Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KULIAH KERJA PROFESI (KKP) PERKEMBANGAN

KACANG HIJAU(Vigna radiata L.) SEBAGAI KOMODITAS


KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN MALAKA

OLEH:

MAICHAEL ANDRADE MEHA

11210059

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN, SAINS DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS TIMOR

KEFAMENANU

2023
LEMBARAN PENGESAHAN

PERKEMBANGAN KACANG HIJAU(Vigna radiata L.) SEBAGAI


KOMODITAS PANGAN DI KABUPATEN MALAKA

Laporan Kuliah Kerja Profesi telah disidangkan pada:

Dosen Pendamping Lapangan Pendamping


Lapangan

Eduardus Yosef Neonbeni, S.P.,M.Si drh.Januaria Maria


Seran

NIP.
NIP.198201062006042014

Mengetahui

Koordinator Program Studi Agroteknologi

Syprianus Ceunfin,S.P,M.sc.

NIP.198209062021211004
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karen atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja
Profesi (KKP) yang berjudul PERKEMBANGAN KACANG HIJAU (Vigna
radiata) SEBAGAI KOMODITAS KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN
MALAKA dengan baik.Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak
akan berjalan dengan baik tanpa ada bimbingan,dukungan dan motivasi dari
berbagai pihak.Oleh karena itu pada kesempatan ini saya pengucapkan
terimakasih kepada:

1. Cyprianus Ceunfin,SP,M.sc. selaku ketua program studi


Agroteknologi Universitas Timor.
2. Eduardus Yosef Neonbeni, S.P.,M.Si. Selaku dosen pembimbing
lapangan
3. drh.Januaria Maria Seran selaku pendamping lapangan
4. Bapak dan Ibu pegawai Dinas Pertanian kabupaten Malaka
5. Teman-teman seperjuangan yang selaku satu lokasi lapangan.

