Anda di halaman 1dari 8

PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2020/2021 UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM


Jalan Mayjen Haryono 193 Malang 65144

UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2020/2021

Mata Kuliah : Model dan Strategi Pembelajaran PAI


Kode Matakuliah-Kelas : 011-193
Hari/Tanggal : Rabu/11 November 2020 ,Kamis/12 November 2020,Jumat
13 November 2020
Waktu : 90 menit
Sifat ujian *) : Buku terbuka

Dosen Pengampu : Imam Safi’i,S.Pdi,M.Pd

Petunjuk Umum:
Sedapat mungkin setiap jawaban Anda berdasarkan pada buku atau jurnal yang
membicarakan tentang Model dan strategi pembelajaran tanpa mengurangi upaya
pengembangan pemikiran Anda. Sebutkan sumber pustaka yang Anda gunakan
lengkap dengan pengarang, tahun penerbitan dan halaman, lazimnya tulisan ilmiah.

Soal

1. Berikan penjelasan tentang konsep dasar strategi pembelajaran dan model


pembelajaran dalam pendidikan agama islam!

Adapun pengertian strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu


strategi yang menjelaskan tentang komponen-komponen umum dari suatu set
bahan pembelajaran pendidikan agama dan prosedur-prosedur yang akan
digunakan bersama-sama dengan bahan-bahan tersebut untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Komponen-
komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran pendidikan agama meliputi:

a. Kegiatan pendahuluan,

b. Kegiatan penyajian
c. dan penutup.

(https://nurfitriyanielfima.wordpress.com/2013/10/09/strategi-metode-media-
bahan-dan-evaluasi-pembelajaran-pai/#:~:text=Adapun%20pengertian
%20strategi%20pembelajaran%20Pendidikan,mencapai%20tujuan
%20pembelajaran%20yang%20telah)

2. Berikan penjelasan secara singkat dan berikan contoh implementasinya dalam


proses pembelajaran pendidikan agama islam tentang :
Kesesuaian materi Kesesuaian bobot dengan Kelengkapan Catatan perbaikan
Verifikasi dan Validasi
dengan Silabus tingkat kompleksitas informasi soal jika ada
 Lengkap
 Sesuai  Sesuai
 Tidak
 Tidak Sesuai  Tidak Sesuai Ketua GPM Prodi
Lengkap Tanggal:
a. Model :

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik


pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi
Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat)
kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model
pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi
tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran
tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
b. Pendekatan :
Dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis
tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,
yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
c. Strategi :
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan
ke dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun,
2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan
selera masyarakat yang memerlukannya.
Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan
profil perilaku dan pribadi peserta didik.
Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria
dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)
Kesesuaian materi Kesesuaian bobot dengan Kelengkapan Catatan perbaikan
Verifikasi dan Validasi
dengan Silabus tingkat kompleksitas informasi soal jika ada
 Lengkap
 Sesuai  Sesuai
 Tidak
 Tidak Sesuai  Tidak Sesuai Ketua GPM Prodi
Lengkap Tanggal:
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual
learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan
cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi
pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran
sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan
berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a
plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in
achieving something” (Wina Senjaya (2008).
d. Teknik :
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan
kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti
teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
e. Taktik :
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi
mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam
penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena
memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya
pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru,
sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu
sekalkigus juga seni (kiat)
(https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-
metode-teknik-dan-model-pembelajaran/)

3. Sebut dan jelaskan tentang komponen-komponen yang ada dalam pembelajaran!


A. Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum ( curriculum ) berasal dari bahasa Yunani, curir
yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. yaitu suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Secara
terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah pengetahuan atau mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu
tingkatan atau ijazah. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata
pelajaran atau bidang studi dan kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
B. Guru
Kesesuaian materi Kesesuaian bobot dengan Kelengkapan Catatan perbaikan
Verifikasi dan Validasi
dengan Silabus tingkat kompleksitas informasi soal jika ada
 Lengkap
 Sesuai  Sesuai
 Tidak
 Tidak Sesuai  Tidak Sesuai Ketua GPM Prodi
Lengkap Tanggal:
Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi arti
harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa
Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik.
C. Siswa Siswa
Yang ketiga komponen pembelajaran pembelajaran itu sendiri yakni siswa. Siswa
atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program
pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan
seorang atau beberapa guru. Yang artinya murid juga menjadi komponen
pembelajaran. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi
seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun
demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-
apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang
berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan
pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar
yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan
kemandirian.
D. Metode Pembelajaran
Komponen pembelajaran selanjutnya yakni, Metode pembelajaran adalah cara
yang dapat dilakukan untuk membantu proses belajar-mengajar agar berjalan
dengan baik
E. Materi Pembelajaran
Komponen pembelajaran selanjutnya yakni Materi Pembelajaran. Materi juga
merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari
materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah:
• Adanya teks yang menarik.
• Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan
berpikir siswa.
• Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan
yang sudah mereka miliki.
• Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru.
F. Alat Pembelajaran (Media)
Selanjutnya komponen pembelajaran yakni alat pembelajaran (media). Media adalah
alat perantara untuk menyampaiakan pesan atau informasi. Seoarang pengajar tidak
akan terlepas dariu yang namanaya media pembelajaran seorang guru juga media
pembelajaran. Itulah mengapa media menjadi Komponen pembelajaran. Kata media
berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran adalah perangkat
lunak (soft ware) atau perangkat keras (hard ware) yang berfungsi sebagai alat belajar
atau alat bantu belajar. Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen
sistem pembelajaran.
G. Evaluasi
Komponen pembelajaran yang terakhir yakni Evaluasi pembelajaran. Istilah evaluasi
berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Wand dan Brown, evaluasi
adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Ada
pendapat lain yang mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data
seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna
mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan
mengembangkan kemampuan belajar.
Kesesuaian materi Kesesuaian bobot dengan Kelengkapan Catatan perbaikan
Verifikasi dan Validasi
dengan Silabus tingkat kompleksitas informasi soal jika ada
 Lengkap
 Sesuai  Sesuai
 Tidak
 Tidak Sesuai  Tidak Sesuai Ketua GPM Prodi
Lengkap Tanggal:
(http://metodepembelajaran10.blogspot.com/2017/01/pengertian-komponen-
komponen.html)

