JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENELITIAN
Disusulkan oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
PENGESAHAN PKM-PENELITIAN
b. NIM : 185040200111143
c. Jurusan : Pertanian
089655073269
f. Email : Aryabasudewa71@gmail.com
5. Dosen Pendamping
b. NIP : 197806032005011019
b. Sumber lain :
Menyetujui,
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
DAFTAR TABEL................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vi
BAB 3 PEMBAHASAN…………............................................................................ 3
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara yang agraris, dan merupakan sektor yang sampai saat ini masih
memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Sektor
pertanian secara luas terdiri dari beberapa subsektor, seperti pangan, holtikultura, perkebunan,
peternakan, dan perikanan. Salah satu subsektor pertanian yang memiliki pengaruh besar bagi
perekonomian Indonesia adalah holtikultura. Komoditi yang mulai diminati petani beberapa
tahun terakhir ini adalah sayuran eksklusif jepang. Salah satu jenis sayuran eklusif jepang adalah
Zuchini (Cucurbita pepo L.) (Decy, 2011).
Labu Zuchini (Cucurbita pepo L.) atau di pasaran dunia disebut “Summer Squash” merupakan
salah satu jenis sayuran eksklusif baru. Keberadaannya, selain menambah perbendaharaan
produksi pertanian Indonesia, juga memberikan nuansa dan gairah baru pada persaingan bisnis
sayuran eksklusif. Petani yang menanam Labu Zuchini (Cucurbita pepo L.) sampai saat ini
belum begitu banyak, hanya di daerah pertanian tertentu saja. Di Jawa Barat misalnya, baru
daerah Cikole Lembang, Cipanas, dan Cianjur. Itu pun penanamannya hanya sebagai tanaman
pendamping atau tumpang sari (Faqih dkk: 2014).
Teknologi sonic bloom merupakan teknologi terobosan yang ditujukan untuk membuat tanaman
tumbuh lebih baik. Sonic bloom memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi yang berfungsi
memacu membukanya mulut daun (stomata) yang dipadu dengan pemberian nutrisi (Mulyadi,
2005). Getaran bunyi dapat mempengaruhi pembukaan stomata daun menjadi lebih lebar
(Kadarisman dkk, 2011), sehingga dapat menyerap air dan CO2 lebih banyak dan
mengoptimalkan proses fotosintesis, sehingga pertumbuhan dan produktivitas tanaman dapat
ditingkatkan secara optimal.
1.3.2 Mengetahui Alasan Mengapa Singkong dipilih sebagai Bahan Baku pembuatan
Bioethanol.
TINJAUAN PUSTAKA
Zuchini (Cucurbita pepo L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga
Cucurbitaceae. Tanaman ini di Eropa dikenal dengan nama Squash. Tanaman zuchini pada
awalnya dibudidayakan di wilayah selatan meksiko hingga ke barat daya Amerika Serikat sekitar
8.000 SM, kemudian dikembangkan di negara-negara beriklim sub tropis. Sayuran ini relatif
baru dikenal di Indonesia pada paruh ke-20 dan mulai masuk ke sentra-sentra pertanian dataran
tinggi. Adapun klasifikasi tanaman Zuchini (Cucurbita pepo L.) menurut Yamaguchi (2000)
dalam Falah (2014) adalah sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucurbita
Labu Zuchini (Cucurbita pepo L.) dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah yang
memiliki suhu minimal 180C – 240C dengan kelembaban udara 60%-90%, tanaman ini cocok
ditanam pada lahan terbuka maupun green house. Di Indonesia, tanaman ini umumnya tumbuh
subur pada dataran menengah dan tinggi atau mulai dari ketinggian 600 meter sampai 1.200
meter dari permukaan laut (dpl). Sentra pertanian dataran tinggi umumnya memiliki jenis tanah
andosol. Jenis tanah andosol paling baik untuk tanaman Labu Zuchini (Cucurbita pepo L.)
asalkan kondisi tanahnya subur, gembur, aerasi dan drainasenya baik. Selain itu, harus banyak
mengandung bahan organik, dan memiliki pH normal antara 5,5 – 6,8. Karakteristik tanah
andosol ditandai dengan lapisan tanah bagian dalam cukup tebal antara 1-2 meter berwarna
hitam kelabu sampai coklat tua (Faqih dkk, 2014).
2.3 Teknologi Gelombang Suara (Sonic Bloom)
Teknologi Sonic Bloom merupakan teknologi terobosan yang ditunjukan untuk membuat
tanaman tumbuh lebih baik. Sonic Bloom memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi yang
berfungsi memacu membukanya mulut daun (stomata) yang dipadu dengan nutrisi organik
(Iriani, dkk, 2005: 7-11). Dengan menggunakan Sonic Bloom dapat mempercepat panen tiba dan
memperpanjang rentang masa panen. Tidak semua frekuensi bunyi dapat digunakan untuk
men-drive stomata agar terbuka. Hanya frekuensi tertentu saja yang dapat mempengaruhi
pembukaan stomata daun. Oleh karena itu dalam penerapannya pada teknologi gelombang
suara (sonic bloom), suara alamiah yang akan direkam perlu dianalisis terlebih dahulu.
