Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH LAMA PENGERINGAN BIJI KACANG TANAH

(ARACHIS HYPOGAEA L) TERHADAP PROSES


PERKECAMBAHAN DI KECAMATAN WERA
KABUPATEN BIMA

PROPOSAL

OLEH

NURDINI ADE NINGSI


19.3.01.0026

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN( STKIP BIMA)
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

Panitia Ujian Skripsi :

Olahairullah, M.Pd Ketua (.....................................)


NIDN. 0820066801

Ariyansyah, S.Pd., M.Sc Sekertaris (.....................................)


NIDN. 0824108401

Penguji

Herman, M.Pd Penguji I (.....................................)


NIDN. 0802057301

Muh. Iqbal, M.Pd Penguji II (....................................)


NIDN. 0831078702

Mengetahui,
Ketua STKIP Bima

Dr. Nasution, M.Pd


NIP. 196612311993101001
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas


segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul:
Pengaruh Lama Pengeringan Biji Kacang Tanah (Arachis hypogaea L) Terhadap
Proses Perkecambahan Di Kecamatan Wera Kabupaten Bima ini dapat
diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Biologi pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Bima.
Semoga Allah SWT memberikan balasan dan limpahan keridhohan-Nya.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat konstruktif masih diharapkan. Akhir kata, semoga
apa yang penulis persembahkan ini bisa memberikan manfaat dan inspirasi bagi
pembaca dan kita semua. Amin.

Kota Bima,................. 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
A. LatarBelakangMasalah............................................................................
B. RumusanMasalah....................................................................................
C. TujuanPenelitian.....................................................................................
D. HipotesisPenelitian..................................................................................
E. ManfaatPenelitian...................................................................................
F. Ruanglingkuppenelitian..........................................................................
G. DefinisiOperasinalVariabel.....................................................................

BAB II TINJAUN PUSTAKA


A. LandasanTeori.........................................................................................
1. TinjauanUmumTentangKacang Tanah (Arachishypogaea L)............
2. TinjauantentangPerkecambahanBiji...................................................
B. Penelitian yang Relevan..........................................................................

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. RancanganPenelitian...............................................................................
B. AlatdanBahanpenelitian..........................................................................
C. ProsedurPenelitian...................................................................................
D. Parameter Pengamatan............................................................................
E. TeknikAnalisis Data................................................................................

DAFTARPUSTAKA.........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembudidayaan tanaman kacang tanah umumnya dilakukan di lahan kering

pada berbagai jenis tanah, suhu dan curah hujan. Media tanah yang baik bagi

pertumbuhannya adalah yang berkarakteristik tanah sedang, remah, gembur

dengan drainase yang baik yang tidak akan menggenangkan air saat irigasi. Suhu

optimum bagi pertumbuhan tanaman ini adalah yang berkisar antara 21–27.

Pertumbuhan bunga yang akan terhenti pada suhu di atas 34oC. Sebagian besar

tanaman Kacang tanah yang ditanam di lahan kering dilakukan pada musim

penghujan sedangkan sebagian kecilnya yang ditanam pada lahan sawah irigasi

dilakukan pada musim kemarau. Pemanenan dapat dilakukan setelah 4 – 5 bulan

penanaman (Malone, 2019).

Kacang tanah (Arachis Hypogea L.) merupakan tanaman polong-polongan

yang bernilai cukup tinggi dan salah satu sumber pangan yaitu sebagai sumber

protein yang cukup penting di Indonesia. Kacang tanah berpotensi untuk

dikembangkan karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan peluang pasar dalam

negeri cukup besar. Dari segi produktivitas kacang masih tergolong rendah, yaitu

hanya sekitar 1,3 ton/ha. Tingkat produktivitasnya hasil yang dicapai ini baru

setengah dari potensi hasil jika dibandingkan dengan USA, China dan Argentina

yang sudah mencapai lebih dari 2 ton/ha (Gafur, 2013).

