Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAYURAN ZUCINNI (Cucurbita pepo L.)


MELALUI PERBEDAAN FREKUENSI RANGSANG FISIS GELOMBANG MUSIK
JAWA KLASIK

BIDANG KEGIATAN:

PKM-PENELITIAN

Disusulkan oleh:

Muhammad Arya Basudewa : 195040207111143 : 2019

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
PENGESAHAN PKM-PENELITIAN

1. Judul Kegiatan : Membangun Ekonomi Hijau Bioetanol Sebagai Bahan


Bakar Kendaraan Pengganti Bahan Bakar Minyak

2. Bidang Kegiatan : PKM-P

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Muhammad Arya Basudewa

b. NIM : 185040200111143

c. Jurusan : Pertanian

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Brawijaya Malang

e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : JL.Sumagung II D2 NO 4

089655073269

f. Email : Aryabasudewa71@gmail.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Sujarwo , SP., MP.

b. NIP : 197806032005011019

c. Alamat Rumah dan No Tel./Hp : Perumahan Villa Bukit Tidar Blok C1


nomor 238, Malang / 085235467136

6. Biaya Kegiatan Total

a. Kemristekdikti : Rp. 4.019.000

b. Sumber lain :

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan


Malang, 15 Maret 2019

Dosen Pendamping, Ketua Pelaksana Kegiatan

(Destyana Ellingga Pratiwi, SP., MP., M.Ba)

(Muhammad Arya Basudewa)

NIP. 1987122420150420 NIM. 195040207111143

Menyetujui,

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

(Dr.Ir. Syafrial, MS.)


NIP.195805291983031001

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN ...............................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vi

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................1

BAB 2 LANDASAN TEORI …............................................................................. 2

2.1 Pengertian Bioethanol…………………………........................................... 2

2.2 Manfaat Bioethanol…………………...........................................................2

2.3 Rumus Kimia Bioethanol………………………………................................3

2.4 Sejarah Bioethanol……………………………………………………………..3

2.5 Pengertian Singkong Sebagai Bahan Baku Bioethanol……………………...3

2.6 Sejarah Singkong……………………………………………………………….3

2.7 Kadar Gizi Singkong…………………………………………………………...3

2.8 Pengertian Fermentasi………………………………………………………….3

2.9 Sejarah Fermentasi……………………………………………………………..3

BAB 3 PEMBAHASAN…………............................................................................ 3

3.1 Mengapa Singkong Dijadiin Bahan Baku Bioethanol………...................... 3


3.2 Cara Pembuatan Bioethanol.......................................................................3

3.3 Pengembangan Bioetanol Di Indonesia....................................................... 3

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................. 8

4.1 Anggaran Biaya.........................................................................................8

4.2 Jadwal Kegiatan .......................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................9

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang agraris, dan merupakan sektor yang sampai saat ini masih
memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Sektor
pertanian secara luas terdiri dari beberapa subsektor, seperti pangan, holtikultura, perkebunan,
peternakan, dan perikanan. Salah satu subsektor pertanian yang memiliki pengaruh besar bagi
perekonomian Indonesia adalah holtikultura. Komoditi yang mulai diminati petani beberapa
tahun terakhir ini adalah sayuran eksklusif jepang. Salah satu jenis sayuran eklusif jepang adalah
Zuchini (Cucurbita pepo L.) (Decy, 2011).

Labu Zuchini (Cucurbita pepo L.) atau di pasaran dunia disebut “Summer Squash” merupakan
salah satu jenis sayuran eksklusif baru. Keberadaannya, selain menambah perbendaharaan
produksi pertanian Indonesia, juga memberikan nuansa dan gairah baru pada persaingan bisnis
sayuran eksklusif. Petani yang menanam Labu Zuchini (Cucurbita pepo L.) sampai saat ini
belum begitu banyak, hanya di daerah pertanian tertentu saja. Di Jawa Barat misalnya, baru
daerah Cikole Lembang, Cipanas, dan Cianjur. Itu pun penanamannya hanya sebagai tanaman
pendamping atau tumpang sari (Faqih dkk: 2014).

