Anda di halaman 1dari 70

HASIL PENELITIAN

TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM

PENYUSUNAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN DI

KELURAHAN LASIANA KECAMATAN KELAPA LIMA

KOTA KUPANG

OLEH

YOKI UMBU PURA TAGU RATU

NIM:1704020077

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

KUPANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK

TANI DALAM DALAM PENYUSUNAN PRORAM

PENYULUHAN PERTANIAN DI KELURAHAN

LASIANA KECAMATAN KELAPA LIMA KOTA

KUPANG

NAMA : YOKI UMBU PURA TAGU RATU

NIM : 1704020077

PRODI : AGRIBISNIS/PENYULUHAN PERTANIAN

MENYETUJUI

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dr. Leta Rafael Levis, M.Rur. Mnt Ir. Lika Bernadina, M.Sc. Agr
NIP.19600501 198903 1 001 NIP. 19620223 198601 2 001

KOORDINATOR PRODI AGRIBISNIS DEKAN FAKULTAS PERTANIAN

Ir. Marthen R. Pellokila, MP., Ph.D Dr. Ir. Muhammad S.M. Nur, M.Si
NIP. 19650317 198903 1 002 NIP.19650628 198803 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat penyertaan

dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hasil

penelitian dengan judul “Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani Dalam

Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian di Kelurahan Lasiana

Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang” dengan baik.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu, membimbing dan memberi dukungan baik secara langsung maupun

tidak langsung demi kelancaran penulisan hasil penelitian ini. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Leta Rafael Levis, M. Rur. Mnt dan Ibu Ir. Lika Bernadina, M. Sc.

Agr selaku tim dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberikan masukan, arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat

sehingga penulis mampu menyelesaiakan penulisan hasil penelitian ini.

2. Ibu Dra. Sondang S.P. Pudjiastuti, MM selaku dosen penguji yang

memberikan banyak masukan bagi kesempurnaan hasil penelitian ini dan juga

selaku pembimbing akademik yang selalu memberi arahan kepada penulis

selama masa perkuliahan.

3. Bapak Dr. Ir. Muhammad S.M. Nur, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Nusa Cendana beserta jajaran atas bantuan akademis.

4. Bapak Ir. Marthen Robinson Pellokila, MP., Ph.D selaku koordinator prodi

Agribisnis dan seluruh staf pengajar serta pegawai atas segala bantuan yang

iii
diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan hingga penyusunan hasil

penelitian ini.

5. Orang tua tercinta, Bapak almarhum Umbu Soru Peku Djawang dan Ibu

Yuliana Rambu Day serta segenap keluarga atas doa, kasih sayang,

kesabaran, dukungan, dan nasehat yang telah diberikan kepada penulis

sepanjang hidup.

6. Seluruh teman seperjuangan Agribisnis 2017 yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu, terima kasih telah berjuang bersama-sama demi mewujudkan

masa depan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari penulisan proposal ini.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak demi kesempurnaan hasil penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini dapat

berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Kupang, Juni 2023

Penulis

iv
ABSTRAK

TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM

PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN DI

KELURAHAN LASIANA KECAMATAN KELAPA LIMA KOTA

KUPANG

Yoki Umbu Pura Tagu Ratu, Dr. Ir. Leta Rafael Levis, M.Rur.Mnt *) Ir.
Maria Bano, MP **)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program-program penyuluhan


pertanian dan tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam penyusunan
program penyuluhan pertanian di Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima
Kota Kupang. Penentuan sampel menggunakan metode sensus sebanyak 42 orang.
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder selanjutnya
pengukuran data menggunakan skala ordinal. Analisis data menggunakan analisis
deskripsi kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan programa-programa
penyuluhan pertanian yang dilaksanakan pada Kelurahan Lasiana adalah
penyuluhan pendampingan kelompok dalam usaha pemupukan modal, kerja
gotong royong dalam memelihara saluran irigasi, penyuluhan dan demonstrasi
cara seleksi bibit, membuat jadwal kunjungan ke kelompok tani, bimbingan dan
latihan pasca panen, pendampingan metode legowo padi sawah, pelaksanaan
monitoring dan evaluasi dan pemberdayaan kelembagaan tani dan kelompok tani.
Tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam penyusunan program
penyuluhan pertanian di Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota
Kupang memiliki rata-rata sebesar 2,8 dengan persentasi pencapaian skor
maksimum sebesar 56. Nilai ini dibandingkan dengan kategori pencapaian skor
maksimum berada pada persentasi pencapaian skor maksimum > 52 - 68
sehingga partisipasi petani termasuk dalam kategori sedang. Hal ini disebabkan
anggota kelompok tani belum menyadari pentingnya keterlibatan petani dalam
penyusunan programa penyuluhan pertanian dan menganggap penyusunan
programa penyuluhan pertanian adalah tugas dari penyuluh pertanian. Faktor lain
yaitu tingkat pendidikan yang masih tergolong rendah membuat wawasan petani
dalam mengutarakan pendapat, serta pemikirannya mengalami kesulitan, karena
ketidakmampuan mengemukakan pendapatnya membuat petani menjadi pasif
dalam kegiatan yang membutuhkan pendapat.

Kata Kunci: Partisipasi, Kelompok Tani, Programa Penyuluhan Pertanian

*) Pembimbing 1
**) Pembimbing 2

v
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................................... 3

1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 5

2.1.Rujukan Penelitian Terdahulu...................................................................... 5

2.2. Landasan Teori ........................................................................................... 8

2.2.1. Pembangunan Pertanian ...................................................................... 8

2.2.2. Penyuluhan Pertanian .......................................................................... 9

2.2.3. Programa Penyuluhan Pertanian........................................................... 9

2.2.4. Partisipasi ........................................................................................... 21

2.2.5. Kelompok Tani .................................................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 26

3.1. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 26

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 28

3.3. Jenis Data dan Sumber Data ..................................................................... 28

3.4. Metode Pengambilan Sampel ................................................................... 28

3.5. Pengamatan dan Konsep Pengukuran ....................................................... 29

3.6. Metode Analisis Data ................................................................................ 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 33

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 33

vi
4.2 Karakteristik Responden ........................................................................... 36

4.3 Programa Penyuluhan Pertanian ............................................................... 41

4.4 Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani............................................. 43

4.5 Tingkat Partsipasi Anggota Kelompok Tani Secara Umum ....................... 52

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 55

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 55

5.2 Saran ........................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 57

LAMPIRAN............................................................................................................ 60

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketahanan

pangan, pengembangan agribisnis, dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Pembangunan pertanian merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional yang

ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini

sesuai dengan kondisi negara Indonesia yang merupakan negara agraris dan sebagian

besar penduduknya bermata pencaharian dari bercocok tanam (Suratiyah,2015).

Dalam pembangunan pertanian dibutuhkan penyuluh pertanian berbagai program

penyuluhan pertanian bagi petani dapat berjalan efisien dan efektif, salah satu cara

yang dilakukan adalah membentuk kelompok-kelompok tani yang diharapkan

berfungsi sebagai wadah untuk memotivasi petani agar lebih aktif dan berperan dalam

berbagai kegiatan termasuk kegiatan penyusunan program penyuluhan pertanian.

Pembentukan kelompok tani bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petani

dan keluarganya sebagai subjek pendekatan kelompok. Aktivitas usaha tani yang baik

dapat dilihat dari adanya peningkatan produktivitas usaha tani yang pada gilirannya

akan meningkatkan pendapatan petani sehingga akan mendukung terciptanya

kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan keluarganya. Keberadaan kelompok

tani diharapkan dapat memfasilitasi antara petani dan penyuluh dalam menyusun

program penyuluhan pertanian yang efisien dan efektif. Oleh karena itu pembinaan

kelompok tani perlu dilaksanakan secara lebih intensif, terarah dan terencana

1
sehingga mampu meningkatkan peran dan fungsinya.

Peranan kelompok tani akan semakin meningkat apabila mampu menumbuhkan

kekuatan-kekuatan yang dimiliki dalam kelompok itu sendiri untuk menggerakkan

dan mendorong perilaku anggotanya ke arah pencapaian tujuan kelompok sehingga

kelompok tani akan berkembang menjadi lebih maju. Kondisi ini harus didukung oleh

seluruh kegiatan yang meliputi inisiatif, daya kreasi dan tindakan-tindakan nyata yang

dilakukan oleh pengurus dan anggota kelompok tani dalam melaksanakan rencana

kerja anggota yang telah disepakati bersama.

Salah satu keberhasilan penyuluhan pertanian dalam kelompok tani sangat

bergantung pada keterlibatan petani dalam mengikuti kegiatan penyusunan program

penyuluhan pertanian sehingga penyuluhan yang dilakukan tidak hanya melakukan

sesuatu untuk petani, tetapi melakukan sesuatu bersama petani. Petani ikut serta

memberikan masukan dalam penyusunan program penyuluhan pertanian, terutama

mengenai kebutuhan keinginan dan masalah-masalah yang dihadapinya dalam

mengelola usaha tani. Penyusunan programa penyuluhan pertanian bersama petani

menyiratkan suatu pandangan luas tentang partisipasi masyarakat. Program

penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan

arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian penyuluhan (Permentan No.25

tahun 2009)

Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang memiliki 2

kelompok tani yaitu Kelompok Tani Sukamaju dan Kelompok Tani Tetesan Embun

yang akan menjadi objek penelitian. Dalam keberlangsungan kelompok tani ini

terdapat beberapa anggota dari kelompok tani yang kurang aktif dalam menjalankan

2
perannya serta beberapa anggota lainnya masih bekerja secara individu. Adapun

program pembangunan pertanian yang ada di Kelurahan Lasiana sepenuhnya

diserahkan kepada pihak penyuluh pertanian lapangan, sedangkan untuk dana

pembangunan pertanian yang diperlukan oleh penyuluh telah disediakan oleh

pemerintah Kota Kupang. Penyuluh inilah yang merencanakan program-program

penyuluhan pertanian yang akan diterapkan di masyarakat, sehingga mampu

menyukseskan program tersebut perlu adanya partisipasi masyarakat petani dalam

kelompok tani yang ada di Kelurahan Lasiana.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani dalam Penyusunan Program

Penyuluhan Pertanian di Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima

Kota Kupang”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja program-program penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di

Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang 2023?

2. Bagaimana tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam penyusunan

program penyuluhan pertanian di Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima

Kota Kupang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui program-program penyuluhan pertanian yang

dilaksanakan di Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang.

