Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN MAGANG/ KULIAH KERJA PROFESI

MANAJEMEN USAHATANI KUBIS/BUNGA KOL (Brassicia Oleracea L) DI


KELOMPOK TANI PERAWAWA DI KELURAHAN BATAKTE KECAMATAN
KUPANG BARAT KABUPATEN KUPANG

Oleh :

GILBERT H. LUBALU

NIM. 1804020023

KEMENTERIAN PENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

KUPANG

2021
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG
MANAJEMEN USAHATANI KUBIS/BUNGA KOL (Brassicia Oleracea L) DI
KELOMPOK TANI PERAWAWA DI KELURAHAN BATAKTE KECAMATAN
KUPANG BARAT KABUPATEN KUPANG

OLEH:

GILBERT HENDRIK LUBALU

1804020023

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada Pendidikan Strata Satu Fakultas Pertanian

Universitas Nusa Cendana

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

KUPANG

2021
LAPORAN MAGANG

Oleh:

GILBERT HENDRIK LUBALU

NIM.1804020023

Diterima dan disetujui

Tanggal:..................................

Ketua TPMJ Agribisnis, Dosen Pembimbing Utama,

Dr. Ir. L.R. Levis, M.Rur,Mnt Yacobus C.W. Siubelan, SP.,M.Si


NIP.19600501 198903 1 001
NIP

Pembimbing Lapangan Ketua Prodi Agribisnis

Drs. Ignatius Sinu, MA Ir. Lika Bernadina,Sc.Agr


NIP. 19580823 198803 1 002 NIP. 19620223 198601 2 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
bimbingan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan Laporan magang yang
berjudul” MANAJEMEN USAHATANI KUBIS/BUNGA KOL (Brassicia Oleracea L) DI
KELOMPOK TANI PERAWAWA DI KELURAHAN BATAKTE KECAMATAN
KUPANG BARAT KABUPATEN KUPANG” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan magang ini banyak pihak
yang telah membantu. Karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Damianus Adar, M. Ec selaku Dekan Fakultas Pertanian


2. Ibu Ir. Lika Bernadina, M. Sc. Agr. Sebagai ketua Jurusan Agribisnis yang telah
membantu penulis dalam melancarkan penyelesaian laporan ini.
3. Bapak Dr.Ir. L.R.Levis,M.Rur,Mntsebagai ketua panitia dalam pelaksanaan magang
yang telah membantu dan membimbing penulis menyelesaikan laporan ini.
4. Bapak Yacobus C.W. Siubelan, SP.,M.Si yang telah membimbing penulis dalam
penyelesaian laporan ini.
5. Bapak Drs. Ignatius Sinu, MAyang telah meluangkan waktu untuk mengantar peserta
ke lokasi magang.
6. Bapak Drs. Ignatius Sinu, MA selaku pembimbing lapangan dalam kegiatan magang
yang telah bersedia menerima dan membimbing peserta magang dan melakukan
praktek kerja lapangan.
7. Para petani di Kebun Organik Ignatius Sinu yang juga turut membantu membimbing
dalam kegiatan praktek
8. Teman-teman angkatan 2018 yang bersama penulis melakukan kegiatan magang yaitu
Irfan, Berto, Beny, Eza, Erna, Cristin, Enjel, Desta yang telah memberikan dukungan
kepada penulis.
9. Orang tua dan saudara/i yang telah memberikan dukungan moral spiritual, maupun
material.
Saya menyadari bahwa penulisan laporan magang ini, masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat saya harapkandari
para pembaca sekalian. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
yang memerlukannya.

