Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENINGKATAN PEREKONOMIAN DESA BUKIT BIRU TENGGARONG


KALIMANTAN TIMUR MELALUI BUDIDAYA LEBAH KELULUT DAN
PEMANFAATAN HASIL PANEN BUDIDAYA BERUPA MADU

BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN MASYARAKAT

Diusulkan oleh :
Suwito Negoro 1707025032 Angkatan 2017
Andika Setiawan 1707025055 Angkatan 2017
Riska Desthy Sari 1707025043 Angkatan 2017
Yemel 1707025058 Angkatan 2017
Zulfika Rahmawati 1707025041 Angkatan 2017

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT
1. Judul kegiatan : Peningkatan Perekonomian Desa Loa
Bakung dengan Budidaya Madu
Kelulut
2. Bidang Kegiatan : PKM-PM
3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap : Suwito Negoro
b. NIM : 1707025032
c. Jurusan : Biologi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Mulawarman
e. Alamat Rumah dan No Telp./HP :
f. Email :
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN/NIDK :
c. Alamat Rumah dan No Telp./HP :
6. Biaya Kegiatan Total
a. Ditjen Belmawa : Rp.
b. Sumber lain (sebutkan) : Rp. 0
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan

Samarinda, 11 Februari 2021


Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Akademik, Ketua Pelaksana Kegiatan,
Kemahasiswaan dan Alumni FMIPA

Dr. Sri Wahyuningsih, M.Si Suwito Negoro


NIP. 19690413 200012 2 001 NIM.1707025032

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pendamping,


dan Alumni

Dr. Ir. H. Encik Akhmad Syaifudin, MP Dr. Syafrizal, M.P


NIP. 19690413 200012 2 001 NIP. 19600425 199303 1 001

i
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT...........i


DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................5
1.1. Latar Belakang.............................................................................................5
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian.........................................................................................6
1.4. Kegunaan dan Manfaat................................................................................6
1.5. Luaran yang diharapkan...............................................................................6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
2.1. Kelulut (Trigona sp.)....................................................................................8
2.2. Pemanfaatan Lebah Kelulut (Trigona sp.)...................................................8
BAB 3. METODE PELAKSANAAN.................................................................10
3.1. Survei Lokasi.............................................................................................10
3.2. Persiapan Perangkat...................................................................................10
3.3. Pelaksanaan Pelatihan................................................................................10
3.3.1. Penyluhan budidaya lebah kelulut...........................................................10
3.3.2. Pelatihan pembuatan kotak lebah kelulut...............................................10
3.3.3. Proses pemindahan koloni dari alam ke dalam kotak lebah budidaya 10
3.3.4. Proses pembudidayaan.............................................................................11
3.3.5. Pemanenan hasil budidaya lebah kelulut................................................11
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN...................................................12
4.1. Anggaran Biaya..........................................................................................12
4.2. Jadwal Kegiatan.........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
LAMPIRAN..........................................................................................................15

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Trigona sp. (Kelulut)..........................................................................8

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya PKM............................................................12


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan....................................................................................12

iv
5

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalimantan timur adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia dengan
megabiodiversitas kekayaan hayati yang sangat tinggi. Keanekaragaman hayati
yang kita miliki sejatinya bisa menjadi salah satu alternatif perekonomian
masyarakat dengan pemanfaatan hutan berupa hasil lahan non kayu, namun
peluang tersebut masih sedikit yang menyadari akan potensinya, sebagai salah
satu contoh sederhana adalah banyaknya masyarakat yang memanfaatkan hutan
berupa produk kayu sebagai komoditas perekonomian masyarakat.
Dari hal tersebut terdapat suatuu peluang dari pemanfaatan hutan non kayu
untuk peningkatan perekonomian masyarakat, salah satunya adalah budidaya
lebah kelulut yang berpotensi menjadi usaha yang kemudian dikembangkan di
desa-desa di Indonesia, salah satunya dapat dikembangkan di desa bukit biru
Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Kabupaten Kutai
Kartanegara mempunyai potensi berbagai sumberdaya alam dan sumberdaya
manusia (Karmini, 2016).
Lebah kelulut atau disebut juga sebagai “lanceng” dengan nama latin
Trigona sp. lebah ini tidak menyengat seperti lebah pada umumnya,mempunyai
ukuran kecil dan bisa hidup disekitar manusia. Kelulut menghasilkan madu dari
aktivitasnya dalam mengumpulkan nektar yanng terdapat pada bunga kemudian
melalui proses kimiawi dan enzimatis dalam tubuhnya menghasilkan madu dan
mentimpannya ke dalam pot-pot berbentuk heksagonal dalam sarangnya yang
dapat digunakan sebagai anti bakteri karena mengandung air, keasaman, dan
senyawa inhibitor flavonoid. Lebah jenis ini tinggal di alam liar seperti tonggak-
tonggang pohon tetapi ada beberapa jenis lebah yang tinggal di atap rumah atau di
lantai rumah-rumah panggung (Istikowati, 2019).
Selain itu, madu yang dihasilkan oleh lebah kelulut mempunyai harga yang
sangat tinggi di pasaran dan juga memiliki manfaat ekologis berupa membantu
bunga dalam penyerbukan, sehingga produksi pertaninan dan perkebunan menjadi
optimal, namun sebagian besar orang tidak mengetahui nilai ekonomi dari usaha
lebah kelulut tersebut pada hasil pertanian dan perkebunan. Kelulut dapat
dijadikan potensi ekonomi yang sangat menjanjikan bagi masyarakat yng tinggal
di daerah yang cukup baik, yaitu daerah dengan lingkungan yang memiliki
tanaman bunga yang cukup banyak. Manfaat positif lainnya dari budidaya lebah
kelulut dapat menjadi media selektif dalam memberikan pengtahuan ke
masyarakat mengenai konsevasi, pelestarian hutan dengan cara menanam bunga
hingga menanam pohon, tidak merusak alam atau bahkan melakukan pengayaan
jenis populasi guna memenuhi ketersediaan pakan sehari-hari
Oleh karena itu, kegiatan ini dilakukan untuk mencipatakan suatu perubahan
untuk masyarakat dalam memanfaatkan hasil hutan non kayu berupa madu
6

kelulut, dapat dijadikan sebagai gerakan mencintai alam, untuk menjaga dan
meningkatkan keasrian lingkungan yang ada di desa bukit biru.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat desa bukti
biru mengenai budidaya lebah kelulut dalam upaya meningkatkan
keterampilan dan perekonomian desa?
b. Bagaimana cara mendorong masyarakat desa bukit biru untuk menghasilkan
madu dari lebah kelulut melalui kegiatan budidaya yang telah dilakukan?

1.3 Tujuan Penelitian


a. Untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat desa bukit biru
melalui budidaya lebah kelulut dalam upaya meningkatkan keterampilan
dan perekonomian desa.
b. Untuk menghasilka madu dari lebah kelulut yang telah dibudidayakan oleh
masyarakat desa bukit biru.

1.4 Kegunaan dan Manfaat


Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu memberikan
kegunaan dan kontribusi terhadap pembangunan desa bukit biru dan peningkatan
perekonomian masyarakat desa bukit biru, yaitu:
a. Bagi Masyarakat desa bukit biru, diharapkan mampu meningkatkan
keterampilan agar dapat memanfaatkan lingkungan alam desa menjadi
wilayah budidaya lebah kelulut.
b. Bagi Pemerintah, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam hal
pemberdayaan masyarakat yang dapat meningkatkan produktifitas secara
efektif dan efisien.
c. Bagi Alam, diharapkan mampu menciptkan lingkungan yang asri,
menciptakan ekowisata bagi desa bukit biru.

1.5 Luaran yang diharapkan


Program kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu mengajak
masyarakat desa bukit biru untuk budidaya lebah kelulut. Misalnya, dalam bidang
ekonomi, dengan dilakukan kegiatan ini daat memberikan pemasukan bagi desa
sebagai alternatif mata pencaharian masyarakat. Dalam bidang sosial, dengan
dilakukan kegiatan ini dapat mengembangkan dan meningkatkan pembangunan
desa dengan memberikan keterampilan tentang tata cara budidaya lebah kelulut.
Dalam bidang lingkungan, masyarakat desa bukit biru mampu memanfaatkan
alam sekitar dengan cara menanam tumbuhan berbunga dikarenakan lebah kelulut
membutuhkan nektar dari sari bunga dalam menghasilkan madu, sehingga
lingkungan menjadi asri dan sejuk. Selain itu, diharapkan dengan dilakukannya
7

kegiatan ini dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat
desa bukit biru walaupun kegiatan telah selesai dilaksanakan.
8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelulut (Trigona sp.)


Trigona sp. atau kelulut merupakan jenis lebah yang tidak berbahaya karena
tidak memiliki sengat sehingga lebih aman untuk dibudidayakan dibanding jenis
lebah lainnya. Trigona sp. Memilki karakteristik tubuh yang terbagi menjadi 3
bagian yaitu, kepala, dada (thorax) dan abdomen. Trigona sp. Memiliki dua
pasang sayap dan tiga pasang tungkai serta pada bagian tungkai belakang terdapat
polen basket (kantung polen) yang terletak dibagian thorax. Kemudian pada
bagian kepala Trigona sp. Memiliki sepasang mata majemuk dan tiga mata
sederhana (oseli) serta sepasang antena yang berfungsi sebagai organ peraba yang
posisinya didekat mata. Trigona sp. Menghasilkan suatu produk berupa madu,
polen dan propolis. Trigona sp. Termasuk kedalam kelompok meliponini dan
suku apidae yaitu, kerabat dekat lebah madu bersengat (Apis sp.) (Harjanto dkk
2020).
Berikut ini merupakan gambar morfologi dn klasifikasi dari lebah kelulut
(Trigona sp)

Gambar 2.1 Trigona sp. (Kelulut)

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apidae
Genus : Trigona
Spesies : Trigona sp.
(Sakagami, 1978).

2.2. Pemanfaatan Lebah Kelulut (Trigona sp.)


Salah satu produk bernilai ekonomis tinggi yang dihasilkan Trigona sp.
yaitu madu, yang memiliki harga pasaran berkisar 300 ribu perkilogramnya
disbanding madu lebah biasa yang hanya dihargai berkisar 200 ribu
9

perkilogramnya. Harga madu lebah kelulut tersebut ditentukan sesuai dengan


kualitas dan kelas madu yang dihasilkan. Harga jual madu kelulut tersebut
diketahui lebih tinggi dari pada madu lebah hutan selain itu dalam
pembudidayaannya lebah kelulut lebih mudah perawatannya sehingga memiliki
prospek yang baik didalam kalangan masyarakat (Kamaruddin, 2002).
Madu lebah kelulut juga diketahui memilki kandungan gizi yang lebih baik
disbanding dengan madu lebah biasa. Selain itu propolis yang dihasilkan lebah
kelulut diketahui memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri salmonella
(Hasan et al, 2011). Sedangkan dalam efektivitas mengendalikan kadar kolesterol
darah, madu kelulut memiliki kualitas yang sama baiknya dengan madu lebah
hutan (Rahma et al , 2014).
Berikut ini merupakan tabel perbandingan ciri khusus madu lebah hutan dan
madu kelulut terdapat pada table berikut :

Tabel 2.1 Perbandingan Ciri Khusus Madu Lebah Hutan dan Madu Lebah Kelulut

Perbandingan Madu Hutan Madu Kelulut


Rasa Cendrung manis Cendrung asam, kecut,
pahit
Propolis < 1 kg per tahun 8,5 kg per tahun
Kandungan enzim Relatif sedikit jenis Lebih beragam jenisnya
Kelembapan Sekitar 20 % Sekitar 30%
(Syaifudin dan Normagiat, 2020).

2.3 Profil Bukit Biru


Bukit biru merupakan wilayah yang berada di kutai kartanegara yang
terletak di Kalimantan timur, mempunyai wilayah yang sangat luas sehingga
berpotensi sebagai objek wisata yang dapat menunjang ekonomi masyarakat
seperti dalam bidang pertanian, dikarenakan keadaan alam di bukit biru yang
sangat cocok sebagai ekowisata maka dari itu diciptakan pemanfaatan
menggunakan alam yaitu dengan melakukan budidaya lebah kelulut (Suprapto,
2010).
Berdasarkan penelitian dari (Dwijatenaya, 2017) menyatakan bahwa
masyarakat di bukit biru rata-rata bermatapencaharian sebagai petani, hal ini
sangat cocok apabila pendapatan dari menanam padi berkurang maka dialihkan
menjadi petani budidaya madu kelulut melihat potensi alam dari wilayah bukit
biru yang sangat mendukung sebagai wilayah bercocok tanam dan pertanian.
10

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini pada dasarnya merupakan suatu kegiatan pendidikan dan


pelatihan kepada masyarakat. Terdapat beberapa langkah pendekatan yang dipilih
sebagai berikut :

3.1. Survei Lokasi


Dalamm kegiatan survey lokasi dilakukan pengamatan perekonomian
masyarakat setempat, potensi yang akan diambil serta inovasi yang akan
diberikan, dengan melakukan sosialisasi terhadap masyarakat serta kelompok-
kelompok masyarakat setempat.

3.2. Persiapan Perangkat


Dalam kegiatan ini dilakukan penyuluhan konsep budidaya lebah kelulut
yang akan diberikan dari tim pengabdi masyarakat fakultas matematika dan ilmu
pengetahuan alam, universitas mulawarman, sedangkan peserta adalah anggota
kelompok tani di desa bukit biru. Di dalam penyluhan ini dijelaskan mengnai
peralatan-peralatan apa saja yang akan digunakan, proses pengambilan lebah
kelulut dari habitatnya, proses budidaya dan proses pengolahan madu kelulut
tersebut.

3.3. Pelaksanaan Pelatihan


Pelaksanaan pelatihan budidaya lebah kelulut (Trigona sp.) meliputi:
3.3.1. Penyluhan budidaya lebah kelulut
Proses pengenalan budidaya yang dijelaskan oleh tim pengabdi
masyarakat fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, universitas
mulawarman. Produk akhir yang dihasilkan melalui proses pembudidayaan
lebah kelulut adalah lebah madu alami yang dihasilkan oleh lebah local jenis
Trigon sp. melalui proses pembudidayaan, dilakukan kegiatan ini secara
outdoor dan tetap mengikuti peraturan protokol kesehatan covid-19.

3.3.2. Pelatihan pembuatan kotak lebah kelulut


Setelah dilakukan kegiatan pengenalan akan ternak budidaya lebah
kelulut terhadap masyarakat maka akan selanjutnya pelatihan dan demonstrasi
secara luring pembuatan sarang lebah dari kotak buatan berupa kotak kayu
yang kokoh dan tahan lama dengan ciri-ciri kayu kokoh, kering dan tidak
berbau dan dilakukan kegiatan ini secara outdoor dan tetap mengikuti peraturan
protokol kesehatan covid-19.

3.3.3. Proses pemindahan koloni dari alam ke dalam kotak lebah budidaya
Setelah kotak selesai dibuat maka selanjutnya kotak dibawa ke alam
dengan memasang kotak buatan. Lubang pintu dari kotak lebah buatan ditaruh
11

persis didepan pintu sarang kelulut dan dibiarkan selama seminggu. Setelah
koloni kelulut berpindah dari sarang asli menuju kotak kelulut buatan maka
kotak tersebut dibawa menuju tempat pembudidayaan.

3.3.4. Proses pembudidayaan


Proses pembudidayaan dilakukan ditempat pembudidayaan pada rumah
masing-masing masyarakat setempat. Dengan membiarkan lebah kelulut
tersebut berkembang dengan sendirinya, namun tetap dalam pemantauan dan
tidak diganggu. Apabila sarang sudah penuh dapat dilakukan pemecahan koloni
dengan cara meletakan kotak sarang kelulut buatan yang baru diatasnya. Ukuran
dari kotak sarang lebah kelulut dengan panjang 300 mm, lebar 200 mm, tinggi
100 mm dan terdapat dua lubang dari dua sisi yang berhadapan dengan diameter
lubang 10 mm. Penempatan kotak lebah kelulut ditempatkan di tempat yang
teduh.

3.3.5. Pemanenan Hasil Budidaya Lebah Kelulut


Proses pemanenan hasil budidaya lebah kelulut dapat dilakukan setelah
seminggu proses budidaya pembentukkan koloni lebah kelulut. Proses
pemanenan madu lebah kelulut dapat dimulai jika jumlah koloni memenuhi
dalam satu kotak buatan budidaya lebah kelulut, kemudian madu kelulut yang
telah dipanen dapat diolah sesuai kebutuhan konsumen.

3.3.6 Proses Penanaman Tanaman Pakan Lebah Kelulut


Proses ini dilakukan penanaman tanaman sebagai sumber pakan lebah
kelulut dan juga sebagai proses penghijauan pekarangan kampung tempat dimana
dilakukan pembudidayaan lebah kelulut sehingga terdapat daya jual agrowisata
berbasis pedesaan untuk menarik wisatawan berkunjung.
12

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya PKM

No. Jenis Pengeluaran Biaya

1. Spanduk sosialisasi pelatihan Rp 90.000


budidaya lebah kelulut
2. Banner protokol kesehatan Rp 120.000
3. 20 Papan Kayu Rp 4000.0000
4. Paku Rp 200.000
5. 200 kg Pupuk NPK Rp 400.000
6. 200 kg Pupuk kandang Rp 400.000
7 200 Benih tanaman Kaliandra Rp 200.000
8. 4 Benih tanaman bunga kertas Rp 200.000
zinnia
9. Transportasi Ongkos Kirim Rp 420.000
Beli Bahan 60k/kg
10. 20 Bunga matahari Rp 100.000
11. Bunga pacar air Rp 100.000
12. 20 Bunga tai ayam Rp 100.000
13. 50 Bunga krokot Rp 100.000
14. 50 Polybag besar Rp 250.000
Total Rp 6.670.000

4.2. Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Bulan Penelitian


Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pendekatan dan
Survey Ke
Masyarakat
2 Sosialisasi
Pelatihan
Pembudidayaan
Kelulut
3 Pelatihan
Pembudidayaan
Kelulut
13

4 Sosialisasi dan
Penanaman
tanaman Pakan
Kelulut
5 Pemanenan
Madu Kelulut
6 Penyusunan
Laporan dan
Publikasi
7 Pengumpulan
hasil laporan ke
dosen
pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA

Dwijatenaya, I. B. M. A. (2017). Pendapatan Dan Kesejahteraan Rumah Tangga


Petani: Studi Kasus Kelurahan Bukit Biru Kabupaten Kutai Kartanegara.
Gerbang Etam, 11(2).
Harjanto, S, et al. 2020. Budidaya Lebah Madu Kelulut sebagai Alternatif Mata
pencaharian Masyarakat. Modul ini digunakan untuk Pelatihan Daring
Budidaya Lebah Kelulur, yang diselenggarakan atas kerjasama Goodhope
Asia Holdings Ltd, Environmental Leadership & Training initiative (ELTI),
Tropenbos Indonesia dan Swaraowa, Juni 2020.
Kamaruddin, 2002. Khasiat Madu. Departement of Biochemistry, Faculty of
Medicine, University of Malaya, Kuala Lumpur.
Karmini, K. 2016. Ketersediaan Sumberdaya dan Produksi Hasil Hutan,
Peternakan, dan Perikanan di Kabupaten Kutai Kartanegera. Jurnal Agrifor.
Vol XV, No 2.
Rahma S, Natsir R, Kabo P. 2014. Pengaruh Antioksidan Madu Dorsata dan
Madu Trigona terhadap Penghambatan Oksidasi LDL pada Mencit
Hiperkolesterolemia. JST Kesehatan. Vol 4. No 4. 377-384 pp.
Sakagami, S.F. 1978. Tetragonula Stingless Bees of the Continental Asia and Sri
Lanka (Hymenoptera, Apidae). J. Fac. Sci. Hokkaido Univ.(Zool). 21 : 165-
247
Suprapto, H. (2010). Identifikasi Potensi Ekowisata Tingkat Kecamatan Di
Kabupaten Kutai Kartanegara.

Anda mungkin juga menyukai