3
2. Untuk mengetahui tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam

penyusunan program penyuluhan pertanian di Kelurahan Lasiana Kecamatan

Kelapa Lima Kota Kupang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi petani sebagai bahan informasi dalam mengembangkan kelompok tani

dan usahanya.

2. Bagi peneliti sebagai bahan informasi untuk memperoleh pengetahuan dan

menambah wawasan secara mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh.

3. Bagi Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan

untuk pengembangan pertanian di daerah dan pengembangan kelompok tani.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rujukan Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil kajian atau penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian

ini sebagai berikut. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Salu dkk, (2019) dengan

judul “Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani Dalam Upaya Peningkatan

Produktivitas Usahatani Padi Sawah di Kelurahan Tuatuka Kecamatan Kupang Timur

Kabupaten Kupang“. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui tingkat

partisipasi anggota kelompok tani dalam upaya peningkatan produktivitas usahatani

padi sawah di Kelurahan Tuatuka Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang (2)

Mengetahui asosiasi anggota kelompok dalam hal partisipasi sebagai upaya

peningkatan produktivitas usahatani padi sawah (3) Mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan dari kedua kelompok tani dalam hal partisipasi sebagai upaya peningkatan

produktivitas usahatani padi sawah (4) Mengidentifikasi kendala yang dihadapi

anggota kelompok tani dalam upaya peningkatan produktivitas usahatani padi sawah.

Hasil penelitian ini adalah: (1) Tingkat partisipasi rata-rata anggota kelompok tani

dalam upaya peningkatan produktivitas usaha tani padi sawah di kelurahan tuatuka

berada pada kategori “Tinggi dan Sangat Tinggi”. Artinya kedua kelompok tani telah

melaksanakan setiap kegiatan dengan cukup baik walaupun ada beberapa

kesenjangan yang ditampilkan, pada tahapan evaluasi dan kegiatan penyuluhan

misalnya menunjukan kategori tingkat partisipasi yang beragam dari kategori sedang

sampai sangat tinggi. Namun bila ditinjau dari nilai rata-rata keseluruhan tahapan

5
secara nyata tidak menunjukan partisipasi yang beragam. (2) Dari penelitian

berdasarkan data hasil analisis statistik tidak ada asosiasi yang signifikan antara

kedua kelompok tani dengan kata lain kedua kelompok tani berjalan sendiri-sendiri

dalam setiap tahapan partisipasi dari tahap perencanaan, penerapan teknologi panca

usahatani, dan evaluasi kegiatan. Ini berarti belum ada inisiatif untuk bekerja sama

dalam partisipasi untuk meningkatkan produktivitas usahatani. (3) Dalam penelitian

ini tidak terdapat perbedaan nyata secara statistik dalam hal partisipasi antara kedua

kelompok tani, karena kedua kelompok tani sama-sama menunjukkan partisipasi

tidak jauh berbeda, yakni persentase partisipasi kelompok tani Rukun Makmur

sebesar 83,66% dan kelompok tani Sumber Berkat sebesar 87,50%.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Maryanti dkk (2019) dengan judul

“Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani Dalam Kegiatan Penangkaran Benih

Kedelai (Glycine Max L) di Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat partisipasi anggota kelompok tani

dalam produksi benih kedelai dan faktor-faktor yang terkait dengan tingkat

partisipasi. Penelitian ini dilakukan di Desa Rejo Binangun Utara Kecamatan Raman.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggota kelompok tani dalam

kegiatan penangkaran benih kedelai di Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung

Timur termasuk ke dalam klasifikasi sedang. Selain itu faktor - faktor yang

berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi petani dalam penangkaran benih

kedelai adalah jenis pendidikan nonformal, tingkat kekosmopolitan petani dan tingkat

pengetahuan petani, sedangkan tingkat motivasi tidak berhubungan nyata.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Sarjan (2021) dengan judul “Partisipasi

6
Anggota Kelompok Tani Dalam Program Penyuluhan Pertanian di Desa Kadingeh

Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang”. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat

partisipasi anggota kelompok tani dalam program penyuluhan pertanian di Desa

Kadingeh Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang termasuk dalam kategori tinggi

yaitu pada tahap perencanaan dengan skor 76,11%, tahap pelaksanaan dengan skor

74,72%, tahap pemanfaatan dengan skor 72,22%, dan tahap evaluasi dengan skor

73,33%.

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya yang dijadikan

rujukan adalah penelitian ini untuk mengetahui tingkat partisipasi anggota kelompok

tani dalam penyusunan program penyuluh di Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa

Lima Kota Kupang. Adapun penelitian sebelumnya memfokuskan pada analisis

partisipasi anggota kelompok serta faktor - faktor yang berhubungan nyata dengan

tingkat partisipasi petanidalampenangkaran benih kedelai.

7
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pembangunan Pertanian

Pertanian mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena

berfungsi sebagai penyedia pangan, pakan untuk ternak, dan bioenergi. Peran

pertanian sangat strategis dalam mendukung perekonimian nasional, terutama

mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja dan

penanggulangan kemiskinan. Selain itu, mendorong pertumbuhan agroindustri di hilir

dan memacu ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan devisa negara (Renstra

Kementan 2020-2024).

Pembangunan pertanian lima tahun kedepan dihadapan kepada perubahan

lingkungan strategis yang dinamis baik domestik maupun internasional. Salah satu

tantangan besar pembangunan pertanian yaitu bagaimana pertumbuhan ekonomi yang

dicapai mampu meningkatkan pendapatan petani yang sebagian besar memiliki lahan

dengan luas kurang dari setengah hektar. Untuk itu, peningkatan produksi komoditas

pertanian dan peningkatan daya saing produk pertanian diarahkan mampu

mendongkrak Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian dan hasilnya dirasakan

oleh petani dengan adanya kenaikan tingkat kesejahteraan petani (Renstra Kementan

2020-2024).

Pembangunan pertanian diarahkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani

dengan meningkatkan ketahanan pangan dan daya saing pertanian. Salah satu tujuan

utama pembangunan pertaninan adalah meningkatkan kehidupan petani dalam

keluarganya yang lebih baik dan sejahtera. Hal tersebut bisa diraih dengan

8
meningkatnya ketahanan pangan, Nilai Tambah dan Daya Saing Pertanian.

Kesejahteraan petani merupakan dampak (impact) dari tercapainya outcomeprogram/

kegiatan pembangunan pertanian (Renstra Kementan 2020-2024).

2.2.2 Penyuluhan Pertanian

Menurut Levis L.R Metode penilitian perilaku petaniadalah bentuk

pendidikan nonformal yang ditujukan kepada petani dan keluarganya melalui

penggunaan media dan metode tertentu untuk meningkatkan sikap positif petani

terhadap inovasi, meningkatkan pengetahuan serta keterampilan petani terhadap suatu

cara/teknologi baru (inovasi) sehingga mampu meningkatkan produksi (better

farming), bisnis pertanian yang menguntungkan (better business) dan kesejahteraan

petani (better living).Adapun pengertian lain tentang penyuluhan pertanian yaitu,

Pendidikan non formal bagi petani yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan

dan keterampilan dari penyuluh kepada petani dan keluarganya yang berlangsung

melalui proses belajar mengajar (Mardikanto,2009:12).

2.2.3 Program Penyuluhan Pertanian

Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari beberapa harapan

atau tujuan yang saling bergantung dan saling terkait untuk mencapai suatu sasaran

yang sama. Biasanya suatu program mencakup seluruh kegiatan yang berada di

bawah unit administrasi yangsama atau sasaran-sasaran yang saling bergantung dan

saling melengkapi yang semuanya harus dilaksanakan secara bersamaan atau

berurutan (Muhaimin dkk, 2009). Sedangkan program penyuluhan adalah rencana

tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai

9
alat pengendali pencapaian penyuluhan (Permentan No.25 tahun 2009). Cara

perumusan pencapaian tujuan program diperkenalkan dengan istilah cara mencapai

tujuan yaitu suatu rencana kegiatan yang bentuknya berupa seluas daftar yang berisi

hal-hal mengenai masalah khusus, kerja kegiatan, metode, unit, frekuensi atau

volume dan lahan.

Untuk mencapai tujuan sesuai pendapat kelsey dan Hearne seperti yang

disadur oleh Mardikanto (1993), cara mencapai tujuan diperoleh dari perencanaan

kerja yang berisikan pertanyaan tentang 5 W + 1 H yaitu:

a. Apakah yang dilakukan? (What)

b. Siapa yang melakukan?(Who)

c. Kapan dilakukan?(When)

d. Mengapa dilakukan? (Why)

e. Dimana dilakukan? (Where)

f. Bagaimana cara melakukan? (How)

Dalam merencanakan program penyuluhan, tujuan harus dirumuskan secara

spesifik dan jelas. Hal ini dikarenakan perencanaan program penyuluhan merupakan

pedoman dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, memberikan arah dan bila ditemui

hambatan, dapat dengan cepat dilakukan revisi. Perencana program harus mampu

mengenali adanya prospek, tantangan, dan kebutuhan masyarakat. Terkadang seorang

perencana berupaya merumuskan masalah atau mengharapkan terwujudnya

perubahan yang diinginkan. Secara sederhana, masalah merupakan kesenjangan

antara kondisi yang diharapkan. Perubahan yang diharapkan dari program penyuluhan

sifatnya perilaku dan nonperilaku. Dalam program penyuluhan semua perubahan

10
harus dapat dikelola, jelas dan mengarah pada transformasi prilaku (Amanah2013).

Menurut Setiana (2005), Perencanaan program penyuluhan adalah sesuatu

yang harus dilakukan, karena untuk mencapai keberhasilan dari program maka fakta-

fakta di lapangan perlu diketahui, dihubung-hubungkan dan ditarik asumsi-asumsi.

Perencanaan programa merupakan perencanaan tertulis tentang kegiatan yang akan

dikembangkan secara bersama-sama oleh masyarakat, penyuluh, pembina, spesialis,

dan para petugas lapangan lainnya.

Dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang sistem penyuluhan

pertanian, perikanan dan kehutanan (SP3K), penyelenggaraan penyuluhan menjadi

wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah,

menyelenggarakan revitalisasi penyuluhan pertanian yang meliputi aspek penataan

kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana dan prasarana serta pembiayaan

penyuluhan lebih lanjut dinyatakan bahwa program penyuluhan pertanian merupakan

rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arahan dan

pedoman sebagai alat pengendalian pencapaian tujuan penyuluhan. Programa

penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahun dilakukan oleh penyuluh bersama

petani.