Kupang, Oktober 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang

Pengembangan produk hortikultura merupakan salah satu aspek pengembangan


pertanian. Tanaman yang termasuk dalam tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran,
buah-buahan,tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Fungsi tanaman hortikultura selain
sebagai penghasil bahan pangan tetapi juga memiliki fungsi yang lai. Secara sederhana
fungsi lain tersebut dapat dibagi menjadi empat, yaitu sebagai fungsi penyedia pangan,
fungsi ekonomi, fungsi kesehatan dan fungsi sosial budaya. Salah satu produk tanaman
hortikuktura yang dikembangkan dan diharapakan dapat mendukung sektor pertanian
sebagai sektor penyokong perekonomian adalah tanaman sayur-sayuran (Bahar, 2012).
Kubis adalah salah satu tanaman hortikuktura jenis sayuran subtropik. Komoditi ini
yang banyak dijadikan sebagai komoditi oleh petani untuk meningkatkan pendapatan.
Dalam budidaya, kubis adalah komoditi semusim dan secara biologi tumbuhan ini adalah
dwimusim (biennail) dan memerlukan vernalisasi untuk pembungaan (Sunarjono,
2013).Kubis mempunyai arti ekonomi yang penting sebagai sumber pendapatan petani
dan sumber gizi (vitamin A dan C) bagi masyarakat. Jika rata-rata pemilikan lahan petani
0,4 hektar, maka ada sekitar 165.000 petani terlibat dalam usahatani kubis, belum
termasuk petani kubis-kubisan lainnya. Oleh karena itu supaya upaya untuk
meningkatkan produksi kubis dan kubis-kubisan lainnya perlu dilakukan (Sastrosiswojo
dkk., 2005)
Dalam meningkatan hasil produktivitas usahatani sayur kubis perlu dilakukan yang
namanya manajemen usahatani. Menurut Butar, (2015: 6) keberhasilan suatu usahatani
sangat ditentukan oleh bagaimana manajemen yang dijalankan dalam usaha tersebut.
Bagaimana pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan modal yang dimiliki
menjadi efektif dan efisien.Manajemen adalah keterampilan untuk memperoleh hasil
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan
orang-orang lain di dalam organisasi. Siagian mengatakan bahwa manajemen adalah seni
memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.
(Suhendra.K, 2008: 6-7).
Kelompok tani Perawawa merupakan salah satu kelompok tani yang ada di kelurahan
Batakte Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang dan terdiri dari 23 anggota
kelompok tani. Kelompok tani berdiri pada tanggal 23 Mei 2018 dan memiliki
permasalahan dalam hal manajemen usahatani yaitu perencanaan dalam melakukan
usahatani sayur kubis yang disusun berdasarkan pengalaman dan faktor-faktor tetap yang
menentukan modal, tenaga, tanah dan iklim. Oleh sebab itu, kemampuan manajemen
usahatani kelompok tani perlu didorong dan dikembangkan mulai dari perencanaan,
proses produksi, pemanfaatan potensi pasar, serta pemupukan
modal/investasi.Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas tentang
“Manajemen Usahatani Kubis/Bunga Kol (Brassicia Oleracea L) Di Kelompok Tani
Perawawa Di Kelurahan Batakte Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang”.

.2 Tujuan Magang

.2.1 Tujuan Umum Kegiatan Magang

1. Mengembangkan wawasan dan pengalaman mahasiswa/mahasiswi dalam


melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yangdimiliki.
2. Melatih mahasiswa di lapang untuk aspek pertanian, perkebunan atau
manajemen lingkungan yang tidak tercakup dalam prosesperkuliahan;
3. Memberi kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja sektor
pertanian yang relevan dengan profesi yang akan diembannya dimasyarakat;
4. Memberikan pengalaman bekerja mahasiswa di lingkungan profesional
atauagribisnis;
5. Memberikan keterampilan tambahan yang berguna untuk bekerja di masadepan;
6. Mengenal secara langsung kondisi, organisasi, dan kegiatan utama dari
perusahaan atau lembaga pertanian dan berperan serta di dalamnya;
7. Mengembangkan sikap mental mahasiswa yang berorientasi dunia kerja
(menumbuhkan rasa percaya diri, tangguh, dinamis, disiplin, bertanggung jawab,
dan mampu bermasyarakat); dan
8. Mengenali permasalahan yang dijumpai di lapangan yang mungkin dapat
dipergunakan sebagai bahan penelitian untukskripsi.
.2.2 Tujuan Khusus Kegiatan Magang
Adapun tujuan khusus dari kegiatan magang ini yaitu untuk mengetahui tentang
Manajemen Usahatani Kubis/Bunga Kol (Brassicia Oleracea L) di Kelompok Tani
Perawawa Di Kelurahan Batakte Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang.

