Disusun oleh :
(2022/2023)
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui oleh :
Hari :
Tanggal :
Diketahui
Dinda Nugrahenie Ilma Sari, S.Pd. Sinta Laga Putri P.S, S.Pd. M.Pd
PRAKATA
Segala puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
berkat rahmat, hikmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat Menyusun proposal penelitian
yang berjudul “Penggunaan Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggrek”.
Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sinta Laga Putri P.S, S.Pd.
M.Pd. dan Ibu Dinda Nugrahenie Ilma Sari, S.Pd. yang telah membimbing dan membantu
kami dalam proses penyusunan proposal ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada teman-teman yang telah membantu baik secara moral maupun material sehingga
proposal ini dapat terwujud.
Proposal ini akan menjelaskan tentang penggunaan air cucian beras terhadap
pertumbuhan tanaman anggrek. Dengan proposal ini kami berharap bisa memberi
pengetahuan tentang manfaat menggunakan air bekas cucian beras untuk menyuburkan atau
untuk membantu pertumbuhan tanaman.
Proposal yang kami buat ini masih tidak sempurna sesuai dengan proposal-proposal
lain yang sudah ada, tetapi kami berharap agar para pembaca bisa memberi kritik dan saran
agar bisa membangun proposal yang lebih baik kedepannya. Kami berharap agar proposal ini
bisa bermanfaat dan bisa berguna untuk semua, Amin.
ABSTRAK
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................................i
PRAKATA........................................................................................................................................ii
ABSTRAK........................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................................10
BAB V KESIMPULAN................................................................................................................13
5.1 Simpulan...................................................................................................................................13
5.2 Saran.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara agraris yang memiliki iklim tropis. Indonesia masuk
dalam cincin api pasifik yang membuat Indonesia memiliki banyak gunung berapi
aktif. Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu dampak letusan gunung berapi yaitu
membuat tanah menjadi sangat subur. Oleh karena itu, tanah Indonesia sangat cocok
untuk pertanian dan perkebunan. Hampir semua penduduk Indonesia bermata
pencaharian dari hasil alam yaitu berupa pertanian dan perkebunan.
Dalam bidang pertanian dan perkebunan tidak terlepas dari namanya pupuk.
Pupuk adalah material yang ditambahakan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Memupuk berarti menambah unsur hara ke dalam tanah dan tanaman.
Pupuk terbagi menjadi dua yaitu pupuk organik dan anorganik. Penggunaan pupuk
anorganik perlu dibatasi, karena jika tidak dibatasi tanah akan semakin rusak.
Air cucian beras belum banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Selama
ini air cucian beras dianggap sebagai limbah rumah tangga yang tidak dianggap
keberadaannya. Padahal air bekas cucian beras banyak mengandung nutrisi yang
sangat bermanfaat dan dibutuhkan tanaman agar menjadi lebih subur. Selain nutrisi,
air cucian beras juga mengandung beberapa jenis bakteri yang bermanfaat untuk
tanaman. (Eni, R., Sari, W., & Moeksin, R, 2015).
Berdasarkan latar belakang ini maka akan dilakukan penelitian dengan judul
“Penggunaan Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggrek Bulan”.
Setelah melihat latar belakang yang ada dapat dimunculkan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui manfaat air cucian beras terhadap tanaman anggrek bulan.
2. Untuk mengetahui perbedaan tanaman anggrek bulan yang disiram air biasa dan
air cucian beras.
Dari penelitian yang dilakukan, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat
bagi peneliti maupun masyarakat. Dengan penelitian ini akan diperoleh beberapa
manfaat, antara lain :
KAJIAN PUSTAKA
Beras
Beras berasal dari padi (Oryza Sativa) yang mengalami pelepasan tangkai
serta kulit biji dengan cara digiling ataupun ditumbuk. Komponen terbesar beras
adalah karbohidrat yang sebagian besar terdiri dari pati yang berjumlah 85- 90%.
Kandungan yang lain selain karbohidrat adalah selulosa, hemiselulosa dan pentosan.
Zat pati tertinggi terdapat pada bagian endosperm, makin ke tengah kandungan
patinya makin menipis (Agustri, 2012). Kandungan nutrisi beras yang tertinggi
terdapat pada kulit ari yang ikut bersama air cucian.
1. Nitrogen
Nitrogen berguna untuk merangsang pertumbuhan vegetative tanaman
secara keseluruhan, khususnya pertumbuhan akar, batang, dan daun.
Nitrogen juga berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) yang
sangat penting untuk melakukan proses fotosintesis dan pembentukan
protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya.
2. Fosfor
Fosfor berfungsi untuk mempercepat pembungaan dan pemasakan biji dan
buah juga merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan
tanaman muda. Fosfor juga membantu dalam proses asimilasi dan
pernapasan tanaman.
