KOTA KUPANG
OLEH
NIM:1704020077
FAKULTAS PERTANIAN
KUPANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN
KUPANG
NIM : 1704020077
MENYETUJUI
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Dr. Leta Rafael Levis, M.Rur. Mnt Ir. Lika Bernadina, M.Sc. Agr
NIP.19600501 198903 1 001 NIP. 19620223 198601 2 001
Ir. Marthen R. Pellokila, MP., Ph.D Dr. Ir. Muhammad S.M. Nur, M.Si
NIP. 19650317 198903 1 002 NIP.19650628 198803 1 001
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat penyertaan
tidak langsung demi kelancaran penulisan hasil penelitian ini. Oleh karena itu,
1. Bapak Dr. Leta Rafael Levis, M. Rur. Mnt dan Ibu Ir. Lika Bernadina, M. Sc.
Agr selaku tim dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
memberikan banyak masukan bagi kesempurnaan hasil penelitian ini dan juga
3. Bapak Dr. Ir. Muhammad S.M. Nur, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian
4. Bapak Ir. Marthen Robinson Pellokila, MP., Ph.D selaku koordinator prodi
Agribisnis dan seluruh staf pengajar serta pegawai atas segala bantuan yang
iii
diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan hingga penyusunan hasil
penelitian ini.
5. Orang tua tercinta, Bapak almarhum Umbu Soru Peku Djawang dan Ibu
Yuliana Rambu Day serta segenap keluarga atas doa, kasih sayang,
sepanjang hidup.
6. Seluruh teman seperjuangan Agribisnis 2017 yang tidak bisa penulis sebutkan
masa depan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan hasil penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini dapat
Penulis
iv
ABSTRAK
KUPANG
Yoki Umbu Pura Tagu Ratu, Dr. Ir. Leta Rafael Levis, M.Rur.Mnt *) Ir.
Maria Bano, MP **)
*) Pembimbing 1
**) Pembimbing 2
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
vi
4.2 Karakteristik Responden ........................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 57
LAMPIRAN............................................................................................................ 60
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
sesuai dengan kondisi negara Indonesia yang merupakan negara agraris dan sebagian
penyuluhan pertanian bagi petani dapat berjalan efisien dan efektif, salah satu cara
berfungsi sebagai wadah untuk memotivasi petani agar lebih aktif dan berperan dalam
dan keluarganya sebagai subjek pendekatan kelompok. Aktivitas usaha tani yang baik
dapat dilihat dari adanya peningkatan produktivitas usaha tani yang pada gilirannya
kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan keluarganya. Keberadaan kelompok
tani diharapkan dapat memfasilitasi antara petani dan penyuluh dalam menyusun
program penyuluhan pertanian yang efisien dan efektif. Oleh karena itu pembinaan
kelompok tani perlu dilaksanakan secara lebih intensif, terarah dan terencana
1
sehingga mampu meningkatkan peran dan fungsinya.
kelompok tani akan berkembang menjadi lebih maju. Kondisi ini harus didukung oleh
seluruh kegiatan yang meliputi inisiatif, daya kreasi dan tindakan-tindakan nyata yang
dilakukan oleh pengurus dan anggota kelompok tani dalam melaksanakan rencana
sesuatu untuk petani, tetapi melakukan sesuatu bersama petani. Petani ikut serta
penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan
arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian penyuluhan (Permentan No.25
tahun 2009)
kelompok tani yaitu Kelompok Tani Sukamaju dan Kelompok Tani Tetesan Embun
yang akan menjadi objek penelitian. Dalam keberlangsungan kelompok tani ini
terdapat beberapa anggota dari kelompok tani yang kurang aktif dalam menjalankan
2
perannya serta beberapa anggota lainnya masih bekerja secara individu. Adapun
Kota Kupang”.
Kota Kupang?