.3 Manfaat Magang
Manfaat yang ingin dicapai pada kegiatan magang ini adalah :
1. Mahasiswa mendapat keterampilan tambahan yang berguna untuk bekerja di
masadepan.
2. Meningkatkan kemampuan dan sosialisasi lingkungan kerja.
3. Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan tentang Manajemen
Usahatani Kubis/Bunga Kol (Brassicia Oleracea L) di Kelompok Tani Perawawa
Di Kelurahan Batakte Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

.1 Manajemen Usaha Tani

Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada
keseragaman. Berbagai istilah digunakan, seperti ketatalaksanaan, manajemen, management
dan pengurusan. Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, dalam tulisan ini kita
pakai istilah aslinya yaitu manajemen. Bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan
ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung 3 pengertian, yaitu yang pertama
manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen dan ketiga manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai
suatu ilmu (Manullang, 2008: 3).

Manajemen adalah keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian


tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan orang-orang lain di dalam
organisasi. Siagian mengatakan bahwa manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain. (Suhendra.K, 2008: 6-7).

Manajemen sebagai proses, karena dalam manajemen terdapat adanya kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan, misalnya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Kegiatan-kegiatan itu satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan atau dengan kata
lain saling terkait (terpadu), sehingga akan membentuk suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Oleh karena itu manajemen disebut sebagai sistem (Wiludjeng, 2007: 3). Fungsi-
fungsi manajemen agribisnis tersebut diuraikan sebagai berikut: (1) Perencanaan; Menurut
Wiludjeng, (2007: 57) awal dari proses manajemen adalah perencanaan yang merupakan
penetapan tujuan dan bagaiamana cara mencapai tujuan itu. Terdapat beberapa jenis rencana
yang dapat dibuat oleh suatu organisasi. (2) Pengorganisasian; adalah tahap berikutnya
setelah planning. Untuk itu, manajer perlu memperhatikan konsep-konsep organisasi, bentuk
organisasi, serta wewenang-wewenang yang dapat didelegasikan atau tidak. Proses
pengorganisasian adalah proses pengaturan anggota organisasi dan sumberdaya lainnya untuk
bekerjasama mencapai tujuan organisasi. Dalam pengorganisasian, harus diperhatikan adanya
keterbatasan jumlah orang yang dapat dikelola secara langsung oleh seorang atasan, yang
disebut span of management. Lebar atau sempitnya span of management dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain pengalaman dan kemampuan manajer dan bawahannya, tingkat
interaksi yang diperlukan, dan lain-lain (Wiludjeng, 2007: 116). (3) Pelaksanaan; fungsi
pelaksanaan sering kali dibagi menjadi pemimpinan, pengarahan, dan koordinasi. Bahkan
fungsi pelaksanaan sering terpisah dengan ketiga fungsi tersebut. Fungsi pelaksanaan
terhadap usahatani adalah melaksanakan atau mengimplementasikan kegiatan yang telah
dirumuskan pada proses perencanaan (Fajrin, 2014: 8), (4) Evaluating/monitoring; Aspek
evaluasi merupakan proses yang teratur dan sistematis dengan membandingkan hasil yang
dengan tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan kemudian dibuat suatu kesimpulan dan
penyusunan saran pada setiap tahap dari pelaksanaan suatu program. Hasil evaluasi yang
dilakukan tersebut akan lebih memudahkan bagi petani untuk membuat perencanaan
usahatani berikutnya dengan lebih baik.

