Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL TUGAS AKHIR

MOTIVASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM USAHA


PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TANAMAN SINGKONG
(Manihot utilisima) DI KAMPUNG BANDAR DALAM
KECAMATAN NEGERI AGUNG KABUPATEN WAY KANAN

DWI SUSILO

NIM 02.01.21.338

PROGRAM REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU


PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
202

1
3

MOTIVASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM USAHA


PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TANAMAN SINGKONG
(Manihot utilisima) DI KAMPUNG BANDAR DALAM
KECAMATAN NEGERI AGUNG KABUPATEN WAY KANAN

Oleh :

DWI SUSILO

NIM 02.01.21.338

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Sebagai salah satu syarat menyelesaikan laporan tugas akhir pada Program Studi
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan-Program RPL

PROGRAM REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU


PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

i
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2023

LEMBAR PENGESAHAN

Judul :Motivasi Anggota Kelompok Tani Dalam Usaha


Peningkatan Produktifitas Tanaman Singkong (Manihot
utilisima) Di Kampung Bandar Dalam Kecamatan Negeri
Agung Kabupaten Way Kanan

Nama : Dwi Susilo


NIM : 02.01.21.338
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan : Pertanian
Disetujui Oleh :

Pembimbing 1

Ir. Wasrob Nasruddin, M.S.


NIP. 195807051983031003

Pembimbing II

Wahyuningsih, S.ST., M.P.


NIP. 196511011991032001

Diketahui Oleh :

Ketua Program Studi


Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan,

ii
Ait Maryani, S.P., M.Pd.
NIP. 19591009198202 001

Tanggal Seminar :

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah syukur saya ucapkan dan panjatkan kehadirat Allah SWT


karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyusun Proposal Tugas
Akhir dengan judul “Motivasi Anggota Kelompok Tani Dalam Usaha Peningkatan
Produktifitas Tanaman Singkong (Manihot utilisima) Di Kampung Bandar Dalam
Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way Kanan” ini dengan baik serta tepat
pada waktunya.
Proposal Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Pendidikan Program D-IV RPL pada Program Studi Penyuluhan
Pertanian Berkelanjutan, Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor. Proposal ini
dapat diselesaikan berkat bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Ir. Wasrob Nasruddin, MS.
selaku pembimbing I dan ibu Wahyuningsih, S.ST,. M.P selaku pembimbing II
serta Ibu Eka Susanti, S.P selaku pembimbing III yang telah secara intensif
membimbing penyusunan Proposal Tugas Akhir ini. Terimakasih juga saya
sampaikan kepada semua teman-teman BPP Negeri Agung yang banyak
memberikan masukan dan bantuan dalam penyusunan Proposal Tugas Akhir ini.
Saya menyadari sepenuhnya, bahwa Proposal Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
saya harapkan demi penyempurnaan Proposal Tugas Akhir ini. Akhirnya saya
berharap semoga propsal ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya
bagi pembaca.
Way Kanan, Januari 2023

iii
Dwi Susilo
NIM. 02.01.21.338

iv
DAFTAR ISI

Contents

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................3
Tujuan...................................................................................................................3
Manfaat.................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
Motivasi................................................................................................................5
Penyuluhan Pertanian...........................................................................................7
Karakteristik Petani..............................................................................................9
Singkong.............................................................................................................10
Penelitian Relevan..............................................................................................11
Kerangka Berpikir..............................................................................................12
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN......................................................13
Waktu dan Tempat..............................................................................................13
Sasaran Kegiatan................................................................................................13
Populasi dan Sampel..........................................................................................13
Teknik Pengumpulan data..................................................................................15
Uji Instrumen......................................................................................................16
Analisis Data......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................19

1
Daftar Gambar

Kerangka Berpikir13

Daftar Tabel

Nama Desa, Kelompoktani dan Jumlah Petani15


Jumlah Sampel di Setiap Desa17

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ubi kayu atau singkong tentunya sudah tidak asing lagi di


masyarakat Indonesia, karena nama singkong atau ubi kayu sangat populer di
banyak tempat sebagai makanan sehari-hari. Seringkali bahan makanan ini
dikaitkan dengan taraf sosial seseorang, padahal ubi kayu enak sebagai bahan
makanan sehari-hari. Ubi kayu merupakan produk pertanian yang tersebar
luas di Indonesia dan merupakan sumber karbohidrat penting setelah nasi
dengan kandungan karbohidrat 34,7%. Namun kenyataannya, ubi kayu kurang
dimanfaatkan. Oleh karena itu diperlukan pemanfaatan ubi kayu agar dapat
menjadi bahan pangan yang bergizi tinggi. Ubi kayu dapat disajikan sebagai
makanan pokok menggantikan nasi (jawa = tiwul), roti, tape, gatot, biskuit,
pati dan berbagai makanan lainnya (Soetanto, 2001). Ubi kayu juga
merupakan salah satu tanaman pangan masa depan yang potensial karena
mengandung karbohidrat sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bahan
pangan pokok. Ubi kayu tidak hanya mengandung karbohidrat, tetapi juga

2
unsur lain: air sekitar 60%, pati 25-35%, serta protein, mineral, serat kalsium
dan fosfat (Elfandari, 2008).
Ubi kayu dianggap tanaman yang mudah beradaptasi dan tumbuh di
beberapa iklim pertanian tropis yang tidak membutuhkan iklim tertentu
untuk pertumbuhannya. Selain itu, ubi kayu dianggap sebagai tanaman yang
menguruskan tanah, karena pemborosan dalam pengambilan unsur hara dan tidak
mampu melindungi tanah dari air hujan serta membuat lahan ubi kayu
menjadi rentan terhadap erosi (Salim, 2011). Di Indonesia, ubi kayu merupakan
tanaman pangan yang penting dan menempati urutan ketiga setelah padi dan
jagung. Selain itu ubi kayu juga memiliki arti ekonomi terpenting dibandingkan
dengan jenis umbi- umbian yang lain (Chalil, 2003). Ubi kayu juga telah
banyak dimanfaatkan dunia industri sebagai bahan baku bioethanol, tepung
tapioka, sorbitol, gula cair dan monosodium glutamat (Yuliawati, 2009).
Menurut Mubyarto (1998) produktivitas adalah perbandingan antara hasil
produksi yang diperoleh dari suatu kesatuan input dengan kemampuan lahan.