3
2. Untuk mengetahui tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam
dan usahanya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa hasil kajian atau penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian
ini sebagai berikut. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Salu dkk, (2019) dengan
padi sawah di Kelurahan Tuatuka Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang (2)
peningkatan produktivitas usahatani padi sawah (3) Mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan dari kedua kelompok tani dalam hal partisipasi sebagai upaya peningkatan
anggota kelompok tani dalam upaya peningkatan produktivitas usahatani padi sawah.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Tingkat partisipasi rata-rata anggota kelompok tani
dalam upaya peningkatan produktivitas usaha tani padi sawah di kelurahan tuatuka
berada pada kategori “Tinggi dan Sangat Tinggi”. Artinya kedua kelompok tani telah
misalnya menunjukan kategori tingkat partisipasi yang beragam dari kategori sedang
sampai sangat tinggi. Namun bila ditinjau dari nilai rata-rata keseluruhan tahapan
5
secara nyata tidak menunjukan partisipasi yang beragam. (2) Dari penelitian
berdasarkan data hasil analisis statistik tidak ada asosiasi yang signifikan antara
kedua kelompok tani dengan kata lain kedua kelompok tani berjalan sendiri-sendiri
dalam setiap tahapan partisipasi dari tahap perencanaan, penerapan teknologi panca
usahatani, dan evaluasi kegiatan. Ini berarti belum ada inisiatif untuk bekerja sama
ini tidak terdapat perbedaan nyata secara statistik dalam hal partisipasi antara kedua
tidak jauh berbeda, yakni persentase partisipasi kelompok tani Rukun Makmur
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Maryanti dkk (2019) dengan judul
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat partisipasi anggota kelompok tani
dalam produksi benih kedelai dan faktor-faktor yang terkait dengan tingkat
partisipasi. Penelitian ini dilakukan di Desa Rejo Binangun Utara Kecamatan Raman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggota kelompok tani dalam
Timur termasuk ke dalam klasifikasi sedang. Selain itu faktor - faktor yang
kedelai adalah jenis pendidikan nonformal, tingkat kekosmopolitan petani dan tingkat
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Sarjan (2021) dengan judul “Partisipasi
6
Anggota Kelompok Tani Dalam Program Penyuluhan Pertanian di Desa Kadingeh
yaitu pada tahap perencanaan dengan skor 76,11%, tahap pelaksanaan dengan skor
74,72%, tahap pemanfaatan dengan skor 72,22%, dan tahap evaluasi dengan skor
73,33%.
rujukan adalah penelitian ini untuk mengetahui tingkat partisipasi anggota kelompok
partisipasi anggota kelompok serta faktor - faktor yang berhubungan nyata dengan
7
2.2 Landasan Teori
berfungsi sebagai penyedia pangan, pakan untuk ternak, dan bioenergi. Peran
mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja dan
dan memacu ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan devisa negara (Renstra
Kementan 2020-2024).
lingkungan strategis yang dinamis baik domestik maupun internasional. Salah satu
dicapai mampu meningkatkan pendapatan petani yang sebagian besar memiliki lahan
dengan luas kurang dari setengah hektar. Untuk itu, peningkatan produksi komoditas
mendongkrak Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian dan hasilnya dirasakan
oleh petani dengan adanya kenaikan tingkat kesejahteraan petani (Renstra Kementan
2020-2024).
dengan meningkatkan ketahanan pangan dan daya saing pertanian. Salah satu tujuan
keluarganya yang lebih baik dan sejahtera. Hal tersebut bisa diraih dengan
8
meningkatnya ketahanan pangan, Nilai Tambah dan Daya Saing Pertanian.
penggunaan media dan metode tertentu untuk meningkatkan sikap positif petani
Pendidikan non formal bagi petani yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan
dan keterampilan dari penyuluh kepada petani dan keluarganya yang berlangsung
atau tujuan yang saling bergantung dan saling terkait untuk mencapai suatu sasaran
yang sama. Biasanya suatu program mencakup seluruh kegiatan yang berada di
bawah unit administrasi yangsama atau sasaran-sasaran yang saling bergantung dan
tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai
9
alat pengendali pencapaian penyuluhan (Permentan No.25 tahun 2009). Cara
tujuan yaitu suatu rencana kegiatan yang bentuknya berupa seluas daftar yang berisi
hal-hal mengenai masalah khusus, kerja kegiatan, metode, unit, frekuensi atau
Untuk mencapai tujuan sesuai pendapat kelsey dan Hearne seperti yang
disadur oleh Mardikanto (1993), cara mencapai tujuan diperoleh dari perencanaan
c. Kapan dilakukan?(When)
spesifik dan jelas. Hal ini dikarenakan perencanaan program penyuluhan merupakan
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, memberikan arah dan bila ditemui
hambatan, dapat dengan cepat dilakukan revisi. Perencana program harus mampu
antara kondisi yang diharapkan. Perubahan yang diharapkan dari program penyuluhan
10
harus dapat dikelola, jelas dan mengarah pada transformasi prilaku (Amanah2013).
yang harus dilakukan, karena untuk mencapai keberhasilan dari program maka fakta-
rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arahan dan
penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahun dilakukan oleh penyuluh bersama
petani.