Menurut Butar, (2015: 6) keberhasilan suatu usahatani sangat ditentukan oleh bagaimana
manajemen yang dijalankan dalam usaha tersebut. Bagaimana pengelolaan sumberdaya alam,
sumberdaya manusia dan modal yang dimiliki menjadi efektif dan efisien. Beberapa hal yang
membedakan manajemen usahatani dengan manajemen usaha yang lain antar lain adalah:
a. Keanekaragaman jenis tanaman yang sangat besar dalam sektor pertanian
b. Besarnya jumlah petani
c. Keanekaragaman skala usaha di bidang pertanian
d. Kecenderungan berorientasi keluarga dan masyarakat sekitar saja
e. Usahatani sangat berkaitan dengan gejala alam
f. Karakteristik produk pertanian yang musiman, mudah rusak dan tidak tahan lama
g. Produk pertanian selalu dibutuhkan sebagai bahan pangan masyarakat yang harus
selalu cukup tersedia

Hal–hal tersebut di atas menjadikan manajemen usahatani memerlukan penanganan yang


berbeda dibandingkan dengan penanganan usaha lain di luar sektor pertanian. Modernisasi
dan restrukturisasi produksi tanaman pangan yang berwawasan agribisnis dan berorientasi
pasar memerlukan kemampuan manajemen usaha yang profesional. Oleh sebab itu,
kemampuan manajemen usahatani kelompok tani perlu didorong dan dikembangkan mulai
dari perencanaan, proses produksi, pemanfaatan potensi pasar, serta pemupukan
modal/investasi.
.2 Tanaman Kubis

Menurut Rukmana(1994), klasifikasi tanaman kubis adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Klasis : Dicotyledoneae
Ordo : Papavorales
Familia : Crusiferae
Genus : Brassicia
Spesies : Brassicia oleracea var. Capita L.

Kubis merupakan tanaman yang tumbuh semusim (annual), artinya tumbuh vegetatif dan
generaif pada musim yang sama. Tanaman kubis memilliki jenis yang cukup banyak,
tetapi hanya kubis krop dan kubis bunga yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia.
Khusus untuk kubis krop dikenal 3 forma atau sub-varietas, yaitu kubis-putih (B.
Oleraceae L var.capitata forma alba DC) yang kropnya berwarna putih dan kubis-merah
(B. Oleraceae L. Var capitata forma rubra L) warna kropnya merah-keunguan serta kubis
Savoy (B. Oleraceae L. Var. Sabauda L.) berdauan keriting atau disebut keriting
(Rukmana, 1994).

.3 Kelompok Tani

Kelompoktani adalah kelembagaan petanian atau peternak yang dibentuk atas dasar
kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi dan sumberdaya) dan
keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya serta
ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk petani yang saling mengenal, akrab, saling
percaya, mempunyai kepentingan dalam berusahatani, kesamaan baik dalam hal tradisi,
pemukiman, maupun hamparan lahan usahatani (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012).
Kelompok tani merupakan sebuah lembaga yang menyatukan para petani secara horizontal
dan dapat dibentuk beberapa unit dalam satu desa, bisa berdasarkan komoditas, areal tanam
pertanian dan gender (Syahyuti, 2007). Dengan demikian, untuk mengetahui gerak
pembangunan pertanian perlu perhatian terhadap kelompok tani yang ada di desa (Hariadi,
2011). Kelompok tani didefinisikan sebagai sebuah kelembagaan di tingkat petani yang
dibentuk untuk mengorganisasikan para petani dalam menjalankan usahataninya (Hermanto
dan Swastika, 2011)

Kelompok tani pada hakikatnya adalah untuk menggerakkan sumber daya manusia
petani. Pembinaan kelompok tani berperan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan petani (Thomas, 2008). Kelompok tani akanmembantu petani yang tergabung
dalam keanggotaan untuk memfasilitasi segala kebutuhan mulai dari pembelian sarana
produksi sampai penangananpascapanen dan pemasarannya (Hariadi, 2011). Kelompok tani
juga menjadi titik penting untuk menjalankan dan menterjemahkan konsep hak petani ke
dalam kebijakan, strategi, dan program yang layak dalam satu kesatuan utuh dan
pengembangan ke dalam langkah operasional (Djiwandi, 1994). Kelompok tani memiliki tiga
fungsi utama yaitu sebagai unit belajar, unit kerjasama, dan unit produksi. Apabila ketiga unit
tersebut sudah berjalan, maka diarahkan untuk menjadi unit kelompok usaha. Keberhasilan
kelompok tani menjalani fungsi – fungsi tersebut tidak lepas dari pengaruh kerja keras
anggota dalam kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama
(Dinas Pertanian, 1997).
BAB III

