelasan mengenai lokasi dan objek penelitian.

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Jl. Aryamukti Barat, Kelurahan


Pedurungan Lor, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Waktu pelaksanaan akan
dilaksanakan 1 Agustus 2022 sampai 30 September 2022.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah dua tanaman anggrek bulan yang akan disirami
dengan jenis air yang berbeda.

3.3 Variabel Penelitian

a. Variabel Manipulasi : Jenis air yang digunakan.

b. Variabel Respons : Tingkat kesuburan tanaman

c. Variabel Kontrol : Jenis tanaman, dosis air

3.4 Prosedur Penelitian

Alat dan Bahan :

1. Dua buah tanaman anggrek bulan


2. Air biasa (PDAM)
3. Air cucian beras putih

Prosedur :

1. Menyiapkan alat dan bahan.


2. Memberi label A untuk tanaman pertama, dan label B untuk tanaman kedua.
3. Siram tanaman dua kali sehari saat pagi dan sore. Tanaman A menggunakan air
biasa, tanaman B menggunakan air cucian beras.
4. Mengamati dan mencatat perubahan tanaman tiap satu minggu sekali.

3.5 Metode Pengumpulan Data

1. Tanaman akan didata setiap minggu selama dua bulan.


2. Pengumpulan data berupa metode studi Pustaka, yaitu berupa kajian literatur yang
sesuai dengan penelitian, baik berupa buku maupun dari internet.

3.6 Instrumen Pengambilan Data

Penelitian ini akan menggunakan tabel untuk mengambil data dua tanaman
yang disirami dengan air yang berbeda dan tabel akan diisi berdasarkan pengamatan
dari eksperimen yang dilakukan peneliti selama dua bulan.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisis Tabel Data

Tabel 4.1 Kondisi Tanaman Peneliti

Minggu Kondisi Tanaman


ke- Tanaman Anggrek A Tanaman Anggrek B
1. Tanaman Anggrek masih bertumbuh Tanaman Anggrek masih bertumbuh
seperti semula. seperti semula.

2. Tanaman Anggrek semakin bertumbuh Tanaman Anggrek mulai


dan bunga mulai terlihat. mengeluarkan bunga tetapi secara
signifikan lebih kecil dari tanaman A.
3. Tanaman Anggrek mengeluarkan Tanaman Anggrek memunculkan
bunga lebih besar dari tanaman B. bunga yang tidak terlalu besar.

4. Tanaman Anggrek bertumbuh dan Tanaman Anggrek bertumbuh dan


bunga nya mulai mekar. bunga nya mulai mekar.

5. Tanaman Anggrek tumbuh dan Tanaman Anggrek sedikit lebih subur


berbunga lebih subur. dari minggu sebelumnya dan
bertumbuh.
6. Tanaman Anggrek bertumbuh subur Bunga dari tanaman ini terlihat subur
dan bunga semakin mekar. tetapi tidak sesubur tanaman A.

7. Daun dari tanaman A lebih lebat. Tanaman B memiliki daun yang tidak
selebat Tanaman A.
8. Tanaman Anggrek memiliki daun dan Bunga tanaman tersebut sudah jatuh
bunga yang subur dan mekar. karena layu dan hanya tersisakan
dedaunan nya saja.
Sumber : Peneliti.
4.2 Deskripsi Tabel Data

Data untuk penelitian diambil dari hasil pengamatan dua tanaman anggrek
bulan yang disiram dengan air yang berbeda, yaitu air biasa dan air cucian beras. Data
untuk kedua tanaman ini diukur dalam jangka waktu delapan minggu. Berdasarkan
instrumen pengambilan data yang peneliti gunakan yaitu tabel, hasil yang kami
dapatkan menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Pada minggu pertama, kedua tanaman masih belum menunjukkan perbedaan


terhadap pertumbuhannya. Tetapi menjelang minggu kedua dan minggu ketiga,
tanaman yang disiram dengan air cucian beras terlihat lebih subur dengan
mengeluarkan kuncup bunga yang lebih besar dan banyak dibandingkan dengan
tanaman yang disiram dengan air biasa.

Minggu keempat sampai minggu keenam, tanaman A dan B bertumbuh seperti


biasa tetapi tanaman A yang disiram dengan menggunakan air cucian beras memiliki
pertumbuhan yang lebih cepat dan lebih subur dibandingkan dengan tanaman B yang
disiram dengan menggunakan air biasa. Daun kedua tanaman mulai menunjukkan
perbedaan pada minggu ketujuh dengan tanaman A yang memiliki daun lebih lebat
dibandingkan daun tanaman B. Pada minggu terakhir penelitian untuk dua tanaman
yang disirami menggunakan air yang berbeda, tanaman B mulai layu dan jatuh tetapi
tanaman A tetap subur dan mekar.

Tanaman yang disiram dengan menggunakan air cucian beras memiliki


pertumbuhan yang lebih subur dan cepat dibandingkan dengan tanaman yang disiram
dengan menggunakan air biasa. Kesuburan tanaman pada saat menyirami dengan air
cucian beras teruji pada penelitian ini.

4.3 Manfaat Air Cucian Beras Terhadap Tanaman Anggrek Bulan

Dari pengamatan yang telah dilakukan, terlihat bahwa tanaman yang disiram
dengan menggunakan air cucian beras bertumbuh lebih subur dan lebat. Hal itu
dikarenakan air cucian beras membantu perumbuhan dan menjaga kesuburan
tanaman.

Air cucian beras mengandung nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium,


sulfur, besi, dan vitamin B1 yang merupakan nutrisi penting bagi tanaman. Masing-
masing nutrisi memiliki peran khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman serta produksi hasil yang optimal.