Saya juga menyadari bahwa laporan Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini masih
jauh dari kata sempurna,olehh karena itu setiap kritik dan saran yang bersifat
membangun dan mendukung laporan ini sangat penulis harapakan dan terima
dengan rendah hati
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................................4
BAB I.................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................6
2. Bagaimana cara mengembangkan komoditas kacang hijau sebagai komoditas
ketahanan pangan di Kabupaten Malaka ?.....................................................................6
1.3 Tujuan......................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................7
1.1. Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Kacang Hijau...........................................7
1.2. Syarat Tumbuh...................................................................................................9
BAB III............................................................................................................................10
METODE.........................................................................................................................10
3.1 Waktu Dan Lokasi Kegiatan.................................................................................10
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan................................................................................10
BAB IV............................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................11
4.1 Hasil.......................................................................................................................11
4.2 Pembahasan............................................................................................................11
BAB V.............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
5.1 KESIMPULAN................................................................................................14
5.2 SARAN.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
LAMPIRAN.....................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketahanan pangan adalah salah satu kebijakan yang bersifat
menyelaraskan kegiatan-kegiatan yang menunjang ketersediaan distribusi dan
konsumsi pangan agar setiap individu dapat mengakses pangan dan mengelola
konsumsinya untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat melalui penyediaan
protein, meningkatkan ekspor hasil pertanian, memperluas lapangan kerja
pertanian, juga mendorong untuk meningkatkan pendapatan petani.
Kacang hijau merupakan komoditas kacang- kacangan yang banyak
ibudidayakan di Indonesia setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau
memiliki peran strategis karena keunggulan sifat agronomis dan ekonomis-
nya. Meskipun dari segi produktivitas di tingkat petani masih relatif rendah,
kacang hijau relatif tahan terhadap kekeringan, berumur genjah, sesuai untuk
daerah dengan curah hujan rendah, tingkat serangan hama dan penyakit relatif
sedikit, potensial dikembangkan di lahan sub-optimal dan tanah dengan
drainase kurang baik, dapat memperbaiki kesuburan tanah, serta cara
budidayanya mudah dengan risiko kegagalan panen yang rendah. Nilai
strategis kacang hijau semakin diperkuat dengan kemampuannya menjadi
tanaman penyelamat apabila terjadi gagal panen pada pertanaman sebelumnya
seperti padi dan jagung (Hastuti et al. 2018; Rusdi 2019).
Nilai kompetitif kacang hijau secara ekonomis terletak pada harga jual
yang cenderung stabil, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman
kacang lainnya (Rusdi 2019). Kacang hijau juga berperan sebagai bahan baku
industri dan komoditas ekspor (Santosa 2020). Lebih lanjut, dalam Tetik dan
Fallo (2016) menyebutkan bahwa kacang hijau memiliki manfaat yang besar
sebagai bahan baku beragam olahan pangan seperti bubur, sayur, dan aneka
kue, juga untuk industri minuman, bahan baku soun dan tepung hunkwe.
Kandungan gizi yang terdapat dalam kacang hijau mempunyai berbagai
manfaat kesehatan sehingga kacang hijau dapat berperan sebagai pangan
fungsional (Yusuf 2014). Sebagai contoh, kacang hijau dapat menjadi
komplementer beras, dimana beras yang miskin asam amino lisin, dapat
diperkaya nilai gizinya dengan kacang hijau yang kaya lisin.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara
Timur,produktivitas kacang hijau di NTT pada tahun 2023 mencapai 6,56 ton
per hektar. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 5,09 ton per
hektar. Peningkatan produktivitas ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain: Peningkatan luas panen kacang hijau di NTT, dari 13.668 hektar pada
tahun 2022 menjadi 13.830 hektar pada tahun 2023. Peningkatan penggunaan
varietas unggul kacang hijau, seperti varietas Kacang Hijau Unggul Nusa
Tenggara Timur (KUNT). Peningkatan intensitas budidaya kacang hijau,
seperti penggunaan pupuk dan pestisida yang tepat. Besar atau kecilnya
keuntungan usahatani sangat tergantung pada efisiensi sumber daya yang
digunakan petani dalam usahatani maka petani dapat melakukan penekanan
biaya produksi sehingga memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya .
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin meneliti tentang pendapatan
usahatani kacang hijau. Usahatani kacang hijau menjadi salah satu usahatani
yang sangat penting bagi masyarakat setempat karena hasil yang didapatkan
sangat menonjol, sehingga ada beberapa kendala yang dihadapi oleh petani di
Kabupaten Malaka yakni besarnya pendapatan dan kurangnya perhitungan
terhadap perkembangan yang diperoleh dari usahatani sehingga dapat
menguntungkan atau merugikan, untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang
analisis pendapatan usahatani kacang hijau di kabupaten Malaka.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaiana perkembangan kacang hijau sebagai komoditas ketahanan
pangan di kabupaten Malaka ?
2. Bagaimana cara mengembangkan komoditas kacang hijau sebagai
komoditas ketahanan pangan di Kabupaten Malaka ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui perkembangan kacang hijau sebagai komoditas ketahanan
pangan di kabupaten Malaka
2. Mengetahui cara mengembangkan komoditas kacang hijau sebagai
komoditas ketahanan pangan di Kabupaten Malaka.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Kacang Hijau
A. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman Kacang Hijau

Kingdom: Plantae
Sub Kingdom: Viridiplantae
Infra Kingdom: Streptophyta
Super Divisi: Embryophyta
Divisi: Tracheophyta
Sub Divisi: Spermatophytina
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Vigna Savi
Spesies: Vigna radiata (L.)

Gbr.1 Tanaman kacang Hijau

B. Morfologi
 Akar
Akar Kacang hijau mempunyai akar utama yang disebut akar tunggang.
Ujung akar tanaman kacang hijau akan tumbuh secara lurus dan
menembus tanah hingga kedalaman 40 – 80 cm. Pada tanaman kacang
hijau system perakaran dibagi dua, mesophites dan xerophites. Ciri akar
mesophites mempunyai banyak cabang akar pada permukaan. dan .tipe
pertumbuhannya menyebar. Ciri akar xerophites, yakni mempunyai akar
cabang lebih sedikit dan. memanjang ke arah bawah (FAO 2007 dalam
Atika, 2018).
 Batang
Kacang hijau mempunyai bentuk batang bulat dan berbuku-buku yang
ukurannya kecil dan berbulu kecoklatan ataupun kemerahan. Setiap.buku
batang menghasilkan .satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama, yakni
sepasang daun yang saling berhadapan dan masing-masing daun berupa daun
tunggal. Ketinggian batang kacang hijau mencapai 1 m, dimana cabang
menyebar kesemua arah (Singh and D.L. Oswalt, 1992 dalam Atika, 2018).

 Daun
Daun kacang hijau tumbuh majemuk (banyak), terdiri dari tiga helai anak
daun pada setiap tangkai. Helaian daun berbentuk oval dengan bagian ujung
lancip. serta berwarna hijau muda dan hijau tua, letak daun terselip. Tangkai
daun lebih panjang dari.daunnya sendiri (FAO 2007 dalam Atika, 2018).