METODE MAGANG

.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Pelaksanaan magang dilaksanakan di Kebun Organik Bapak Drs. Ignatius Sinu, M.A di
Kelurahan Batakte Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang. Kegiatan ini berlangsung
tanggal 24 Juli 2021 sampai 24 Agustus 2021.

.2 Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan segala informasi atau data sebagai penentuan
dalam kegiatan magang ini adalah
1. Metode partisipatif langsung
Merupakan metode yang dilakukan oleh peserta magang dengan terlibat langsung
dalam kegiatan usahatani kubis/bunga kol.
2. Metode observasi dan dokumentasi
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara mengamati langsung dilapangan
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan judul laporan magang serta melakukan
pengumpulan dokumentasi berupa foto dan rekaman.
3. Metode studi kepustakaan
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara mencari informasi yang
berhubungan dengan penulisan laporan magang dari berbagai sumber seperti
buku, jurnal dan internet.
4. Metode wawancara
Merupakan metode yang dilakukan untuk melengkapi dan memperbanyak
informasi yang bersumber dari narasumber yang terkait dengan judul laporan
magang.
5. Pengumpulan data
Pengumpulan data magang meliputi :
a. Pengumpulan data primer
Data primer dapat diperoleh dari pengamatan langsung, diskusi dan
wawancara langsung dengan para petani.
b. Pengumpulan data sekunder
Data dapat diperoleh dari literatur-literatur yang memuat tentang kegiatan
magang yang dilakukan.
BAB IV

GAMBARAN UMUM

.1 Gambaran Umum Kebun Organik Ignatius Sinu


Letak lokasi Kebun Organik Ignatius Sinu berada di Kelurahan Batakte, Kecamatan
Kupang Barat, Kabupaten Kupang.Luas wilayah secara keseluruhan adalah seluas 12 Ha
sedangkan luas wilayah yang digunakan untuk lahan pertanian adalah seluas : 4600 m².
Adapun batas-batas wilayah perkebunan organik Ignatius Sinu :
a. Bagian timur : berbatasan dengan hutan.
b. Bagian barat : berbatasan dengan rumah penduduk.
c. Bagian utara : berbatasan dengan hutan.
d. Bagian selatan : berbatasan dengan jalan.

.2 Profil Kebun Organik Ignatius Sinu

.2.1 Sejarah

Usahatani yang dijalankan pada kebun organik Ignatius Sinu merupakan usahatani
organik yang dijalankan dengan sistem pertanian semi organik . Lokasi kebun organik
Ignatius Sinu terletak di Kelurahan Batakte Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang.
Pertanian semi organik yang ada pada kebun organik adalah pertanian yang tanamannya
lebih banyak menggunakan pupuk dan pestisida dari bahan organik dibandingkan
penggunaan pupuk dan pestisida berbahan kimia. Kebun organik Ignatius Sinu berdiri pada
tahun 2016 dan mulai fokus pada pengembangan pertanian organik pada tahun 2021.
Pada kebun organik Ignatius Sinu, lahan yang diusahakan berukuran 4600 m². Jenis
usahatani organik yang dijalankan meliputi :
a. Sektor pertanian yang diusahakan meliputi tanaman pangan dan jenis sayuran.
Jenis tanaman pangan yang diusahakan meliputi padi dan jagung, sayuran yang
diusahakan terdiri dari berbagai tanaman dengan jenis sayuran yang diusahakan
seperti (kangkung, sawi, bayam, tomat, bunga kol, kubis, kacang panjang, terong
dan mentimun), namun jenis sayuran yang diusahakan disesuaikan dengan musim.
b. Sektor peternakan yang diusahakan meliputi babi dan ayam potong.
Untuk air yang digunakan pada kebun organik Ignatius Sinu ialah menggunakan sumur
dengan bantuan penyiraman menggunakan pipa dan selang dengan bantuan motor air dan
dinamo. Untuk makanan yang diberikan pada ternak ayam dan babi adalah berasal dari
makanan toko. Pada kebun organik Ignatius Sinu terdapat 4 orang petani dalam skala
keluarga yang mengolah lahan tersebut.

