YENSI
19.023.54.201.004
Nama : YENSI
NIM : 19.023.54.201.004
Fakultas : PERTANIAN
Palopo, 2022
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
NIDN : NIDN :
i
SIKAP KONSUMEN TERHADAP SAGU BASAH DI DESA
BARAMAMASE KECAMATAN WALENRANG
KABUPATEN LUWU
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Andi Djemma Palopo
Oleh :
YENSI
19.023.54.201.004
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : YENSI
Fakultas : Pertanian
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Palopo, 2023
YENSI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................1
2.4. Sagu.....................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................23
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat dan Rahmat, maka proposal penelitian dengan judul: “Sikap
Konsumen Terhadap Sagu Basah di Desa Baramamase kecamatan
Walenrang Kabupaten Luwu.” Dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kindangen dan Malia( 2006). Selain sebagai hidangan utama, sagu juga
ringan yang lezat seperti sempolet, lempeng sagu, bagea dan banyak
makanan favorit sebagian orang dan masih ada di meja makan setiap
1
terbuat dari sagu menjadi makanan khas dan hidangan unik yang sejajar
melimpah salah satunya sagu basah yang juga menjadi fokus masyarakat
olahan sagu ini, maka penulis tertarik melakukan penelitian dari segi
tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah
Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tingkah laku, baik
2
sagu baik dalam bentuk kapurung maupun dibuat dalam bentuk cemilan
sagu basah ini. Maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian
harganya yang relatif murah, ada juga konsumen yang loyal, konsumen
yang sering membeli tapi tidak mengkonsumsi, ada juga yang suka
Kabupaten Luwu”.
Kecamatan Walenrang?
3
1.3. Tujuan Penelitian
Kabupaten Luwu.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mana terkait pula dengan proses memutuskan apa yang didahulukan dan
5
2. Interaksi dilibatkan yang meliputi: perilaku, afeksi, kognisi, dan
lingkungan konsumen
dibutuhkan.
lainnya.
6
2. Perilaku konsumen yang bersifat irrasional
yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologi.
1. Faktor Kebudayaan
a. Budaya
7
dan institusi penting lainnya.Yang termasuk dalam budaya ini
b. Sub budaya
c. Kelas Sosial
yang berbeda.
2. Faktor Sosial
seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.
a. kelompok kecil
b. Keluarga
8
Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling
c. Status sosial
masyarakat.
3. Faktor Pribadi
seperti
hidup,
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Orang akan mengubah barang dan
mereka.
9
c. Gaya Hidup Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan
4. Faktor Psikologi
yang
dan sikap.
10
c. aspek. Kepercayaan dapat berupa pengetahuan, pendapat atau
atau jasa tersebut. Jika harga suatu produk tidak terlalu tinggi, maka
Munandar et al., 2020). Namun, jika harga suatu barang atau jasa
tersebut bisa dibilang tinggi atau mahal, maka konsumen tersebut akan
Anda beli. Mulai dari harga, kualitas, fungsi atau kegunaan barang
11
termasuk ke dalam perilaku konsumen. Adanya sikap konsumen
2020). Mulai dari harga, kualitas, fungsi atau kegunaan barang tersebut,
12
1.3. Penelitian terdahulu
harga sagu yaitu: (a) dari segi kemasan rata-rata responden lebih banyak
pada kategori cukup sesuai, (b) dari segi kualitas responden yang paling
udara lingkungan (c) dari segi harga jumlah responden yang paling
banyak berada pada kategori sesuai (d) kemudian dari segi lokasi
“ sikap konsumen terhadap beras organik” Tujuan penelitian ini adalah (1)
13
menganalisis atribut-atribut produk yang dipentingkan oleh konsumen
membeli beras organik, serta kontribusi yang besar dari dua konstruk
14
kulit pizza, harga dan kemasan akhir. Tingkat Berdasarkan kepercayaan
1.4. Sagu
daerah. Sagu diduga berasal dari Maluku dan Irian; karena itu sagu
setempat. Hingga saat ini belum ada data pasti yang mengungkapkan
kapan awal mula sagu ini dikenal. Diduga, budidaya sagu di kawasan Asia
15
pengolahan sagu yang paling maju saat ini adalah di Malaysia (Kindangen
Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan
dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah
saja.
16
4. Teras batang yang diambil ini lalu dihaluskan dan disaring.
satu pohon dapat dihasilkan 150 sampai 300 kg pati. Suatu survei
sagu diperlukan 4 orang yang bekerja selama 6 hari. Tanaman sagu dapat
emisi gas karbondioksida yang berasal dari lahan rawa dan gambut ke
hari masih ada di meja makan. Namun sagu sebagai bahan pangan
yang merupakan makanan khas berbahan sagu telah menjadi salah satu
makanan khas dan unik yang sejajar dengan kuliner khas lainnya.
dikeringkan atau diolah, dan sagu basah ini kemudian dikemas dalam
17
anyaman yang terbuat dari daun sagu, plastik, atau karung berbagai
karena kandungan pati yang tinggi didalam teras batang maupun proses
sebesar 0,5 gram kalsium sebesar 10 mg, zat besi sebesar 1,2 mg, dan
lemak dalam jumlah yang sangat kecil. 100 gram sagu kering setara
Tabel 1.1. komposisi kimia pati sagu basah (jading et al., 2011)
18
BAB III
METODE PENELITIAN
19
3.3. Metode Pengumpulan Data
Luwu.