3. Kalium
Kalium merupakan salah satu sumber daya tahan tanaman terhadap
kekeringan dan penyakit. Kalium memperkuat tanaman sehingga daun,
bunga, dan buah tidak mudah rontok/gugur. Kalium juga berfungsi untuk
membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
4. Kalsium
Kalsium pada batang dan daun bermanfaat untuk menetralkan senyawa
atau keadaan yang tidak menguntungkan pada tanah. Kalsium berfungsi
untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang
tanaman dan merangsang pembentukan biji.
5. Magnesium
Magnesium berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil),
karbohidrat, lemak, dan senyawa minyak yang dibutuhkan tanaman.
6. Sulfur
Sulfur berperan dalam pembentukan bintil akar dan membantu
pertumbuhan anakan tanaman.
7. Besi
Besi berfungsi dalam proses pernapasan tanaman dan pembentukan zat
hijau daun (klorofil).
8. Vitamin B1
Vitamin B1 sangat penting untuk mengurangi stress pada tanaman yang
baru dipindahkan sekaligus meningkatkan pertumbuhan akar yang lebih
kuat.
Anggrek Bulan
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) atau puspa pesona adalah salah satu
bunga nasional Indonesia. Pertama kali ditemukan pada abad ke-17 oleh seorang
ahli botani Belanda, Dr. C.L. Blume. Rumphius disebut sebagai orang yang
pertama kali menemukan spesies anggrek bulan di Ambon pada tahum 1750,
yang kemudian diberi nama Epidendrum albummajus. Pada tahun 1973, Linnaeus
memberikan nama Epidendrum amabila pada spesies anggrek bulan di
Nusakambangan yang kemudian diberi nama Phalaenopsis amabilis. Sejak saat
itu sampai sekarang, anggrek bulan dikategorikan dalam genus Phalaenopsis
(Rukmana,2008).
Menurut Rukmana (2008), kedudukan tanaman anggrek bulan dalam
sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikan sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Orchidales
Suku : Orchidaceae
Marga : Phalaenopsis
Jenis : Phalaenopsis amabilis
Anggrek bulan adalah salah satu spesies dari genus Phalaenopsis yang
dianggap cukup penting karena peranannya sebagai induk dapat menghasilkan
berbagai keturunan atau hibrida. Keistimewaan lainnya adalah mampu berbunga
sepanjang tahun dengan masa rata—rata berbunga selama satu bulan (Iswanto,
2005).
Anggrek bulan termasuk anggrek epifit monopodial yang tumbuh menjuntai.
Batangnya sangat pendek dan terbungkus oleh seludang daun. Daunnya
berjumlah kurang dari lima helai, berwarna hijau, tebal, berdaging, berbentuk
lonjong bulat telur sungsang atau jorong, melebar di bagian ujungnya, berujung
tumpul, atau sedikit meruncing, dengan panjang 20-30 cm dan lebar 5-8 cm.
Bunga anggrek bulan tersusun dalam tandan dan kadang-kadang bercabang
dengan panjang karangan bunga mencapai 50 cm yang tumbuh menjuntai. Setiap
tangkai mendukung 10-12 kuntum bunga dengan daun penumpu 5 mm berbentuk
segitiga, bunganya cukup harum dan waktu mekarnya lama. Perhiasan bunga
tersusun membulat dengan diameter 6-10 cm atau lebih dan mahkotanya
bertumpang tindih dengan kelopak tersusun membundar (Puspitaningtyas, 2010).
Warna bunga putih bersih dengan sedikit variasi kuning dan bitnik kemerahan
di bibir bunga. Bibir kedua cuping samping tegak melebar dan bagian tapi
depannya berwarna kuning dengan garis kemerahan. Buah berbentuk bulat
lonjong, berukuran 7,5 x 1,3 cm (Puspitaningtyas, 2010).
Akar anggrek bulan berbentuk bulat memanjang serta berdaging, bercabang,
berwarna putih dan hijau di bagian ujungnya (Puspitaningtyas, 2010). Menurut
Rukmana (2008), akar tanaman anggrek bulan terdiri dari dua macam yaitu akar
lekat dan akar udara. Akar lekat berfungsi untuk melekat dan menahan
keseluruhan tanaman agar tetap berada pada posisinya, sedangkan akar udara
berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena
berkemampuan menyerap unsur hara.