.2.2 Visi dan Misi


Adapun visi dan misi dari kebun organik Ignatius Sinu :
A. Visi
Menciptakan produk pertanian yang sehat dan bergizi serta menjadi panutan bagi para
petani di Kelurahan Batakte.
B. Misi
 Memperkenalkan dan mengkonsumsi sayur organik bebas pestisida
 Menjadi kawasan percontohan wilayah perkembangan sayur organik yang sehat
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

.1 Hasil Kegiatan

Berikut ini merupakan hasil kegiatan yang dilaksanakan selama praktek kerja
lapangan terhadap usahatani bunga kol di kebun organik Ignatius Sinu:

1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan yang dilakukan meliputi:
a. Pembersihan lahan
Pembersihan lahan yang dilakukan yaitu pembersihan gulma dan sisa-sisa jerami
di atas lahan yang sebelumnya sudah dibajak agar bisa diolah untuk penanaman
bunga kol.

Gambar 1. Pembersihan lahan untuk penanaman bunga kol


b. Pembuatan lubang tanam
Sebelum melakukan pembuatan lubang tanam kami menentukan jarak tanam
antara setiap lubang tanam dengan jarak tanam 50 x 50 cm dan jarak setiap baris
tanam 1 m, kemudian dengan bantuan tali nilon sebagai penanda kami membuat
lubang tanam menggunakan pacul dengan kedalaman 10-15 cm.
Gambar 2. Pembuatan lubang tanam bunga kol

2. Persemaian benih
Persemaian benih merupakan periode awal sebelum dipindahkan pada lubang tanam.
Persemaian sebelumnya sudah dilakukan oleh petani di kebun organik Ignatius Sinu dan
sudah memasuki umur 2 minggu. Persemaian biasanya dilakukan dengan cara pemilihan
benih yang unggul, sehingga proses perkecambahan dapat cepat dan baik. Persemaian
dilakukan pada bedengan dengan ukuran 10 x 1 m. Sebelum disemaikan, bedengan
disiram dengan air hingga jenuh. Setelah itu dibuat larikan lalu benih bunga kol
ditaburkan di atas larikan tersebut. Kemudian disiram menggunakan alat siram yang
dibuat dari ember bekas yang telah di lubangi bagian bawahnya.

Gambar 3. Bibit bunga kol yang sudah memasuki umur 2 minggu


3. Penanaman
Penanaman bunga kol dilakukan pada saat bibit telah memasuki usia tanam yaitu pada
saat bunga kol berumur 21 hari setelah semai (HSS). Tahap selanjutnya adalah
pemindahan bibit ke lubang tanam. Pemindahan bibit dilakukan dengan cara bibit dicabut
dari media persemaian dengan berhati-hati sehingga akar bibit tidak putus dan rusak,
kemudian bibit ditanam pada lubang tanam yang telah dipersiapkan. Pemindahan bibit
bunga kol dilakukan pada sore hari agar ketika bibit ditanam tidak banyak kehilangan air
(layu). Proses pemindahan dilakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak patah.

Gambar 4. Pencabutan dan penanaman bibit bunga kol pada lubang tanam
4. Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan setelah lubang tanam telah siap. Pupuk dasar yang digunakan
yaitu pupuk dari sekam padi. Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur secara merata
pada lubang tanam.