Motivasi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi perilaku manusia,


motivasi disebut juga sebagai pendorong, keinginan, pendukung atau
kebutuhan-kebutuhan yang dapat membuat seseorang bersemangat dan
termotivasi untuk mengurangi serta memenuhi dorongan diri sendiri, sehingga
dapat bertindak dan berbuat menurut cara-cara tertentu yang akan membawa ke
arah yang optimal. Motivasi yang terkait dengan pemaknaan dan peranan kognisi
lebih merupakan motivasi instrintik, yaitu motivasi yang muncul dari dalam,
seperti minat atau keinginan (curiosity), sehingga seseorang tidak lagi termotivasi
oleh bentuk insentif atau hukuman. Sedangkan motivasi ekstrintik ialah motivasi
yang disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau menghindari
hukuman, motivasi yang terbentuk oleh faktor-faktor eksternal berupa ganjaran
atau hukuman. Atkinson mengemukakan bahwa kecenderungan sukses
ditentukan oleh motivasi, peluang, serta intensif, begitu pula sebaliknya dengan
kecenderungan untuk gagal.

Desa Bandar Dalam Kecamatan Negeri Agung merupakan salah satu


desa di Kabupaten Way Kanan yang sebagian dari masyarakatnya bekerja

3
sebagai petani dengan mata pencaharian usahatani ubi kayu. Namun fakta di
lapangan menunjukkan masih ada beberapa masalah yang dihadapinoleh petani
singkong. Berdasarkan Programa Kecamatan Negeri Agung tahun 2021, dapat
dilihat produktifitas singkong hanya menyentuh angka 182 kwintal/hektar. Hal ini
tentu jauh dari rata-rata produksi singkong nasional yang berada di angka 221
kwintal/hektar (BPS. 2015). Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya
motivasi petani meningkatkan produktifitas singkong melalui pemupukan.
Mengingat komoditi ubi kayu cukup banyak diusahakan di desa ini,
maka pengkajian mengamati serta melihat keberadaan dari kegiatan
usahatani ini. Baik dilihat dari segi teknis maupun dari segi ekonomis.
Sehingga dalam pelaksanaannya nanti akan terlihat sejauh mana kegiatan
usahatani ubi kayu ini dapat memberikan gambaran tentang produktivitas, biaya,
penerimaan dan pendapatan petani.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pengkajian ini diberi judul
Motivasi Anggota Kelompok Tani Dalam Usaha Peningkatan Produktifitas
Tanaman Singkong (Manihot utilisima) Di Kampung Bandar Dalam Kecamatan
Negeri Agung Kabupaten Way Kanan sebagai judul tugas akhir.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah Motivasi Anggota Kelompok Tani Dalam Usaha


Peningkatan Produktifitas Tanaman Singkong (Manihot utilisima)

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Motivasi Anggota Kelompok Tani


Dalam Usaha Peningkatan Produktifitas Tanaman Singkong (Manihot
utilisima)?
3. Bagaimana strategi meningkatkan Motivasi Anggota Kelompok Tani
Dalam Usaha Peningkatan Produktifitas Tanaman Singkong (Manihot
utilisima)?

4
Tujuan

Tujuan dari pengkajian ini adalah:

1. Mengetahui Motivasi Anggota Kelompok Tani Dalam Usaha Peningkatan


Produktifitas Tanaman Singkong (Manihot utilisima).
2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi Motivasi Anggota
Kelompok Tani Dalam Usaha Peningkatan Produktifitas Tanaman
Singkong (Manihot utilisima)
3. Merumuskan strategi untuk meningkatkan Motivasi Anggota Kelompok
Tani Dalam Usaha Peningkatan Produktifitas Tanaman Singkong (Manihot
utilisima)

Manfaat

1. Motivasi Anggota Kelompok Tani Dalam Usaha Peningkatan Produktifitas


Tanaman Singkong (Manihot utilisima)
2. Bagi pengkaji dapat memahami lebih jauh tentang Motivasi Anggota
Kelompok Tani Dalam Usaha Peningkatan Produktifitas Tanaman Singkong
(Manihot utilisima).

5
Bagi petani, peneliti dapat memberikan banyak pengetahuan Usaha
Peningkatan Produktifitas Tanaman Singkong (Manihot utilisima).