Anggrek bulan dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dan
umumnya hidup pada ketinggian 50-600 m dpl, juga dapat berkembang dengan
baik pada ketinggian 700-1.100 m dpl. Anggrek ini tumbuh epifit atau menempel
di pohon yang cukup rindang dan menyukai tempat yang teduh serta lembab,
terutama di hutan basah dengan curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun. Walau
tumbuh di daerah tropis, anggrek ini membutuhkan sedikit cahaya matahari
(12.000-20.000 lux) sebagai penunjang hidupnya karena tidak tahan terhadap
sengatan matahari
langsung. Kelembapan udara yang diperlukan rata-rata 70-80% dengan suhu
udara hangat dibawah 29 derajat celcius (Puspitaningtyas, 2010).
ke samping. Dalam hal ini, perbanyakan Phalaenopsis akan lebih efektif
dilakukan secara generatif daripada vegetatif Anggrek bulan memiliki karakter
tumbuh monopodial, sehingga tidak menghasilkan anakan. Proses
perkecambahan biji dilakukan di laboratorium, yaitu dalam medium agar buatan
yang dilakukan secara steril (Puspitaningtyas, 2010).
Rumusan Masalah
Apa perbedaan tanaman yang Hipotes
disiram air biasa dan air cucian is
beras? 1. Tanaman yang
menggunakan air cucian
beras lebih subur.
2. Tanaman yang
menggunakan air cucian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah dua tanaman anggrek bulan yang akan disirami
dengan jenis air yang berbeda.
Prosedur :
Penelitian ini akan menggunakan tabel untuk mengambil data dua tanaman
yang disirami dengan air yang berbeda dan tabel akan diisi berdasarkan pengamatan
dari eksperimen yang dilakukan peneliti selama dua bulan.
BAB IV
PEMBAHASAN
7. Daun dari tanaman A lebih lebat. Tanaman B memiliki daun yang tidak
selebat Tanaman A.
8. Tanaman Anggrek memiliki daun dan Bunga tanaman tersebut sudah jatuh
bunga yang subur dan mekar. karena layu dan hanya tersisakan
dedaunan nya saja.
Sumber : Peneliti.
4.2 Deskripsi Tabel Data
Data untuk penelitian diambil dari hasil pengamatan dua tanaman anggrek
bulan yang disiram dengan air yang berbeda, yaitu air biasa dan air cucian beras. Data
untuk kedua tanaman ini diukur dalam jangka waktu delapan minggu. Berdasarkan
instrumen pengambilan data yang peneliti gunakan yaitu tabel, hasil yang kami
dapatkan menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Dari pengamatan yang telah dilakukan, terlihat bahwa tanaman yang disiram
dengan menggunakan air cucian beras bertumbuh lebih subur dan lebat. Hal itu
dikarenakan air cucian beras membantu perumbuhan dan menjaga kesuburan
tanaman.
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Perbedaan antara penggunaan air cucian beras dan air biasa pada tanaman
anggrek bulan meliputi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik, peningkatan
kekebalan terhadap penyakit, dan potensi peningkatan kualitas bunga. Nutrisi
tambahan dan bakteri bermanfaat dalam air cucian beras dapat memberikan
keuntungan tambahan bagi tanaman ini.
Air cucian beras memiliki banyak kandungan nutrisi yang berpengaruh dan
bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman. Air ini mengandung nutrisi seperti nitrogen,
fosfor, kalium, kalsium, magnesium, sulfur, zat besi, dan vitamin B1, yang dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman dan mendukung pertumbuhan yang optimal.
Selain itu, air cucian beras mengandung bakteri bermanfaat seperti Pseudomonas
fluorescens, bakteri Pectinolytic Pectin, dan Xanthomas Maltophilia, yang dapat
melawan patogen dan mempromosikan perkembangan tanaman.
Dengan memahami pentingnya nutrisi tadi bagi tanaman dan adanya bakteri
baik dalam air cucian beras, kita dapat memanfaatkan pengetahuan ini untuk
mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktif.
5.2 Saran
Agustri, A. A. (2012). Preparasi dan karakterisasi bioplastik dari air cucian beras
dengan penambahan kitosan. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Eni, R., Sari, W., & Moeksin, R. (2015). Pembuatan bioetanol dari air limbah cucian beras
menggunakan metode hidrolisis enzimatik dan fermentasi. Jurnal Teknik Kimia, 21(1),
14-22.
Suryati, S.TP. (2021, Februari 19) . Pemanfaatan Limbah Air Cucian Beras
untuk Menyuburkan Tanaman Hias Aglonema . Dikutip dari
https://dppp.bangkaselatankab.go.id/post/detail/880-pemanfaatan-limbah-air-cucian-
beras- untuk-menyuburkan-tanaman-hias-aglonema . Diakses pada 27 Maret 2022.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/79929/Manfaat-Air-Cucian-Beras-Untuk-
Menyuburkan-Tanaman/ . Diakses pada 27 Maret 2022
https://media.neliti.com/media/publications/259197-potensi-air-cucian-beras-sebagai-pupuk-
o-46199783.pdf . Diakses pada 27 Maret 2022.
LAMPIRAN