PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metode Penelitian
Disusun Oleh:
Wulzazur (C1021211001)
1. Dr. Nurliza, SP., MM selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Metode Penelitian
yang telah memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam penyusunan
proposal penelitian ini;
2. Semua Dosen Agribisnis di Universitas Tanjungpura Pontianak yang telah
memberikan ilmu kepada peneliti;
3. Seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan proposal
penelitian ini.
Peneliti berharap agar proposal ini dapat menjadi masukan bagi kita semua dan
berguna bagi peneliti dan semua orang yang membacanya. Akhirnya dengan hati
yang tulus dan ikhlas, peneliti memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
membalas budi baik dan jasa Bapak/Ibu serta rekan sekalian.
Peneliti,
Wulzazur
C1021211001
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sorgum merupakan jenis tanaman serelia yang mempunyai potensi besar untuk
dikembangkan di wilayah Indonesia karena mempunyai daerah adaptasi yang luas,
khususnya pada lahan marginal beriklim kering di Indonesia. Tanaman sorgum
toleran terhadap kekeringan dan genangan air, produktivitas tinggi dan
ketahanannya yang lebih tinggi terhadap hama dan penyakit dibandingkan dengan
tanaman pangan lainnya. Selain budidayanya yang mudah, sorgum mempunyai
manfaat sebagai bahan pangan, pakan, dan bahan industri.
Sorgum adalah tanaman yang masih belum dikenal oleh masyarakat dan telah
dibudidayakan di Indonesia, khususnya di Provinsi Kalimantan Barat. Salah satu
kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang membudidayakan tanaman sorgum,
yakni Mempawah. Pada tahun 2019, Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten
Mempawah berhasil memproduksi sorgum dengan produktivitas yang cukup tinggi.
1
banyak petani yang belum membudiayakan sorgum di Kabupaten Mempawah
karena tanaman sorgum masih belum banyak dikenal oleh masyarakat. Sehingga
hampir tidak ditemukan petani maupun kelompok tani di daerah tersebut mengenal
sorgum bahkan menanam sorgum. Dilihat dari manfaat, nilai kandungan, daya
adaptasi serta budidaya sorgum yang mudah dan murah, Kabupaten Mempawah
memiliki potensi untuk dilakukannya penanaman sorgum, khususnya Kecamatan
Mempawah Timur karena memiliki tanah gambut yang bagus, kemudian terdapat
petani yang sangat berpengalaman dalam membudidayakan tanaman sorgum.
Menurut hasil survei dan wawancara pendahuluan kepada Pak Joko Purwanto
selaku pengawas benih tanaman dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan
Perikanan Kabupaten Mempawah diperoleh informasi bahwa sorgum telah
dibudidayakan sebelumnya yakni sebelum tahun 2019 dan pemanfaatannya masih
sebatas sumber karbohidrat pengganti beras saja.
Pada tahun 2019, luas tanam sorgum di Kecamatan Mempawah Timur hanya 9 m x
9 m dan pada tahun 2023 akan dilakukan penambahan 2 ha serta akan
dikembangkan sorgum di lahan 70 ha dari Pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat.
Kecamatan Mempawah Timur memiliki enam desa dan hanya satu desa yang
membudidayakan sorgum pada tahun 2019, yakni Desa Sungai Bakau Kecil. Petani
sorgum di Desa Sungai Bakau Kecil sebagai pengelola usaha agribisnis sorgum
tentunya memiliki alasan serta harapan untuk menjalankan usahanya. Terlihat
bahwa di Kabupaten Mempawah masih belum banyak petani yang
membudidayakan sorgum. Ada alasan-alasan kenapa petani sekitar tidak
membudidayakan sorgum, padahal ada usaha bududiaya sorgum di sekitar rumah
mereka. Alasannya dapat dilihat dari persepsi yang beragam, sehingga peneliti
tertarik untuk meneliti tentang persepsi petani terhadap potensi budidaya sorgum di
Desa Sungai Bakau Kecil Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten Mempawah,
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi petani terhadap
potensi budidaya sorgum, alasan petani sorgum di Desa Sungai Bakau Kecil
Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten Mempawah dalam membudidayakan
2
sorgum, menganalisis harapan dan kenyataan serta problematika yang dihadapi
petani dalam agribisnis sorgum.
3
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan, baik secara teoritis maupun praktis, di antarannya:
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Sorgum
Sorgum merupakan tanaman serelia yang sudah sejak lama diusahakan petani di
Indonesia meskipun dengan luasan yang relatif sempit (Bambang dan Nana, 2011).
Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang
toleran terhadap kekeringan dan genangan air sehingga mempunyai potensi besar
untuk dikembangkan di Indonesia. Selain mempunyai daerah adaptasi yang luas,
tanaman sorgum dapat berproduksi pada lahan marginal (suboptimal) dan relatif
tahan terhadap gangguan hama/penyakit. Di dunia, tanaman sorgum menempati
urutan kelima, setelah gandum, beras, jagung, dan barley (Nana Sutrisna, 2013).
Menurut Sirappa dalam (Syafruddin et al., 2015), sorgum (Sorghum bicolor L.)
merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang mempunyai potensi besar untuk
dikembangkan di Indonesia, karena mempunyai daerah adaptasi yang luas,
khususnya pada lahan marginal. Tanaman sorgum toleran terhadap kekeringan dan
genangan air, dapat berproduksi pada lahan marginal, serta relatif tahan terhadap
gangguan hama/penyakit. Biji sorgum dapat digunakan sebagai bahan pangan serta
bahan baku industri pakan dan pangan seperti industri gula, monosodium glutamat
(MSG), asam amino, dan industri minuman.
Sorgum merupakan tanaman serealia yang dapat tumbuh pada berbagai keadaan
lingkungan sehingga potensial dikembangkan, khususnya pada lahan marginal
beriklim kering di Indonesia. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasinya
yang luas, toleran terhadap kekeringan, produktivitas tinggi, dan lebih tahan
terhadap hama dan penyakit dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Selain
budidaya yang mudah, sorgum mempunyai manfaat yang luas, antara lain untuk
pakan, pangan, dan bahan industri (Yulita dan Risda, 2006 dalam (Andriani et al.,
n.d., 2013).
5
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa sorgum merupakan tanaman serelia yang dapat tumbuh pada lahan
marginal beriklim kering seperti Indonesia. Tanaman sorgum toleran terhadap
kekeringan, genangan air dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit
dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Selain itu, sorgum juga dapat
digunakan untuk pakan, pangan dan bahan industri.
Berdasarkan dari pemaparan beberapa ahli yang telah dikemukakan, maka dapat
disimpulkan bahwa tanaman sorgum merupakan tanaman yang mudah untuk
6
dibudidayakan dan tidak memerlukan banyak biaya dalam memproduksinya.
Tanaman sorgum merupakan tanaman semusim yang sering dibudidayakan pada
lahan yang kurang subur atau lahan yang kering.
Biji sorgum merupakan salah satu sumber kalori penting sebagai pangan yang
mencapai 332 kalori, jumlah karbohidrat yang mencapai 73,0 g; protein 11,0 g;
lemak 3,3 g; kalsium 28 mg; fosfor 287 mg; zat besi 4,4 mg; vitamin B1 0,38 mg.
Berdasarkan kandungan nilai gizi yang dimiliki sorgum, sudah selayaknya
tanaman ini dimanfaatkan secara luas sehingga kebutuhan gizi masyarakat dapat
terpenuhi. Namun konsumsi sorgum sebagai pangan pengganti beras di Indonesia
masih sangat rendah (Elvira Sari Dewi dan Muhammad Yusuf, 2017). Sorgum
tidak hanya dapat dikonsumsi sebagai pangan utama, tetapi juga dapat digunakan
untuk roti, tortila, pop sorgum, dan juga makanan ringan. Biji sorgum juga banyak
digunakan untuk pakan ternak, baik secara langsung maupun sebagai bahan
tambahan pembuatan pakan ternak jadi. Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh
biji sorgum, pengembangannya akan menjadi solusi terhadap krisis pangan.
(Reddy et al, 1995 dalam (Elvira Sari Dewi dan Muhammad Yusuf, 2017).
7
Sebagai bahan pangan, biji sorgum dapat dibuat tepung yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan berbagai jenis kue kering, kue
basah, dan mie. Salah satu kelebihan dari tepung sorgum adalah memiliki nilai gizi
yang lebih tinggi dibanding tepung beras, jagung, dan ubi kayu. Kelebihan lain
dari tepung sorgum adalah daya kembangnya yang sangat tinggi dan mudah larut
dalam air (Bambang dan Nana, 2011).
Di samping biji dan tepung sorgum dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
industri makanan, limbah tanaman sorgum juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pakan ternak. Batang dan daun sorgum memiliki rasa manis dan renyah serta dapat
dimanfaatkan untuk pakan ternak terutama sapi. Di Australia, batang dan daun
sorgum telah dikembangkan menjadi forage sorgum dan sweet sorgum untuk
pakan ternak. Potensi batang dan daun sorgum dapat mencapai 30-40 ton/ha berat
basah. Sedangkan sorgum manis dapat menghasilkan 20 ton/ha berat basah dan
sekitar 14-16 persen dapat dijadikan pakan ternak atau setara dengan sekitar 3 ton
daun segar (Soebarinoto dan Hermanto, 1996 dalam Bambang dan Nana, 2011).