Berdasarkan data Pusat Statistika Republik Indonesia tahun 2017 tanaman

kacang tanah biasanya ditanam dilahan sawah baik sebagai tanaman tunggal
maupun tumpang sari, luas pertanaman kacang tanah menempati urutan keempat

setelah padi, jagung, dan kedelai. Tahun 2012 luas tanam komoditas kacang tanah

tercatat 575,8 ribu ha, denga produksi 74,75 ribu/ton dan produktivitasnya 1,3

ton/ha. Secara nasional, luas lahan tanaman kacang tanah pada periode 2008-2012

berfluktuasi dengan rata-rata 604,378 ribu ha dan luas ini menurun dibandingkan

periode 2004-2008 yaitu 689,5 ribu ha dan mengalami penurunan lagi pada tahun

2015 menjadi 605.449 ton/ha (Lestari, 2019).

Wilayah Kecamatan Wera memiliki luas 465,32km2 terbagi dalam 14 desa

yang terbagi lagi yaitu 11 desa lama dan 3 desa pemekaran, dimana desa terluas

adalah desa Sangiang dan terkecil adalah desa Ranggasolo selanjutnya Desa Wora

memiliki luas wilayah 33.41 dengan jumlah penduduk sebanyak 3 252 jiwa

Wilayah Kecamatan Wera berbatasan dengan wilayah Kecamatan Sape,

Kecamatan Wawo, Kecamatan Ambalawi dan di sebelah utara berbatasan dengan

Laut Flores. Tanah sawah di Kecamatan Wera pada umumnya merupakan tanah

irigasi setengah teknis, akan tetapi ada juga yang beririgasi sederhana dan tadah

hujan. Tanah sawah di Kecamatan Wera pada umumnya merupakan tanah irigasi

setengah teknis, akan tetapi ada juga yang beririgasi sederhana dan tadah hujan.

Rata-rata produksi untuk masing-masing komoditi palawija adalah jagung sebesar

5.4 ton per hektar, dan kedelai sebesar 5 ton. per hektar, sedangkan di produksi

kacang tanah pada tahun 2016-2019 sebesar 4,28-5 ton per hektar (BPS

Kabupaten Bima, 2019).

Berdasarkan data di BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Bima di atas

menunjukkan ada perkembangan setiap tahunnya, namun peningkatan produksi


kacang tanah di kecamtan wera hanya meninggkat 2 persen, oleh karena itu perlu

dicoba cara lain agar penghasilan masyarakat semakin meninggkat. Salah satu

tahapan kritis dalam penanganan pascapanen adalah pengeringan. Pengeringan

selama berabad-abad telah digunakan untuk pemeliharaan atau pengawetan

berbagai jenis makanan dan hasil pertanian. Pada proses pengeringan terjadi

pelepasan atau pemindahan air sampai pada batas tertentu di mana mikrobia

penyebab kerusakan bahantidak dapat berproduksi, dan untuk memperpanjang

masa simpan bahan. Selain itu pengeringan juga bertujuan untuk meningkatkan

stabilitas, pengurangan bobot dan volumebahan, sehingga dapat mengurangi biaya

pengiriman, mempermudah pengemasan, penyimpanan, dan pendistribusian

bahan atau produk. (Guilermo dkk dalam Yeyn dan purwaningsih, 2013).

Pengeringanharus segera dilakukan setelah pemanenan dilaksanakan. Dengan

melakukan pengeringan, kadar air kacang tanah akan mengalami penurunan

sampai batas aman tidakditumbuhi mikroorganisme. Kadar air biji kacang tanah

saat panen berkisar antara 35–50%, dan pada kondisi tersebut jamur Aspergillus

akan tumbuh dan membentuk aflatoksin. Kadar air yang aman untuk mencegah

kontaminasi jamur pada kacang tanahadalah ≤10% (ICIAR 1987 dalam Kasno

2004).

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh lama pengeringan biji kacang tanah (Arachis hypogaea) terhadap

proses perkecambahan di Kecamatan Wera Kabupaten Bima”.