Gambar 5. Pemupukan dasar menggunakan sekam padi

5. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain :
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan selama pertumbuhan tanaman sesuai dengan kebutuhan.
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan menggunakan alat
bantu manual seperti ember dan alat siram dari jerigen yang telah dilubangi. Cara
penyiraman dilakukan secara menyeluruh pada setiap lubang tanam.

Gambar 6. Penyiraman tanaman bunga kol


b. Penyulaman
Penyulaman tanaman dilakukan pada usia satu minggu setelah tanam dengan
tujuan pertumbuhan tanaman menjadi seragam, serta meminimalisir kerugian,
penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau terkena serangan hama dan
penyakit, digantikan dengan tanaman yang sehat. Ciri-ciri bunga kol yang dipakai
untuk menggantikan tanaman yang mati yaitu umur sama, segar, tidak terserang
hama dan penyakit.
Gambar 7. Penyulaman tanaman bunga kol

5.2 Pembahasan

5.2.1 Manajemen Usahatani Kubis di Kelompok Tani Perawawa

5.2.2 Perencanaan ( planning)

Perencanaan merupakan kegiatan apa, dimana, dan siapa yang ikut di dalam proses
tersebut. Dengan demikian perencanaa adalah persoalan untuk memutuskan suatu dari
berbagai pilihan setelah mempertimbangkan untung rugi yang diperoleh dengan melihat
berbagai peluang yang ada (Firdaus, 2009). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
Kegiatan perencanaan di Kelompok Tani Perawawa:

 Persiapan Lahan
Budidaya kol bunga yang dilakukan dikelompok tani Perawawa pada saat Magang,
dilaksanakan menggunakan lahan seluas 46 are. Kegiatan membersihkan lahan
yang dilakukan dikelompok tani Perawawa adalah dengan menggunakan parang
dan cangkul yang sebelumya sudah digarap/dibajak menggunakan traktor, lalu
dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanam.
 Persemaian
Persemaian yang dilakukan dikelompok tani Perawawa yaitu dengan membuat
bedeng yang membuat goresan diatas permukaan bedengan memotong bidang
panjang bedengan sedalam 1cm, kemudian ditaburi benih kedalam goresan tanah
tersebut, dan selanjutnya benih dalam goresan tanah itu ditutup dengan tanah
kemudian disirami dengan air.
 Penanaman
Bibit Kol Bunga di pindahkan ke lubang tanam setelah berumur 21-25 hari di
persemaian atau bila jumlah daun dari bibit telah mencapai 5-6 helai. Pemindahan
bibit dari tempat persemaian ke lubang tanam dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut: 1) Bedeng persemaian disiram dengan tujuan melembutkan tanah disekitar
daerah perakaran sehingga akar tidak putus saat pencabutan bibit; 2) Pada lubang
tanam juga disiram air guna melembutkan tanah dan untuk mengurangi penguapan
pada saat tanaman baru dipindahkan; 3) Pencabautan bibit dari bedeng persemaian
dilakukan dengan cara mencungkil bibit beserta dengan tanah untuk menghindari
putus akar yang dapat menyebabkan stres pada tanaman; 4) Bibit yang telah
dicabut langung bawa ke lubang tanam unuk ditanam.
 Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan di Kelompok Tani Perawawa yaitu ketika tanaman
berumur 7 hari setelah tanam dengan menggunakan pupuk urea yang sudah
dicampurkan dengan air. Setelah tanaman berumur 14 hari maka dilakukan
pemupukan susulan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea dan NPK kedua
pupuk dicampur menjadi 1 lalu didberikan pada tanaman.
 Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan di Kelompok Tani Perawawa yaitu dengan
Penyiraman dan Pengendalian Hama.
 Penyiraman
Kol Bunga mempunyai sistem perakaran yang dangkal sehingga perlu
penyiram yang rutin, terutama dimusim kemarau. Hal ini dilakukan agar
menjaga tanah tidak kering ata kekurangan air.
 Pengendalian Hama
Hama yang menyerang tanaman kol bunga yaitu ulat daun dimana ulat ini
suka menyerang tanaman. Akibatnya, daun muda atau pucuk tanaman
berlubang-lubang. Tindakan pencegahan dilakukan dengan penyemprotan
obat pestisida.
 Panen
Pemanenan yang dilakukan di Kelompok Tani Perawawa dilakukan pada sore hari
dengan tujuan agar mengurangi penguapan sehingga hasil panen tidak mengalami
layu. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong batang dengan menyertakan 4-
5 helai daun agar menutupi kol bunga untuk bisa menambah nilai produksi.
Pemanenan menggunakan alat bantu berupa parang dan pisau yang tajam,
pemanenan dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengenai bunga tersebut.
 Pemasaran
Proses pemasaran yang dilakukan di kelompok tani Perawawa yaitu lansung
menghubungi Pembeli ke tempat prokduksi.