Disamping itu perlu juga dilakukan sintesis bunyi untuk mendapatkan suara dengan
frekuensi dan warna bunyi yang bersih dari noiseo (Kadarisman, 2011).
Musik gamelan adalah musik gamelan yang difungsikan untuk meningkatkan kondisi non
musikal tertentu. Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon,
gambang, gendang, dan gong.Istilah gamelan merujuk pada instrumennya yang mana merupakan
satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari
bahasa Jawa gamel yang berarti memukul/ menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata
benda (Salim, 2005). Musik gamelan Jawa memiliki pengaruh terhadap pendengarnya. Musik
sering menimbulkan reaksi dan respon emosi, dalam kejadian khusus musiknya seperti ketika
terjadi perubahan tempo secara tiba-tiba atau perubahan tema musik (Sloboda, dalam Djohan,
2005). Menurut hasil penelitian yang Susanti, dkk (Tanpa Tahun) jenis music gamelan jawa (Lcr
Kebogiro Penganten - Nartosabdo) pada rentang frekuensi 3000 – 6000 Hz memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produktivitas sawi ketika pemberian
treatmentnya dengan durasi yang berbeda-beda. Pada saat dipanen, sawi yang paling bagus yaitu
tanaman yang diberikan perlakuan musik selama 3 jam dengan berat basah 19,03 gram per 20
tanaman. Dalam penelitian ini menggunakan musik gamelan jawa karya Ki Nartosabdo yang
berjudul Lesung Jumlenggung.
BAB III PEMBAHASAN
Salah satu energi alternatif yang menjanjikan adalah bioetanol. Bioethanol adalah ethanol
yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya menggunakan proses farmentasi. Ethanol
atau ethyl alkohol C2H5OH berupa cairan bening tak berwarna, terurai secara biologis
(biodegradable), toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi udara yg besar bila
bocor.Ethanol yg terbakar menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air.Ethanol adalah bahan
bakar beroktan tinggi dan dapat menggantikan timbal sebagai peningkat nilai oktan dalam
bensin. Dengan mencampur ethanol dengan bensin, akan mengoksigenasi campuran bahan bakar
sehingga dapat terbakar lebih sempurna dan mengurangi emisi gas buang (seperti
karbonmonoksida/CO).
Bioethanol dapat dibuat dari singkong.Singkong (Manihot utilissima) sering juga disebut
sebagai ubi kayu atau ketela pohon, merupakan tanaman yang sangat populer di seluruh dunia,
khususnya di negara-negara tropis.Di Indonesia, singkong memiliki arti ekonomi terpenting
dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain Selain itu kandungan pati dalam singkong
yang tinggi sekitar 25-30% sangat cocok untuk pembuatan energi alternatif.Dengan demikian,
singkong adalah jenis umbi-umbian daerah tropis yang merupakan sumber energi paling murah
sedunia. Potensi singkong di Indonesia cukup besar maka dipilihlah singkong sebagai bahan
baku utama.
Jasad renik yang terisolasi oleh para ilmuwan dari berbagai ragi tape merek-merek dari
tempat-tempat yang berbeda dan pasar-pasar di Indonesia adalah suatu kombinasi Amylomyces
rouxii, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp., Candida utilis, Saccharomycopsis
fibuligera, Sacharomyces cerevisiae, dan beberapa bakteri :Pediococcus sp., Baksil sp (Gandjar
et. al., 1983; Gandjar &Evrard, 2002; Saono et. al., 1974; Saono et. al., 1982; Basuki l985;
Steinkraus, 1996). Peneliti-peneliti di dalam Negara Pilipina, Malaysia, Thailand, Vietnam
menemukan juga jenis yang berasal dari pribumi sama dari jasad renik di dalam inokulum
mereka.
Singkong karet merupakan salah satu jenis singkong pohon yang mengandung senyawa
beracun, yaitu asam sianida (HCN), sehingga tidak diperdagangkan dan kurang dimanfaatkan
oleh masyarakat (Anonim, 2006). Singkong karet (singkong gajah) kurang dimanfaatkan secara
maksimal oleh masyarakat karena beracun, oleh karena itu sangat tepat sekali bila singkong jenis
ini digunakan sebagai bahan baku bioetanol. Penelitian Sriyanti (2003), menunjukkan bahwa dari
tiga varietas singkong yakni varietas randu, mentega dan menthik ternyata kadar gula dan
alkohol tertinggi terdapat pada varietas mentega yakni sebesar 11,8% mg untuk kadar gula, dan
2,94% mg untuk kadar alkohol. Menurut Sugiarti (2007) dalam Setyaningsih (2008), bahwa
kandungan alkohol ubi kayu varietas randu yakni sebesar 51%. Menurut Ludfi (2006) dalam
Setyaningsih (2008), setelah dilakukan pengujian terhadap kadar alkohol pada hasil fermentasi
ampas umbi singkong karet, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar alkohol terendah
adalah 11,70% pada waktu fermentasi 9 hari dan dosis ragi 2 gr. Sedangkan kadar alkohol
tertinggi adalah 41,67% pada waktu fermentasi 15 hari dan dosis ragi 8 gr.
Biaya produksi untuk satu liternya sekitar Rp3.000 jadi kalau dijual Rp4.000 atau
Rp5.000 tetap lebih murah dari premium.
Kupas 125 kg singkong segar, semua jenis dapal dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran
kecil-kecil.
Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16%. Persis singkong yang
dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan
sebagai cadangan bahan baku
Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless si eel berkapasitas 120 liter, lalu
tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100″C selama 0,5
jam. Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental.
Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam langki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah
proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang
akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu 10
liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai
100-juta sel/ml. Sebclum digunakan, Aspergilhis dikuhurkan pada bubur gaplek yang telah
dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan
bekerja mengurai pati
Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk
kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun,
sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17—18%. Itu adalah kadar gula
maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces unluk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi
alkohol. Jika kadar gula lebth tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila
sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum.
Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja
mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob alias tidak membutuhkan
oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28—32″C dan pH 4,5—5,5.
Setelah 2—3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa
endapan protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6
—12% etanol
Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron
untuk menyaring endapan protein.
Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larul,
diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi
absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100″C. Pada suhu ilu, etanol dan air menguap. Uap
keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit
akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dieampur denganbensin.
Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120— 130 lifer bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek.
Sejak tahun 1986 pabrik ethanol BPPT di Lampung mengubah bahanbakunya dari ubi
jalar dan ubi kayu dengan Mollase atau tetes. Di Indonesia pada saat ini ethanol di produksi dari
tetes untuk keperluanbahan farmasi oleh PTPN XI, PG Rajawali II, Molindo Raya Industrial,
IndoLampung Distilerry, Indo Acidatama, Aneka Kimia Nusantara, dll. Pemerintah Indonesia,
telah melakukan antisipasi,Salah satu wujudnya, yaitu terbitnya Instruksi Presiden No. 1 tahun
2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar.
Melaui Inpres itu, Presiden menginstruksikan 13 Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota untuk
mengambil langkah-langkah percepatan dan pemanfaatan biofuel.
Menyusun agenda bersama untuk mendapatkan konsensus terhadap program yang komprehensif
dan terpadu agar supaya memberikan hasil yang konkret dan maksimal, antara lain melalui
penetapan sasaran dan upaya pencapaiannya untuk produksi, distribusi dan pemakaian bio-
ethanol serta penjabaran agenda dan program implementasi yang konkret.
Melakukan inventarisasi dan evaluasi secara rinci berbagai peluang dan tantangan untuk
investasi bio-ethanol, khususnya berbagai insentif yang diperlukan .
Membangun rantai tata niaga bio-ethanol secara bertahap yang difasilitasi oleh Pemerintah .
Menyatukan semua rencana pengembangan bio-ethanol dari berbagai pihak terkait dalam suatu
”Blueprint Pengembangan Bio-fuel” yang dapat dijadikan pegangan bagi para stakeholder.
Diversifikasi Energi
No Uraian Jumlah
1 Biaya Tetap
2 Biaya Habis Pakai
3 Biaya Perjalanan
TOTAL
Duryatmo, Sardi.2013. Bisnis Singkong dari Halaman Rumah. http://einfo.page.tl diakses pada
24 Oktober 2013.
Ranola et al.,. 2009. Enchancing The Viability of Cassava Feedstock for Bioethanol In The
Philipphines. Jurnal ISSAAS. (online) Vol. 15, No. 2:147 -158, (http://www.issaas.org/journal,
diakses pada 23 Oktober 2013).
Tim penyusun. 2010. 100% Bioetanol Ubikayu Untuk Mobil. Sinartani edisi 13-19 Januari 2010,
No.3337 Tahun XL, hal 22.
Yakinudin, Andal. 2010. Bioetanol Singkong Sebagai Sumber Bahan Bakar Terbaharukan dan
Solusi untuk Meningkatkan Penghasilan Petani Singkong. IPB. (online). (http://www.ipb.ac.id,
diakses pada 16 Oktober 2013)
LAMPIRAN
1.Ketua
A.Identitas Diri
Jurusan/Fakultas : Agroekoteknologi/Pertanian
NIM : 1950402071111343
No.HP/Telepon : 087877980428
Email :Aryabasudewa71@gmail.com
Riwayat Organisasi