1. Program harus didasarkan pada analisis pengalaman masa lalu, kondisi sekarang
kebutuhanmasyarakat.
11
danwaktu.
anggota masyarakat.
suatu siklus kegiatan yang tidak pernah terputus. Berikut ini adalah beberapa tahapan
penyusunan program penyuluhan menurut Kelsey dan Hearne (1963) bahwa ada
a. Analisis keadaan
b. Pengorganisasian perencanaan
d. penetapan program
e. perencanaan kegiatan
f. pelaksanaan kegiatan
g. usulan penyempurnaan.
penyuluhan dilakukan oleh penyuluh pertanian bersama para pelaku utama dan
12
pelaku usaha serta organisasi petani secara partisipatif,melalui tahapan sebagai
berikut:
1. Perumusan keadaan
suatu wilayah pada saat program disusun yang diperoleh setelah melakukan
lingkungan usaha .
pelaku utama dalam usahanya disuatu wilayah. Hasil analisis data dan informasi
Rural Appraisal), dari rencana kegiatan pelaku utama dan pelaku usaha serta dari
2. PenetapanTujuan
perilaku pelaku utama dan pelaku usaha yang hendak dicapai. Penetapan tujuan
tersebut dilakukan bersama pemerintah, pelaku utama dan pelaku usaha, serta
kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha sehingga rumusan tersebut berupa
3. PenetapanMasalah
13
pelaku utama dan pelaku usaha dan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha.
a) Apakah masalah tersebut menyangkut mayoritas pelaku utama dan pelaku usaha
masalah.
penentu (impactpoint) atau teknik peningkatan masalah lainnya. Selain itu, penetapan
masalah dilakukan secara partisipatif dengan merujuk pada hasil identifikasi faktor-
banyak pelaku utama dan pelaku usaha, sebaran lokasi luas, kerugian yang
prioritas masalah.
Pada tahap ini dirumuskan cara mencapai tujuan, yaitu penetapan rencana
kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan bisa dicapai. Ada dua rencana yang
harus disusun, yaitu: a) Rencana kegiatan penyuluhan yang meliputi data dan
14
biaya dan penanggungjawab serta pelaksana. Masalah dalam rencana kegiatan
penyuluhan berupa masalah-masalah yang bersifat perilaku, yang antara lain bisa
serta pelaksana. Masalah petani yang bersifat non perilaku antara lain masalah-
masalah yang berkaitan dengan kondisi sarana dan prasarana usahatani, pembiayaan,
Rencana monitoring dan evaluasi disusun oleh para penyuluh yang berada di
2. Instrumen evaluasi disusun dalam bentuk daftar pertanyaan atau daftar isian
15
Monitoring dilakukan paling kurang 3 (tiga) bulan sekali atau triwulan,
tahun berikutnya.
d. Revisi ProgramPenyuluhan
antara lain:
oleh pelaku utama dan pelaku usaha di setiap tingkatan dan kelompok.
1. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan.
menyelesaikan masalah.
16
5. Sebuah urutan rangkaian hasil yang dicapai untuk memenuhi kebutuhan yang
diidentifikasi.
perangkatstrategis dantaktik.
dan semua pihak yang terlibat (termasuk masyarakat petani) untuk mengambil
pemecahan yang mungkin dapat dilakukan demi tercapainya tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai. Perencanaan program sebagai upaya yang dirancang atau dirumuskan
17
penentu kebijaksanaan yang berkaitan dengan upaya-upaya pembangunan
masyarakatsetempat.
3) Perumusan atas dasar fakta (bukan dugaan) dan dengan memanfaatkan sumber
telahditetapkan.
5) Pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah tujuan, dan cara mencapai tujuan
dan rencana evaluasi atas hasil pelaksanaan program yang telah dirumuskan.
yang baru.
seberapa jauh telah dicapai. Mencegah kesalahan artian akan tujuan akhir dan
tidakdirasakan.
perubahansementara.