Prinsip-Prinsip Program penyuluhan menurut Ray (1998) adalah:

1. Program harus didasarkan pada analisis pengalaman masa lalu, kondisi sekarang

dan kebutuhan yang akandatang.

2. Program seharusnya memiliki tujuan yang jelas yang dapat memusakan

kebutuhanmasyarakat.

3. Program seharusnya memberikan prioritas berdasar sumber daya yang tersedia

11
danwaktu.

4. Program seharusnya menggambarkan ketersediaan dan penggunaan sumber daya.

5. Program seharusnya memiliki suatu general agreement pada berbagai tingkatan.

6. Program seharusnya dapat melibatkan anggota masyarakatlokal.

7. Program seharusnya dapat melibatkan berbagai lembaga yangterkait.

8. Program seharusnya dapat rencana kerja.

9. Program seharusnya dapat menyediakan evaluasi hasil.

10. Program seharusnya dapat menyediakan/memberikan manfaat yang adil diantara

anggota masyarakat.

Dalam penyusunan program penyuluhan, proses penyusunan program harus

melalui beberapa tahapan. Tahapan penyusunan programa penyuluhan merupakan

suatu siklus kegiatan yang tidak pernah terputus. Berikut ini adalah beberapa tahapan

penyusunan program penyuluhan menurut Kelsey dan Hearne (1963) bahwa ada

tujuh tahapan perumusan programa yaitu:

a. Analisis keadaan

b. Pengorganisasian perencanaan

c. proses perumusan program

d. penetapan program

e. perencanaan kegiatan

f. pelaksanaan kegiatan

g. usulan penyempurnaan.

Sedangkan menurut Permentan No. 25 Tahun 2009, penyusunan program

penyuluhan dilakukan oleh penyuluh pertanian bersama para pelaku utama dan

12
pelaku usaha serta organisasi petani secara partisipatif,melalui tahapan sebagai

berikut:

1. Perumusan keadaan

Perumusan keadaan adalah penggambaran fakta berupa data dan informasi di

suatu wilayah pada saat program disusun yang diperoleh setelah melakukan

pengumpulan dan pengolahan data. Sebelum keadaan dirumuskan, perlu dilakukan

pengumpulan, pengolahan dan analisis data mengenai potensi, produktivitas dan

lingkungan usaha .

Perilaku/tingkat kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha, dan kebutuhan

pelaku utama dalam usahanya disuatu wilayah. Hasil analisis data dan informasi

dapat digali melalui berbagai metode partisipatif, diantaranya PRA (Participatory

Rural Appraisal), dari rencana kegiatan pelaku utama dan pelaku usaha serta dari

rekapitulasi program penyuluhan setingkatdibawahnya.

2. PenetapanTujuan

Penetapan tujuan adalah perumusan keadaan yang hendak dicapai dalam

jangka waktu 1 (satu) tahun. Tujuan dirumuskan dengan kalimat-kalimat perubahan

perilaku pelaku utama dan pelaku usaha yang hendak dicapai. Penetapan tujuan

tersebut dilakukan bersama pemerintah, pelaku utama dan pelaku usaha, serta

kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha sehingga rumusan tersebut berupa

keinginan dan kepentingan dari kedua belah pihak.

3. PenetapanMasalah

Penetapan masalah adalah perumusan faktor-faktor yang dapat menyebabkan

tidak tercapainya tujuan. Faktor-faktor tersebut terutama dicari dari kemampuan

13
pelaku utama dan pelaku usaha dan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha.

Faktor-faktor tersebut disusun berdasarkan:

a) Apakah masalah tersebut menyangkut mayoritas pelaku utama dan pelaku usaha

dan organisasi petani.

b) Apakah erat kaitannya dengan program pembangunan petanian yang sedang

berlangsung diwilayah kerja yang bersangkutan.

c) Apakah kemampuan (biaya, tenaga, peralatan, dll) tersedia untuk pemecahan

masalah.

Urutan prioritas masalah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik faktor

penentu (impactpoint) atau teknik peningkatan masalah lainnya. Selain itu, penetapan

masalah dilakukan secara partisipatif dengan merujuk pada hasil identifikasi faktor-

faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Penetapan masalah dilakukan

dengan tahapan: a) Menetapkan kriteria untuk menetapkan prioritas (melibatkan

banyak pelaku utama dan pelaku usaha, sebaran lokasi luas, kerugian yang

diakibatkan tinggi, kemudahan untuk mengatasi masalah, mendesak/penting). b)

Menetapkan skoring/pembobotan untuk setiap kriteria sesuai dengan kesepakatan. c)

Melakukan penilaian terhadap setiap masalah berdasarkan skorsing. d) Menetapkan

prioritas masalah.

4. Penetapan Rencana Kegiatan (Cara Mencapai Tujuan)

Pada tahap ini dirumuskan cara mencapai tujuan, yaitu penetapan rencana

kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan bisa dicapai. Ada dua rencana yang

harus disusun, yaitu: a) Rencana kegiatan penyuluhan yang meliputi data dan

informasi mengenai tujuan, masalah, sasaran, lokasi, metode/kegiatan, waktu, lokasi,

14
biaya dan penanggungjawab serta pelaksana. Masalah dalam rencana kegiatan

penyuluhan berupa masalah-masalah yang bersifat perilaku, yang antara lain bisa

disidik (identifikasi) berdasarkan teknik faktor penentu. b) Rencana kegiatan untuk

membantu mengikhtiarkan pelayanan dan pengaturan yang meliputi data dan

informasi mengenai tujuan, sasaran, lokasi, jenis kegiatan, waktu, penanggungjawab

serta pelaksana. Masalah petani yang bersifat non perilaku antara lain masalah-

masalah yang berkaitan dengan kondisi sarana dan prasarana usahatani, pembiayaan,

pengaturan, pelayanan dan kebijakan pemerintah/iklim usaha yang kurang kondusif.

5. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Rencana monitoring dan evaluasi disusun oleh para penyuluh yang berada di

pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/desa bersama para pelaku

utama dan pelaku usaha. Rencana monitoring dan evaluasi meliputi:

a. Penetapan indikator dan ukuran keberhasilan program.

1. Indikator ditetapkan berdasarkan tujuan kegiatan-kegiatan (keluaran/output)

yang telah ditetapkan dalam program.

2. Ukuran keberhasilan yang ditetapkan berdasarkan indikator yang dapat diukur

(data kualitatif dan kuantitatif).

b. Penyusunan instrumen monitoring dan evaluasi

1. Instrumen monitoring disusun berdasarkan rencana dan realisasi kegiatan-

kegiatan yang tercantum dalam program penyuluhan.

2. Instrumen evaluasi disusun dalam bentuk daftar pertanyaan atau daftar isian

berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.

c. Penetapan jadawal monitoring dan evaluasi

15
Monitoring dilakukan paling kurang 3 (tiga) bulan sekali atau triwulan,

sedangkan evaluasi dilakukan menjelang. Akan disusunnyaprogram penyuluhan

tahun berikutnya.

d. Revisi ProgramPenyuluhan

Revisi program penyuluhan pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,

kelurahan/desa dilakukan karena adanya perubahan-perubahan keadaan yang

mengakibatkan berubahnya tujuan, masalah dan rencana kegiatan, yang disebabkan

antara lain:

a. Kesalahan analisa data dan informasi yang digali melalui PRA.

b. Kesalahan dalam penyusunan rencana kegiatan penyuluhan yang telah disusun

oleh pelaku utama dan pelaku usaha di setiap tingkatan dan kelompok.

c. Kesalahan dalam perumusan keadaan.

d. Kesalahan dalam penetapan tujuan.

e. Kesalahan dalam penetapan masalah.

f. Kesalahan dalam penetapan kegiatan.

g. Perubahan dalam dukungan pembiayaan.

Perencanaan menurut Amanah, (2003). Juga merupakan proyeksi tentang apa

yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

1. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan.

2. Memilih kebutuhan berdasarkan prioritas guna pengambilan keputusan.

3. Spesifikasi tentang hasil yang perlu dicapai untuk tiap-tiap kebutuhan.

4. Identifikasi keperluan untuk memenuhi kebutuhan yang dipilih guna

menyelesaikan masalah.

16
5. Sebuah urutan rangkaian hasil yang dicapai untuk memenuhi kebutuhan yang

diidentifikasi.

6. Identifikasi strategis dan taktik altenatif yang mungkin dapat memenuhi

kebutuhan termasuk menguraikan keuntungan dan kerugian setiap

perangkatstrategis dantaktik.

Perencanaan program penyuluhan memberikan kerangka kerja bagi penyuluh

dan semua pihak yang terlibat (termasuk masyarakat petani) untuk mengambil

keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya

tujuan pembangunan. Programnya harus dirancang secara efektif sesuai dengan

tujuan dan efisiensi sesuai cara pelaksanaanya. Perencanaan program (Mardikanto,

1993:282) merupakan suatu prosedur kerja bersama-sama masyarakat dalam upaya

untuk merumuskan masalah (keadaan-keadaan yang belum memuaskan) dan upaya

pemecahan yang mungkin dapat dilakukan demi tercapainya tujuan dan sasaran yang

ingin dicapai. Perencanaan program sebagai upaya yang dirancang atau dirumuskan

gunatercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, minat) masyarakat, untuk siapa

program tersebut ditujukan.

Beberapa pokok pikiran tentang perencanaan program dapat disimpulkan

sebagai berikut (Mardikanto, 1993:283):

1) Suatu proses yang berkelanjutan, berupa serangkaian kegiatan pengambilan

keputusan yang tidak pernah berhenti sampai tercapainya tujuan (kebutuhan,

keinginan, minat) yangdikehendaki.

2) Hasil perumusan banyak pihak, artinya dirumuskan oleh penyuluh bersama-sama

masyarakat sasarannya dengan didukukung oleh para spesialis, praktisi dan

17
penentu kebijaksanaan yang berkaitan dengan upaya-upaya pembangunan

masyarakatsetempat.

3) Perumusan atas dasar fakta (bukan dugaan) dan dengan memanfaatkan sumber

daya yang tersedia yang mungkin dapatdigunakan.

4) Perumusan tentang keadaan, masalah, tujuan, cara mencapai tujuan yang

telahditetapkan.

5) Pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah tujuan, dan cara mencapai tujuan

dan rencana evaluasi atas hasil pelaksanaan program yang telah dirumuskan.

Perlunya penyusunan program penyuluhan berdasarkan pada alasan-alasan:

1) Sebagai acuan dalam mempertimbangkan secara seksama apa yang harus

dilakukan dan bagaimana cara melaksanakannya dengan berbagaialternatif.