 Bunga
Umumnya bentuk bunga kacang hijau adalah seperti kupu-kupu,
berwarna kuning kehijauan. Termasuk kedalam jenis bunga
berkelamin .sempurna. 7 Penyerbukan bunga terjadi saat malam hari
sehingga pada pagi hari, bunga akan mekar dan sore hari bunga menjadi
layu (Singh and D.L. Oswalt, 1992 dalam Atika, 2018).

 Polong
Kacang hijau mempunyai buah yang berbentuk polong. Panjangnya
sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi.10-15 biji. Berbentuk bulat silindris
atau pipih dengan ujung agak.runcing atau tumpul. Pada saat polong masih
muda berwarna hijau, setelah polong menua warnanya akan berubah
menjadi kecoklatan atau kehitaman. (Hakim, 2008 dalam Atika, 2018).
1.2. Syarat Tumbuh

Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki


suasana panas selama hidupnya. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik
di daerah dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl (Fachruddin,
2000).
Sedangkan menurut Purnomo (2007), di daerah dengan ketinggian 750
dpl produksi kacang hijau menurun.
Menurut Rukmana (2004), berdasarkan indikator di daerah
sentrum produsen, keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang hijau
adalah daerah yang bersuhu 25° C – 27° C dengan kelembaban udara
50% - 80%, curah hujan 19 antara 50 mm - 200 mm/bulan, dan cukup
mendapat sinar matahari (tempat terbuka). Jumlah curah hujan dapat
mempengaruhi produksi kacang hijau. Tanaman ini cocok ditanam pada
musim kering (kemarau) yang rata-rata curah hujannya rendah. Tanaman
kacang hijau dapat tumbuh hampir pada semua jenis tanah yang banyak
mengandung bahan organik, dengan drainase yang baik. Namun
demikian, tanah yang paling cocok bagi tanaman kacang hijau ialah tanah
liat berlempung atau tanah lempung, misalnya Podsolik Merah Kuning
(PMK) dan latosol. Keasaman (pH) tanah yang dikehendaki berkisar
antara 5,8 – 6,5 (Fachruddin, 2000).
Tanaman kacang hijau menghendaki tanah yang tidak terlalu
berat. Artinya, tanah tidak terlalu banyak mengandung tanah liat. Tanah
dengan kandungan bahan organik tinggi sangat sesuai untuk tanaman
kacang hijau. Tanah berpasir pun dapat digunakan untuk media
pertumbuhan tanaman kacang hijau, asalkan kandungan air tanahnya tetap
tersedia (Purwono, 2008).
BAB III

METODE

3.1 Waktu Dan Lokasi Kegiatan


 Waktu pelaksaaan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) dimulai pada
tanggal 23 juni- 05 agustus 2023.

 Tempat pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) berlokasi di


Kantor Dinas Pertanian Malaka, Desa Wehali, Kecmatan Malaka
Tengah, Kabupaten Malaka.

3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Kuliah kerja profesi (KKP) di sesuaikan dengan kegiatan kerja pegawai


Dinas Pertanian kabupaten malaka terhususnya pada bidang holtikultura,di
sesuaikan dengan prosedur kerja instansi yang terkait.Mahasiswa melakukan
kegiatan dengan berbagai aktivitas.Mahasiswa mempelajari kegiatan pelaksanaan
pengamatan tanaman kacang hijau,dan memberikan materi atau arahan kepada
kelompok tani.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang berlokasi di Dinas
Pertanian Malaka adalah dapat mengetahui perkembangan dan cara
mengembangkan komoditas kacang hijau sebagai ketahanan pangan.

4.2 Pembahasan
1. Perkembangan kacang hijau

Kacang-kacangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan


pangan dan industri dalam negeri yang setiap tahun mengalami peningkatan
sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri
pangan. Disamping itu kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati yang
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di
Indonesia. Untuk itu maka pengembangan kacang-kacangan harus terus
diupayakan dan ditingkatkan karena akan berdampak pada peningkatan
pendapatan petani. Sektor pertanian tanaman pangan biasanya diusahakan oleh
rakyat kecil, salah satu komoditas tanaman pangan yaitu kacang hijau. Kacang
hijau termasuk dari sekian banyak komoditas pertanian yang menjadi perhatian.
Hal ini dikarenakan kacang hijau merupakan komoditas unggulan yang
mempunyai nilai ekonomi, sehingga banyak dibudidayakan di Indonesia. 6
Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin ( A, B1, C dan E ) serta
beberapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, seperti amilum,
besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium dan niasin. Kacang
hijau bermanfaat untuk melancarkan buang air besar dan menambah semangat.
Bila dilihat dari kandungan proteinnya, kacang hijau termasuk bahan makanan
sumber protein kedua setelah susu krim kering.