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yakni apakah ada pengaruh

lama pengeringan biji kacang tanah (Arachis hypogaea) terhadap proses

perkecambahan di Kecamatan Wera Kabupaten Bima ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui pengaruh lama pengeringan biji

kacang tanah (Arachis hypogaea) terhadap proses perkecambahan di Kecamatan

Wera Kabupaten Bima

D. Hipotesis penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan

berikut: terdapat pengaruh lama pengeringan biji kacang tanah (Arachis

hypogaea) terhadap proses perkecambahan di Kecamatan Wera Kabupaten Bima

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu :

1. Sebagai sumber informasi kepada para petani kacang tanah khususnya

tentang pengeringan awal kacang tanah untuk hasil yang cukup bagus dan

semuapihak yang berhubungan dengan budidaya kacang tanah khususnya

sebagai bahan pertimbanganuntuk mengaplikasikan pengeringan kacang

tanah.

2. Sebagai acuan dan informasi bagi guru biologi dalam mengembangnkan

dunia pendidikan khusunya pada materi Botani.

3. Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya agar lebih dikembangkan lebih

baik lagi.
F. Ruang lingkup Penelitian

Adapaun ruang lingku penelitian yakni

1. Kacang tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang tanah

hasil panen petani local di Kecamatan Wera..

2. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent)

sebagai variabel; yang mempengaruhi yaitu lama pengeringan biji kacang

tanah dan Variabel terikat (dependent) sebagai variabel yang dipengaruhi

atau akibat yaitu proses perkecambahan biji kacang tanah (Arachis

hypogaea).

3. Penelitian ini dilakukan di Desa Wora Kecamatan Wera mulai bulan

September sampai dengan bulan November Tahun 2020.

G. Definisi Operasinal Variabel

1. Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan

atau legum anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan oleh petani, serta

secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-

daun kecil tersusun majemuk

2. Perkecambahan kacag tanah merupakan tahap awal perkembangan

kacang tanah, Dalam tahap ini, embrio di dalam biji kacang tanah yang

semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan

fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda.

Tumbuhan muda atau kecambah


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Kacang Tanah (Arachis hypogaea)

a. Klasifikasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea)

Salah satu jenis tanaman polong-polongan (legume) yang banyak

dibudidayakan di Indonesia maupun dunia adalah kacang tanah.

Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan namun saat ini telah

menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis dan subtropis.

Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) termasuk genus Arachis

dari family Papilionidae, subfamily Leguminosae.Arachis hypogaea L.

Klasifikasi tanaman kacang tanah menurut Usda (2018) dapat dilihat

dibawah ini:

Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Fabales
Suku : Fabaceae
Marga : Arachis L.
Jenis : Arachis hypogaea L.

Kacang tanah dengan melalui bintil akarnya dapat mengikat

nitrogen dari udara bebas. kebutuhan hara nitrogen sebagian disuplai

melalui fiksasi N dari udara menyebabkan penurunan kebutuhan hara N

yang disiapkan dari pupuk, dan tidak merespon lagi apabila dilakukan

pemupukan N (Kasno,2005).
b. Morfologi Kacang Tanah

1. Akar

Kacang tanah merupakan tanaman herba annual, tegak atau menjalar

dan memiliki rambut yang jarang. Kacang tanah memiliki sistem

perakaran tunggang. Akar-akar ini mempunyai akar-akar cabang. Akar

cabang mempunyai akar-akar yang bersifat sementara, karena

meningkatnya umur tanaman, akar-akar tersebut kemudian mati,

sedangkan akar yang masih tetap bertahan hidup menjadi akar- akar

yang permanen. Akar permanen tersebut akhirnya mempunyai cabang

lagi. Kadang-kadang polong pun mempunyai alat pengisap, yakni

rambut akar yang menempel pada kulitnya. Rambut ini berfungsi

sebagai alat pengisap unsur hara Pada akar biasanya terdapat bintil akar

(Suprapto, 2006). Akar kacang tanah dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Akar kacang tanah


Sumber Dalimunte, 2020

2. Batang

Kacang tanah memiliki batang yang tidak berkayu dan berambut

halus. Pada batang terdapat stipula, batang dan cabang berbentuk bulat.

