Anda di halaman 1dari 4

Nama : Putri Maulidiya

NIM : 20383022098

PRODI : PBS’D

Pengertian Filsafat, Cabang-Cabang Filsafat, Aliran-Aliran Filsafat

Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguhsungguh. Sebuah semboyan


mengatakan bahwa "setiap manusia adalah filsuf". Namun, secara umum semboyan itu tidak
benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf. Filsuf hanyalah orang yang
memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam.

Karena luasnya lingkungan pembahasan ilmu filsafat, maka tidak mustahil kalau banyak
di antara para filsafat memberikan definisinya secara berbeda-beda.

Cara membatasi filsafat

Demikian luasnya lapangan kajian ilmu filsafat, maka menjadi sukar pula orang
mempelajarinya, dari mana hendak dimulai dan bagaimana cara membahasnya agar orang yang
mempelajarinya segera dapat mengetahuinya.

Pada zaman modern ini pada umunya orang telah sepakat untuk mempelajari ilmu filsafat
itu dengan dua cara, yaitu dengan memplajari sejarah perkembangan sejak dahulu kala hingga
sekarang , dan dengan cara mempelajari isi atau lapangan pembahasannya yang diatur dalam
bidang-bidang tertentu . Seperti juga pembicaraan tentang zaman purba dilakukan secara
berurutan menurut waktu masing masing.

Dalam metode sistematis orang membahas langsung isi persoalan ilmu filsafat itu dengan
tidak mementingkan urutan zaman perjuangannya masing-masing. Kemudian dalam bidang etika
dipersoalkan tentang manakah yang baik dan manakah yang baik dan manakah yang buruk
dalam pembuatan manusia. Di sini tidak dibicarakan persoalan-persoalan logika atau
metafisika. Dalam metode sistematis ini para filsuf kita konfrontasikan satu sama lain dalam
bidang-bidang tertentu.
Cabang-cabang filsafat

Telah diketahui bahwa filsafat adalah sebagai induk yang mencakup semua ilmu
khusus. Mula-mula matematika dan fisika melepaskan diri, kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu
lain. Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu khusus, ternyata ia tidak mati, tetapi hidup
dengan corak baru sebagai ‘ilmu istimewa’ yang memecahkan masalah yang tidak terpecahkan
oleh ilmu-ilmu khusus.

Dari pandangan para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat dalam
coraknya yang baru ini mempunyai beberapa cabang, yaitu metafisika, logika, etika, estetika,
epistemologi, dan filsafat-filsafat khusus lainnya.

Seperti telah dikatakan, ilmu filsafat itu sangat luas lapangan pembahasannya. Dari


tinjauan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam tiap-tiap pembagian sejak zaman
Aristoteles hingga dewasa ini lapangan-lapangan yang paling utama dalam ilmu filsafat selalu
berputar di sekitar logika, metafisika, dan etika.

Tujuan, fungsi dan manfaat filsafat

Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya


dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah
kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat
adalah pengertian dan kebijaksanaan .

Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat


memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan
pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. Bagi manusia, berfilsafat itu bererti
mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni
tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun
kebenaran.

Prof. Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan: Tugas filsafat


bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya
maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan
menuntun pada jalan baru. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal
saja kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang usang, yang sempit
dan yang dogmatis. Urusan utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian,
kejujuran, pembebasan, dan Tuhan. Berbeda dengan pendapat Soemadi Soerjabrata, yaitu
mempelajari filsafat adalah untuk mempertajamkan pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa
filsafat tidak hanya cukup diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari.

Aliran-aliran dalam filsafat

Aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat sangat banyak dan kompleks.

 Aliran-aliran metafisika
 Aliran-aliran etika

Filsafat, agama, dan sains/ilmu pengetahuan

Buku berjudul Filsafat Agama karangan Dr. H. Rosjidi telah menjelaskan tentang


perbedaan filsafat dengan agama, sebab kedua kata tersebut sering dipahami secara keliru.

Filsafat : Filsafat berarti berpikir, jadi yang penting ialah ia dapat berpikir. Menurut William
Temple, filsafat adalah menuntut pengetahuan untuk memahami. C.S. Lewis membedakan
‘enjoyment’ dan ‘contemplation’, misalnya laki-laki mencintai perempuan. Rasa cinta disebut
‘enjoyment’, sedangkan memikirkan rasa cintanya disebut ‘contemplation’, yaitu pikiran si
pecinta tentang rasa cintanya itu. Filsafat banyak berhubungan dengan pikiran yang dingin dan
tenang.

Agama : Agama berarti mengabdikan diri, jadi yang penting ialah hidup secara beragama sesuai
dengan aturan-aturan agama itu. Agama menuntut pengetahuan untuk beribadat yang terutama
merupakan hubungan manusia dengan Tuhan. Agama dapat dikiaskan dengan ‘enjoyment’ atau
rasa cinta seseorang, rasa pengabdian atau ‘contentment’. Agama banyak berhubungan dengan
hati.

Filsafat dan sains (sering disebut ilmu-pengetahuan)


Sebagian orang menganggap bahwa filsafat merupakan ibu dari ilmu-ilmu vak.
Misalnya batas antara ilmu alam dengan ilmu hayat, antara sosiologi dengan antropologi. Ilmu-
ilmu itu dengan sendirinya sukar menentukan batas-batas masing-masing.

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu, dengan mencari sebab-sebab
terdalam, berdasarkan kekuatan pikiran manusia sendiri. Ilmu pengetahuan adalah kumpulan
pengetahuan mengenai suatu hal tertentu , yang merupakan kesatuan yang sistematis, dan
memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab
hal itu. Objek dan sudut pandangan filsafat disebut juga dalam definisinya, yaitu «segala
sesuatu».

Etika social

Lapangan-lapangan yang tersebut di atas merupakan lapangan-lapangan pokok dari


filsafat. Di samping itu ada beberapa lapangan yang penting pula, yang merupakan rincian legih
lanjut, penerapan asa-asas filsafat pada lapangan-lapangan hidup tertentu.

Kepentingan filsafat

Sikap dan pandangan yang dipertanggungjawabkan, seperti yang kita cari dalam


filsafat, dengan sendirinya akan mempengaruhi sikap kita praktis juga.
Kebijaksanaan tidak hanya berarti “pengetahuan yang mendalam”, tetapi juga “sikap hidup yang
benar”, yang tepat, sesuai dengan pengetahuan yang telah dicapai itu.
Filsafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri: dengan berpikir lebih mendalam, kita
mengalami dan menyadari kerohanian kita. Orang yang hidup secara “dangkal” saja, tidak
mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahnya. Dalam filsafat kita dilatih
melihat dulu apa yang menjadi persoalan, dan ini merupakan syarat mutlak untuk
memecahkannya.

Anda mungkin juga menyukai