18
7) Memberi kepastian pada diri klien selama prosesperubahan.
dikehendaki.
10) Menjaminkelayakankegiatanyangdilakukandalammasyarakat.
mencakup(Mardikanto, 1993:285-288)
keadaan yang lengkap menyangkut sumber daya alam, sumber daya manusia,
Hasil analisis fakta dan keadaan, biasanya menghasilkan berbagai masalah (baik
5) Menjagakeseimbangan
19
Keputusan harus ditekankan kepada kebutuhan orang banyak, efisien harus ada
Perencanaan program harus jelas sasarannya, tujuannya, waktu dan tempat, serta
metode yang akan digunakan, tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak
Semua pihak yang terlibat sejak awal (perumusan) hingga akhir (evaluasi) perlu
9) Merupakan proseskoordinasi
Seluruh proses penting untuk dikoordinasi guna menggerakkan semua pihak, agar
pelaksanaan.
b) Bersifat komprehensif
c) Luwes
20
f) Memerlukan kepemimpinan lokal yang handal
mereka sendiri.
harus dilakukan terus menerus sejak awal hingga akhir, dan merupakan
2.2.4 Partisipasi
Partisipasi menurut KBBI (2012) adalah turut berperan serta dalam suatu kegiatan.
(Kanisius, 1999).
1. Sikap kerja sama petani dalam pelaksanaan program penyuluhan dengan cara
21
2. Pengorganisasian kegiatan-kegiatan penyuluhan oleh kelompok-kelompok petani,
4. Petani atau para wakilnya berpartisipasi dalam organisasi jasa penyuluhan dalam
penyuluhan.
mempekerjakannya.
baik secara individu maupun secara kelompok dengan penuh kesadaran dan tanggung
22
2. Kesediaan memberi suatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan Kelompok.
Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.
3. Unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa
4. Keahlian
5. Barang
Menurut Soedarmanto (2003), Partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan untuk
Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal seperti
sosial, ekonomi, sumber daya, keakraban, kepentingan bersama dan saling percaya
23
perkumpulan petani yang berfungsi sebagai media penyuluhan dan dapat merupakan
kelompok tani yang telah menerima teknologi baru kiranya dapat mengikuti dan
megubah tingkah lakunya, sehingga mampu untuk melaksanakan usaha tani sesuai
jadi tidak secara terpaksa. Kelompok tani ini menghendaki terwujudnya pertanian
yang baik, usahatani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam
berminat yang sama atas dasar kekeluargaan. Dari uraian di atas, dapat dikatakan
para anggotanya.
terpadu.
bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi hama yang di lakukan bersama
penyuluh.
24
6. Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujudnya kualitas yang
Menurut Marzuki (2004), ada tiga peranan penting dalam kelompok tani yaitu
sebagai berikut:
3. Tempat atau wadah pernyataan aspirasi yang murni dan sehat sesuai dengan
partisipasi anggota kelompok tani seperti, perbaikan usaha tani, serta pendapatan
25
BAB III
METODE PENELITIAN
pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan, setiap desa harus terdapat seorang
setiap tahun. Program penyuluhan pertanian yang dimaksud harus disusun secara
bersama-sama dengan petani, termasuk petani yang sudah berada dalam kelompok
tani.
program tersebut perlu adanya partisipasi masyarakat serta kelompok tani yang ada di
Kelurahan Lasiana.
pertanian yang sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang dihadapi petani. Untuk
perlu keterlibatan dari petani yang menjadi sasaran dari suatu kegiatan penyuluhan
pertanian. Dengan demikian petani yang menjadi sasaran penyuluhan pertanian akan
26
merasa memiliki terhadap program tersebut sehingga mereka aktif mengikuti kegiatan
proses penelitian ini secara sederhana dapatdigambarkan oleh skema berikut ini.
Program penyuluhan
pertanian
Penyusunan Program
Penyuluhan Pertanian
Sangat Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Kendala-kendala yang di
hadapi anggota kelompok tani
Anggota kelompok tani
27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Kota Kupang pada bulan Juni sampai Juli 2023. Lokasi penelitian ini sudah cukup
Kelurahan Lasiana adalah dua kelompok tani yang ada hubungannya dengan program
penyuluhan.
Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan
sekunder.
1. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari responden melalui
instansi terkait.
jenuh atau istilah lain yaitu metode sensus, dimana semua anggota populasi sebanyak
42 orang, diambil sebagai sampel yang terbagi dalam dua kelompok tani
yaitu.Kelompok Tani Suka Maju berjumlah 22 orang, dan Kelompok Tani Tetesan
28
3.5 Variabel Defenisi Operasional dan Pengukuran
a. Umur responden adalah umur pada saat penelitian dilakukan. Variabel ini diukur
antara laki-laki dan perempuan. Variabel ini diukur dengan skala nominal.
pernah diikuti oleh responden seperti: pelatihan, kursus atau penyuluhan yang
Variabel ini diukur dalam satuan tahun. Skala yang digunakan adalah skala rasio.
f. Partisipasi petani adalah keikutsertaan dari petani baik secara individu maupun
secara kelompok dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab dalam tahapan
skala likert.
29
Partisipasi Anggota Kelompok Tani Dalam Penyusunan Program Penyuluhan
mengkuantifikasikan data yang diperoleh, digunakan skala likert, mulai dari 1,2,3,4,
dan 5. Skor tertinggi (5) Untuk jawaban yang sangat tinggi, Skor 4 untuk jawaban
tinggi, skor 3 untuk jawaban sedang,skor 2 untuk jawaban rendah, dan skor 1 untuk
lapangan.
3.6.2 Untuk menjawab tujuan kedua yakni mengetahui tingkat partisipasi anggota
partisipasi tinggi.
30
penyusunan program penyuluhan pertanian termasuk dalam kategori
partisipasi sedang.
partisipasi rendah.
Tabel 3.1
rata.
Keterangan :
𝑥̅ = skor rata-rata
31
∑xi = jumlah skor partisipasi responden ke-i
n = jumlah responden
p = jumlah pertanyaan
rujukan. Berada pada kategori mana nilai itu berada, itulah kategori tingkat
pertanian.
32
BAB IV
Kelurahan Lasiana pada mulanya berbentuk desa yang bernama Desa Gaya
Baru yang berdiri pada tahun 1967dengan kepala desa pertama C.C. Tjandring
Temukun Tuak Sabu; Temukun Lasiana; Temukun Tuak Lobang. Pada tahun
1971-1978 Desa Gaya Baru dipimpin oleh Yeremias Amalo, tahun 1978-1996
dipimpin oleh K.J Mooy. Pada tahun 1996 terjadi peralihan dari wilayah
Kupang yang diikuti pengalihan status dari Desa Gaya Baru menjadi Kelurahan
Lasiana. Kata Lasiana berasal dari bahasa Rote yang terdiri dari dua suku kata
yaitu “Lasi” dan “ana”. Lasi yang mempunyai arti hutan dan ana yang berarti
kecil, sehingga kata lasiana dapat berarti hutan kecil hal ini dikarenakan sejak
Lurah pertama yang memimpin Kelurahan Lasiana ialah K.J Mooy sejak
O. Henuk, 2007-2009 oleh Laesa Latif, A.Md. Sejak tahun 2009-2011 Kelurahan
Lasiana dipimpin oleh Marthen Ludji, S.H yang dilanjutkan oleh Yefta M.
Benyamin, S.H dari tahun 2011-2012. Pada tahun 2012, Yesriel O. Henuk
kembali menjadi Lurah Lasiana yang ketujuh semenjak tahun 2012 hingga 2018.
33
Kelurahan Lasiana dipimpin oleh Wellem Bentura, S.H.
Kelapa Lima denganluas wilayah 542,45 ha atau 5,23 km2. Kelurahan Lasiana
secara umum terdiri dari wilayah pesisir dan berbukit-bukit. Berdasarkan profil
4.1.3 Kependudukan
Jumlah penduduk Kelurahan Lasiana pada tahun 2021 sebesar 15.819 jiwa
Lasiana tahun 2021 sebesar 8.120 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar
7.699 jiwa. Kepadatan penduduk Kelurahan Lasiana 3.025 orang per km2 (BPS
34
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk
Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
(tahun)
0-4 882 817 1639
5-9 772 652 1424
10-14 735 647 1382
15-19 1015 813 1828
20-24 1291 947 2238
25-29 698 676 1374
30-34 490 463 953
35-39 512 450 962
40-44 421 399 820
45-49 432 365 797
50-54 311 256 567
55-59 198 165 363
60-64 126 125 251
65-69 82 79 161
70-74 53 68 121
75 ke atas 55 76 131
Jumlah 8013 6998 15001
Sumber: Laporan Kelurahan Lasiana tahun 2019
Lima Kota Kupang semakin sempit. Pemanfaatan lahan pertanian untuk sektor
pertanian hanya untuk pertanian skala kecil atau skala rumah tangga seperti
kebun bibit rakyat. Hal ini disebabkan kemajuan dan perkembangan kota
35
terdapat di Kelurahan Lasiana adalah padi, jagung.
petani yang menjadi responden. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
dengan menilai partisipasi anggota kelompok tani da;am program penyuluhan serta
pengalaman berusahatani.
4.2.1 Umur
petani tersebut, karena kemampuan kerja produktif akan terus menurun dengan
bahwa usia produktif beradapada kisaran umur 15-55 tahun, dimana pada usia
tersebut memiliki kemampuan berfikir dan bekerja yang optimal (Badan Pusat
Statistik, 2022).
akan mempengaruhi aktifitas kerja para petani dalam menjalankan kerja yang
lebih produktif, karena memiliki kemampuan yang lebih besar dalam mengelola
responden adalah 47 tahun. Selengkapnya akan disajikan pada tabel dibawah ini:
36
Tabel 4.2
sebanyak 3 orang responden (7,15%) berada dalam kategori tidak produktif lagi.
usaha tani yang baik. Pendidikan dan pengetahuan petani yang tinggi akan
membangun pengertian dan sistem bertani yang lebih baik. Pendidikan dapat
Pendidikan petani yang lebih baik akan membantu petani lebih mudah menyerap
usahanya sehingga hasil usaha tani yang diperoleh dapat meningkat. Hasil
37
Tabel 4.3
Kelurahan Lasiana
tingkat usia dan kebutuhan hidup di luar sekolah formal, dengan tujuan
baginya menjadi lebih efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan
diperoleh informasi pendidikan non formal responden yang dapat dilihat pada
tabel 4.4.
38
Tabel 4.4
Kelurahan Lasiana
menjadikan petani berpikir rasional dengan kondisi yang ada dalam berusaha tani.
(Soehardjo dan Patong, 1984). Lamanya berusahatani untuk setiap orang berbeda-
beda oleh karena itu lamanya berusahatani dapat dijadikan bahan pertimbangan
agar tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga dapat melakukan hal-hal
39
Selengkapnya akan disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Kelurahan Lasiana
kegiatan usaha tani tentunya mempengaruhi tingkat produksi usaha tani yang akan
dihasilkan. Semakin luas lahan yang digunakan untuk usaha tani, maka produksi
bahwa rata-rata luas lahan dari 42 responden sebesar 0,5 ha. Selengkapnya akan
Tabel 4.6
Lasiana
40
4.3 Programa Penyuluhan Pertanian
diberikan kepada kelompok tani pada Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima
Seleksi bibit padi sangat diperlukan, hal ini untuk mengurangi resiko bibit
yang tidak tumbuh saat disebar. Bibit padi yang unggul juga dapat
41
pertemuan/kunjungan untuk meningkatkan keterpaduan program kerja oleh
populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam. Tujuan dan manfaat dari
42
7. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
pengembangan produktivitasnya.
Kelapa Lima Kota Kupang merupakan ukuran keikutsertaan dari petani baik secara
43
4.4.1. Partisipasi Petani dalam Analisis Keadaan
Tabel 4.8
orang (4,77%) berada pada kategori tinggi dan 3 orang (7,14%) berada pada
tani pada Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang dalam
pertanian cukup rendah. Hal ini dikarenakan sebagian anggota kelompok tani
44
akibat anggota kelompok tani belum mengetahui contoh program-
mereka.
Tabel 4.9
(21,43%) berada pada kategori sangat rendah, 10 orang (23,80%) berada pada
45
(14,29%) berada pada kategori tinggi dan 5 orang (11,90%) berada pada
kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi petani dalam
informasi pada kelompok tani saat program disusun yang diperoleh setelah
Tabel 4.10
46
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 21 orang (50%)
berada pada kategori sedang, 10 orang (23,81%) berada pada kategori tinggi, dan 11
orang (26,19%) berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
berada dalam kategori tinggi. Hal ini mungkin disebabkan bagi responden
salah pengertian serta dapat dikaji ulang (evaluasi) dan sebagai pedoman
(Mardikanto, 1993)
47
Tabel 4.11
(11,91%) berada pada kategori sangat rendah, 2 orang (4,76%) berada pada
(33,33%) berada pada kategori tinggi dan 8 orang (19,04%) berada pada
kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi petani dalam
tinggi.
48
Tabel 4.12
(7,14%) berada pada kategori sangat rendah, 4 orang (9,52%) berada pada
(28,58%) berada pada kategori tinggi dan 11 orang (26,18%) berada pada
kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi petani dalam
49
dalam Pelaksanaan Rencana Kegiatan ditunjukkan dalam tabel 4.13.
Tabel 4.13
(45,23%) berada pada kategori sangat rendah, 10 orang (23,80%) berada pada
kategori rendah, 7 orang (16,66%) berada pada kategori sedang, dan 6 orang
(14,28%) berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi
rendah.
melekat dalam program serta hasil dari evaluasi. Partisipasi anggota kelompok
tani Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang dalam usulan
50
Tabel 4.14
(30,96%) berada pada kategori sangat rendah, 5 orang (11,50%) berada pada
(33,34%) berada pada kategori tinggi dan 5 orang (11,50%) berada pada
kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi petani dalam
menerus sejak awal hingga akhir, dan merupakan bagian dari keseluruhan
51
4.5 Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani Secara Umum
pertanian terdapat 5 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan
sangat tinggi. Secara umum tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam
maksimum sebesar 56. Nilai ini dibandingkan dengan kategori pencapaian skor
anggota kelompok tani pada Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota
52
Tabel 4.15
Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani dalam Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian di Kelurahan Lasiana
No Persentase Kategori Jumlah Responden pada masing-masing indikator partisipasi Total Rata
Maksimum
1 > 20 – 36 Sangat 15 9 0 5 3 19 13 53 7
rendah
2 > 36 – 52 Rendah 12 10 0 2 4 10 5 43 6
3 > 52 – 68 Sedang 10 12 21 13 12 7 5 80 11
tinggi
Rata-rata Skor Masing-Masing 2,39 2,47 3,76 3,42 3,57 2 2,83 2,8
Indikator Partisipasi
53
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa anggota
adalah tugas dari penyuluh pertanian. Selain itu, beberapa anggota kelompok
tani merasa tidak perlu untuk mengahadiri pertemuan dengan penyuluh dan
anggota kelompok lain karena tidak ada keperluan yang ingin disampaikan.
Faktor lain yaitu tingkat pendidikan yang masih tergolong rendah membuat
kategori tinggi yaitu pada tahap perencanaan dengan skor 76,11%, tahap
pelaksanaan dengan skor 74,72%, tahap pemanfaatan dengan skor 72,22%, dan
54
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kategori sedang.
5.2 Saran
55
pertanian baik melalui pendekatan kelompok melalui kelompok tani
2. Bagi petani perlu untuk lebih terlibat dalam aktivitas-aktivitas riil yang
56
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.
Junaidi (2015). Memahami Skala – skala Pengukuran, diakses Agustus, 2023, dari
https://www.researchgate.net/publication/277340990
57
Marzuki S. 2004. Pembinaan Kelompok. Pusat Penerbit Universitas Terbuka.
Jakarta
Press. Surakarta.
Ray, GL. 1998. Extension Communication and Management. Third Edition. India:
Naya Prokash.
Salu dkk, (2019). Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani Dalam Upaya
Suratiyah. 2015. Ilmu Usaha Tani (Edisi Revisi). Jakarta : Penebar Swadaya Grub.
Brawijaya Malang.
58
Setiana 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan. Bogor: Ghalia Indonesia.
59
LAMPIRAN
60
29 L 51 SD 20 0,5
30 L 58 SD 20 0,75
31 L 40 SMP 15 0,5
32 L 60 SD 20 0,5
33 L 35 SD 12 0,5
34 L 50 SD 15 0,25
35 L 38 SMP 15 0,10
36 L 36 SMP 15 0,3
37 L 39 SMP 15 0,5
38 L 55 SD 12 1
39 L 28 SMA 8 0,15
40 L 28 SMP 10 0,2
41 L 45 SMA 15 0,5
42 L 43 SD 15 0,25
Jumlah
Rata-Rata
61
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian
62