Pada awalnya batang tumbuh tunggal, namun lambat laun bercabang


banyak seolah-olah merumpun. Tinggi tanaman berkisar antara 30-50

cm atau lebih tergantung jenis atau varietas kacang tanah (Rukmana

dalam Dalimunte, 2020). Batang kacang tanah dapat dilihat pada

Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Batang Kacang Tanah


Sumber Dalimunte, 2020

Terdapat pola percabangan pada kacang tanah, yaitu berseling

(alternate), sequential tidak beraturan dengan bunga pada batang utama,

pola percabangan berseling dicirikan dengan cabang dan bunganya

terbentuk secara berselang- seling pada cabang primer atau sekunder

dan batang utamanya tidak mempunyai bunga, jumlah cabang dalam 1

tanaman berkisar antara 5–15 cabang, umur panennya panjang, berkisar

antara 4–5 bulan.

Pola percabangan sequential dicirikan dengan buku subur terdapat

pada batang utama, cabang primer maupun pada cabang sekunder,

tumbuhnya tegak, cabangnya sedikit (3–8 cabang) dan tumbuhnya sama

tinggi dengan batang utama, Bunganya terbentuk pada batang utama

dan ruas cabang yang berurutan Berdasarkan adanya pigmentasi


antosianin pada batang kacang tanah, warnabatang dikelompokkan

menjadi dua golongan, yaitu warna merah atau ungu, dan hijau. Batang

utama ada yang memiliki sedikit bulu dan ada yang berbulu banyak

(Marzuki, 2007).

3. Daun

Daun kacang tanah adalah daun majemuk bersirip genap, terdiri atas

empat anak daun yang bentuknya bulat, elip atau agak lancip dan

berbulu. Bunga kupu- kupu, tajuk 4 daun berjumlah 5 dan 2 diantaranya

bersatu berbentuk seperti perahu. Mahkota bunga berwarna kuning.

Buah berbentuk polong berada di dalam tanah. Buah berisi sesuai

varietas, kulit tipis ada yang berwarna putih dan ada yang merah serta

biji berkeping dua (BPTP, 2006). Daun kacang tanah dapat dilihat pada

Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Daun Kacang Tanah


Sumber Dalimunte, 2020

Helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari yang

sebanyak-banyaknya. Daun mulai gugur pada akhir masa pertumbuhan

setelah tua yang dimulai dari bagian bawah (Marzuki, 2007).


4. Bunga

Bunga kacang tanah berkembang di ketiak cabang dan melakukan

penyerbukan sendiri tanaman kacang tanah bisa mulai berbunga kira-

kira pada umur 4-6 minggu setelah ditanam. Rangkaian yang berwarna

kuning muncul pada setiap ketiak daun. Bunga kacang tanah dapat

dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Bunga Kacang Tanah


Sumber Dalimunte, 2020

5. Polong

Buah kacang tanah berupa polong. Polongan memanjang, tanpa

sekat antara, berwarna kuning pucat dan tidak membuka. Setelah terjadi

pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang (ginofor). Mula-mula

ujung ginofor yang runcing itu mengarah ke atas. Tetapi setelah tumbuh

memanjang, ginofora tadi mengarah ke bawah (positive geotropic) dan

terus masuk ke dalam tanah. Setelah polong terbentuk, maka proses

pertumbuhan ginofora yang memanjang terhenti. Ginofor yang tidak


dapat masuk menembus tanah, akhirnya tidak dapat membentuk

polong. Setiap polong dapat berisi 1-4 biji. Polong kacang tanah dapat

dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Polong Kacang Tanah


Sumber Dalimunte, 2020

Biji terdiri dari lembaga dan keping biji yang diliputi kulit ari tipis

(tegmen), bentuknya bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung agak

datar karena berhimpitan dengan butir biji lain selagi di dalam polong.