Perakitan varietas sorgum yang dilakukan oleh Badan Litbang saat ini diarahkan
bukan hanya untuk pangan tetapi juga untuk produksi bioetanol. Etanol yang
dihasilkan biasanya digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak, farmasi,
dan substitusi premium. Umumnya, etanol yang diperoleh berasal dari nira yang
terdapat pada batang, terutama pada varietas sorgum manis. Nira yang diperoleh
dari batang varietas sorgum manis berpotensi sebagai sumber alternatif bahan baku
gula cair. Produksi gula cair ini empat kali lebih murah dibandingkan dari gula
tebu (Elvira Sari Dewi dan Muhammad Yusuf, 2017).
8
2.1.4 Perkembangan Sorgum di Indonesia
Menurut Admin dalam (Talanca et al., 2016), sorgum dibawa oleh orang Belanda
ke Indonesia pada tahun 1925 dan disebarluaskan ke daerah-daerah kering sebagai
komoditas pangan alternatif pada musim paceklik atau persediaan pangan telah
habis. Ada kemungkinan sorgum masuk ke Indonesia jauh lebih awal, sekitar abad
VIII, dibawa oleh orang Asia Selatan/India, karena sorgum telah berkembang di
India sebelum abad VIII. Tanaman ini kemudian beradaptasi di Indonesia dan
masyarakat memberi nama yang berbeda sesuai bahasa setempat, misalnya
gandrung, cantel, orean, dan jagung cakul.
Tanaman sorgum sudah lama diusahakan oleh petani di Indonesia baik secara
monokultur, tumpangsari, dan tumpang gilir dengan tanaman semusim yang lain.
Budidaya sorgum awalnya diproduksi untuk mencukupi kebutuhan pangan
masyarakat terutama sebelum tahun 1970 karena kondisi masih rawan kekurangan
pangan. Sejalan dengan berkembangnya program swasembada, pangan yang
memprioritaskan kepada tanaman padi (beras) membawa dampak kepada
penurunan luas pertanaman sorgum. Lahan-lahan yang dulunya sebagai wilayah
penghasil sorgum, lambat laun dialihkan untuk tanaman pangan terutama padi,
jagung, dan kedelai (Subagio et al., 2013).
9
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan
bahwa sorgum merupakan tanaman yang dibawa oleh orang Belanda ke Indonesia
untuk dikembangkan sebagai komoditas pangan alternatif. Tanaman sorgum sudah
lama diusahakan oleh petani di Indonesia baik secara monokultur, tumpangsari,
dan tumpang gilir dengan tanaman semusim yang lain. Namun saat ini, luas
penanaman sorgum berkurang dikarenakan petani lebih memilih untuk menanam
padi sebagai makanan pokok orang Indonesia.
10
berkala; (3) Pembinaan
rutinan; (4) Variasi
metode pembinaan; (5)
Pemberian edukasi dari
lembaga yang
bersangkutan.
2. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tani Sorgum
di Kabupaten Situbondo.
Oleh: (Murti Mulyo Aji, 2022)
Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan Penelitian ini bersifat Rata-rata pendapatan
untuk menganalisa kuantitatif dengan metode usahatani sorgum dalam
pendapatan dan faktor- analitis dan metode setahun sebesar Rp
faktor yang deskriptif. Data penelitian 55.184.836,-/ha.
mempengaruhi yang dikumpulkan Sedangkan pendapatan
pendapatan usahatani meliputi data primer dan per musim tanam 3 kali
sorgum di Kabupaten data sekunder. Sampel panen Rp 33.110.901,-/ha.
Situbondo. ditentukan dengan teknik Usahatani sorgum di
sampling kuota. Kabupaten Situbondo
tergolong
menguntungkan.
Kemudian, faktor yang
berpengaruh secara parsial
terhadap pendapatan
petani sorgum di
Kabupaten Situbondo
adalah produksi, harga
jual dan biaya produksi.
11
3. Respon Petani Terhadap Pengembangan Tanaman Sorgum di Desa Pledo
Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur.
Oleh: (Syamsuddin et al., 2022)
Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan Penelitian ini Respon anggota kelompok
untuk mengetahui: menggunakan metode tani terhadap usaha tani
Respon anggota kelompok survey, penentuan lokasi sorgum tergolong “baik”
tani terhadap penelitian dilakukan dengan skor rata-rata 3,69
pengembangan tanaman secara sengaja (purposive dan pencapaian skor
sorgum. sampling). Penentuan maksimum sebesar 74%.
sampel dilakukan Hal ini berarti
menggunakan metode pengembangan sorgum di
sensus (sampling jenuh). Desa Pledo menjadi
pilihan usaha tani yang
baru dan inovatif untuk
kondisi lahan di desa
penelitian.
12
dan lingkungannya
mendukung untuk
budidaya sorgum.
Memiliki lahan pertanian
yang cukup luas berupa
lahan tadah hujan, tegal,
kebun dan tanah kering
sementara yang belum
digunakan merupakan
modal yang cukup besar.
Luasnya lahan didukung
dengan jumlah penduduk
yang 60% bekerja sebagai
petani. Hanya saja, perlu
membangun persepsi baik
petani terhadap budidaya
sorgum dan pasca
panennya. Hal ini
memerlukan bantuan dan
kerjasama dari berbagai
pemangku kepentingan
dan pemerintah untuk
meningkatkan potensi
pengembangan sorgum.
13
Desa Sungai Bakau Kecil Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten Mempawah.
Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni lokasi serta peneliti
fokus untuk menjelaskan persepsi petani terhadap budidaya sorgum, seperti
menjelaskan alasan teknis, sosial, ekonomi dan inisiatif petani dalam
membudidayakan sorgum dan menganalisis harapan dan kenyataan yang dihadapi
petani dalam agribisnis sorgum di Desa Sungai Bakau Kecil Kecamatan Mempawah
Timur Kabupaten Mempawah.
Persepsi yaitu menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang diperoleh dari
suatu objek, peristiwa atau hubungan. Persepsi yang terbentuk dalam diri petani
akan mempengaruhi cara pandangannya terhadap suatu objek. Pada dasarnya, petani
dalam mengambil keputusan untuk membudidayakan sorgum dan mengembangkan
hasil budidaya sorgum tidak terlepas dari persepsinya. Adanya persepsi petani yang
14
kurang baik terhadap prospek serta keuntungan dari budidaya sorgum dapat
berdampak pada kurang tertariknya petani untuk melakukan budidaya sorgum
secara lebih intensif. Dari uraian tersebut, maka perlu diketahui persepsi petani
terhadap potensi budidaya sorgum, faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi
petani terhadap potensi budidaya sorgum, alasan petani sorgum membudidayakan
sorgum, serta harapan, kenyataan, dan problematika yang dihadapi petani dalam
agribisnis sorgum.
15
Sorgum
Teknis
Problematika
Faktor-faktor pembentuk Sosial
persepsi petani:
Ekonomi
1. Usia
Kenyataan yang
2. Pendidikan Formal Inisiatif dihadapi petani sorgum
3. Pendidikan Nonformal
4. Pengalaman
5. Pendapatan
16
2.4 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka berpikir di atas maka
diajukan hipotesis sebagai berikut:
Diduga terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik petani dengan persepsi
petani terhadap potensi budidaya sorgum di Desa Sungai Bakau Kecil Kecamatan
Mempawah Timur Kabupaten Mempawah.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan
analisa kuantitatif. Pendekatan kualitatif yang dimaksud adalah untuk memahami
fenomena tentang persepsi petani tehadap potensi budidaya sorgum di Desa Sungai
Bakau Kecil melalui observasi dan wawancara terstruktur kepada petani/kelompok
tani dan seorang petugas lapangan dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan
Perikanan di daerah tersebut. Sehingga nantinya akan mendapatkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari para petani yang dijadikan subjek penelitian.
Penelitian ini juga menggunakan analisa kuantitatif, yaitu berupa data faktor-faktor
pembentukan persepsi petani (karakteristik petani) yang akan diuji melalui analisis
Korelasi Rank Spearman dibantu program Microsft Excel dan SPSS IBM 26.
18
3.2 Data dan Jenis Data
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari sumber data primer dan
sumber data sekunder. Sumber data primer penelitian ini meliputi observasi dan
wawancara terstruktur, yaitu wawancara akan dilakukan kepada para
petani/kelompok tani sorgum di Desa Sungai Bakau Kecil dan kepada petugas
lapangan dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten
Mempawah. Sedangkan sumber data sekunder penelitian ini didapat dari buku-
buku, literatur, dan artikel yang memiliki relevansi terhadap objek penelitian ini.