2) Tersedianya acuan tertulis yang dapat digunakan masyarakat untuk mencegah

terjadinya salah pengertian serta dapat dikaji ulang(evaluasi).

3) Sebagai pedoman pengambilan keputusan bila ada usulan/saran penyempurnaan

yang baru.

4) Memantapkan tujuan serta dapat diukur dan dievaluasi untuk mengetahui

seberapa jauh telah dicapai. Mencegah kesalahan artian akan tujuan akhir dan

mengembangkan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan maupun yang

tidakdirasakan.

5) Memberi pengertian terhadap pemilihan tentang masalah insidental dan

perubahansementara.

6) Mencegah kesalah artian tentang tujuanakhir.

18
7) Memberi kepastian pada diri klien selama prosesperubahan.

8) Membantu mengembangkan kepemimpinan untuk menjangkau tujuan yang

dikehendaki.

9) Menghindari pemborosan tenaga, biaya dan waktu dalam rangkaefisiensi.

10) Menjaminkelayakankegiatanyangdilakukandalammasyarakat.

Ukuran dari suatu perencanaan program yang baik pada umumnya

mencakup(Mardikanto, 1993:285-288)

1) Analisis fakta dankeadaan

Perencanaan program baik harus mengungkapkan hasil analisis fakta dan

keadaan yang lengkap menyangkut sumber daya alam, sumber daya manusia,

kelembagaan, tersedianya sarana/prasarana, dukungan kebijaksanaan, keadaan

sosial, keamanan dan stabilitaspolitik.

2) Pemilihan masalah berlandaskan padakebutuhan

Hasil analisis fakta dan keadaan, biasanya menghasilkan berbagai masalah (baik

masalah yang sudah dirasakan maupun belum dirasakan masyarakat setempat).

3) Jelas dan menjamin keluwesan

Perencanaan program harus jelas sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan

serta luwes untuk memberi peluang untuk dimodifikasi.

4) Merumuskan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan kepuasan

Masyarakat harus tahu manfaat programyaitu yang bertujuan untuk perbaikan

kualitas/kesejahteraan masyarakat agarmasyarakat tergerak untuk berpartisipasi.

5) Menjagakeseimbangan

19
Keputusan harus ditekankan kepada kebutuhan orang banyak, efisien harus ada

pemerataan kegiatannya antara penyuluh dan masyarakat.

6) Pekerjaan yang jelas

Perencanaan program harus jelas sasarannya, tujuannya, waktu dan tempat, serta

metode yang akan digunakan, tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak

yang terkait dan sebagainya.

7) Proses yang berkelanjutan

Perumusan masalah, pemecahan masalah dan tindak lanjut pada tahapan

berikutnya harus dalam satu rangkaian kegiatan yang berkelanjutan.

8) Merupakan proses belajar dan mengajar

Semua pihak yang terlibat sejak awal (perumusan) hingga akhir (evaluasi) perlu

mendapat kesempatan belajar dan mengajar.

9) Merupakan proseskoordinasi

Seluruh proses penting untuk dikoordinasi guna menggerakkan semua pihak, agar

berpartisipasi,dan agar tidak tumpang tindih kegiatan serta kesemrautan

pelaksanaan.

10) Memberikan kesempatan evaluasi yang berkesinambungan dan melekat dalam

program serta hasil dari evaluasi. Secara singkat, dapat dikatakan:

a) Mengacu pada kebutuhan masyarakat

b) Bersifat komprehensif

c) Luwes

d) Merupakan proses pendidikan

e) Beranjak dari sudut pandang masyarakat

20
f) Memerlukan kepemimpinan lokal yang handal

g) Menggunakan teknik-teknik dan penelitian untuk memperoleh informasi

h) Mengharapkan partisipasi masyarakat, agar mereka dapat membantu diri

mereka sendiri.

i) Menerapkan evaluasi secara berkelanjutan. Evaluasi dari proses dan hasil

harus dilakukan terus menerus sejak awal hingga akhir, dan merupakan

bagian dari keseluruhan perencanaan.

2.2.4 Partisipasi

Partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan untuk mengembangkan

demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan antara lain perlunya

perencanaan dari bawah (bottom-up) dengan mengikutsertakan masyarakat dalam

proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya. (Soedarmanto, 2003).

Partisipasi menurut KBBI (2012) adalah turut berperan serta dalam suatu kegiatan.

Partisipasi juga dapat didefinisikan sebagai sikap kerjasama petani dalam

melaksanakan program penyuluhan dengan menghadiri rapat-rapat penyuluhan,

mendemonstrasikan metode baru untuk usahatani mereka, mengajukan pertanyaan

pada agen penyuluhan dan sebagainya.

Partisipasi memiliki konotasi yang berbeda-beda untuk berbagai orang,

sebagaimana rumus dalam pokok-pokok berikut:

(Kanisius, 1999).

1. Sikap kerja sama petani dalam pelaksanaan program penyuluhan dengan cara

menghadiri rapat-rapat penyuluhan, mendemonstrasikan metode baru untuk usaha

tani mereka, mengajukan pertanyaan pada agen penyuluhan.

21
2. Pengorganisasian kegiatan-kegiatan penyuluhan oleh kelompok-kelompok petani,

seperti pertemuam-pertemuan tempat agen penyuluhan memberikan ceramah,

mengelolah kursus-kursus demonstrasi, menerbitkan surat kabar tani yang ditulis

oleh agen penyuluhan dan peneliti untuk petani.

3. Menyediakan informasi yang diperlukan untuk merencanakan programa

penyuluhan yang efektif.

4. Petani atau para wakilnya berpartisipasi dalam organisasi jasa penyuluhan dalam

pengambilan keputusan mengenai tujuan, kelompok sasaran, pesan- pesan dan

metode, dan dalam evaluasi kegiatan.

5. Petani atau organisasinya membayar seluruh biaya yang dibutuhkan jasa

penyuluhan.

6. Supervisi agen penyuluhan oleh anggota dewan organisasi petani yang

mempekerjakannya.

Partisipasi anggota atau partisipasi petani merupakan keikutsertaan dari petani

baik secara individu maupun secara kelompok dengan penuh kesadaran dan tanggung

jawab dalam bidang usaha pertanian. Partisipasi merupakan faktoryang sangat

penting dalam melaksanakan berbagai aktivitas ataupun program pertanian,

Partisipasi tersebut dapat berupa partisipasi dalam tahap pembentukan keputusan,

partisipasi dalam tahap pelaksanaan dan partisipasi dalam tahap evaluasi.

Menurut Davis (2005), ada tiga unsur penting partisipasi yaitu:

1. Partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental

dan perasaan, tidak hanya semata-mata keterlibatan secara jasmaniah.

22
2. Kesediaan memberi suatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan Kelompok.

Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.

3. Unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa

menjadi anggota kelompok tani.

Davis (2005) juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut:

1. Pikiran (Psychological Participation)

2. Tenaga (Physical Partisipation)

3. Pikiran dan tenaga

4. Keahlian

5. Barang

Menurut Soedarmanto (2003), Partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan untuk

mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan antara

lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up) dengan mengikutsertakan

masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya.

2.2.5 Kelompok Tani

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal seperti

sosial, ekonomi, sumber daya, keakraban, kepentingan bersama dan saling percaya

serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama (BPLPP,1990). Adapun

pengertian lain Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang

dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,

ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan

usaha anggota. Selanjutnya anggota kelompok tani merupakan suatu bentuk

23
perkumpulan petani yang berfungsi sebagai media penyuluhan dan dapat merupakan

dasar untuk mencapai perubahan sesuai dengan tujuan penyuluhan. anggota

kelompok tani yang telah menerima teknologi baru kiranya dapat mengikuti dan

megubah tingkah lakunya, sehingga mampu untuk melaksanakan usaha tani sesuai

dengan rekomendasi yang telah ditentukan (Santoso, 1992).

Menurut Kartosapoetra (1994), kelompok tani terbentuk atas dasar kesadaran,

jadi tidak secara terpaksa. Kelompok tani ini menghendaki terwujudnya pertanian

yang baik, usahatani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam

perkembangan kehidupannya. Para anggota terbina agar berpandangan sama,

berminat yang sama atas dasar kekeluargaan. Dari uraian di atas, dapat dikatakan

bahwa angggota kelompok tani berfungsi sebagai wadah terpeliharanya dan

perkembangannya, pengertian pengetahuan dan keterampilan serta gotong- royong

para anggotanya.

Fungsi tersebut dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Pengadaan sarana produksi murah dengan cara melakukan pembelian bersama

2. Pengadaan bibit yang resisten untuk memenuhi kepentingan para anggotanya.

3. Mengusahakan kegiatan pemberantasan, pengendalian hama, penyakit secara

terpadu.

4. Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang

menunjang usaha taninya.

5. Guna memantapkan cara bertani dengan menyelengarakan demonstrasi cara

bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi hama yang di lakukan bersama

penyuluh.

24
6. Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujudnya kualitas yang

baik, beragam dan mengusahakan pemasaran secara bersama agar terwujudnya

harga yang seragam.

Penyuluh pertanian sebagai kontak tani dalam kelompok tani berfungsi

sebagai pengarah, pembimbing dan penasehat, serta memberi materi terhadap

kegiatan kelompok. dan sebagai motor penggerak kelompok.

Menurut Marzuki (2004), ada tiga peranan penting dalam kelompok tani yaitu

sebagai berikut:

1. Media sosial atau media penyuluh yang hidup, wajar dandinamis.

2. Alat untuk mencapai perubahan sesuai dengan tujuan penyuluh pertanian.

3. Tempat atau wadah pernyataan aspirasi yang murni dan sehat sesuai dengan

keinginan petani sendiri.

Selanjutnya adanya program penyuluhan diharapkan dapat memperbesar

partisipasi anggota kelompok tani seperti, perbaikan usaha tani, serta pendapatan

tingkat kesejahteraan. Kemampuan setiap kelompok tani biasanya memiliki

perbedaan baik keterampilan, pengetahuan maupun permodal.

25
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Menurut Undang-undang No.16 Tahun 2006 tentang sistem penyuluhan

pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan, setiap desa harus terdapat seorang

penyuluh pertanian. Tugas dari penyuluh pertanian tersebut, selain memberikan

penyuluhan, juga melakukan penyusunan programa penyuluhan pertanian desa pada

setiap tahun. Program penyuluhan pertanian yang dimaksud harus disusun secara

bersama-sama dengan petani, termasuk petani yang sudah berada dalam kelompok

tani.