Biji bisa berwarna putih, merah, ungu atau coklat (Marzuki, 2007).

2. Tinjauan Tentang Perkecambahan Biji

Perkecambahan atau germinasi ditandai dengan keluarnya bakal akar atau

radikaldari kulit biji. Selama proses ini berlangsung terjadi mobilisasi

cadangan makanan darijaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian

vegetatif yaitu sumbu pertumbuhan embrioatau lembaga. Selama proses

perkecambahan, bahan makanan cadangan diubah menjadibentuk yang dapat

digunakan, baik untuk tumbuhan maupun manusia (Astawan, 2008).

Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis

antara lain yaituimbibisi dan absorbsi air, hidrasi jaringan, absorbsi O2,

pengaktifan enzim dan pencernaan,transpor molekul yang terhidrolisis ke


sumbu embrio, peningkatan respirasi dan asimilasi,inisiasi pembelahan dan

pembesaran sel dan munculnya embrio (Gardner dalam Maghfiroh, 2017).

Pertumbuhan primer adalah pola pertumbuhan tumbuhan bergantung pada

letakmeristem. Meristem apikal, berada pada ujung akar dan pada pucuk

tunas, menghasilkan sesel bagi tumbuhan untuk tumbuh memanjang.

Pemanjangan ini, yang disebut pertumbuhan primer, memungkinkan akar

membuat jalinan didalam tanah dan tunas untuk meningkatkan pemaparannya

terhadap cahaya matahari dan karbondioksida (Campbell, 2000).

Pertumbuhan sekunder terjadi karena adanya aktivitas penebalan secara

progresif pada akar dan tunas yang terbentuk sebelumnya oleh pertumbuhan

primer. Pertumbuhan sekunder adalah produk dari meristem lateral.

Pertumbuhan ini akan menyebabkan membesarnya ukuran dan diameter

tumbuhan. Pertumbuhan dapat diukur sebagai pertambahan panjang, lebar

atau luas, tetapi dapat pula diukur berdasarkan pertambahan volume, masa

atau berat (segar atau kering) (Campbell, dkk 2003).

Berdasarkan posisi kotiledon pada kecambah, tipe perkecambahan dapat

dibedakan menjadi :

a. Perkecambahan Epigeal

Tipe perkecambahan epigeal ditandai dengan hipokotil yang tumbuh

memanjangsehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan

tanah). Kotiledon dapat melakukan fotosintesis selama daun belum

terbentuk. Contoh tumbuhan ini adalah kacang hijau, kedelai, bunga

matahari dan kacang tanah. Organ pertama yang muncul ketika biji
berkecambah adalah radikula. Radikula ini kemudian akan tumbuh

menembus permukaan tanah. Untuk tanaman dikotil yang dirangsang

dengan cahaya, ruas batang hipokotil akantumbuh lurus ke permukaan

tanah mengangkat kotiledon dan epikotil. Epikotil akanmemunculkandaun

pertama kemudian kotiledon akan rontok ketika cadangan makanan di

dalamnya telah habis digunakan oleh embrio (Campbell et al., 2000).

b. Perkecambahan hypogeal

Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang

kemudianplumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji.

Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Contoh tumbuhan yang mengalami

perkecambahan ini adalah kacang ercis, kacang kapri, jagung, dan rumput-

rumputan embrio (Campbell et al., 2000).

B. Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Basry

dkk, 2020, dengan judul penelitian Analisis Laju Perkecambahan Kacang Tanah

(Arachis hypogaea (L.) Merr.) yang Diberikan Kombinasi Perlakuan Suhu dan

Lama Perendaman Asap Cair (Liquid Smoke) hasil penelitian menunjukkan

Kombinasi perlakuan terbaik dalam mendorong laju perkecambahan biji kacang

tanah adalah perlakuan tanpa perendaman dengan asap cair (K0 250C dan 400C)

dan perendaman dalam asap cair selama 1 jam (K1) pada suhu 400C. Akan tetapi,

apabila dibandingkan dengan lebih seksama, perlakuan K1 tidak hanya

mendorong pertumbuhan perkecambahan tetapi juga perkembangannya yang

terlihat dari terbentuknya cabang akar (akar lateral) yang lebih banyak. Dengan
mempertimbangkan hasil pemberian perlakuan K2 dan K3 yang cenderung

menghambat germinasi.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dalam hal ini peneliti secara

langsung peneliti mengadakan eksprimen terhadap pengaruh lama pengeringan

kacang tanah terhadap proses perkecambahan dengan menggunakan metode

desain Rancangan Acak Kelompok (RAK) yaitu suatu rancangan acak yang

dilakakuan dengan pengelompokkan suatu percobaan ke dalam kelompok

kemudian menentukan perlakukan secara acak di dalam masing-masing kelompok

dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan

Gambar 3.1 Bagan rancangan percobaan

P0 P1 P3 P2

P1 P0 P2 P3

P2 P2 P0 P1

P3 P3 P1 P0

Keterangan
P0 = tanpa pemberian perlakuan (sebagai kontroling)
P1 = perlakuan dengan lama pengeringan 1 hari dari pukul 08.00 sampai 15.00
Wita
P2 = perlakuan dengan lama pengeringan 2 hari dari pukul 08.00 sampai 15.00
Wita
P3 = perlakuan dengan lama pengeringan 3 hari dari pukul 08.00 sampai 15.00
Wita

Dengan demikian terdapat 4 perlakuan, dengan 4 ulangan, sehingga perlakuan

yang diamati adalah 16 perlakuan. Masing-masing perlakuan terdapat 2buah biji

kacang tanah. Secara keseluruhan terdapat 32 buah biji kacang tanah.

B. Alatdan Bahan

1. Alat

a. Nampan plastik digunakan untuk menjemur biji kacang tanah

b. Polybag ukuran 2x3 digunakan untuk menanam kacang tanah

c. Kamera HP untuk dokumentasi

d. Alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu biji kacng tanah

lokal yang diperolah dari petani kacang tanah di Desa Wora Kabupaten

Bima..

C. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Sebelum dilakukan penelitian, maka terlebih dahulu dipersiapkan media

yang akan dibutuhkan untuk penelitian. Langkah awal yang dilakukan adalah

Pengolahan tanah. Pada saat pengeringan biji dilakukan pengolahan tanah

pertama yaitu tanah dicangkul sedalam ± 20 cm dan dibalikkan, kemudian

biarkan selama 5 hari.

2. PenyiapanMedia Perkecambahan
Setelah proses penegringan biji kacang tanah siap untuk disemaikan ke

dalam polybag kecil ukuran 10 × 15 cm yang sebelumnya telah diisi dengan

tanah dan diberi label sesuai perlakuan, dalam setiap polybag terdiri dari 2

biji, Hari pertama, polybag masih ditutup, hari ketiga penutup polibag dibuka.

D. Parameter Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat 3 serlah proses perkecambahan,

pengamatannya meliputi:

1. Daya Berkecambah

Daya kecambah benih dihitung berdasarkan jumlah kecambah normal pada

hari ketiga setelah tanam (4H) (pengamatan I) dan jumlah total kecambah

normal hari kelima setelah tanam (7H) (pengamatan II), dengan perhitungan

sebagai berikut (Sadjad, dalam Rohima, 2016).