3.
TINJAUAN PUSTAKA

Motivasi

Menurut Lippit (1958) dalam Mardikanto (1993 : 263). Mengemukakan


bahwa, salah satu faktor penentu yang mempengaruhi tingkat efektivitas
penyuluhan yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat sasaran adalah,
jika mereka itu memang benar-benar memiliki motivasi untuk melakukan
berbagai perubahan. Yang dimaksud motivasi disini, adalah adanya dorongan –
dorongan yang dirasakan oleh seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu kegiatan untuk tercapainya tujuan-tujuan tertentu (Newman and Newam,
1979 dalam Mardikanto 1993 : 263)
Singh dan Pal (Dahama dan Bhatnagar, 1980) dalam Mardikanto (1993 :
265) Mengungkapkan beragam motiv keikut-sertaan seseorang dalam kegiatan
penyuluhan mencakup:
(1) Perbaikan kesejahteraan (pengetahuan dan ekonomi) bagi dirinya sendiri
maupun bagi keluarganya.
(2) Rasa tanggung jawabnya, baik pada dirinya sendiri, keluarganya, maupun
masyarakatnyayang berkaitan dengan tercapainya program-program nasional.
(3) Sifat keinovatifan atau keinginan untuk menggali/menemukan /mencari atau
menerapkan ide-ide baru.
(4) Keinginan berprestasi atau meningkatkan prestasi atas hasil-hasil yang telah
dicapainya.
(5) Melepaskan diri dari beban (hutang,dll) yang dirasakan.
(6) Kebutuhan aktualisasi diri, untuk menjadi lebih baik.
(7) Kebutuhan untuk memperoleh jaminan hari-tua yang lebih baik.
(8) Keinginan untuk bergabung atau agar dapat diterima oleh warga masyarakat
di lingkungannya.
(9) Ingin memperoleh jabatan dan atau kekuasaan.

1
Berkenaan dengan ragam motivasi yang telah dikemukakan, maka untuk
mengefektifkan kegiatan penyuluhan, setiap penyuluh perlu:
(1) Sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan, terlebih dahulu harus
melakukan kajian atau diagnose tentang motivasi yang dimiliki oleh sebagian
besar masyarakat sasaran yang akan mengikuti kegiatan penyuluhan.
(2) Merancang programa atau kegiatan penyuluhan, sejak pemilihan; materi,
metode, perlengkapan waktu dan tempat penyuluhan yang harus disesuaikan
dengan motivasi sebagian besar masyarakat sasarannya.
(3) Sejauh mungkin melakukan pengelompokan masyarakat sasaran dalam
kelompok-kelompok yang terdiri atas orang-orang atau individu-individu
yang memiliki motivasi keikutsertaan yang dianggap relatif seragam.
Ciri-ciri keinovatifan masyarakat sasaran, menurut Slamet (1978) dalam
Mardikanto (1993 : 266) dipengaruhi oleh 10 macam variabel, yaitu :
(1) Umur, yang berkaitan dengan kemampuan belajar dan minat belajar, serta
pengalaman yang dimiliki.
(2) Jenis kelamin, yang berkaitan dengan ragam motivasi dan kebutuhan-
kebutuhan yang dirasakannya.
(3) Pendidikan, baik pendidikan formal atau sekolah yang pernah dialaminya,
maupun pendidikan non formal dalam arti frekensi keikutsertaan dan
keaktifannya dalam kegiatan penyuluhan.
(4) Status sosial ekonomi, baik modal dan harta benda (aset) yang dimiliki
maupun statusnya dalam kelompok/organisasi sosial di lingkungannya.
(5) Kekosmopolitanan, atau hubungannya dengan “dunia luar” di luar system
sosialnya, yang dapat dilihat dari frekuensi dan jarak kegiatan bepergian
maupun pemanfaatan media- masa.
(6) Keberanian mengambil resiko kegagalan.
(7) Sikapnya terhadap perubahan-perubahan.
(8) Aspirasi atau cita-cita dan motivasinya untuk berkarya.
(9) Sifat fatalistik atau frustasi, yang diakibatkan oleh terlalu seringnya
mengalami kegagalan-kegagalan yang di luar kemampuannya, setiap kali
mencoba melakukan perubahan.
(10) Diagnotisme, atau sistem kepercayaan yang tertutup

2
Motivasi berasal dari kata latin (movemore) yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan
pada sumber daya manusia pada umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagai mana cara mengarahkan daya potensi bawahan, agar
mau bekerja sama produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang
telah ditentukan Malayu S.P Hasibuan, (2009:141)

Istilah motivasi, seperti halnya kata emosi, berasal dari bahasa latin, yang
berarti bergerak. Mempelajari motivasi, sasarannya adalah mempelajari penyebab
atau alasan yang membuat kita melakukan apa yang kita lakukan. Motivasi
merujuk pada suatu proses dalam diri manusia yang menyebabkannya bergerak
menuju tujuan, atau bergerak menjauhi situasi yang tidak menyenangkan Dari
berbagai teori tentang motivasi yang dikemukakan oleh para ahli, terdapat
berbagai teori motivasi yang bertolak pada dorongan yang berbeda satu sama
lain. Ada teori motivasi yang bertitik tolak pada dorongan dan pencapaian
kepuasan ada pula yang bertittik tolak pada asas kebutuhan yang menyebabkan
seseorang berusaha untuk dapat memenuhinya (Sudarwan, 2004).

Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan menurut Effendy dan Surohman (2010) adalah proses


pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya
serta meningkatkan kesadaran dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup.
Penyuluhan diselenggarakan berazaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan,
keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerjasama, partisipatif, kemitraan,
berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggungjawab.
Dalam Peraturan Presiden Nomer 35 Tahun 2022, Tentang Penguatan
Fungsi Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi Pelaku Utama serta
Pelaku Usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan dirinya dalam

3
mengakses informasi asar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.

Ada empat fungsi penyuluhan pertanian yaitu:

1. Pembuka jalan bagi petani untuk mendapatkan kebutuhanya dibidang


pertanian khususnya ilmu pengetahuan.
2. Penyuluhan pertanian merupakan jembatan antara praktik atau kegiatan
yang dijalankan petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu
berkembang dan senantiasa dibutuhkan oleh petani.
3. Penyampai, pengusahaan dan penyesuaian program nasional dan regional
agar dapat dilaksanakan oleh petani dalam rangka mensukseskan
program pembangunan nasional.
4. Kegiatan pendidikan non formal yang dilakukan secara terus-menerus
untuk mengikuti perkembangan teknologi yang dinamis dan masalah-
masalah pertanian yang berkembang.