Adapun program pembangunan pertanian yang ada di Kelurahan Lasiana

sepenuhnya diserahkan kepada pihak penyuluh lapangan, sedangkan untuk dana

pembangunan pertanian yang diperlukan oleh penyuluh telah disediakan oleh

pemerintah Kota Kupang. Penyuluh inilah yang merencanakan program- program

pertanian yang akan diterapkan di masyarakat, sehingga untuk menyukseskan

program tersebut perlu adanya partisipasi masyarakat serta kelompok tani yang ada di

Kelurahan Lasiana.

Program penyuluhan pertanian yang baik adalah program penyuluhan

pertanian yang sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang dihadapi petani. Untuk

mendapatkan program penyuluhan pertanian seperti ini, maka dalam penyusunannya

perlu keterlibatan dari petani yang menjadi sasaran dari suatu kegiatan penyuluhan

pertanian. Dengan demikian petani yang menjadi sasaran penyuluhan pertanian akan

26
merasa memiliki terhadap program tersebut sehingga mereka aktif mengikuti kegiatan

penyuluhan pertanian dan merasa bertanggung jawab untuk menyukseskan kegiatan

penyuluhan pertanian yang diikuti.

Berdasarkan gambaran di atas dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka

proses penelitian ini secara sederhana dapatdigambarkan oleh skema berikut ini.

Program penyuluhan
pertanian

Penyusunan Program
Penyuluhan Pertanian

Tingkat Partisipasi Petani

Sangat Rendah

Tahapan Penyusunan Program Penyuluhan


Pertanian Rendah
1. Analisis Keadaan
2. Pengorganisasian Perencanaan
3. Proses Perumusan Program
4. Penetapan Program
5. Perencanaan Kegiatan Sedang
6. Pelaksanaan Kegiatan
7. Usulan Penyempurnaan

Tinggi

Sangat Tinggi

Kendala-kendala yang di
hadapi anggota kelompok tani
Anggota kelompok tani

Gambar 1. Skema pemikiran

27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima

Kota Kupang pada bulan Juni sampai Juli 2023. Lokasi penelitian ini sudah cukup

mewakili kriteria untuk dilakukan pengambilan sampel. Objek penelitian di

Kelurahan Lasiana adalah dua kelompok tani yang ada hubungannya dengan program

penyuluhan.

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan

sekunder.

1. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari responden melalui

wawancara dengan berpedomaan pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan.

Data primer meliputi identitas responden yaitu umur, pendidikan, pengalaman

berusahatani dan tingkat partisipasi petani.

2. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran dokumen-dokumen tertulis yang

berkaitan dengan penelitian seperti dokumen profil Kelurahan Lasiana, dan

instansi terkait.

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Penentuan sampel/responden dilakukan dengan teknik pengambilan sampling

jenuh atau istilah lain yaitu metode sensus, dimana semua anggota populasi sebanyak

42 orang, diambil sebagai sampel yang terbagi dalam dua kelompok tani

yaitu.Kelompok Tani Suka Maju berjumlah 22 orang, dan Kelompok Tani Tetesan

Embun berjumlah 20 orang.

28
3.5 Variabel Defenisi Operasional dan Pengukuran

3.5.1 Variabel Defenisi Operasional

Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :

a. Umur responden adalah umur pada saat penelitian dilakukan. Variabel ini diukur

dengan skala rasio dan satuan yang digunakan adalah tahun.

b. Jenis kelamin adalah atribut-atribut fisiologis dan anatomis yang membedakan

antara laki-laki dan perempuan. Variabel ini diukur dengan skala nominal.

c. Tingkat pendidikan formal adalah tingkat pendidikan formal yang pernah

ditempuh responden. Variabel ini diukur dengan skala nominal.

d. Tingkat pendidikan nonformal adalah jenis pendidikan di luar sekolah yang

pernah diikuti oleh responden seperti: pelatihan, kursus atau penyuluhan yang

pernah diikuti responden. Variabel ini diukur dengan skala rasio.

e. Pengalaman berusahatani adalah berapa lama petani menjalankan usaha taninya.

Variabel ini diukur dalam satuan tahun. Skala yang digunakan adalah skala rasio.

f. Partisipasi petani adalah keikutsertaan dari petani baik secara individu maupun

secara kelompok dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab dalam tahapan

pelaksanaan program penyuluhan pertanian. Variabel ini diukur menggunakan

skala likert.

3.5.2 Pengukuran Tingkat Partisipasi

Tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam kegiatan penyusunan

program penyuluhan pertanian adalah tingkat keikutsertaan anggota kelompok tani

dalampenyusunan program penyuluhan pertanian.Untuk mengetahui Tingkat

29
Partisipasi Anggota Kelompok Tani Dalam Penyusunan Program Penyuluhan

Pertanian di Kelurahan Lasiana digunakan tingkat kualitatif dan kuantitatif dengan

menggunakan skala pengukuran data digunakan skala ordinal. Untuk

mengkuantifikasikan data yang diperoleh, digunakan skala likert, mulai dari 1,2,3,4,

dan 5. Skor tertinggi (5) Untuk jawaban yang sangat tinggi, Skor 4 untuk jawaban

tinggi, skor 3 untuk jawaban sedang,skor 2 untuk jawaban rendah, dan skor 1 untuk

jawaban sangat rendah.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Untuk menjawab tujuan pertama yaitu mengetahui program-program

penyuluhan pertanian yang direncanakan maka digunakan analisis deskriptif

kualitatif berdasarkan hasil wawancara dengan penyuluh pendamping

lapangan.

3.6.2 Untuk menjawab tujuan kedua yakni mengetahui tingkat partisipasi anggota

kelompok tani dalam penyusunan program penyuluhan pertanian, maka

dilakukan analisis deskriptif kuantitatif dengan rujukan sebagai berikut:

1. Skor 5 diberikan kepada responden yang terlibat di dalam 7 tahap

penyusunan program penyuluhan pertanian termasuk dalam kategori

partisipasi sangat tinggi.

2. Skor 4 diberikan kepada responden yang terlibat di dalam 5-6 tahap

penyusunan program penyuluhan pertanian termasuk dalam kategori

partisipasi tinggi.

3. Skor 3 diberikan kepada responden yang terlibat di dalam 3-4 tahap

30
penyusunan program penyuluhan pertanian termasuk dalam kategori

partisipasi sedang.

4. Skor 2 diberikan kepada responden yang terlibat di dalam 1-2 tahap

penyusunan program penyuluhan pertanian termasuk dalam kategori

partisipasi rendah.

5. Skor 0 - 1 diberikan kepada responden yang tidak terlibat di dalam

semua tahap penyusunan program penyuluhan pertanian termasuk dalam

kategori partisipasi sangat rendah.

Tabel 3.1

Kategori Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani dalam Penyusunan

Program Penyuluhan Berdasarkan PencapaianSkor Maksimum dari Skor Rata-

rata.

NO Pencapaian Skor Kategori Partisipasi Frekuensi Persentase


Maksimum Petani (Orang) (%)
1 >20-36 Sangat Rendah
2 >36-52 Rendah
3 >52-68 Sedang
4 >68-84 Tinggi
5 > 84-100 Sangat Tinggi
Jumlah 100
Sumber : L.R. Levis (2013), Metode Penelitian Perilaku Petani

Kedua, dapat menggunakan analisis rata-rata dan persentase.

a) Mencari nilai skor rata-rata partisipasi dari responden

𝑥̅ = ∑xi / n.p ............................................(Levis, 2013)

Keterangan :

𝑥̅ = skor rata-rata

31
∑xi = jumlah skor partisipasi responden ke-i

n = jumlah responden

p = jumlah pertanyaan

b) Mencari nilai presentasi pencapaian skor maksimum dari skor rata-ratapartisipasi


𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Presentasi pencapaian skor maksimum (%) =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%

c) Membandingkan nilai presentasi pencapaian skor maksimum dengan kategori

rujukan. Berada pada kategori mana nilai itu berada, itulah kategori tingkat

partisipasi anggota kelompok tani dalam penyusunan program penyuluhan

pertanian.

32
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Berdirinya Kelurahan Lasiana

Kelurahan Lasiana pada mulanya berbentuk desa yang bernama Desa Gaya

Baru yang berdiri pada tahun 1967dengan kepala desa pertama C.C. Tjandring

(1967-1971). Desa Gaya Baru dibagi dalam 3 wilayah (temukun), yakni:

Temukun Tuak Sabu; Temukun Lasiana; Temukun Tuak Lobang. Pada tahun

1971-1978 Desa Gaya Baru dipimpin oleh Yeremias Amalo, tahun 1978-1996

dipimpin oleh K.J Mooy. Pada tahun 1996 terjadi peralihan dari wilayah

administratif Kabupaten Kupang ke pemerintahan Kota Madya Daerah Tingkat II

Kupang yang diikuti pengalihan status dari Desa Gaya Baru menjadi Kelurahan

Lasiana. Kata Lasiana berasal dari bahasa Rote yang terdiri dari dua suku kata

yaitu “Lasi” dan “ana”. Lasi yang mempunyai arti hutan dan ana yang berarti

kecil, sehingga kata lasiana dapat berarti hutan kecil hal ini dikarenakan sejak

dahulu Lasiana hanya terdiri dari hutan kecil.

Lurah pertama yang memimpin Kelurahan Lasiana ialah K.J Mooy sejak

1996-1997, kemudian tahun 1997-2005 oleh L. Nuban, 2005-2007 oleh Yesriel

O. Henuk, 2007-2009 oleh Laesa Latif, A.Md. Sejak tahun 2009-2011 Kelurahan

Lasiana dipimpin oleh Marthen Ludji, S.H yang dilanjutkan oleh Yefta M.

Benyamin, S.H dari tahun 2011-2012. Pada tahun 2012, Yesriel O. Henuk

kembali menjadi Lurah Lasiana yang ketujuh semenjak tahun 2012 hingga 2018.

Sejak tanggal 14 Desember 2018 hingga saat penelitian ini berlangsung

33
Kelurahan Lasiana dipimpin oleh Wellem Bentura, S.H.

4.1.2 Luas dan Batas-Batas Wilayah Kelurahan Lasiana

Kelurahan Lasiana merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan

Kelapa Lima denganluas wilayah 542,45 ha atau 5,23 km2. Kelurahan Lasiana

secara umum terdiri dari wilayah pesisir dan berbukit-bukit. Berdasarkan profil

Kelurahan Lasiana tahun 2019, batas-batas wilayah administratif Kelurahan

Lasiana sebagai berikut

i. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang

ii. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Penfui Timur

iii. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Oesapa

iv. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tarus.