Jumlah Kecambah Normal pengamatan I+II


% Daya Berkecambah = X 100%
Jumlah Biji yang diuji
)

2. Indeks Vigor

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah kecambah normal pada hitungan

hari pengamatan pertama (4 H) Rumus yang digunakan adalah :

Jumlah Kecambah Normal Pengamatan I (4 hari)


Jumlah%Benih
Indeks Vigor
yang diuji=X 100

E. Teknik Analisis Data

Data hasil pengamatan dari masing-masing perlakuan diolah secara statistika

dengan menggunakan Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok


faktorial. Sidik ragam Rancangan Acak Kelompok menurut Mattjik dan

Sumertajaya (2006) adalah seperti pada Tabel 3.1

1. Menghitung Jumlah Kuadrat

FK = (Σtotal)2/n atau ( Σtotal) 2/ r x t


JK Total   =   Jumlah kuadrat masing-masing pengamatan  – FK
JK Ulangan    = (Jumlah kuadrat total masing-masing ulangan / jumlah
perlakuan) – FK
JK Perlakuan  = (Jumlah kuadrat total masing-masing perlakuan / jumlah
ulangan) – FK
JK Galat  = JK Total – JK Ulangan – JK Perlakuan

Setelah semua data dihitung lalu kemudian dianalis dengan tabel ANOVA

Tabel : 3.1 Uji ANOVA (sidik Ragam)


SK Db JK KT Fhit F 5% F1%
Ulangan i–1 JK U JKU/(dbU) KTU/KTG dbu, dbg dbu, dbg
Perlakuan j - 1 JK P JKP/(dbP) KTP/KTG dbp, dbg dbp, dbg
Galat ij – (i+j) +1 JK G JKG/(dbG)
Total ij – 1 JKT

Denganketentuan apabila nilai Fhitung > nilai Ftabel pada taraf nyata 0,01

(1%), berbeda sangat nyata. Dua bintang pada nilai Fhitung dalam sidik

ragam.Apabila nilai Fhitung > nilai Ftabel pada taraf nyata 0,05 (5%) tetapi <

nilai Ftabel pada taraf 1%, berbeda sangat nyata. Satu bintang pada nilai Fhitung

dalam sidik ragam.Apabila nilai Fhitung <= nilai Ftabel pada taraf nyata 0,05

(5%), tidak berbeda nyata atau tn pada nilai Fhitung dalam sidik ragam.
DAFTAR PUSTAKA

Basry dkk, 2020, Analisis Laju Perkecambahan Kacang Tanah (Arachis


hypogaea (L.) Merr.) yang Diberikan Kombinasi Perlakuan Suhu dan Lama
Perendaman Asap Cair (Liquid Smoke)Jurnal Penelitian Pertanian Terapan
Vol. 20 (1): 65-73.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima, 2019, Kecamatan Wera Dalam Angka
2019, ISBN : 978-602-70727-7-0 Nomor 52060.1918.
Campbell, dkk, 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid Dua.Penerbit Erlangga Jakarta.
Erlangga.
Dalimunte H.,M, 2020 pertumbuhan dan hasil kacang tanah (Arachis hypogaea
L.) dengan berbagai jarak tanam dan dosis fosfor berbeda di lahan gambut,
Skripsi, Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Dan Peternakan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
Lestari EG. 2019. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan
Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64.
Biodeversitas .7(1):44-48.

Kasno, A. 2005. Pengaruh Nisbah K/ Ca dalam Larutan Tanah terhadap Dinamika


Hara K pada Tanah Ultisol dan Vertisol Lahan Kering. Tesis. Program
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor..

Malone, Jamie. 2019. What is A Good Climate for Growing


Peanuts?.https://living.thebump.com/good- climate-growing-peanuts-
5973.html. Web. (dikases pada 20 September 2020.

Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.


Rohima, 2016, Pengaruh Konsentrasi Dan Lama Perendaman Gibberelin (GA3)
Terhadap Viabilitas Benih Brokoli(Brassica oleraceae)Skripsi, Jurusan
Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang.

Suprapto, 2006. Bertanam Kacang Tanah. Kanisius, Jakarta

http://teukuakilfaza.blogspot.com/2017/12/rancangan-acak-kelompok-rak-
non.html

Anda mungkin juga menyukai