Tujuan Penyuluhan Pertanian mencakup tujuan jangka pendek dan tujuan


jangka panjang.  Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu menumbuhkan
perubahan-perubahan dalam diri petani yang mencakup tingkat pengetahuan,
kecakapan, kemampuan, sikap, dan motivasi petani terhadap kegiatan usaha
tani yang dilakukan. Tujuan penyuluhan jangka panjang yaitu peningkatan taraf
hidup masyarakat tani sehingga kesejahteraan hidup petani terjamin. Tujuan
pemerintah terhadap penyuluhan pertanian adalah: meningkatkan produksi
pangan, merangsang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan keluarga
petani dan rakyat desa, mengusahakan pertanian yang berkelanjutan. Unsur-Unsur
Penyuluhan pertanian meliputi

1. Penyuluh pertanian, penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas


memberikan dorongan dan pengarahan kepada petani agar mau mengubah
cara berpikir, sikap dan perilaku nya terhadap perkembangan teknologi.

4
2. Sasaran penyuluhan pertanian, sasaran penyuluhan pertanian
adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan.
3. Metode penyuluhan pertanian, metode penyuluhan adalah cara-cara yang
digunakan pada saat dilakukan penyuluhan, yang bersifat mendidik,
membimbing, dan menerapkan sehingga dapat mengubah pemahaman, sikap,
dan perilaku petani agar dapat menolong dirinya sendiri (self help).
4. Media Penyuluhan pertanian, media penyuluhan adalah salurann yang
menghubungkan penyuluh dengan materi penyuluhannya dengan petani yang
sedang mengikuti penyuluhan.
5. Materi Penyuluhan Pertanian, materi penyuluhan berupa ilmu pengetahuan
dan teknologi pertanian yang disamapaikan pada saat dilakukan penyuluhan.
6. Waktu Penyuluhan Pertanian, waktu penyuluhan merupakan waktu yang
dipilih seorang penyuluh untuk melakukan pendekatan-pendekatan kepada
petani.
7. Tempat Penyuluhan Pertanian. Tempat yang strategis dan mudah dijangkau
oleh petani untuk melangsungkan kegiatan penyuluhan.

Karakteristik Petani

Sholikah (2018), mengungkapkan terdapat beberapa karakteristik penerima


(petani) dan saluran media yang juga berhubungan dengan tingkat preferensi
yaitu:
1. Umur
Terkait dengan preferensi petani bahwa semakin tua seseorang biasanya
cenderung lamban untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa
diterapkan oleh masyarakat sekitar umur petani muda (16-33 tahun), umur
sedang (34-51 tahun), umur tua (52-70 tahun).
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan jenjang pendidikan yang pernah ditempuh, baik
sekolah negeri ataupun swasta, lama Pendidikan yang di tempuh sangat
berperan dalam membangun pola pikir dan pengetahuan seseorang. Pola pikir
yang dimiliki akan semakin luas dengan jenjang pendidikan yang tinggi,
wawasan maupun ilmu dalam berusahatani.

5
3. Luas Lahan

Luas lahan sempit (1 ha) termasuk luas lahan sempit. Luas lahan
menunjukkan seberapa luas usahatani yang sedang digarap oleh petani.
Semakin luas usahatani maka semakin tinggi kecenderungan berusaha tani
yang dilalui, karena pada umumnya petani dengan usahatani yang luas
memiliki kemampuan ekonomi yang baik.
4. Pengalaman berusaha tani
Pengalaman adalah hasil akumulasi dari proses pengalaman seseorang, yang
selanjutnya mempengaruhi terhadap respon yang diterimanya guna
memutuskan sesuatu yang baru baginya.
5. Jumlah tanggungan keluarga
Besarnya jumlah tanggungan keluarga akan berpengaruh terhadap
pendapatan karena semakin banyaknya jumlah tanggungan keluarga atau
jumlah anggota keluarga yang ikut makan, maka secara tidak langsung akan
memaksa tenaga kerja tersebut untuk mencari tambahan pendapatan.
Singkong

Singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia


yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Singkong,
pada awalnya ditanam untuk diambil umbinya dan dimanfaatkan sebagai bahan
pangan, namun seiring berjalannya waktu singkong dimanfaatkan sebagai
bahan pakan dan industri. Selain dapat dikonsumsi langsung dalam berbagai
jenis makanan, yakni singkong rebus, singkong bakar, singkong goreng,
kolak, keripik, opak, dan tape, singkong juga dapat diolah menjadi produk
antara (intermediate product), seperti gaplek dan tepung tapioka (Rukmana,
1997).

Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah bersifat operasional dan


bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tingginya
aktivitas konversi lahan tanam singkong akan menyebabkan produksi
singkong mengalami penurunan (Pontecorovo dan Schrank, 2001; Murillas

6
dan Chammoro, 2005). Kondisi tersebut menyebabkan industri yang berbasis
singkong mengalami kesulitan memperoleh bahan baku (Robert et al., 2005).

Marimin (2005) menyatakan bahwa pemecahan masalah yang kompleks tidak


dapat dilakukan dengan cara sederhana menggunakan penyebab tunggal,
tetapi dengan menerapkan pendekatan sistem yang dapat memberikan dasar
untuk memahami penyebab ganda dari suatu masalah dalam kerangka suatu
sistem.