4. Berikan contoh real pelaksanaan strategi pembelajaran inquiri (inquiri learning)


dan berikan pendapat anda tentang efektifitas pembelajaran dengan strategi
inquiri!

Kelas XII IPS di SMA Bayt AL-Hikmah siswa mendapat tugas dari guru
Bahasa Indonesia untuk membuat Karya Ilmiah tentang membuat olahan sehat
dari tumbuhan, dan sebelum diolah tumbuhan tersebut harus dikaji khasiatnya.

Maka siswa harus mengerjakan tugas tersebut dengan metode inkuiri, yang
mana siswa harus memperhatikan langkah-langkah dari metode inkuiri sebagai
berikut :

1) Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim


pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa
untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan metode inkuiri sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah.

2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persolan


yang mengandung teka teki. Persolan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir dalam mencari jawaban yang tepat. Proses
mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam metode inkuiri, siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan
mental melalui proses berpikir.

3) Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Dalam langkah
ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
pendapatnya sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan. Salah satu cara
yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
memberikan hipotesis adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang
dapat mendorong siswa untuk dapat mengajukan jawaban sementara. Selain itu,
kemampuan berpikir yang ada pada diri siswa akan sangat dipengaruhi oleh
kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian,
setiap siswa yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan
hipotesis yang rasional dan logis.
Kesesuaian materi Kesesuaian bobot dengan Kelengkapan Catatan perbaikan
Verifikasi dan Validasi
dengan Silabus tingkat kompleksitas informasi soal jika ada
 Lengkap
 Sesuai  Sesuai
 Tidak
 Tidak Sesuai  Tidak Sesuai Ketua GPM Prodi
Lengkap Tanggal:
4) Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk


menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi
percobaan atau eksperimen. Dalam metode inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.

5) Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang
terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang diberikan siswa. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional.

6) Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh


berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan hal
yang utama dalam pembelajaran. Biasanya yang terjadi dalam pembelajaran,
karena banyaknya data yang diperoleh menyebabkan kesimpulan yang
dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena
itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

(http://blogjarsha.blogspot.com/2013/03/penerapan-model-pembelajaran-
inkuiri.html#:~:text=Metode%20inkuiri%20memiliki%20enam
%20langkah,menguji%20hipotesis%20dan%20merumuskan%20kesimpulan
%E2%80%9D.)

5. Jelaskan secara singkat perbedaan antara pembelajaran inovatif berbasis critical


tingking dengan based learning!

Prinsip dalam pembelajaran deep dialogue/critical thinking yakni adanya


komunikasi dua arah, memberi yang baik, kesederajatan dalam suatu hubungan yang
memiliki akhklak serta emansipasitas yang tinggi. Sedangkan Problem Based Learning
atau pembelajaran berbasis masalah, yang kemudian disingkat dengan PBL
merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran dengan proses berpikir tingkat
tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk memproses informasi yang
ada dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial
Kesesuaian materi Kesesuaian bobot dengan Kelengkapan Catatan perbaikan
Verifikasi dan Validasi
dengan Silabus tingkat kompleksitas informasi soal jika ada
 Lengkap
 Sesuai  Sesuai
 Tidak
 Tidak Sesuai  Tidak Sesuai Ketua GPM Prodi
Lengkap Tanggal:
dan sekitarnya.

(http://magister-pendidikan.blogspot.com/p/problem-based-learning.html?m=1
http://mahmudahajja.blogspot.com/2015/11/makalah-pembelajaran-inovatif-
berbasis_6.html?m=1)

Kesesuaian materi Kesesuaian bobot dengan Kelengkapan Catatan perbaikan


Verifikasi dan Validasi
dengan Silabus tingkat kompleksitas informasi soal jika ada
 Lengkap
 Sesuai  Sesuai
 Tidak
 Tidak Sesuai  Tidak Sesuai Ketua GPM Prodi
Lengkap Tanggal:
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2020/2021 UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
Jalan Mayjen Haryono 193 Malang 65144

Anda mungkin juga menyukai