Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INOVASI PEMBELAJARAN PKN


“KONSEP EVALUASI PEMBELAJARAN PKN SD YANG
INOVATIF”

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Feny Febiola 2120127


Intan Arno Fadhilah 2120132
Khairur Rasida 2120135
Marni Yanti 2120139
Muhammad Reski 2120140
Pratama
Mutiara Sani 2120141

Dosen Pengampu :
Atri Waldi,S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS ADZKIA
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

‫ِبْس ِم ِهّللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ْيِم‬


Puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Konsep Evaluasi Pembelajaran PKN SD yang Inovatif” selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliahInovasi Pembelajaran PKN . Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konsep Evaluasi Pembelajaran PKN
SD yang Inovatif bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dari mata kuliah
Inovasi Pembelajaran PKN yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 07 Oktober 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
A. Proses Pembelajaran.....................................................................................................
B. Aktivitas Pembelajaran.................................................................................................
C. Instrument Evaluasi Pembelajaran PKN SD................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran
pokok di sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan warga
negara dalam dimensi spiritual, sosial, dan budaya. Proses pembelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) diharapkan dapat
membentuk peserta didik yang berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif.
Berikut adalah beberapa konsep dasar, prinsip, dan prosedur pembelajaran
PPKn. Konsep Dasar : PPKn merupakan pendidikan nilai, moral/karakter, dan
kewarganegaraan khas Indonesia. Kedudukan mata pelajaran PPKn
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) nama mata pelajaran yang semula
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) telah diubah menjadi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn); (2) mata pelajaran PPKn berfungsi
sebagai mata pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan dan
penggerak pendidikan karakter yang bersumberkan nilai dan moral Pancasila;
(3) materi PPKn mencakup nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia; (4) mengembangkan dan menerapkan berbagai
model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik PPKn yang berorientasi
pada pengembangan karakter peserta yang dibesarkan sebagai warga negara
yang cerdas dan baik secara utuh; (5) mengembangkan dan menerapkan
berbagai model penilaian proses pembelajaran dan hasil belajar PPKn
menggunakan penilaian otentik.
Prinsip Pembelajaran : Pembelajaran PPKn harus memperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut: (1) pembelajaran harus berpusat pada peserta didik;
(2) pembelajaran harus berbasis masalah; (3) pembelajaran harus berorientasi
pada pengembangan karakter peserta yang dididik sebagai warga negara yang
cerdas dan baik secara utuh; (4) pembelajaran harus mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, rasional, dan kreatif; (5) pembelajaran harus
mengembangkan keterampilan sosial dan kultural peserta didik.
Prosedur Pembelajaran : Proses pembelajaran PPKn harus memperhatikan
prosedur sebagai berikut: (1) kegiatan pendahuluan; (2) kegiatan inti
pembelajaran; (3) kegiatan penutup. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran
PPKn harus mengimplementasikan proses pembelajaran seperti yang tertuang
dalam lampiran Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Selain itu, strategi
pembelajaran yang digunakan harus kreatif dan sesuai dengan materi
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan proses pembelajaran ?


2. Apa aktivitas yang ada dalam pembelajaran ?
3. Apa instrument evaluasi pembelajaran PKN SD?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran


2. Untuk mengetahui aktivitas yang ada dalam pembelajaran
3. Untuk mengetahui instrument evaluasi pembelajaran PKN SD
BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Evaluasi Pembelajaran PKN SD Yang Inovatif


Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu
lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Belajar. Menurut (Luh Putu Spyana Wati,
Kadek Yogi Parta Lesmana, 2016) Keberhasilan kegiatan belajar yang
dilaksanakan seseorang sangat dipengaruhi oleh motivasi belajarnya. Menurut
(Hamdu and Agustina 2011) Motivasi adalah salah satu hal yang berpengaruh
pada kesuksesan aktifitas pembelajaran siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat
(Setyowati 2007) Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi belajar dan Hasil belajar.
Pembelajaran yang masih didominasi oleh guru memyebabkan kreativitas
siswa kurang berkembang. Penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik
saat guru mengajar dapat menimbulkan kurangnya minat siswa untuk mengikuti
pelajaran. Dengan kata lain untuk meningkatkan atau menjaga motivasi belajar
siswa maka dipperlukan penggunaan model pembelajaran yang inovatif. Selain itu
mewujudkan pembelajaran yang inovatif di sekolah dapat dilaksanakan dengan
menerapkan berbagai budaya formal sekolah seperti yang disebutkan (Yahaya, A.
dan Abd Majid 2005) Budaya formal sekolah yang berkesan akan mewujudkan
suasana yang menarik serta merangsangkan pengajaran dan pembelajaran.
Suasana seperti inilah yang meningkatkan motivasi pelajar untuk pergi ke sekolah
dan seterusnya memberi kesan kepada pencapaian akedemik pelajar. gaya
pembelajaran mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhinya. Kelima-lima
faktor tersebut ialah faktor emosi, faktor persekitaran, faktor fisiologi, faktor
psikologi dan faktor sosiologi.
Selain beberapa cara mewujudkan pembelajaran PKn yang inovatif di atas
pembelajaran PKn yang inovatif dapat diwujudkan dengan mengadakan
keterpaduan antara mata pelajaran, media, dan pendekatan yang dipergunakan.
(Salamet 2012) Potensi manusia harus senantiasa ditumbuh-kembangkan secara
optimal dan terpadu melalui proses pendidikan. Proses pendidikan di sekolah
dasar adalah pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan setiap harinya,
keterpaduan dalam hal ini juga mampu merangsang anak untuk menikmati proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar keterpaduan ini akan
sangat membantu anak didik memahami materi yang diajarkan, hal ini karena
melalui keterpaduan tersebut seorang anak akan akan merasa pembelajaran
menyenangkan dan nilai-nilai dalam PKn secara tidak langsung akan dapat
dipahami. Hal ini sejalan dengan pendapat (Shuhari and Hamat 2015) Nilai-nilai
akhlak adalah penting untuk diterjemahkan dalam kehidupan seharian khususnya
oleh individu dan pendapat yang disampaikan (Bash 2015) Salah satu masalah
yang perlu mendapat perhatian di era globalisasi sekarang ini adalah masalah
identitas kebangsaan.
A. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) di tingkat
Sekolah Dasar (SD) dapat dijalankan dengan metode inovatif untuk
meningkatkan keterlibatan siswa dan pemahaman mereka. Berikut beberapa
cara inovatif untuk mengajar PKN di SD:
1. Penggunaan Teknologi*: Manfaatkan teknologi seperti komputer,
tablet, atau proyektor untuk menghadirkan materi PKN dalam bentuk
yang menarik, seperti video edukasi, aplikasi interaktif, atau presentasi
multimedia.
2. Pembelajaran Berbasis Proyek*: Ajak siswa untuk bekerja dalam
proyek yang berkaitan dengan nilai-nilai kewarganegaraan, seperti
mengadakan kampanye lingkungan atau membuat peta sejarah lokal.
3. Diskusi dan Debat*: Anjurkan siswa untuk berpartisipasi dalam
diskusi atau debat mengenai isu-isu sosial dan politik yang relevan
untuk tingkat pemahaman mereka.
4. Kunjungan Lapangan*: Bawa siswa ke lokasi yang relevan seperti
pemerintahan lokal, museum sejarah, atau tempat bersejarah dalam
lingkungan mereka.
5. Permainan Pendidikan*: Gunakan permainan edukatif yang dapat
mengajarkan konsep-konsep PKN dengan cara yang menyenangkan,
misalnya permainan papan atau permainan peran.
6. Kolaborasi dan Proyek Sosial*: Ajarkan kerja sama dan rasa empati
dengan mengajak siswa terlibat dalam proyek sosial seperti
mengumpulkan donasi atau mengunjungi panti jompo.
7. Literasi Media*: Ajarkan keterampilan analisis media dan literasi
digital agar siswa dapat memahami informasi yang mereka temui di
internet dan media sosial.
8. Menggunakan Kisah Inspiratif*: Bagikan kisah-kisah tokoh-tokoh
sejarah atau kontemporer yang dapat menginspirasi siswa untuk
berperan aktif dalam masyarakat.
9. Menyelaraskan dengan Kasus Lokal*: Kaitkan pelajaran PKN dengan
isu-isu dan kasus-kasus lokal yang sedang berkembang, sehingga
siswa dapat melihat relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
10. Evaluasi Berbasis Portofolio*: Gunakan metode evaluasi berbasis
portofolio yang memungkinkan siswa menunjukkan pemahaman
mereka melalui berbagai karya, seperti esai, proyek, atau presentasi.
Proses pembelajaran inovatif ini dapat membantu siswa
mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai
kewarganegaraan dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam
masyarakat mereka.