Teknologi sonic bloom merupakan teknologi terobosan yang ditujukan untuk membuat tanaman
tumbuh lebih baik. Sonic bloom memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi yang berfungsi
memacu membukanya mulut daun (stomata) yang dipadu dengan pemberian nutrisi (Mulyadi,
2005). Getaran bunyi dapat mempengaruhi pembukaan stomata daun menjadi lebih lebar
(Kadarisman dkk, 2011), sehingga dapat menyerap air dan CO2 lebih banyak dan
mengoptimalkan proses fotosintesis, sehingga pertumbuhan dan produktivitas tanaman dapat
ditingkatkan secara optimal.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti merasa perlu melakukan penelitian untuk


mengembangkan suatu teknologiterpadu yang didasarkan pada hasil penelitian intensif tentang
karakteristik gelombang terhadap morfologi dan produktivitas Zuchini (Cucurbita pepo L.).
Penggunaan tanaman Zuchini (Cucurbita pepo L.) dilatarbelakangi bahwa tanaman tersebut
sangat responsive terhadap perubahan lingkunga (Prasetyo, 2014) dan pernyataan Faqih dkk
(2014) Zuchini (Cucurbita pepo L.) dapat tumbuh subur pada daerah yang beriklim tropis dan
kualitasya lebih baik. Adapun jenis musik yang digunakan adalah musik jawa klasik karya Ki
Nartosabdo yang berjudul Lesung Jumlenggung.
Pada Penelitian ini akan dikaji Karakteristik Morfologi dan Produktivitas Sayuran Zuchini
(Cucurbita pepo L.) Melalui Perbedaan Frekuensi Rangsang Fisis Gelombang Musik Jawa
Klasik.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui Bagaimana Pembuatan Bioethanol di Bidang Kimia.

1.3.2 Mengetahui Alasan Mengapa Singkong dipilih sebagai Bahan Baku pembuatan
Bioethanol.

1.3.3 Mengetahui Cara mengembangkan Bioethanol di Indonesia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Zuchini

Zuchini (Cucurbita pepo L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga
Cucurbitaceae. Tanaman ini di Eropa dikenal dengan nama Squash. Tanaman zuchini pada
awalnya dibudidayakan di wilayah selatan meksiko hingga ke barat daya Amerika Serikat sekitar
8.000 SM, kemudian dikembangkan di negara-negara beriklim sub tropis. Sayuran ini relatif
baru dikenal di Indonesia pada paruh ke-20 dan mulai masuk ke sentra-sentra pertanian dataran
tinggi. Adapun klasifikasi tanaman Zuchini (Cucurbita pepo L.) menurut Yamaguchi (2000)
dalam Falah (2014) adalah sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucurbita

Spesies : Cucurbita pepo L

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Zuchini

Labu Zuchini (Cucurbita pepo L.) dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah yang
memiliki suhu minimal 180C – 240C dengan kelembaban udara 60%-90%, tanaman ini cocok
ditanam pada lahan terbuka maupun green house. Di Indonesia, tanaman ini umumnya tumbuh
subur pada dataran menengah dan tinggi atau mulai dari ketinggian 600 meter sampai 1.200
meter dari permukaan laut (dpl). Sentra pertanian dataran tinggi umumnya memiliki jenis tanah
andosol. Jenis tanah andosol paling baik untuk tanaman Labu Zuchini (Cucurbita pepo L.)
asalkan kondisi tanahnya subur, gembur, aerasi dan drainasenya baik. Selain itu, harus banyak
mengandung bahan organik, dan memiliki pH normal antara 5,5 – 6,8. Karakteristik tanah
andosol ditandai dengan lapisan tanah bagian dalam cukup tebal antara 1-2 meter berwarna
hitam kelabu sampai coklat tua (Faqih dkk, 2014).
2.3 Teknologi Gelombang Suara (Sonic Bloom)

Teknologi Sonic Bloom merupakan teknologi terobosan yang ditunjukan untuk membuat
tanaman tumbuh lebih baik. Sonic Bloom memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi yang
berfungsi memacu membukanya mulut daun (stomata) yang dipadu dengan nutrisi organik
(Iriani, dkk, 2005: 7-11). Dengan menggunakan Sonic Bloom dapat mempercepat panen tiba dan
memperpanjang rentang masa panen. Tidak semua frekuensi bunyi dapat digunakan untuk
men-drive stomata agar terbuka. Hanya frekuensi tertentu saja yang dapat mempengaruhi
pembukaan stomata daun. Oleh karena itu dalam penerapannya pada teknologi gelombang
suara (sonic bloom), suara alamiah yang akan direkam perlu dianalisis terlebih dahulu.
Disamping itu perlu juga dilakukan sintesis bunyi untuk mendapatkan suara dengan
frekuensi dan warna bunyi yang bersih dari noiseo (Kadarisman, 2011).

2.4 Musik Jawa (Gamelan)

Musik gamelan adalah musik gamelan yang difungsikan untuk meningkatkan kondisi non
musikal tertentu. Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon,
gambang, gendang, dan gong.Istilah gamelan merujuk pada instrumennya yang mana merupakan
satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari
bahasa Jawa gamel yang berarti memukul/ menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata
benda (Salim, 2005). Musik gamelan Jawa memiliki pengaruh terhadap pendengarnya. Musik
sering menimbulkan reaksi dan respon emosi, dalam kejadian khusus musiknya seperti ketika
terjadi perubahan tempo secara tiba-tiba atau perubahan tema musik (Sloboda, dalam Djohan,
2005). Menurut hasil penelitian yang Susanti, dkk (Tanpa Tahun) jenis music gamelan jawa (Lcr
Kebogiro Penganten - Nartosabdo) pada rentang frekuensi 3000 – 6000 Hz memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produktivitas sawi ketika pemberian
treatmentnya dengan durasi yang berbeda-beda. Pada saat dipanen, sawi yang paling bagus yaitu
tanaman yang diberikan perlakuan musik selama 3 jam dengan berat basah 19,03 gram per 20
tanaman. Dalam penelitian ini menggunakan musik gamelan jawa karya Ki Nartosabdo yang
berjudul Lesung Jumlenggung.
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Mengapa Singkong di Pilih Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioethanol

Salah satu energi alternatif yang menjanjikan adalah bioetanol. Bioethanol adalah ethanol
yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya menggunakan proses farmentasi. Ethanol
atau ethyl alkohol C2H5OH berupa cairan bening tak berwarna, terurai secara biologis
(biodegradable), toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi udara yg besar bila
bocor.Ethanol yg terbakar menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air.Ethanol adalah bahan
bakar beroktan tinggi dan dapat menggantikan timbal sebagai peningkat nilai oktan dalam
bensin. Dengan mencampur ethanol dengan bensin, akan mengoksigenasi campuran bahan bakar
sehingga dapat terbakar lebih sempurna dan mengurangi emisi gas buang (seperti
karbonmonoksida/CO).

Bioethanol dapat dibuat dari singkong.Singkong (Manihot utilissima) sering juga disebut
sebagai ubi kayu atau ketela pohon, merupakan tanaman yang sangat populer di seluruh dunia,
khususnya di negara-negara tropis.Di Indonesia, singkong memiliki arti ekonomi terpenting
dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain Selain itu kandungan pati dalam singkong
yang tinggi sekitar 25-30% sangat cocok untuk pembuatan energi alternatif.Dengan demikian,
singkong adalah jenis umbi-umbian daerah tropis yang merupakan sumber energi paling murah
sedunia. Potensi singkong di Indonesia cukup besar maka dipilihlah singkong sebagai bahan
baku utama.

Melihat potensi tersebut peneliti melakukan percobaan pembuatan bioethanol dari


singkong secara farmentasi menggunakan ragi tape. Digunakan ragi tape karena ragi tape sangat
komersil dan mudah didapat.

Jasad renik yang terisolasi oleh para ilmuwan dari berbagai ragi tape merek-merek dari
tempat-tempat yang berbeda dan pasar-pasar di Indonesia adalah suatu kombinasi Amylomyces
rouxii, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp., Candida utilis, Saccharomycopsis
fibuligera, Sacharomyces cerevisiae, dan beberapa bakteri :Pediococcus sp., Baksil sp (Gandjar
et. al., 1983; Gandjar &Evrard, 2002; Saono et. al., 1974; Saono et. al., 1982; Basuki l985;
Steinkraus, 1996). Peneliti-peneliti di dalam Negara Pilipina, Malaysia, Thailand, Vietnam
menemukan juga jenis yang berasal dari pribumi sama dari jasad renik di dalam inokulum
mereka.

Singkong karet merupakan salah satu jenis singkong pohon yang mengandung senyawa
beracun, yaitu asam sianida (HCN), sehingga tidak diperdagangkan dan kurang dimanfaatkan
oleh masyarakat (Anonim, 2006). Singkong karet (singkong gajah) kurang dimanfaatkan secara
maksimal oleh masyarakat karena beracun, oleh karena itu sangat tepat sekali bila singkong jenis
ini digunakan sebagai bahan baku bioetanol. Penelitian Sriyanti (2003), menunjukkan bahwa dari
tiga varietas singkong yakni varietas randu, mentega dan menthik ternyata kadar gula dan
alkohol tertinggi terdapat pada varietas mentega yakni sebesar 11,8% mg untuk kadar gula, dan
2,94% mg untuk kadar alkohol. Menurut Sugiarti (2007) dalam Setyaningsih (2008), bahwa
kandungan alkohol ubi kayu varietas randu yakni sebesar 51%. Menurut Ludfi (2006) dalam
Setyaningsih (2008), setelah dilakukan pengujian terhadap kadar alkohol pada hasil fermentasi
ampas umbi singkong karet, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar alkohol terendah
adalah 11,70% pada waktu fermentasi 9 hari dan dosis ragi 2 gr. Sedangkan kadar alkohol
tertinggi adalah 41,67% pada waktu fermentasi 15 hari dan dosis ragi 8 gr.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melakukan uji coba pengembangan energi


alternatif bioetanol dari bahan dasar singkong. Untuk menghasilkan bioetanol sekitar satu liter
dibutuhkan sedikitnya 6,5 kilogram singkong. Bioetanol yang dihasilkan nantinya bisa untuk
oktan 40% atau seperti minyak tanah, 70% seperti premium bahkan 90% seperti Pertamax.

Biaya produksi untuk satu liternya sekitar Rp3.000 jadi kalau dijual Rp4.000 atau
Rp5.000 tetap lebih murah dari premium.

Produksi ethanol/bio-ethanol (alkohol) dengan bahan baku tanaman yang mengandung


pati atau karbohydrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa)
larut air. Konversi bahan baku tanaman yang mengandung pati atau karbohydrat dan tetes
menjadi bio-ethanol.

3.2 Cara Pembuatan Bioethanol

Singkong diolah menjadi bioetanol, pengganti premium. Menurut Dr Ir Tatang H


Soerawidjaja, dari Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), singkong salah satu sumber
pati. Pati senyawa karbohidrat kompleks.Sebelum difermentasi, pati diubah menjadi glukosa,
karbohidrat yang lebih sederhana.Untuk mengurai pati, perlu bantuan cendawan Aspergillus sp.
Cendawan itu menghasilkan enzim alfamilasedan gliikoamilase yang berperan mengurai pati
menjadi glukosa alias gula sederhana.Setelah menjadi gula, bam difermentasi menjadi etanol.
Lalu bagaimana cara mengolah singkong menjadi etanol? Berikut Langkah-langkah
pembuatan bioetanol berbahan singkong yang dilerapkan Tatang H Soerawidjaja.Pengolahan
berikut ini berkapasitas 10 liter per hari.

Kupas 125 kg singkong segar, semua jenis dapal dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran
kecil-kecil.

Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16%. Persis singkong yang
dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan
sebagai cadangan bahan baku

Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless si eel berkapasitas 120 liter, lalu
tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100″C selama 0,5
jam. Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental.

Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam langki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah
proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang
akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu 10
liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai
100-juta sel/ml. Sebclum digunakan, Aspergilhis dikuhurkan pada bubur gaplek yang telah
dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan
bekerja mengurai pati

Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk
kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun,
sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17—18%. Itu adalah kadar gula
maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces unluk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi
alkohol. Jika kadar gula lebth tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila
sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum.

Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja
mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob alias tidak membutuhkan
oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28—32″C dan pH 4,5—5,5.

Setelah 2—3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa
endapan protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6
—12% etanol

Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron
untuk menyaring endapan protein.

Meski telah disaring, etanol masih bercampurair. Untuk memisahkannya, lakukan


destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada suhu 78″C atau setara titik
didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100°C.
Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali
menjadi etanol cair.

Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larul,
diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi
absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100″C. Pada suhu ilu, etanol dan air menguap. Uap
keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit
akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dieampur denganbensin.
Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120— 130 lifer bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek.

3.3 Pengembangan Bioethanol di Indonesia

Sejak tahun 1986 pabrik ethanol BPPT di Lampung mengubah bahanbakunya dari ubi
jalar dan ubi kayu dengan Mollase atau tetes. Di Indonesia pada saat ini ethanol di produksi dari
tetes untuk keperluanbahan farmasi oleh PTPN XI, PG Rajawali II, Molindo Raya Industrial,
IndoLampung Distilerry, Indo Acidatama, Aneka Kimia Nusantara, dll. Pemerintah Indonesia,
telah melakukan antisipasi,Salah satu wujudnya, yaitu terbitnya Instruksi Presiden No. 1 tahun
2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar.
Melaui Inpres itu, Presiden menginstruksikan 13 Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota untuk
mengambil langkah-langkah percepatan dan pemanfaatan biofuel.

Adapaun Hambatan-hambatan dalam pengembangan bioethanol di Indonesia antara lain :

Rencana pengembangan lahan untuk tanaman penghasil bahan baku bioethanolyang


dibuat oleh Departemen Pertanian dan Departemen Kehutanan belum terkait langsung dengan
rencana pengembangan bioethanol di sektor energi. Rencana Pemerintah dalam pengembangan
energi dan instrumen kebijakan yang diperlukan dalam pengembangan bio-ethanol belum terkait
langsung dengan rencana dari para pihak pelaku bisnis bio-ethanol dan pengelola lahan pertanian
yang sangat luas untuk menghasilkan bahan baku; dan Ketidakpastian resiko investasi dalam
komersialisasi pengembangan bioethanol dan belum terbentuknya rantai tata niaga bio-ethanol.

Upaya dalam pengembangan Bioethanol di Indonesia diantaranya sbb :

Menyusun agenda bersama untuk mendapatkan konsensus terhadap program yang komprehensif
dan terpadu agar supaya memberikan hasil yang konkret dan maksimal, antara lain melalui
penetapan sasaran dan upaya pencapaiannya untuk produksi, distribusi dan pemakaian bio-
ethanol serta penjabaran agenda dan program implementasi yang konkret.

Melakukan inventarisasi dan evaluasi secara rinci berbagai peluang dan tantangan untuk
investasi bio-ethanol, khususnya berbagai insentif yang diperlukan .

Membangun rantai tata niaga bio-ethanol secara bertahap yang difasilitasi oleh Pemerintah .
Menyatukan semua rencana pengembangan bio-ethanol dari berbagai pihak terkait dalam suatu
”Blueprint Pengembangan Bio-fuel” yang dapat dijadikan pegangan bagi para stakeholder.

Manfaat dari Bioethanol di Indonesia :

Mengurangi efek rumah kaca.

Bebas zat berbahaya seperti Co, Nox dan UHC

Diversifikasi Energi

Menciptakan Teknologi berwawasa Mengurangi kebutuhan BBM, khususnya Premium.n


Lingkungan.

Diversifikasi Industri, yang berujung pada penciptaan lapangan kerja


BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 2.Anggaran Biaya

No Uraian Jumlah
1 Biaya Tetap
2 Biaya Habis Pakai
3 Biaya Perjalanan
TOTAL

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 3.Jadwal Kegiatan PKMK

No Jadwal Kegiatan Bulan Ke-


1 2 3 4
1 Pembuatan Proposal
2 Persiapan
3 Survei lapang
4 Pencarian bahan baku dan
pembelian alat pendukung
penelitian
5 Pelaksanaan
6 Kegiatan Penelitian
6 Pembuatan Label dan desain logo
7 Evaluasi
8 Laporan Akhir
Daftar Pustaka

Duryatmo, Sardi.2013. Bisnis Singkong dari Halaman Rumah. http://einfo.page.tl diakses pada
24 Oktober 2013.

Ranola et al.,. 2009. Enchancing The Viability of Cassava Feedstock for Bioethanol In The
Philipphines. Jurnal ISSAAS. (online) Vol. 15, No. 2:147 -158, (http://www.issaas.org/journal,
diakses pada 23 Oktober 2013).

Tim penyusun. 2010. 100% Bioetanol Ubikayu Untuk Mobil. Sinartani edisi 13-19 Januari 2010,
No.3337 Tahun XL, hal 22.

Yakinudin, Andal. 2010. Bioetanol Singkong Sebagai Sumber Bahan Bakar Terbaharukan dan
Solusi untuk Meningkatkan Penghasilan Petani Singkong. IPB. (online). (http://www.ipb.ac.id,
diakses pada 16 Oktober 2013)
LAMPIRAN

Lampiran 1.Biodata Ketua,Anggota,dan Dosen Pembimbing

1.Ketua

A.Identitas Diri

Nama Lengkap : Muhammad Arya Basudewa

Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya

Jurusan/Fakultas : Agroekoteknologi/Pertanian

NIM : 1950402071111343

Tempat dan Tanggal Lahir : Malang, 7 Desember 2001

Alamat : Jl. Sumagung II D2 NO 4

No.HP/Telepon : 087877980428

Email :Aryabasudewa71@gmail.com

Riwayat Organisasi

No Kegiatan Organisasi Periode Jabatan

1 Organisasi Siswa Intra Sekolah 2016 - 2017 Seksi Keagamaan


(OSIS)

Prestasi yang diraih

No Prestasi Tahun Institusi


Penyelenggara
1 - - -
2

Anda mungkin juga menyukai