4.1.3 Kependudukan

Jumlah penduduk Kelurahan Lasiana pada tahun 2021 sebesar 15.819 jiwa

dengan jumlah 346 kepala keluarga. Jumlah penduduk laki-laki di Kelurahan

Lasiana tahun 2021 sebesar 8.120 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar

7.699 jiwa. Kepadatan penduduk Kelurahan Lasiana 3.025 orang per km2 (BPS

Kecamatan Kelapa Lima Tahun 2021)

34
Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Kelurahan Lasiana Menurut Kelompok Umur

Jumlah Penduduk
Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
(tahun)
0-4 882 817 1639
5-9 772 652 1424
10-14 735 647 1382
15-19 1015 813 1828
20-24 1291 947 2238
25-29 698 676 1374
30-34 490 463 953
35-39 512 450 962
40-44 421 399 820
45-49 432 365 797
50-54 311 256 567
55-59 198 165 363
60-64 126 125 251
65-69 82 79 161
70-74 53 68 121
75 ke atas 55 76 131
Jumlah 8013 6998 15001
Sumber: Laporan Kelurahan Lasiana tahun 2019

4.1.4 Potensi Pertanian Kelurahan Lasiana

Potensi pertanian yang ada di Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa

Lima Kota Kupang semakin sempit. Pemanfaatan lahan pertanian untuk sektor

pertanian hanya untuk pertanian skala kecil atau skala rumah tangga seperti

kebun bibit rakyat. Hal ini disebabkan kemajuan dan perkembangan kota

sehingga sebagian besar lahan telah dimanfaatkan untuk pembangunan gedung-

gedung pemerintahan, fasilitas perekonomian (pertokoan dan gudang),

penginapan, kos-kosan dan perumahan penduduk. Jenis tanaman pangan yang

35
terdapat di Kelurahan Lasiana adalah padi, jagung.

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan gambaran secara umum tentang identitas

petani yang menjadi responden. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan

terhadap 30 responden di kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang

dengan menilai partisipasi anggota kelompok tani da;am program penyuluhan serta

pengamatan langsung di lokasi penelitian.Karakteristik petani meliputi umur, tingkat

pendidikan formal, tingkat pendidikan nonformal, jumlah tanggungan keluarga, dan

pengalaman berusahatani.

4.2.1 Umur

Kemampuan bekerja seorang petani sangat dipengaruhi oleh tingkat umur

petani tersebut, karena kemampuan kerja produktif akan terus menurun dengan

semakin lanjutnya usia petani. Berdasarkan teori kependudukan menyatakan

bahwa usia produktif beradapada kisaran umur 15-55 tahun, dimana pada usia

tersebut memiliki kemampuan berfikir dan bekerja yang optimal (Badan Pusat

Statistik, 2022).

Umur responden dalam penelitian ini berkisar 32 - 58 tahun. Faktor umur

akan mempengaruhi aktifitas kerja para petani dalam menjalankan kerja yang

lebih produktif, karena memiliki kemampuan yang lebih besar dalam mengelola

usaha taninya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur dari 42

responden adalah 47 tahun. Selengkapnya akan disajikan pada tabel dibawah ini:

36
Tabel 4.2

Petani Responden Menurut Tingkat Umur di Kelurahan Lasiana Kecamatan

Kelapa Lima Kota Kupang

No Kelompok Umur Jumlah Responden Presentase


(Orang) (%)
1. ≤ 14 0 0,00
2. 15-55 39 92,85
3. ≥ 56 3 7,15
Jumlah 42 100,00
Sumber: Olahan data primer (2023)

Distribusi responden menurut umur pada Tabel 4.2 diatas menyimpulkan

bahwa sebanyak 39 orang (92,85%) berada dalam kategori produktif dan

sebanyak 3 orang responden (7,15%) berada dalam kategori tidak produktif lagi.

4.2.2 Tingkat Pendidikan Formal Responden

Pendidikan memiliki peran yang cukup penting dalam melaksanakan kegiatan

usaha tani yang baik. Pendidikan dan pengetahuan petani yang tinggi akan

membangun pengertian dan sistem bertani yang lebih baik. Pendidikan dapat

berupa pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan sangat

mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang (Lestari, 2011).

Pendidikan petani yang lebih baik akan membantu petani lebih mudah menyerap

teknologi pertanian yang semakin berkembang untuk diaplikasikan dalam

usahanya sehingga hasil usaha tani yang diperoleh dapat meningkat. Hasil

penelitian pada Kelurahan Lasiana menunjukkan sebagian responden

berpendidikan hanya SD saja.

37
Tabel 4.3

Distribusi Petani Responden Menurut Pendidikan Formal di

Kelurahan Lasiana

No Tingkat Jumlah Responden Presentase


Pendidikan Formal (Orang) (%)
1. SD 22 52,38
2. SMP 14 33,33
3. SMA/SMK 6 14,29
Jumlah 42 100
Sumber : Olahan data primer (2023)

4.2.3 Pendidikan Non Formal

Pendidikan nonformal adalah latihan maupun bimbingan sesuai dengan

tingkat usia dan kebutuhan hidup di luar sekolah formal, dengan tujuan

mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan

baginya menjadi lebih efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan

bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya (Joesoep, 1992).

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden petani pada kelurahan lasiana

diperoleh informasi pendidikan non formal responden yang dapat dilihat pada

tabel 4.4.

38
Tabel 4.4

Distribusi Petani Responden Menurut Tingkat Pendidikan Non Formal di

Kelurahan Lasiana

No Tingkat Pendidikan Jumlah Orangyang Presentase


Mengikuti Kegiatan (%)
Penyuluhan
1. Pernah Mengikuti 3 7,15
PenyuluhanPertanian
2. Tidak Pernah Mengikuti 39 92,85
Penyuluhan Pertanian
Jumlah 42 100

SumSSumber : Olahan data primer (2023)

4.2.4 Pengalaman Berusahatani

Berdasarkan Popkin (1986), kegiatan lamanya petani dalam berusahatani

menjadikan petani berpikir rasional dengan kondisi yang ada dalam berusaha tani.

Pengalaman berusahatani dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, kategori

kurang berpengalaman apabila menggeluti bidang pekerjaannya kurang dari 5

(lima) tahun, cukup berpengalaman apabila menggeluti bidang pekerjaan selama

5-10 tahun dan berpengalaman apabila menggeluti pekerjaanya diatas 10 tahun

(Soehardjo dan Patong, 1984). Lamanya berusahatani untuk setiap orang berbeda-

beda oleh karena itu lamanya berusahatani dapat dijadikan bahan pertimbangan

agar tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga dapat melakukan hal-hal

yang baik untuk waktu-waktu berikutnya (Hasyim,2003).

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa

rata-rata pengalaman berusahatani dari 42 responden sekitar 18 tahun.

39
Selengkapnya akan disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di

Kelurahan Lasiana

No Pengalaman Berusahatani Jumlah Presentase (%)


(Tahun) (Orang)
1. <5 - -
2. 5–10 2 4,77
3. >10 40 95,23
Jumlah 42 100,00
Sumber:Olahan data primer (2023)

4.2.5 Luas Lahan

Soekartawi, (1999) mengemukakan bahwa Luas lahan yang diusahakan untuk

kegiatan usaha tani tentunya mempengaruhi tingkat produksi usaha tani yang akan

dihasilkan. Semakin luas lahan yang digunakan untuk usaha tani, maka produksi

yang dihasilkan petani cenderung semakin tinggi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa rata-rata luas lahan dari 42 responden sebesar 0,5 ha. Selengkapnya akan

disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan di Kelurahan

Lasiana

Luas Lahan Jumlah Petani Presentase


(Ha) (Orang) (%)
≤0,5 37 88,09
>0,5-1 5 11,91
>1 0 0
Jumlah 42 100
Sumber: Olahan data primer, (2023)

40
4.3 Programa Penyuluhan Pertanian

Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara

sistematis untuk memberikan arahan dan pedoman sebagai alat pengendalian

pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian yang disusun setiap

tahun memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus

anggaran padamasing-masing tingkat cakupan pengorganisasian, pengolahan sumber

daya sebagai pelaksanaan penyuluhan. Beberapa program penyuluhan yang pernah

diberikan kepada kelompok tani pada Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima

Kota Kupang adalah sebagai berikut:

1. Penyuluhan Pendampingan Kelompok dalam Usaha Pemupukan Modal

Program penyuluhan pertanian ini bertujuan mengembangkan minat danbakat

petani dalam mengembangkan usaha kecil menengah yang memberikan dana

pinjaman ke petani untuk mengembangkan usaha kecil menengah.

2. Kerja Gotong Royong dalam Memelihara Saluran Irigasi

Pemeliharaan saluran irigasi bertujuan untuk mewujudkan kemanfaatan air

dalam bidang pertanian diselenggarakan secara partisipatif dan

pelaksanaannya bersama anggota kelompok petani.

3. Penyuluhan dan Demonstrasi Cara Seleksi Bibit

Seleksi bibit padi sangat diperlukan, hal ini untuk mengurangi resiko bibit

yang tidak tumbuh saat disebar. Bibit padi yang unggul juga dapat

meningkatkan produksi padi yang dihasilkan.

4. Membuat jadwal kunjungan ke kelompok tani

Membuat jadwal kunjungan ke kelompok tani ini merupakan kegiatan

41
pertemuan/kunjungan untuk meningkatkan keterpaduan program kerja oleh

penyuluh pertanian disetiap wilayah binaan, agar penyuluh dapat

menyampaikan informasi dan mencari solusi untuk menyelesaikan

masalahyang dihadapi di wilayah binaannya.

5. Bimbingan dan Latihan Pasca Panen

Program ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan teknis dan wawasan

kepada para petani agar dapat melakukan penanganan pascapanen dan

pengolahan yang tepat. Kegiatan Pasca panen padi meliputi pemungutan

(panen) perontokan, pengeringan, pengemasan, penyimpanan dan pengolahan

menjadi beras untuk dipasarkan.

6. Pendampingan Metode Legowo Padi Sawah

Penyuluh memberikan arahan kepada petani dalam penerapan metode

legowo. Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan

populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam. Tujuan dan manfaat dari

diterapkannnya sistem tanam jajar legowo adalah:1) Menambah jumlah

populasi tanaman padi sekitar 30% sehingga akan meningkatkan produksi

baik; 2) Dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan

pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu

dilakukan melalui barisan kosong/lorong; 3) Mengurangi kemungkinan

serangan hama dan penyakit terutama hama tikus; 4) Menghemat pupuk

karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam barisan.