Penelitian Relevan

Dany Wira Kusuma, Arta Kusumaningrum, Didik Widiyantono (2021) dengan


judul Peran Kelompok Tani dalam Meningkatkan Produktifitas Petani Ubi Kayu
(Manihot esculenta Crantz) di Desa Wanurojo Kecamatan Kemiri Kabupaten
Purworejo Kabupaten Purworejo Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peran kelompok tani dalam meningkatkan produktivitas petani ubi kayu di Desa
Wanurojo Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, dan hubungan peran
kelompok tani dengan produktivitas petani ubi kayu di Desa Wanurojo
Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa karakteristik petani ubi kayu yang dipilih didasarkan atas beberapa
identitas yaitu umur petani sebesar 97,22% petani termasuk kategori umur
produktif, luas lahan petani 0,12–1,00 ha 80,56% dikategorikan petani skala
sedang. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan skala likert, bahwa
peran keseluruhan kelompok tani terhadap produktifitas ubi kayu diperoleh
69,44% yang berarti masuk kategori tinggi. Hasil analisis dengan chi-square,
diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara peran kelompok tani dengan
produktifitas.

ISMED MAULANA ARISKI NUR (2019) PERANAN KELOMPOK TANI


DALAM PENINGKATAN PERUBAHAN PERILAKU PETANI UBI KAYU
( Manihot esculenta). Penelitian ini bertujuan untuk melihat Untuk mengetahui
bagaimana peranan kelompok tani dalam perubahan perilaku petani ubi kayu
di Desa Penombean Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai
dan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan petani ubi kayu di Desa

7
Penombean Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai. Peranan
kelompok tani dalam perubahan perilaku petani ubi di Desa Penombean
Kecamatan Bintang Bayu sangat baik yaitu pada indikator perubahan
perilaku petani (sikap, keterampilan dan pengetahuan) sebesar 70,8% berada
pada interval skor kuat, indikator karakter petani sebesar 85,6%, indikator
kompetensi penyuluhan sebesar 88,7%, indikator pengurus kelompok sebesar
86,3% dan indikator kemandirian petani sebesar 85,6% yang berada pada
interval skor sangat kuatari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa penerimaan
rata-rata petani ubi kayu meningkat secara signifikan.

Kerangka Berpikir

Motivasi petani dalam meningkatkan produktifitas singkong diduga dipengaruhi


oleh beberapa faktor yaitu fakto internal (X1) diantaranya usia, pendidikan
formal, luas lahan dan pengalaman usaha tani. Faktor berikutnya adalah faktor
perlakuan (X2) yaitu perlakuan tanah dan pemupukan dan perawatan tanaman
singkong serta faktor yang mempengaruhi pemberdayaan kelompoktani yaitu
sikap, keterampilan dan pengetahuan petani dalam usaha peningkatan produksi
singkong.

Faktor Internal (X1)

Pemberdayaan Motivasi Anggota


Kelompok tani (Y) Kelompok Tani Dalam
Usaha Peningkatan
Produktifitas Tanaman
Faktor Perlakuan(X2)
Singkong (Manihot
- Perlakuan tanah utilisima)
- Pemupukan
- Perawatan tanaman
singkong

8
Gambar 1. Kerangka berpikir antara Motivasi Anggota Kelompok Tani Dalam
Usaha Peningkatan Produktifitas Tanaman Singkong (Manihot utilisima)

9
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu dan Tempat

Kegiatan Penugasan Akhir akan dilaksanakan pada April hingga Juni 2023
bertempat di Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way Kanan khususnya di
Kampung Bandar Dalam.
Sasaran Kegiatan
Sasaran kajian adalah petani yang ada di Kampung Bandar Dalam
Kecamatan Negeri agung Kabupaten Way Kanan. Petani yang menjadi sasaran
adalah petani yang memilih singkong sebagai komoditas tanam, tergabung dalam
kelompok tani dan telah atau belum menerima penyuluhan tentang tanaman
singkong

Populasi dan Sampel

Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
makhluk hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang
mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian
dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan
diduga. Unit analisis adalah unit/satuan yang akan diteliti atau dianalisis.
Dimeria Sinaga (2014:5) Populasi dapat dibedakan menjadi dua bagian
yaitu ;
1) Populasi target merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai dengan
permasalahan penelitian, dan hasil penelitian dari populasi tersebut ingin
disimpulkan.
2) Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam penelitian yang
dilakukan.
Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu unsur/unsur yang diambil
sebagai sampel. Kerangka sampling (sampling Frame) adalah daftar semua unsur

1
sampling dalam populasi sampling. Unsur sampling ini diambil dengan
menggunakan kerangka sampling (sampling frame).
Jumlah petani yang memenuhi kriteria dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nama Desa, Kelompoktani dan Jumlah Petani


Jumlah Petani
No Desa Kelompoktani
(orang)

1 Bandar Dalam Mekar Sari 24

 2 Bandar Dalam Subur Makmur 25

3 Bandar Dalam Rukun Sentosa 25

 4 Bandar Dalam Tani Jaya 25

5 Bandar Dalam Maju Jaya 26

6 Bandar Dalam Sido Maju 25

Jumlah 150

Sumber: Data diolah Penulis 2023

Sampel
Sampel merupakan wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat
dan karakteristik yang sama yang menggambarkan dan dapat mewakili seluruh
populasi yang diteliti. Sampel akan diambil sebagai objek dari pengamatan
lantaran dianggap dapat mewakili sebuah populasi yang ada. Hasil riset yang pada
nantinya berhasil didapatkan dari sebuah sampel ini, maka akan memunculkan
kesimpulannya. Kemudian kesimpulan ini akan dipakai untuk memastikan
kesimpulan dari populasi.
Syarat sampel Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias”
(kekeliruan) dalam sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan
yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolak ukur adanya“bias”
atau kekeliruan adalah populasi. Agar sampel dapat memprediksi dengan baik
populasi, sampel harus mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada pengkajian ini adalah


teknik plihan purposive sampling. Purposive sampling yaitu pemilihan sampel

2
melalui pilihan-pilhan, berdasarkan kesesuaian karakteristik yang dimiliki calon
sampel/responden dengan kriteria tertentu yang ditetapkan/dikehendaki oleh
peneliti, sesuai dengan tujuan penelitiannya (Effendy, dkk. 2021)