Nutrisi nitrogen berperan dalam merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman,


pembentukan klorofil, fotosintesis, dan pembentukan zat organik lainnya. Fosfor
membantu dalam pembungaan, pemasakan biji dan buah, serta asimilasi dan
pernapasan tanaman. Kalium memberikan kekuatan pada tanaman untuk melawan
kekeringan dan penyakit, serta berperan dalam pembentukan protein dan karbohidrat.
Kalsium berfungsi dalam menetralkan kondisi yang tidak menguntungkan di tanah,
merangsang pertumbuhan akar dan biji, serta memperkuat batang tanaman.
Magnesium berperan dalam pembentukan klorofil, karbohidrat, lemak, dan senyawa
minyak yang dibutuhkan tanaman. Sulfur membantu dalam pembentukan bintil akar
dan pertumbuhan tanaman. Besi berperan dalam pernapasan tanaman dan
pembentukan klorofil. Vitamin B1 penting dalam mengurangi stres pada tanaman
yang baru dipindahkan dan meningkatkan pertumbuhan akar yang lebih kuat.

Air cucian beras mengandung bakteri baik, seperti Pseudomonas Fluorescens,


bakteri pektolitik pektin, dan bakteri Xanthomas Maltophilia. Bakteri-bakteri ini
memiliki peran dalam menghambat pertumbuhan patogen, sintesis hormon tumbuh,
dan pengendalian hama tertentu.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Perbedaan antara penggunaan air cucian beras dan air biasa pada tanaman
anggrek bulan meliputi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik, peningkatan
kekebalan terhadap penyakit, dan potensi peningkatan kualitas bunga. Nutrisi
tambahan dan bakteri bermanfaat dalam air cucian beras dapat memberikan
keuntungan tambahan bagi tanaman ini.

Air cucian beras memiliki banyak kandungan nutrisi yang berpengaruh dan
bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman. Air ini mengandung nutrisi seperti nitrogen,
fosfor, kalium, kalsium, magnesium, sulfur, zat besi, dan vitamin B1, yang dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman dan mendukung pertumbuhan yang optimal.
Selain itu, air cucian beras mengandung bakteri bermanfaat seperti Pseudomonas
fluorescens, bakteri Pectinolytic Pectin, dan Xanthomas Maltophilia, yang dapat
melawan patogen dan mempromosikan perkembangan tanaman.

Dengan memahami pentingnya nutrisi tadi bagi tanaman dan adanya bakteri
baik dalam air cucian beras, kita dapat memanfaatkan pengetahuan ini untuk
mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktif.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, maka peneliti memiliki saran sebagai


berikut: Mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan nasi sebagai makanan pokok,
proses pembuatan nasi salah satunya yaitu dengan mencuci beras. Air cucian beras
yang biasa dibuang sebaiknya digunakan untuk menyirami tanaman karena memiliki
nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan air biasa.

Kami berharap penelitian kami dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya


dengan memberi saran agar peneliti selanjutnya dapat lebih memperhatikan dari segi
variabel kontrol nya seperti kualitas air, jenis tanaman, dan komposisi tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Agustri, A. A. (2012). Preparasi dan karakterisasi bioplastik dari air cucian beras
dengan penambahan kitosan. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Berbeda, K.Y. Kandungan Air Cucian Beras . Dikutip dari


http://repository.unimus.ac.id/1221/4/13%20Bab%20II.pdf . Diakses pada 27
Maret 2022.

Eni, R., Sari, W., & Moeksin, R. (2015). Pembuatan bioetanol dari air limbah cucian beras
menggunakan metode hidrolisis enzimatik dan fermentasi. Jurnal Teknik Kimia, 21(1),
14-22.

Iswanto H. 2001. Anggrek Phalaenopsis. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Iswanto H. 2005. Merawat dan Membungakan Anggrek Phalaenopsis. Jakarta:


Agromedia Pustaka

Kandungan Air Cucian Beras Putih . Dikutip dari


http://repository.radenfatah.ac.id/19445/2/2.pdf . Diakses pada 27 Maret
2022.

Puspitaningtyas, D.M. 2010. Phalaenopsis amabilis, Bunga Nasional Indonesia (On-line).


http://pai.or.id/artikel/6-spesies/6-phalaenopsis-amabilis-bunga-nasional-
indonesia.html diakses 27 Maret 2022.

Rukmana, H. R. 2008. Budi Daya Anggrek Bulan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Saputra, B. (2012). Dikutip dari http://e-journal.uajy.ac.id/384/3/2BL01062.pdf .


Diakses pada 27 Maret 2022.

Suryati, S.TP. (2021, Februari 19) . Pemanfaatan Limbah Air Cucian Beras
untuk Menyuburkan Tanaman Hias Aglonema . Dikutip dari
https://dppp.bangkaselatankab.go.id/post/detail/880-pemanfaatan-limbah-air-cucian-
beras- untuk-menyuburkan-tanaman-hias-aglonema . Diakses pada 27 Maret 2022.

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/79929/Manfaat-Air-Cucian-Beras-Untuk-
Menyuburkan-Tanaman/ . Diakses pada 27 Maret 2022

https://media.neliti.com/media/publications/259197-potensi-air-cucian-beras-sebagai-pupuk-
o-46199783.pdf . Diakses pada 27 Maret 2022.
LAMPIRAN

Tanaman B minggu ke-3

Tanaman A minggu ke-3


Tanaman B minggu ke-8

Tanaman A minggu ke-6

Tanaman B minggu ke-8

Anda mungkin juga menyukai