42
7. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan untuk memperbaiki

dan menyempurnakan program ataukegiatan penyuluhan pertanian agarlebih

efektif, efisien, dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan

8. Pemberdayaan Kelembagaan Tani dan Kelompok Tani

Keberadaan kelompok tani memiliki peran penting dalam meningkatkan

produktivitas dan kesejahteraan petani. Pengembangan kapasitas

kelembagaan kelompok tani merupakan salah satu pendekatan dalam

pemberdayaan kepada petani secara kolektif. Meningkatnya kapasitas

kelembagaan kelompok tani akan membawa perubahan pada anggota

kelompok tani. Forum-forum kelompok tani merupakan ruang berdiskusi bagi

petani secara terbuka tentang kehidupan, penyelesaian masalah dan

pengembangan produktivitasnya.

4.4 Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani

Tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam perencanaan programa

penyuluhan pertanian pada dua kelompok tani di Kelurahan Lasiana Kecamatan

Kelapa Lima Kota Kupang merupakan ukuran keikutsertaan dari petani baik secara

individu atau kelompok dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab dalam

penyusunan program penyuluhan pertanian.

Partisipasi tersebut meliputi Analisis Keadaan, Pengorganisasian Perencanaan,

Proses Perumusan Program, Penetapan Program, Perencanaan Kegiatan,

Pelaksanaan Kegiatan dan Usulan Penyempurnaan.

43
4.4.1. Partisipasi Petani dalam Analisis Keadaan

Untuk mengukur partisipasi petani dalam analisis keadaan

diajukanpertanyaan mengenai keaktifan petani dalam mengajukan usul/saran

dalam rapat perencanaan programa penyuluhan pertanian yang dikategorikan

dalam 5 kategori seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Anggota Kelompok Tani

dalam Analisis Keadaan

No Persentasi Kategori Frekuensi Presentase


Pencapaian Skor Partisipasi (Orang) (%)
Maksimum Petani
1 > 20-36 Sangat Rendah 15 35,71
2 > 36-52 Rendah 12 28,58
3 > 52-68 Sedang 10 23,80
4 > 68-84 Tinggi 2 4,77
5 > 84-100 Sangat Tinggi 3 7,14
Jumlah 42 100

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 15 orang

(35,71%) berada pada kategori sangat rendah, 12 orang (28,58%) berada

pada kategori rendah, 10 orang (23,80%) berada pada kategori sedang, 2

orang (4,77%) berada pada kategori tinggi dan 3 orang (7,14%) berada pada

kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan keterlibatan anggota kelompok

tani pada Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang dalam

mengajukan usul atau saran dalam penyusunan programa penyuluhan

pertanian cukup rendah. Hal ini dikarenakan sebagian anggota kelompok tani

mengalami kesulitan dalam mengutarakan pendapat serta pemikirannya

44
akibat anggota kelompok tani belum mengetahui contoh program-

program pertanian yang baik untuk diterapkan pada kelompok tani

mereka.

4.4.2. Partisipasi Petani dalam Pengorganisasian Perencanaan

Pengorganisasian perencanaan program adalah upaya yang dirancang

atau dirumuskan guna tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, minat)

anggota kelompok tani. Untuk mengukur partisipasi petani dalam

pengorganisasian perencanaan diajukan pertanyaan mengenai keterlibatan

anggota kelompok tani dalam pengorganisasian kegiatan-kegiatan penyuluhan

oleh kelompok-kelompok petani, seperti pertemuan-pertemuan tempat agen

penyuluhan memberikan ceramah.

Tabel 4.9

Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Anggota Kelompok Tani

dalam Pengorganisasian Perencanaan Program Penyuluhan Pertanian

No Persentasi Kategori Frekuensi Presentase


Pencapaian Partisipasi (Orang) (%)
Skor Petani
Maksimum
1 > 20-36 Sangat Rendah 9 21,43
2 > 36-52 Rendah 10 23,80
3 > 52-68 Sedang 12 28,58
4 > 68-84 Tinggi 6 14,29
5 > 84-100 Sangat Tinggi 5 11,90
Jumlah 42 100

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 9 orang

(21,43%) berada pada kategori sangat rendah, 10 orang (23,80%) berada pada

kategori rendah, 12 orang (28,58%) berada pada kategori sedang, 6 orang

45
(14,29%) berada pada kategori tinggi dan 5 orang (11,90%) berada pada

kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi petani dalam

pengorganisasian perencanaan program penyuluhan pertanian rata-rata berada

dalam kategori sedang.

4.4.3. Partisipasi Petani dalam Proses Perumusan Program

Perumusan program adalah penggambaran fakta berupa data dan

informasi pada kelompok tani saat program disusun yang diperoleh setelah

melakukan pengumpulan dan pengolahan data.

Untuk mengukur tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam

proses perumusan program diajukan pertanyaan terkait keterlibatan anggota

kelompok tani dalam melakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data

mengenai potensi, produktivitas dan lingkungan usaha kelompok tani

Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang.

Tabel 4.10

Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Anggota Kelompok Tani

dalam Proses Perumusan Program

No Persentasi Kategori Frekuensi Presentase


Pencapaian Partisipasi (Orang) (%)
Skor Petani
Maksimum
1 > 20-36 Sangat Rendah 0 0
2 > 36-52 Rendah 0 0
3 > 52-68 Sedang 21 50
4 > 68-84 Tinggi 10 23,81
5 > 84-100 Sangat Tinggi 11 26,19
Jumlah 42 100

46
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 21 orang (50%)

berada pada kategori sedang, 10 orang (23,81%) berada pada kategori tinggi, dan 11

orang (26,19%) berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

partisipasi petani dalam perumusan program penyuluhan pertanian rata-rata

berada dalam kategori tinggi. Hal ini mungkin disebabkan bagi responden

yang memiliki pengalaman berusahatani lebih lama atau banyak, cenderung

memiliki banyak pengetahuan berusahatani di banding yang tidak, sehingga

mereka lebih aktif dalam perumusan program.

4.4.4. Partisipasi Petani dalam Penetapan Program

Penetapan programsangat diperlukan agar tersedianya acuan tertulis

yang dapat digunakan penyuluh maupun petani untuk mencegah terjadinya

salah pengertian serta dapat dikaji ulang (evaluasi) dan sebagai pedoman

pengambilan keputusan bila ada usulan/saran penyempurnaan yang baru

(Mardikanto, 1993)

Untuk mengukur partisipasi petani dalam penetapan program diajukan

pertanyaan mengenai keterlibatan dan keaktifan petani dalam penetapan

programa penyuluhan pertanian yang dikategorikan dalam 5 kategori seperti

yang ditunjukkan pada tabel 4.11.

47
Tabel 4.11

Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Anggota Kelompok Tani

dalam Penetapan Program

No Persentasi Kategori Frekuensi Presentase


Pencapaian Partisipasi (Orang) (%)
Skor Petani
Maksimum
1 > 20-36 Sangat Rendah 5 11,91
2 > 36-52 Rendah 2 4,76
3 > 52-68 Sedang 13 30,96
4 > 68-84 Tinggi 14 33,33
5 > 84-100 Sangat Tinggi 8 19,04
Jumlah 42 100

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 5 orang

(11,91%) berada pada kategori sangat rendah, 2 orang (4,76%) berada pada

kategori rendah, 13 orang (30,96%) berada pada kategori sedang, 14 orang

(33,33%) berada pada kategori tinggi dan 8 orang (19,04%) berada pada

kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi petani dalam

penetapan program penyuluhan pertanian rata-rata berada dalam kategori

tinggi.

4.4.5. Partisipasi Petani dalam Perencanaan Kegiatan

Untuk mengukur partisipasi petani dalam perencanaan kegiatan diajukan

pertanyaan mengenai keterlibatan anggota kelompok tani dalam menyusun

tujuan, sasaran, lokasi, jenis kegiatan, waktu, penanggung jawab serta

pelaksana oleh anggota kelompok tani dan penyuluh pertanian yang

dikategorikan dalam 5 kategori seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.12.

48
Tabel 4.12

Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Anggota Kelompok Tani

dalam Perencanaan Kegiatan

No Persentasi Kategori Frekuensi Presentase


Pencapaian Partisipasi (Orang) (%)
Skor Petani
Maksimum

1 > 20-36 Sangat Rendah 3 7,14


2 > 36-52 Rendah 4 9,52
3 > 52-68 Sedang 12 28,58
4 > 68-84 Tinggi 12 28,58
5 > 84-100 Sangat Tinggi 11 26,18
Jumlah 42 100

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 3 orang

(7,14%) berada pada kategori sangat rendah, 4 orang (9,52%) berada pada

kategori rendah, 12 orang (28,58%) berada pada kategori sedang, 12 orang

(28,58%) berada pada kategori tinggi dan 11 orang (26,18%) berada pada

kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi petani dalam

perencanaan kegiatan rata-rata berada dalam kategori sedang.

4.4.6. Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan Rencana Kegiatan

Ukuran partisipasi anggota kelompok tani dalam pelaksanaan rencana

kegiatanprogram penyuluhan pertanian yaitu keterlibatan anggota kelompok

tani dalam aktivitas-aktivitas riil yang merupakan perwujudan program-

program yang telah digariskan di dalam kegiatan-kegiatan fisik serta

mendemonstrasikan metode baru untuk usaha tani mereka.Partisipasi anggota

kelompok tani Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang

49
dalam Pelaksanaan Rencana Kegiatan ditunjukkan dalam tabel 4.13.

Tabel 4.13

Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Anggota Kelompok Tani

dalam Pelaksanaan Rencana Kegiatan

No Persentasi Kategori Frekuensi Presentase


Pencapaian Partisipasi (Orang) (%)
Skor Petani
Maksimum
1 > 20-36 Sangat Rendah 19 45,23
2 > 36-52 Rendah 10 23,80
3 > 52-68 Sedang 7 16,66
4 > 68-84 Tinggi 6 14,28
5 > 84-100 Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 42 100

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 19 orang

(45,23%) berada pada kategori sangat rendah, 10 orang (23,80%) berada pada

kategori rendah, 7 orang (16,66%) berada pada kategori sedang, dan 6 orang

(14,28%) berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi

petani dalam pelaksanaan program rata-rata berada dalam kategori sangat

rendah.

4.4.7. Partisipasi Petani dalam Usulan Penyempurnaan Program

Ukuran partisipasi anggota kelompok tani dalam usulan

penyempurnaan program penyuluhan pertanian yaitu keterlibatan anggota

kelompok tani dalam memberikan evaluasi yang berkesinambungan dan

melekat dalam program serta hasil dari evaluasi. Partisipasi anggota kelompok

tani Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang dalam usulan

penyempurnaan program ditunjukkan dalam Tabel 4.14.