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pemilihan sampel didasarkan


pada kriteria berikut:

1. Usia petani berada di kisaran 25-60 tahun


2. Pendidikan formal petani minimal 9 tahun (SMP)
3. Luas lahan usahatani minimal 1 hektare
4. Pengalaman usahatani setidaknya 5 tahun
5. Membudidayakan singkong sebagai tanaman pokok usaha tani
Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapatkan hasil jumlah sampel dalam
setiap keompok tani tersaji pada tebel berikut:

Perhitungan penentuan jumlah sampel untuk masing-masing kelompoktani tersaji


pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Sampel di Setiap Desa

Jumlah Jumlah
No Desa Kelompoktani Petani Sampel
(orang) (orang)

1 Bandar Dalam Mekar Sari 24 10

 2 Bandar Dalam Subur Makmur 25 10

3 Bandar Dalam Rukun Sentosa 25 14

 4 Bandar Dalam Tani Jaya 25 10

5 Bandar Dalam Maju Jaya 26 11

6 Bandar Dalam Sido Maju 25 10

Jumlah 150 65

Sumber: Data diolah Penulis 2023

Teknik Pengumpulan data

3
Data yang di perlukan dalam kegiatan kajian dan penulisan karya ilmiah
prakrek akhir ini terdiri atas data primer dan data skunder . Data primer
dikumpulkan langsung dari sumbernya yaitu petani sampel dengan menggunakan
insrumen kuesioner sebagai pedoman dalam melakukan wawancara secara
terstuktur . Bentuk pertanyaan dalam kuesioner adalah pertanyaan tertutup .
Sedangkan data skunder diperoleh melalui pencatatan data yang telah tersedia di
kantor kecamatan dan BPP.

Uji Instrumen

Validasi Instrumen

Menurut Arikunto (2010) validitas adalah suatu ukuran yang


menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Jika
instrumen tersebut valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) juga valid dan instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2013). Tahapan pengujian validitas yang
dilaksanakan adalah dengan membagikan kuesioner ke 10 responden. Data yang
diperoleh dari responden tersebut kemudian di uji validitasnya (butir pertanyaan)
menggunakan SPSS 24.

Reliabilitas instrument

Reliabilitas merupakan penerjemahaan dari kata reliability yang artinya


keterpercayaan ,keterandalan, konsistensi dan sebagainya.Hasil pengukuran dapat
dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok
subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama,selama aspek yang diukur
tidak berubah.

Uji keterhandalan (Realibilitas), keterhandalan sering juga disebut


kepercayaan ,konsistensi dan sebagainya(Hasan,2004) ,Reliabilitas instrument
diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran . Kriteria

4
alat ukur dikatakan reabilitas jika Crombach’Alphanya lebih besar atau sama
dengan 0,70. (Abdurrahman dan Mahidin , 2007).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa validtas dan reliabilitas adalah


tempat kedudukan untuk menilai kualitas semua alat dan prosedur pengukuran .
Hasil pengujian realibitas instrumen menggunakan Crombach’s Alpha dengan
bantuan perangkat SPSS 24.

Analisis Data

Teknik Analisa data yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan
analisis regresi linier berganda, hal ini untuk mengetahui indicator terlemah dari
jawaban responden , sehingga akan diperoleh rangking. Program yang digunakan
adalah SPSS Version 24. SPSS (Statisstical Product and Service Solusion) adalah
program atau softwere yang di gunakan untuk olah data statistik. Adapun maksud
dilakukannya analisis data yaitu untuk mengetahui tujuan dari kajian yang
dilaksanakan yaitu menetapkan tingkat hubungan motivasi petani dengan usaha
peningkatan produktifitas singkong.

Berdasarkan dari hasil data indicator motivasi dan usaha peningkatan


produktifitas singkong yang diolah dengan menggunakan analisis deskriptif,untuk
mengetahui sejauh mana tingkat motivasi kelompoktani dalam usaha peningkatan
produktifitas singkong sehingga akan diperoleh ranking , untuk hal ini digunakan
analisis regresi linier berganda.

5
JURNAL PALANG KIPA

MOTIVASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM USAHA PENINGKATAN


PRODUKTIFITAS TANAMAN SINGKONG (Manihot utilisima) DI KAMPUNG BANDAR
DALAM KECAMATAN NEGERI AGUNG KABUPATEN WAY KANAN
Waktu Pelaksanaan KIPA : 1 April s/d Juni 2023
Bulan/Minggu ke

No Kegiatan April Mei Juni

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

• Berangkat ke lokasi                    

• Melapor ke intansi
terkait    

1 • Konsultasi dengan
pembimbing ektern    

• Perkenalan dan
Penjelasan KIPA Kepada
pengurus kelompoktani                    

Pengambilan data
2
skunder dan primer                    

Mengolah dan
3
menganalisis data                    

• Konsultasi dengan
pembimbing intern dan
ektern                    

4 • Membuat rancangan
penyuluhan      

• Penetapan materi
penyuluhan                    

5 Kegiatan penyuluhan                    

• Penyusunan KIPA                    
6
• Seminar Hasil                    

1
7 Ujian Komprehensif                    

2
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta

Ban, AW Van Den. dan HS. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian.


Kanisius.Yogyakarta

Ginting, M. 2002. Strategi Komunikasi Bagi Penyuluh Pembangunan. DEP


SEP FP USU. Medan

Hasibuan, Malayu S.P 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,


Bandung, PT. Bumi Aksa.

Hery, B. 2015. Model sistem dinamik ketersediaan singkong bagi industri tape di
kabupaten jember. Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 02 (2015)

Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta (ID):


Sebelas Maret University Press.

Mardikanto, Totok. 2010. Konsep- Konsep Pemberdayaan Masyarakat.


Cetakan ke-1. Surakarta (ID): UNS Press.

Mujiburrahmad, Mayansari Ira. 2019. Karakteristik Petani Dan Hubungannya


Dengan Kompetensi Petani Lahan Sempit Agrisep Vol (15) No. 2 ,
2014

Pasaribu dan Simanjuntak. (1986). Sosiologi dan Pembangunan. Bandung:


Tarsito

1
Refiana, F. 2021. Produktifitas dan pendapatan usaha tani ubi kayu di desa
tungkaran kabupaten banjar. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Mediagro
vol 9 no 2 2013 .55-67.

Roger, E.M, and F.F Shoemaker. 1987. Memasyarakatkan Ide-ide Baru.


Diterjemahkan Oleh Abdullah Hanafi. 1987. usaha Nasioanal.
Surabaya. Terjemahan dari : Communication of innovation Across
Cultural approach New York.

Rofiatul Muizah, Suprapti Supardi, Shofia Nur Awami. 2013. Analisis


Pendapatan Usahatani Ubi kayu (Manihot esculenta crantz),
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Mediagro vol 9 no 2 2013 .55-67.

Siagian, P. Sondang, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta,


Bumi

Soekartawi, A. Soeharjo, L. Dillon dan J. Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan


Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta (ID) :
Universitas Indonesia Press.

Sugiyono, 2009. Metode Pengkajian Kuantitatf, Kualitatif dan R & D. Alfabeta.


Bandung

Yustina,. 2007. Pemberdayaan Manusia Pembangunan yang Bermartabat. Medan


(ID) : Pustaka Bangsa Press.

https://disketapang.lebakkab.go.id/publikasi/artikel/mengenal-kandungan-nutrisi-
dan-manfaat-singkong diakses pada 22 Januari 2023 Pukul 12.00
WIB

2
Lampiran 1

KUESIONER

MOTIVASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM USAHA PENINGKATAN


PRODUKTIFITAS TANAMAN SINGKONG (Manihot utilisima) DI KAMPUNG BANDAR
DALAM KECAMATAN NEGERI AGUNG KABUPATEN WAY KANAN

Petunjuk Pengisian Kuesioner


1. Mohon dengan hormat bantuan mengisi identitas Bapak/Ibu pada isian titik-titik yang telah
disediakan.
2. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menentukan pilihan jawaban
terhadap pernyataan yang tersedia dengan jujur dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
3. Informasi yang didapat melalui kuesioner bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk
keperluan akademik.
Identitas Responden (X1):

1. No. Responden :………………………...................


2. Nama :…………………………...............
3. Umur :................Tahun
4. Jenis Kelamin : (Laki-laki/Perempuan*)
5. Pendidikan Akhir : (SD;MI/SMP;MTS/SMA;MA;SMK/
Perguruan Tinggi/Lainnya*)
6. Pekerjaan :.......................................................
7. Pengalaman berusaha tani :.................Tahun
8. Nama Kelompoktani :......................................................
9. Kedudukan dalam kelompoktani :......................................................
10. Luas lahan garapan :................. (Ha)
11. Status lahan garapan : a. Milik Sendiri : ................. Ha
b. Sewa : .................. Ha
c. Penggarap : .................. Ha
d. Lainnya : .................. Ha
Keterangan:

*lingkari yang benar

Berikan tanda silang (√) pada pilihan jawaban yang dianggap paling benar pada kolomjawaban
yang tersedia.

1
FAKTOR INTERNAL ( X1)

Pilihan Jawaban

Tidak Kurang Sangat


No Pernyataan Setuju
setuju Setuju Setuju

1 2 3 4

Tingkat Usia        

Faktor usia mempengarusi seseorang dalam


1 memahami adopsi terhadap inovasi dalam
bidang pertanian
       

Tingkat usia mempengaruhi petani dalam


2 menerima inovasi dalam pemupukan terutama
dalam penerapan pupuk organik        

Semakin muda usia petani maka semakin


3 mudah petani tersebut menerima pengetahuan
tentang pupuk organik bagi tanaman singkong        

Pendidikan        

Pendidikan yang rendah membuat seseorang


kesulitan untuk melaksanakan peningkatan
4
produktifitas singkong
       

Pendidikan yang tinggi memudahkan orang


5 dalam Penerapan peningkatan produktifitas
singkong        

Tingkat pendidikan mempengaruhi adopsi


6 petani dalam peningkatan produktifitas
singkong        

Luas Lahan        

Luas lahan berpengaruh terhadap peningkatan


7
produktifitas singkong        

Semakin luas lahan yang digarap petani, maka


8 petani memiliki tingkat partisipasi yang tinggi
pada peningkatan produktifitas singkong        

2
Petani yang mempunyai lahan yang luas akan
9 lebih mudah dalam peningkatan produktifitas
singkong        

Pengalaman        

Pengalaman melakukan usaha tani tentunya


10 dapat memberikan pemahaman terhadap
peningkatan produktifitas singkong
       

Pengalaman usahatani mempengaruhi


11 partisipasi petani dalam peningkatan
produktifitas singkong        

Faktor perlakuan (X2)

Pengelolaan tanah        

       

Tanah perlu dikelola dengan baik sebelum        


12
ditanami singkong
       

       

peningkatan produktifitas singkong dapat        


13
dilakukan dengan perlakuan terhadap tanah
       

       

Perlu adanya inovasi dalam peningkatan        


14
produktifitas singkong
       

Pupuk        

Perlakuan terhadap tanah salah satunya adalah        


pemberian pupuk
       
15
       

       

16 Pupuk memperbaiki kualitas tanah        

       

3
       

       

Pupuk organik memberikan dampak yang baik        


bagi kualitas tanah
       
17
       

       

Saat ini petani menggunakan pupuk kimia        


untuk memperbaiki kualitas tanah
       
18
       

       

Kualitas tanah yang baik diperoleh dari        


perlakuan dengan menggunakan bahan
organik        
19
       

       

Penggunaan bahan organik secara berkala        


memperbaiki kualitas tanah secara
berkelanjutan        
20
       

       

Faktor Eksternal (X3)

kegiatan Penyuluhan

Pilihan Jawaban

Sangat Kurang
No Pernyataan
rutin Rutin rutin Tidak rutin

1 2 3 4

34 Kegiatan penyuluhan rutin dilaksanakan


minimal setiap dua minggu sekali        

4
35 Penyuluhan peningkatan produktifitas
singkong dilakukan secara rutin        

Kegiatan penyuluhan peningkatan


36 produktifitas singkong dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan petani        

Metode Penyuluhan        

Pilihan Jawaban

Sangat Kurang Tidak


No Pernyataan Sesuai
Sesuai Sesuai Sesuai

1 2 3 4

       
37 Metode/cara penyuluhan yang dilakukan oleh
penyuluh sesuai dengan kebutuhan

Penyuluh memberikan metode demonstrasi


38
agar memudahkan petani untuk memahami
materi yang disampaikan        

Metode/cara penyuluhan yang digunakan


39 penyuluh tidak selalu sama pada setiap
pertemuannya        

Media Penyuluhan

40 alat bantu yang digunakan penyuluh sesuai


dengan keadaan lokasi penyuluhan        

Media/alat bantu yang digunakan penyuluh


41
sesuai dengan materi dan metode/cara
penyuluhan        

42 Media penyuluhan membantu petani untuk


memahami materi yang disampaikan        

  Motivasi Petani (Y)

Pilihan Jawaban

Sangat Kurang Tidak


No Pernyataan Mengetahu
Mengetahu Mengetahu Mengetahu
i
i i i

1 2 3 4

5
Pengetahuan        

43
Bapak/Ibu mengetahui tentang bahaya
pestisida kimia bagi lingkungan dan kesehatan        

44
Bapak/Ibu mengetahui        

Apakah Bapak/Ibu mengetahui dan berperan


45 aktif dalam proses kegiatan peningkatan
produktifitas singkong        

Apkah Bapak/Ibu mengetahui dalam


menyelenggarakan musyawarah untuk
46
mencari pemecahan masalah yang sedang
dihadapi oleh kelompok
       

Apkah Bapak/Ibu mengetahui cara menjalin


47 kerja sama kelompoktani dengan pihak
penyedia sarana produksi ?
       

Apkah Bapak/Ibu mengetahui cara


48
menerapkan tepat guna pertanian secara
perorangan /berkelompok        

Apkah Bapak/Ibu mengetahui cara lakukan


49
analisa dalam usahatani yang sedang di
usahakan secara berkelompok        

Apkah Bapak/Ibu mengetahui cara mengelola


50 administrasi /pembukuan yang ada dalam
kelompok        

Pilihan Jawaban

Sangat Kurang Tidak


No Pernyataan Setuju
setuju Setuju Setuju

1 2 3 4

6
Sikap        

Bapak/Ibu setuju merencanakan dan


51 mempersiapkan keperluan dalam proses
peningkatan produktifitas singkong ?
       

52 Bapak/Ibu setuju berperan aktif dalam proses


kegiatan peningkatan produktifitas singkong        

Bapak/Ibu setuju menyelenggarakan


53 musyawarah untuk mencari pemecahan
masalah yang sedang dihadapi oleh kelompok
       

54 Bapak/Ibu setuju menjalin kerjasama dengan


pihak penyedia sarana produksi untuk
mempermudah penyediaan sarana produksi        

Bapak/Ibu setuju melakukan anlisa usahatani


55 yang sedang diusahakan secara pribadi arau
berkelompok        

Bapak/Ibu setuju melaksanakan kesepakatan


56 yang telah dihasilkan dalammusyawarah
kelompok        

Pilihan Jawaban

Sangat Kurang Tidak


No Pernyataan Terampil
terampil Terampil Terampil

1 2 3 4

Keterampilan        

Jabarkan cara mempersiapkan keperluan


57 dalam proses peningkatan produktifitas
singkong        

58 Pilih lahan yang tepat untuk peningkatan


produktifitas singkong secara maksimal        

7
59 Sebutkan tahapan cara pemecahan masalah
yang sedang dihadapi oleh anggota kelompok        

Sebutkan dan jelaskan cara menjalin kerja


60 sama dengan pihak penyedia sarana produksi
dalam rangka mempermudah penyediaan
sarana produksi        

Lakukan analisa usaha tani yang sedang


61
diusahakan secara pribadi atau berkelompok        

62 Sebutkan dan jelaskan cara melaksanakan


kesepakatan kerasama dalam kelompok        

Anda mungkin juga menyukai