2019).
20
(non-probability sampling) artinya bahwa tidak semua unit populasi
adalah orang yang tahu atau memiliki banyak pengetahuan tentang sagu
ini, sehingga mereka memiliki sikap terhadap sagu basah. Seperti yang
persepsi, sikap tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purposive
sampling).
atau skor terhadap sifat tertentu dari suatu produk dan untuk mengetahui
memberikan saran tentang ukuran sampel yaitu ukuran sampel yang layak
21
paling sedikit lima kali parameter estimasi yang digunakan. Dalam
penelitian ini penentuan ukuran sampel mengikuti saran dari Hair, yaitu
No Variable indikator
1. Evaluasi 1. Warna
2. Harga murah
3. Tekstur lembut
4. Ukuran/takaran
5. Aroma /bau
6. Kemasan menarik
7. Langganan
8. Iklan/promosi
9. Motivasi
10. Kualitas
11. Jarak/lokasi
12. Kebersihan
2. Kepercayaan 1. Warna
22
2. Harga murah
3. Tekstur lembut
4. Ukuran
5. Aroma/bau
6. Kemasan menarik
7. Langganan
8. Kegunaan/manfaat
9. Iklan/promosi
10. Motivasi
11. Persepsi
2. 2. Tidak Percaya
3. 3. Netral
4. 4. Percaya
5. 5. Sangat Percaya
Attitudeᵒ = ∑ bi ei
23
Dimana :
Bi = tingkat kepercayaan
Di mana :
a = jumlah atribut
percaya (5), percaya (4), cukup percaya (3), tidak percaya (2), dan sangat
percaya
24
konsumen terhadap atribut. Kekuatan kepercayaan biasanya diukur pada
skala likert dengan 5 (lima) angka, dimana hal tersebut menunjukkan nilai
sangat penting (5), penting (4), cukup penting (3), tidak penting (2) dan
t−r
Skala interval =
b
25
3.7. Defenisi operasional
Kabupaten Luwu.
konsumen lain.
26
BAB IV
dusun kampung baru, dusun tangsimoe dan dusun lemo tua. secara
berikut:
27
4.2. Keadaan Penduduk
681 kk.
Berdasarkan dari data yang diperoleh dari kantor desa setempat, jumlah
penduduk ditempat penelitian ini adalah 2.527 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 681 kk, yang terdiri dari 1.251 orang laki-laki dan 1.276
2022.
Desa Pembuniang yaitu 620 jiwa dengan jumlah pers entase sebesar 100
28
persen. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk perempuan lebih
2022.
Pendidikan
1 TK 7 2,95
2 SD 95 39,48
3 SMP 75 31,15
4 SMA 50 20,97
5 D1-D3 4 1,67
29
6 S1 10 4,12
banyak di atas adalah lulusan SD, yaitu sebanyak 95 jiwa dengan jumlah
2022.
2 Swasta 7 0,94
3 PNS 63 8,4
30
4 Guru 49 6,53
5 Pedagang 14 1,87
Total 7 100
prasarana.
31
Tabel 4.4 Sarana Dan Prasarana di Desa Baramamase Kecamatan
1 Kantor Desa 1
2 Masjid 4
3 TK 1
4 SD 1
5 SMP 1
6 Pustu 1
7 SMA 1
8 Gereja 2
9 Posyandu 3
Total 15
Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana yang ada di
Desa Pembuniang ada 15 unit. Sarana gedung yang terdiri dari 1 unit
kantor desa, 4 unit mesjid, 1 unit TK, 1 unit SD, 1 unit SMP, 1 unit SMA, 1
32
BAB V
yang masih muda dan masih sehat dapat memiliki kemampuan fisik kuat
25-35 25 22,73
36-45 20 18,19
33
46-55 30 27,28
56-65 20 18,19
67- 75 15 13,64
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa umur responden sagu basah yang paling
paling kecil sebanyak 15 jiwa dan interval 67-75 tahun dengan jumlah
proses produksi yaitu tenaga kerja agar dapat bekerja secara produktif
minim.
34
Tabel 5.2 Persentase tingkat pendidikan di Desa Baramamase
SD 51 46,36
SMP 35 31,82
SMA 19 17,27
S1 5 4,55
35
DAFTAR PUSTAKA
Idaman, Northa, and dan Retnaningsih Lilik Noor Yuliati. 2012. “Sikap
Konsumen Terhadap Beras Organik Northa Idaman *)1 , Lilik Noor
Yuliati **) , Dan Retnaningsih **).” Jurnal Manajemen & Agribisnis
9(2): 117–26. northa.idaman@gmail.com.
36
Domino Pizza Dengan Metode Fishbein Di Depok.” Jurnal Humaiora
Bina Sarana Informatila 19(1): 107–12.
37