50
Tabel 4.14

Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Anggota Kelompok Tani

dalam Usulan Penyempurnaan Program

No Persentasi Kategori Frekuensi Presentase


Pencapaian Partisipasi (Orang) (%)
Skor Petani
Maksimum
1 > 20-36 Sangat Rendah 13 30,96
2 > 36-52 Rendah 5 11,90
3 > 52-68 Sedang 5 11,90
4 > 68-84 Tinggi 14 33,34
5 > 84-100 Sangat Tinggi 5 11,90
Jumlah 42 100

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 13 orang

(30,96%) berada pada kategori sangat rendah, 5 orang (11,50%) berada pada

kategori rendah, 5 orang (11,50%) berada pada kategori sedang, 14 orang

(33,34%) berada pada kategori tinggi dan 5 orang (11,50%) berada pada

kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi petani dalam

usulan penyempurnaan program rata-rata berada dalam kategori sedang.

Berdasarkan Mardikanto (1993), evaluasi program dalam rangka

menyempurnakan program pada proses dan hasil harus dilakukan terus

menerus sejak awal hingga akhir, dan merupakan bagian dari keseluruhan

perencanaan. Sehingga di kemudian hari petani dapat mempertimbangkan

secara seksama apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara

melaksanakannya dengan berbagai alternative.

51
4.5 Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani Secara Umum

Berdasarkan hasil penelit ian yang telah dilakukan, untuk mengukurtingkat

partisipasi anggota kelompok tani dalam penyusunan programa penyuluhan

pertanian terdapat 5 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan

sangat tinggi. Secara umum tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam

penyusunan programa penyuluhan pertanian di Kelurahan Lasiana Kecamatan

Kelapa Lima Kota Kupang ditunjukkan pada tabel 4.15.

Tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam penyusunan programa

penyuluhan pertanian di Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota

Kupang memiliki rata-rata sebesar 2,8 dengan persentasi pencapaian skor

maksimum sebesar 56. Nilai ini dibandingkan dengan kategori pencapaian skor

maksimum berada pada persentasi pencapaian skor maksimum > 52-68

sehingga kategori partisipasi petani termasuk sedang. Hal ini disebabkan

anggota kelompok tani pada Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota

Kupang belum menyadari pentingnya keterlibatan petani dalam penyusunan

programa penyuluhan pertanian.

52
Tabel 4.15

Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani dalam Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian di Kelurahan Lasiana

Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang

No Persentase Kategori Jumlah Responden pada masing-masing indikator partisipasi Total Rata

Pencapaian Partisipasi Analisis Pengorganisasian Perumusan Penetapan Perencanaan Pelaksanaan Usulan -

Keadaan Perencanaan Program Program Kegiatan Kegiatan penyempurnaan rata


Skor Petani

Maksimum

1 > 20 – 36 Sangat 15 9 0 5 3 19 13 53 7

rendah

2 > 36 – 52 Rendah 12 10 0 2 4 10 5 43 6

3 > 52 – 68 Sedang 10 12 21 13 12 7 5 80 11

4 > 68 -84 Tinggi 2 6 10 14 12 6 14 64 9

5 > 84- 100 Sangat 3 5 11 8 11 0 5 43 6

tinggi

Rata-rata Skor Masing-Masing 2,39 2,47 3,76 3,42 3,57 2 2,83 2,8

Indikator Partisipasi

53
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa anggota

kelompok tani menganggap penyusunan programa penyuluhan pertanian

adalah tugas dari penyuluh pertanian. Selain itu, beberapa anggota kelompok

tani merasa tidak perlu untuk mengahadiri pertemuan dengan penyuluh dan

anggota kelompok lain karena tidak ada keperluan yang ingin disampaikan.

Faktor lain yaitu tingkat pendidikan yang masih tergolong rendah membuat

wawasan petani dalam mengutarakan pendapat, serta pemikirannya mengalami

kesulitan, karena ketidakmampuan mengemukakan pendapatnya membuat

petani menjadi pasif dalam kegiatan yang membutuhkan pendapat.

Sebagai perbandingan, hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sarjan (2021) yang menunjukkan tingkat

partisipasi anggota kelompok tani dalam program penyuluhan pertanian di

Desa Kadingeh Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang termasuk dalam

kategori tinggi yaitu pada tahap perencanaan dengan skor 76,11%, tahap

pelaksanaan dengan skor 74,72%, tahap pemanfaatan dengan skor 72,22%, dan

tahap evaluasi dengan skor 73,33%.

54
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Programa-programa penyuluhan pertanian yang dilaksanakan pada

Kelurahan Lasiana adalah: Penyuluhan Pendampingan Kelompok dalam

Usaha Pemupukan Modal, Kerja Gotong Royong dalam Memelihara

Saluran Irigasi, Penyuluhan dan Demonstrasi Cara Seleksi Bibit,

Membuat jadwalkunjungan kekelompok tani, Bimbingan dan

LatihanPasca Panen, Pendampingan Metode Legowo Padi Sawah,

Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi dan Pemberdayaan Kelembagaan

Tani dan Kelompok Tani

2. Tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam penyusunan program

penyuluhan pertanian di Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima

Kota Kupang memiliki rata-rata sebesar 2,8 dengan persentasi

pencapaian skor maksimum sebesar 56. Nilai ini dibandingkan dengan

kategori pencapaian skor maksimum berada pada persentasi pencapaian

skor maksimum > 52 - 68 sehingga partisipasi petani termasuk dalam

kategori sedang.

5.2 Saran

Saran yang diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi penyuluh perlu untuk meningkatkan intensitas kegiatan penyuluhan

55
pertanian baik melalui pendekatan kelompok melalui kelompok tani

maupun pendekatan individu petani, agar petani termotivasiuntuk terlibat

dalam kegiatan penyuluhan.

2. Bagi petani perlu untuk lebih terlibat dalam aktivitas-aktivitas riil yang

merupakan perwujudan program-program yang telah digariskan di dalam

kegiatan-kegiatan fisik serta mendemonstrasikan metode baru yang telah

diperoleh pada usaha tani mereka.

56
DAFTAR PUSTAKA

Amanah S. 2003. Perencanaan Program Penyuluhan Perikanan di Desa Anturan

Kabupaten Buleleng Bali. Bogor: Departemen Sosial Ekonomi Perikanan

Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Amanah S dan Farmayati N. 2013. Pemberdayaan Sosial Petani-Nelayan,

Keunikan Agroekosistem dan Daya Saing. Bogor: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia.

Azwar s. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Penerbit Pustaka Pelajar. Edisi I

Cetakan II. Jogja

BPLPP, 1990. Dinamika Kelompok Tani. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Ban, A.W. van den, 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.

Davis. 2005. Management Information System: Conceptual Fondantion Strukture

and Developmet. Jakarta: Prenhalindo

Junaidi (2015). Memahami Skala – skala Pengukuran, diakses Agustus, 2023, dari

https://www.researchgate.net/publication/277340990

Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian.Bumi Aksara. Jakarta.

Undang-undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan

KBBI, 2012. Jakarta: Balai Pustaka

Kementrian Pertanian 2020. Rencana Strategis Kementrian Pertanian 2020-2024

Levis, L.R (2013). Metode Penilitian Perilaku Petani. Yogyakarta: Ledalero..

57
Marzuki S. 2004. Pembinaan Kelompok. Pusat Penerbit Universitas Terbuka.

Jakarta

Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. 11 maret

university press surakarta

Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan di Indonesia. 11 Maret University

Press. Surakarta.

Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo, 2009, manajemen pendidikan,

jakarta: Kencana, h. 349 dari https://silver-lamawara.blogspot.co.id

Maryanti, (2019). Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani Penangkaran

(Glycine Max L) Kabupaten Lampung Timur.

Peraturan Menteri Pertanian No. 25 thn. 2009 tentang Pedoman Penyusunan

Programa Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian.

Ray, GL. 1998. Extension Communication and Management. Third Edition. India:

Naya Prokash.

Salu dkk, (2019). Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani Dalam Upaya

Produktifitas Usaha Tani Padi Sawah.

Suratiyah. 2015. Ilmu Usaha Tani (Edisi Revisi). Jakarta : Penebar Swadaya Grub.

Santoso, S. 1992. Dinamika Kelompok.Bumu Aksara Jakarta.

Soedarmanto. 2003. Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Program Studi

Penyuluhan dan Komunikasi PertanianFakultas Pertanian Universitas

Brawijaya Malang.

58
Setiana 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan. Bogor: Ghalia Indonesia.

59
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Karakteristik Responden

No Jenis Umur Pendidikan Lama Berusahatani Luas Lahan


Kelamin (Tahun) (tahun) (ha)
1 L 32 SD 12 0,25
2 L 31 SMA 10 0,15
3 L 39 SMA 12 0,5
4 L 39 SD 12 0,12
5 L 55 SD 20 1
6 L 49 SD 20 0,5
7 L 40 SMP 15 0,25
8 L 42 SD 15 0,5
9 L 47 SD 15 0,15
10 L 50 SD 15 0,5
11 L 48 SD 15 0,2
12 L 41 SMP 15 0,5
13 L 40 SD 15 0,5
14 L 60 SD 20 0,5
15 L 41 SMP 12 0,5
16 L 30 SD 12 0,12
17 L 36 SD 12 0,5
18 L 54 SMA 15 1
19 L 28 SMP 9 0,12
20 L 32 SMP 12 0,13
21 L 39 SD 12 0,5
22 L 54 SMP 15 1
23 L 43 SD 15 0,4
24 L 39 SMP 15 0,25
25 L 30 SMP 12 0,12
26 L 45 SMA 15 1
27 L 35 SMP 12 0,5
28 L 40 SD 12 0,10

60
29 L 51 SD 20 0,5
30 L 58 SD 20 0,75
31 L 40 SMP 15 0,5
32 L 60 SD 20 0,5
33 L 35 SD 12 0,5
34 L 50 SD 15 0,25
35 L 38 SMP 15 0,10
36 L 36 SMP 15 0,3
37 L 39 SMP 15 0,5
38 L 55 SD 12 1
39 L 28 SMA 8 0,15
40 L 28 SMP 10 0,2
41 L 45 SMA 15 0,5
42 L 43 SD 15 0,25
Jumlah
Rata-Rata

Lampiran 2. Surat Pengantar Izin Penelitian

61
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian

62

Anda mungkin juga menyukai