19
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah para petani di Desa Sungai Bakau Kecil
Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten Mempawah, baik yang membudidayakan
sorgum maupun yang tidak membudidayakannya.
Jumlah sampel adalah sebanyak 20 responden. Penentuan jumlah sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.
Sedangkan untuk pengambilan sampel dari jumlah sampel yang telah diperoleh
dilakukan dengan cara tidak acak atau ditentukan.
20
c. Pentingnya sosialisasi dan penyuluhan untuk tanaman sorgum
Seluruh pengukuran respon dalam penelitian ini diukur melalui item pertanyaan
dengan 5 poin Skala Liker dari Sangat Tidak Setuju (STS) sampai Sangat Setuju
(SS).
21
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, A., Muzdalifah, D., Penelitian, I. B., & Serealia, T. (n.d.). Morfologi dan Fase
Pertumbuhan Sorgum. Retrieved March 4, 2023, from
http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/11/avivmus.pdf
Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl Ratulangi, M., & Selatan, S. (n.d.).
Prospek Pengembangan Sorgum untuk Ketahanan Pangan dan Energi.
Bambang dan Nana. (2011). Prospek Pengembangan Sorgum di Jawa Barat Mendukung
Diversifikasi Pangan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29, 99–113.
http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/5210/Prospek%20Pen
gembangan%20Sorgum%20di%20Jawa%20Barat%20Mendukung%20Diversifikas
i%20Pangan.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Elvira Sari Dewi dan Muhammad Yusuf. (2017). sorgum sebagai pakan.pangan,industri.
Agroteknologi, 7, 27–32.
Jawab Ir Nandang Sunandar, P., Kepala BPTP Jawa Barat Penyusun, M., Sutrisna, N., &
Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Balai Besar Pengkajian Dan
Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian, B. (n.d.). USAHATANI SORGUM.
Murti Mulyo Aji, J. (2022). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN USAHA TANI SORGUM DI KABUPATEN SITUBONDO
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE INCOME OF SORGUM
FARMING BUSINESS IN SITUBONDO DISTRICT. In Jurnal Pertanian Agros
(Vol. 24, Issue 2).
Rachmadiyanto, N. (2018). Persepsi petani di Kabupaten Belu (NTT) terhadap potensi
budidaya Sorgum.
Santoso, S. B., Singgih, S., Penelitian, B., Serealia, T., Ratulangi, J., & 274, N. (n.d.).
PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM MANIS SEBAGAI BAHAN BAKU
BIOETANOL.
Subagio, H., Aqil, M., Penelitian, B., & Serealia, T. (2013). PENGEMBANGAN
PRODUKSI SORGUM DI INDONESIA. In Seminar Nasional Inovasi Teknologi
Pertanian.
Susilowati, H., & Saliem, H. P. (2013). Perdagangan Sorgum di Pasar Dunia dan Asia
serta Prospek Pengembangannya di Indonesia.
Syafruddin, M., Harisudin, M., & Widiyanti, E. (2015). STRATEGI
PENGEMBANGAN SORGUM DI KABUPATEN WONOGIRI. SEPA, 12(1), 70–
81.
22
Syamsuddin, S., Levis, L. R., & Bernadina, L. (2022). RESPON PETANI TERHADAP
PENGEMBANGAN TANAMAN SORGUM DI DESA PLEDO KECAMATAN
WITIHAMA KABUPATEN FLORES TIMUR (Farmers’ Response towards the
Extensification of Sorgum Crops at Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Kabupaten
Flores Timur). Buletin Ilmiah IMPAS, 23, 44–51.
Talanca, A. H., Andayani, N. N., Penelitian, B., & Serealia, T. (2016). Perkembangan
Perakitan Varietas Sorgum di Indonesia. Perkembangan Perakitan Varietas Sorgum
di Indonesia.
Wijaya putra, F., Sukmawani, R., & Meilani, E. H. (2022). STRATEGI
PENGEMBANGAN SARANA PRODUKSI DALAM BUDIDAYA SORGUM
STUDI KASUS DI KELURAHAN BABAKAN KECAMATAN CIBEREUM
KOTA SUKABUMI. Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Dan Peternakan
(Journal of Agricultural Sciences and Veteriner), 10(1), 97–102.
https://doi.org/10.31949/agrivet.v10i1.2288
Yulia Tri S. (2022, October 25). Sorgum Berpotensi Untuk Dikembangkan Karena Kaya
Manfaat. Cyberextension.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/99695/Sorgum-Berpotensi-Untuk-
Dikembangkan-Karena-Kaya-Manfaat/
23