Penghasil kacang hijau di NTT tidak di semua kabupaten, diantaranya ada


di Kabupaten Malaka. Di kabupaten ini pada tahun 2018 produksinya mencapai
sebesar 2.962,57 ton atau sekitar 48 persen dari total produksi di tingkat provinsi.
Di Kabupaten Malaka sendiri produksi tertingginya ada di Kecamatan Kobalima
dan terendah ada di Kecamatan Malaka Tengah. Sementara itu, produktivitas
tertingginya ada di Kecamatan Malaka Timur sebesar 9 kw/ha, sedangkan
produktivitas terendah ada di Kecamatan Wewiku, Weliman, Io Kufeu, dan
Kecamatan Malaka Tengah sebesar 7 kw/ha. Rata-rata produktivitas ini masih
lebih rendah dari rata-rata produktivitas tingkat nasional yang mencapai 11,88
kw/ha. Rendahnya produktivitas menjadi bahan perhatian untuk dilakukan
pengkajian dari berbagai aspek, yaitu di antaranya bisa disebabkan oleh
penggunaan faktor-faktor produksi yang belum efisien (Kumbhakar, 2001),
karena kombinasi input yang optimal akan memengaruhi pertumbuhan tanaman,
produktivitas, dan produksinya. Selanjutnya, penggunaan faktor produksi yang
tepat akan berimplikasi pada tingkat keuntungan. Berdasarkan hal ini, maka
analisis fungsi keuntungan bisa menjadi cara untuk menentukan rekomendasi
yang tepat dalam mendorong peningkatan produktivitas dan produksi komoditas
pertanian. Analisis fungsi keuntungan sudah sering digunakan untuk tujuan
peningkatan produktivitas berbagai komoditas tanaman, seperti pada tanaman
jagung (Sayuti et al., 2022), kedelai (Kurnia et al., 2020; Sahara et al., 2016),
kubis (Desmond, 2018; Fauzi, 2019), dan padi (Purwanto, 2008; Wilda et al.,
2016). Namun demikian, sulit ditemukan kajian yang memfokuskan pada
produktivitas tanaman kacang hijau. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi sangat
relevan untuk keperluan memperoleh informasi bagi arahan rekomendasi
kebijakan, khususnya di Provinsi NTT.

2. Cara mengembangkan kacang hijau

Berikut adalah beberapa cara untuk mengembangkan kacang hijau sebagai


komoditas utama di Kabupaten Malaka:

 Meningkatkan luas panen kacang hijau. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan penyuluhan kepada petani tentang cara meningkatkan
produktivitas kacang hijau, serta memberikan bantuan sarana dan
prasarana pertanian, seperti benih, pupuk, dan pestisida. Petani sedang
menanam kacang hijau.
 Meningkatkan produktivitas kacang hijau. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan varietas unggul kacang hijau, serta menerapkan teknik
budidaya yang tepat, seperti pemupukan dan pengairan yang optimal.
 Meningkatkan nilai tambah kacang hijau. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengolah kacang hijau menjadi berbagai produk, seperti tempe, tahu, dan
tiwul.

Selain itu, pemerintah Kabupaten Malaka juga dapat melakukan beberapa hal
berikut untuk mendukung pengembangan kacang hijau sebagai komoditas utama:
Kabupaten Malaka memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan kacang
hijau sebagai komoditas utama. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain:

 Kondisi agroklimat yang cocok untuk budidaya kacang hijau.


 Potensi pasar yang luas, baik di dalam maupun luar negeri.
 Ketersediaan sumber daya manusia yang memadai.

Untuk mengembangkan kacang hijau sebagai komoditas utama di Kabupaten


Malaka, perlu dilakukan beberapa upaya, antara lain:

 Peningkatan produksi dan produktivitas. Hal ini dapat dilakukan dengan


meningkatkan luas panen, penggunaan varietas unggul, dan penerapan
teknologi budidaya yang tepat.
 Peningkatan kualitas produk. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan
standarisasi mutu produk dan meningkatkan daya saing produk.
 Peningkatan nilai tambah. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengembangkan diversifikasi produk, seperti tempe, tahu, dan tiwul.