B. Aktivitas Pembelajaran
Menurut Anton M. Mulyono (2001:26) aktivitas artinya kegiatan atau
aktivan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
terjadi baik fisik maupun non fisik,merupakan suatu aktivitas. Aktivitas adalah
segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas
siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya
keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau
perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang
dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya,
mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan
guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan.
Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani
atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah
satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa
merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar.
Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses
belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas,
dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain,
serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Aktivitas belajar didefinisikan sebagai berbagai aktivitas yang diberikan
kepada siswa dalam situasi belajar mengajar. Aktivitas belajar ini didesain
agar memungkinkan siswa memperoleh muatan yang ditentukan, sehingga
berbagai tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Aktivitas yang dimaksudkan
di sini bukan hanya aktivitas fisik tetapi mencakup aktivitas mental. Pada
kegiatan belajar, kedua aktivitas tersebut saling berkait (Hamalik 2009:179).
Aktivitas belajar merupakan segala yang dilakukan dalam proses interaksi
(guru dan siswa),dalam rangka menciptakan tujuan belajar. Aktivitas yang
dimaksudkan adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa proses
pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.
Seperti yang dikemukakan Rochman Natawijaya dalam Depdiknas
(2005:31) belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan
keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional, guna
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah
satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa
dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciriciri perilaku seperti:
sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas
belajar, dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku tersebut pada dasarnya dapat
ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan dari segi hasil. Dari pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar PKn di SD adalah semua
kegiatan proses interaksi timbal balik antara guru dan siswa selama belajar
mengajarberlangsung, sehingga tercapai indikator yang akan dicapai.

C. Instrument Evaluasi Pembelajaran PKN SD


Evaluasi adalah proses sistematis pengumpulan data atau informasi dengan
tujuan untuk memberikan penilaian (judgement). Terdapat beberapa istilah
yang erat kaitannya dengan evaluasi, yaitu penilaian dan pengukuran. Beda
ketiga istilah tersebut terletak pada sifat umum atau khusus, kualitatif atau
kuantitatif. Evaluasi lebih luas daripada penilaian dan pengukuran. Evaluasi
dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Penilaian dan pengukuran lebih
bersifat kuantitatif.
Sesuai dengan definisi evaluasi tersebut, sistem evaluasi atau sistem
penilaian di sini dimaksudkan sebagai proses sistematis pengumpulan data
atau informasi baik yang berkenaan dengan proses maupun hasil pembelajaran
untuk digunakan memberikan penilaian (judgement) terhadap pembelajaran.
Di samping dilakukan secara sistematis, sistem evaluasi juga dilaksanakan
secara berkesinambungan. Dengan sistem evaluasi secara sistematis dan
berkelanjutan diharapkan dapat diperoleh informasi yang bermakna dan
lengkap mengenai proses dan hasil pembelajaran yang kita laksanakan. Pada
gilirannya, informasi tersebut bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan pembelajaran.
Instrumen evaluasi pembelajaran PKN SD dapat berupa observasi,
penilaian diri, penilaian antar teman, tes tertulis, tes lisan, penugasan,
portofolio, penilaian kinerja, proyek, daftar cek, atau skala penilaian (rating
scale). Pemilihan instrumen evaluasi yang tepat diharapkan dapat
menghasilkan pembelajaran yang efektif. Evaluasi pembelajaran PKN SD
bertujuan untuk menentukan sampai seberapa jauh standar kompetensi dan
kompetensi dasar dalam mata pelajaran telah tercapai. Para guru perlu
menguasai konsep dan sistem evaluasi pembelajaran termasuk evaluasi proses
dan hasil dalam pembelajaran PKN. Evaluasi merupakan salah satu komponen
pembelajaran yang memegang peranan penting. Tanpa evaluasi kita tidak tahu
ketercapaian pembelajaran siswa.
Penilaian pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen penilaian. Berikut adalah
beberapa contoh instrumen penilaian pembelajaran PPKn di SD.
1. Lembar penilaian antar peserta didik menggunakan daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai dengan kriteria penilaian yang jelas
2. Soal tes berbentuk pilihan ganda dengan kunci jawaban dan pedoman
penskoran
3. Tes yang berupa alat pengukur untuk mengetahui serta menilai penguasaan
kompetensi siswa menggunakan instrument tes

Selain itu, penilaian pembelajaran PPKn di SD juga dapat menggunakan


penilaian otentik yang mencakup penilaian masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik dapat dilakukan melalui
berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau
menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar
dikuasai dan dicapai. Contoh teknik penilaian otentik yang dapat digunakan
dalam pembelajaran PPKn di SD antara lain:
Penugasan individu atau kelompok yang berupa proyek, presentasi, atau
laporan
Observasi langsung terhadap peserta didik dalam situasi tertentu
Penilaian portofolio yang mencakup karya tulis, gambar, atau video yang
dihasilkan oleh peserta didik
Dalam melakukan penilaian pembelajaran PPKn di SD, penting untuk
memperhatikan kriteria penilaian yang jelas dan objektif serta memperhatikan
prinsip-prinsip penilaian yang baik dan benar. Penilaian yang baik dan benar
akan memberikan umpan balik yang berguna bagi guru dan peserta didik
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn di SD.
Penilaian pembelajaran PKn SD merupakan komponen pembelajaran yang
sangat penting. Penilaian memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran, sehingga bermanfaat bagi siswa, yaitu untuk mengukur sejauh
mana siswa mampu menyerap materi yang telah disampaikan
(Ratnawulandaari & Rusdiana, 2014) Sedangkan bagi guru, penilaian
bermanfaat untuk umpan balik dari hasil pembelajaran yang teleh disampaikan
dan untuk laporan kepada orang tua siswa dan guru sendiri di setiap akhir
semester, yang dituangkan dalam buku raport.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran yang masih didominasi oleh guru memyebabkan kreativitas
siswa kurang berkembang. Penggunaan model pembelajaran yang kurang
menarik saat guru mengajar dapat menimbulkan kurangnya minat siswa untuk
mengikuti pelajaran. Dengan kata lain untuk meningkatkan atau menjaga
motivasi belajar siswa maka dipperlukan penggunaan model pembelajaran
yang inovatif. Selain itu mewujudkan pembelajaran yang inovatif di sekolah
dapat dilaksanakan dengan menerapkan berbagai budaya formal sekolah
seperti yang disebutkan

B. Saran
Mahasiswa yang akan menjadi calon Guru PKn diharapkan lebih
maksimal lagi dalam memberikan bimbingan dan pembinaan tentang nilai,
moral, dan norma yang baik agar terbentuk karakter yang mulia dan warga
negara yang berakhlaqul karimah bagi seluruh siswa. Dan Guru PKn
hendaknya terus berinovasi dalam penggunaan metode yang digunakan dalam
pengembangan karaktertanggung jawab, misalnya dengan lebih menekankan
pada evaluasi diri para siswa
DAFTAR PUSTAKA

Arikunta, Suharsimi (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aswami Z & Noehi N (2001). Penilaian hasil belajar. Jakarta: PAU-Ditjen Dikti Depdiknas.

Andyansyah, Ilham. 2018. Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif Berbasis Google


Form Untuk Mengukur Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas VII SMP Nahdlatul ‘Ulama Pakis. Malang.

Asrul, Rusydi Ananda, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media

Liu, Juhong Christie, dkk. 2017. Development and Validation of an Assessment


Instrument for Course Experience in a General Education Integrated Science Course.
Journal of Geoscience Education.

Mahmuda, Annisa, dkk. 2017. Pengembangan Dan Uji Coba Instrumen Penilaian Hasil
Belajar IPA SMP/MTs Kelas VII Pada Materi Karakteristik Zat. Yogyakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 104 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta.

Setiawan, F. (2013). Kemampuan Guru Melakukan Penilaian dalam Pembelajaran Melalui


Internalisasi Nilai Kejujuran Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. JUPIIS, 5,
73–81.

Anda mungkin juga menyukai