5.2.3 Aspek Organisasi (organizing)

Pengorganisasian adalah penentuan tentang tugas-tugas atau pekerjaan, termasuk


penentuan. Orang yang melaksanakan pekerjaan, alat-alat yang di pakai, serta fasilitasnya.
Untuk menjalankan fungsi pengorganisasian, perlu adanya pembagian tugas disesuaikan
dengan berbagai macam maupun sifat tugasnya sehungga dapat diperoleh petugas-petugas
yang bekerja di lapangan (Firdaus 2009).

Pengorganisasian diperlukan untuk menjalankan perencanaan yang telah ditetapkan


untuk mencapai suatu tujuan. Pengorganisasian yang terdapat di kelompok tani Perawawa
yaitu Penyuluh Pertanian Lapangan sendiri yang mempunyai tugas yaitu melakukan
pengontrolan dan juga mengawasi proses kegiatan yang dilakukan di Kelompok Tani
Perawawa.

5.2.4 Aspek Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan adalah melaksanakan apa yang sudah direncanakan untuk mencapai


tujuan. Untuk melaksanakan fungsi manajemen tersebut, diperlukan sumberdaya atau sasaran
pendukung (Firdaus, 2009).

Kegiatan dilakanakan atau diesuaikan dengan perencanaan yang telah direncanakan.


Pelaksanaan yang dilakukan di Kelompok Tani Perawawa :

1. Persiapan lahan
2. Persemaian
3. Penanaman
4. Pemupukan
5. Pemeliharaan
6. Panen
7. Pemasaran

5.2.5 Aspek Pengawasan (Controling)

Pengawasan merupakan proes dalam menetapkan ukuran kinerja dalam mengambil


tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran
yang telah ditetapkan. Aspek pengawasan yang dilakukan di Kelompok Tani Perawawa.
Penyuluh Pertanian Lapangan yang memantau kinerja pengawasan yang dilakukan tidak
menentu tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Cara pegawasan yaitu Penyuluh Pertanian
Lapangan langsung turun ke lahan.

5.2.6 Aspek Evaluasi (Evalution)

Evaluasi merupakan fungsi terakhir yang harus dilakukan dalam manajemen, karena
dengan evaluasi dapat mengetahui hasil yang telah dicapai. Dalam hal ini berarti evaluasi
akan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA

Bahar, Y.H. 2012. Pendapatan Petani Dalam Budidaya Kubis Di Kabupaten Brebes. Jurnal
Penyuluhan Pertanian 11 (1) : 1-14.

ButarButar. Tuti Lestari. 2015. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan and Universitas
Jenderal Sudirman. Tugas Terstruktur Dasar Manajemen Usahatani
(Farming Management) Padi.

Sastrosiswojo, Sudarwohadi,. Tinny S. Uhan,. Rachmat Sutarya. 2005. Penerapan Teknologi


PHT pada Tanaman Kubis. Balai Penelitian Tanaman Sayuran;
Monografi No. 21. Bandung

Sunarjono, H. 2013. Pedoman Bertanam Kubis. CV. Nuansa Aulia. Bandung.

Suhendra,K. 2008. Manajemen dan Organisai dalam Realita Hidup: Penerbit CV. Mancar
Maju: Bandung

Anda mungkin juga menyukai