Berikut adalah beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan untuk


mengembangkan kacang hijau di Kabupaten Malaka:

 Pemerintah daerah perlu menyusun program pengembangan kacang hijau


yang komprehensif dan terintegrasi. Program ini perlu mencakup aspek-
aspek produksi, pemasaran, dan pengolahan.
 Pemerintah daerah perlu memberikan bantuan kepada petani, seperti
bantuan benih unggul, pupuk, dan pestisida.
 Pemerintah daerah perlu bekerja sama dengan pihak swasta untuk
mengembangkan industri pengolahan kacang hijau.

Dengan upaya-upaya yang terencana dan terarah, maka kacang hijau dapat
menjadi komoditas utama yang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
perekonomian Kabupaten Malaka. Berikut adalah beberapa contoh program yang
dapat dikembangkan untuk mendukung pengembangan kacang hijau di Kabupaten
Malaka:

 Program pengembangan benih unggul kacang hijau. Program ini bertujuan


untuk meningkatkan ketersediaan benih unggul kacang hijau yang
berkualitas.
 Program penyuluhan pertanian. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan petani dalam budidaya kacang hijau.
 Program pemasaran. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses
petani terhadap pasar kacang hijau.
 Program pengolahan kacang hijau. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan nilai tambah kacang hijau.

Dengan adanya program-program tersebut, maka diharapkan dapat mendorong


peningkatan produksi, produktivitas, dan nilai tambah kacang hijau di Kabupaten
Malaka.
BAB V

PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kacang hijau merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting di
Kabupaten Malaka. Kacang hijau merupakan sumber protein nabati yang
penting bagi masyarakat, dan juga dapat diolah menjadi berbagai produk,
seperti tempe, tahu, dan tiwul. Kabupaten Malaka memiliki potensi yang
besar untuk mengembangkan kacang hijau sebagai komoditas utama. Hal
ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain: Kondisi agroklimat yang
cocok untuk budidaya kacang hijau, Potensi pasar yang luas, baik di
dalam maupun luar negeri,Ketersediaan sumber daya manusia yang
memadai.

5.2 SARAN
Perlu kesadaran dari petani akan pentingnya kacang hijau sebagai komoditas
tanaman pangan yng ada di kabupaten Malaka, karena selain mudah
dikembangkan kacang hijau juga memiliki kandungan zat gizi yang tidak
kalah dengan tanaman pangan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Rusdi. 2019. Analisis kelayakan usahatani kacang hijau pada lahan kering di Desa
Bonto Ujung Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto. Skripsi.
Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas
Muhammadiyah, Makassar.

Hastuti DP, Supriyono, Hartati S. 2018. Pertumbuhan dan hasil kacang hijau
(Vigna radiata L.) pada beberapa dosis pupuk organik dan kerapatan
tanam. Journal of Sustainable Agriculture 33(2): 89-95. Santosa R. 2020.
Analisis daya saing kacang hijau di Kecamatan Saronggi Kabupaten
Sumenep. Cemara 17(2).

Yusuf. 2014. Pemanfaatan kacang hijau sebagai pangan fungsional mendukung


diversifikasi pangan di Nusa Tenggara Timur. Hlm. 741-746. Dalam:
Kasno A et al. (eds). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan,
Bogor.

Hisani, W. (2018). Pemanfaatan Mulsa Jerami Padi dan Daun Kelapa Sawit Untuk
Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.).
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 6(1), 43-51.

Hakim L. (2009). Aksi Gen dan Dugaan Heritabilitas beberapa Karakter


Kuantitatif pada Populasi Galur Kacang Hijau Hasil Persilangan. Jurnal
Penelitian
Pertanian Tanaman Pangan, 28(2): 118-124.

Hakim, L. (2008). Konservasi Dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Kacang


Hijau. Jurnal Litbang Pertanian, 27(1):16‒23.

Purwono. 2008. Kacang Hijau. Depok: Penebar Swadaya.

Fachrudin, L. 2000. Budidaya Kacang-Kacangan. Kanisius. Yogyakarta. 118 hal.

Kumbhakar, S.C., and C.A.K. Lovell, 2000. Stochastic Frontier Analysis


Cambridge University Press, UK.

Wilda, K., Ferrianta, Y., Rifiana, R., & Kurniawan, A. Y. (2016). Resource use
and profit function estimation of swampland rice farming in South
Kalimantan, Indonesia. International Journal of Research in Agriculture
and Forestry, 3(3), 19-25. https://www.ijraf.org/pdf/v3-i3/4.pdf
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai