Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN

Dosen Pengampu:

Ir. Indiyah Murwani, MP.

Ir. Siti Muslikah, MP.

Disusun Oleh:

Avissa Wahyu Nusa Queena

22101031034

Agroteknologi-4A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum......................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.4 Manfaat Praktikum....................................................................................2
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4
2.1 Deskripsi Tanaman Jagung.........................................................................4
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Jagung...............................................................................................................5
2.3. Pengaruh Jarak Tanam pada Pertumbuhan Tanaman Jagung....................6
2.4. Pengaruh Jarak Tanam pada Hasil Tanaman Jagung.................................7
2.5. Studi Terdahulu tentang Pengaruh Pemberian Pupuk Pada Tanaman
Jagung...............................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................10
METODOLOGI.....................................................................................................10
3.1 Desain Penelitian......................................................................................10
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................10
3.3 Perlakuan dan Pembagian Kelompok.......................................................10
3.4 Langkah-Langkah Percobaan...................................................................11
3.5 Proses Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik....................................11
3.6 Pengukuran Variabel Pertumbuhan Tanaman...........................................12
3.7 Analisis Data.............................................................................................12
BAB IV..................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................13
4.1 Deskripsi dan Analisis Data Awal.............................................................13
4.2 Presentasi Data dalam Bentuk Tabel........................................................13
4.3 Interpretasi Hasil Data..............................................................................14

2
4.4 Perbandingan Pertumbuhan Tanaman pada Berbagai Jarak Tanam.........15
4.5 Perbandingan Hasil Tanaman pada Berbagai Jarak Tanam......................15
4.6 Penjelasan Mengenai Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung.............................................................................................16
4.7 Penjelasan Mengenai Pengaruh Jarak Tanam terhadap Hasil Tanaman
Jagung.............................................................................................................16
4.8 Analisis Perbandingan dengan Studi Terdahulu.......................................17
BAB V....................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
5.1 Kesimpulan...............................................................................................19
5.2 Saran.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20
LAMPIRAN...........................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah sehingga


membuat negara Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi
sangat besar dalam sektor pertanian. Peran sektor pertanian dalam pembangunan
Indonesia dapat dilihat dari kotribusi sektor pertanian tehadap perekonomian
nasional. Sektor pertanian terdiri dari subsektor tanam pangan, holtikultura,
kehutanan, perkebunan dan perternakan, diantara keempat subsektor yang
memiliki peran penting subsektor tanaman panganlah yang merupakan salah satu
subsektor yang memiliki peran penting dalam penyediaan bahan pangan utama
bagi masyarakat untuk menunjang kelangsungan hidup. Pertanian tanaman
pangan terdiri dari dua kelompok besar yaitu pertanian padi dan palawija,
pengembangan tanaman palawija juga diarahkan untuk pemantapan ketahanan
pangan dan pengetasan kemiskian. Salah satu tanaman palawija yang banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia adalah tanaman jagung.

Jagung (Zea mays L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat
kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain
sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini
didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan
semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia.

Jagung juga salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain
gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan
Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.
Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara)
juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun
tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal

4
dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung
biji dan tepung tongkolnya).

Di Kabupaten Gorontalo telah diupayakan peningkatan produksi jagung


antara lain dengan program “ Sejuta Ton Jagung ” dan ditetapkannya kawasan
sentra produksi jagung. Namun upaya ini harus diimbangi dengan upaya
memperbaiki teknik pembudidayaan tanaman jagung, agar dapat lebih mendukung
upaya peningkatan produksi dan pendapatan petani. Teknik budidaya jagung
sangat tergantung pada input teknologi berupa pengolahan tanah yang efektif dan
efisien, penyediaan benih unggul, penggunaan pupuk dan pestisida yang tidak
merugikan bagi lingkungan, serta adanya pelaksanaan panen dan penanganan
hasil panen jagung yang baik.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil


tanaman jagung.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk
anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana deskripsi dari tanaman jagung?


2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung?
3. Bagaimana pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung?
4. Bagaimana pengaruh dari pemberian pupuk terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman jagung?

1.4 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:

5
1. Memberikan informasi mengenai pengaruh dari jarak tanam dan
pemberian pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung dalam
pembudidayaannya.
2. Sebagai sumber informasi dan rujukan untuk penelitian selanjutnya
mengenai pengaruh dari jarak tanam da pemberian pupuk terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Jagung


Tanaman jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Jagung memiliki nilai gizi yang cukup memadai dan di beberapa daerah di
Indonesia digunakan sebagai makanan pokok. Jagung juga memiliki kandungan
karbohidrat dan gizi yang tinggi serta dapat digunakan untuk menggantikan beras,
hal ini disebabkan karena jagung memiliki kalori yang hampir sama dengan kalori
yang terkandung dalam padi, sehingga sangat cocok untuk dijadikan (Putri et al,
2015).

Adapun taksonomi dari tanaman jagung dalam sistematika diklasifikasikan


sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

Akar tanaman jagung tergolong akar serabut yang kedalamannya dapat


mencapai 8 m, meskipun pada umumnya hanya 2 m. Batang tanaman jagung
tegak dan beruas-ruas yang terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku-
buku. Daun jagung termasuk daun sempurna dengan bentuk tulang daun sejajar
dengan ibu tulang daun dan pada permukaannya ada yang licin serta berambut.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah. Tiap kuntum bunga

7
memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae yang disebut floret (Surtinah dan
Lidar, 2017).

Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah baik


jenis tanah lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6-8.
Temperatur untuk pertumbuhan optimal jagung antara 24-30 °C. Tanaman jagung
pada masa pertumbuhan membutuhkan 450-600 cc air. Ketersediaan air dapat
ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang cukup untuk meningkatkan
pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindungi dari rumput liar dan
serangan hama. Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata.
Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya
ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar
matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan
memberikan hasil biji yang tidak optimal (Surtinah dan Lidar, 2017).

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Hasil Tanaman


Jagung
Pertumbuhan dan produksi tanaman ditentukan oleh proses fisiologis yang
berlangsung dalam tanaman. Proses fisiologis tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan. Lingkungan yang disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman jagung
akan meningkatkan hasil produksi. Pertumbuahan dan produksi tanaman
merupakan fungsi dari faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik dapat
diperbaiki melalui program pemuliaan tanaman. Faktor lingkungan yang penting
dan besar pengaruhnya adalah ketersedian air, unsur hara, cahaya matahari, dan
suhu. Seringkali tingkat pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh faktor
lingkungan seperti kesuburan tanah. Upaya yang dapat dilakukan unuk
meningkatkan kesuburan tanah adalah dengan pemberian pupuk baik pupuk
organik maupun pupuk anorganik (Sisco et al, 2017).

Aplikasi pupuk tidak selamanya memberikan hasil yang maksimal, karena


dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain takaran, cara dan waktu pemberian
yang tepat. Menurut Subandi (1998), apabila dosis, cara dan waktu pemberian
yang tepat disertai pengolahan tanah yang baik dapat membantu meningkatkan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Tanaman jagung juga dapat ditingkatkan

8
hasil produksinya dengan melakukan sistem budidaya yang baik dan benar, salah
satu syarat budidaya tanaman yang baik adalah dengan menggunakan varietas
unggul.

Produksi jagung dapat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti luas
lahan, jarak lahan ke sumber air, panjang jarak tanam, lebar jarak tanam, dan
pupuk.Semakin luas lahan yang digunakan untuk menanam jagung maka produksi
jagung akan meningkat. Selain itu, jarak lahan ke sumber air sangat
mempengaruhi produksi jagung (Yunita et al, 2021).

2.3. Pengaruh Jarak Tanam pada Pertumbuhan Tanaman Jagung


Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme yang
bersifat kuantitatif atau dapat diukur. Pertumbuhan juga bersifat irreversible (tidak
dapat kembali seperti semula). Pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi
oleh faktor lingkungan seperti ketersediaan air, kelembaban, temperatur, dan
cahaya matahari, faktor tersebut diperlukan dengan kapasitas yang cukup dan
sesuai. Fungsi daun sebagai organ utama dalam fotosintesis, semakin luas daun
penangkapan sinar matahari dan fiksasi CO2 semakin tinggi sehingga fotosintesis
yang besar akan mempengaruhi pada hasil asimilat yang besar juga (Arifin et al.,
2014).

Dalam penelitian Ina et al (2017) menjelaskan bahwa, jarak tanam yang


lebih sempit meningkatkan persaingan antar tanaman jagung manis. Perlakuan
jarak tanam (jarak tanam 75 cm x 30 cm) memiliki persaingan yang lebih rendah
sehingga mampu memberikan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik. Pada
perlakuan (jarak tanam 75 cm x 30 cm) memberikan luas daun dan berat kering
yang lebih besar dibandingkan perlakuan jarak tanam lainnya, sedangkan antara
(jarak tamam 75 cm x 25 cm) dan (jarak tanam 75 cm x 20 cm) memperlihatkan
pertumbuhan dan hasil yang tidak jauh berbeda disebabkan tingkat persaingan
yang hampir sama pula. Parameter hasil perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata
terhadap bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, diameter
tongkol, bobot tongkol tanpa kelobot per hektar, dan panjang tongkol. Perlakuan
(jarak tanam 75 cm x 30 cm) memiliki bobot tongkol, diameter tongkol dan
panjang tongkol yang paling besar, hal ini diduga berkaitan dengan efisiensi

9
cahaya matahari yang diterima pada jagung manis. Perlakuan (jarak tanam 75 cm
x 25 cm) dan (jarak tanam 75 cm x 20 cm) yang mempunyai jarak tanam lebih
sempit dari (jarak tanam 75 cm x 30 cm) jagung manis akan memberikan ruang
yang lebih sehingga daun yang tumpang tindih lebih sedikit.

Tanaman jagung manis membutuhkan sinar matahari terutama intensitas


cahaya. Tanaman jagung yang ternaungi pertumbuhannya akan terhambat,
sehingga hasil biji yang terbentuk kurang baik dan tidak dapat terbentuk tongkol.
Pengaturan jarak tanam berpengaruh pada produksi tanaman, produksi per hektar
akan meningkat dengan bertambahnya jumlah tanaman (Karimuna dan Halim,
2011).

2.4. Pengaruh Jarak Tanam pada Hasil Tanaman Jagung


Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman yaitu dengan
mengatur jarak tanam atau kepadatan tanaman per satuan luas (Tirimin, 2018).
Populasi tanaman (jarak tanam) merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil tanaman. Penanaman dengan jarak tanam bertujuan agar
populasi tanaman mendapatkan bagian yang sama terhadap unsur hara dan sinar
matahari yang dibutuhkan serta memudahkan dalam pemeliharaannya (Probowati
2014).

Menurut Haryadi (1988) dalam jurnal Tarimin (2018), kerapatan tanaman


mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman. Pada umumnya produksi per
satuan luas yang tinggi di dapat dari populasi tertentu yang dapat memanfaatkan
penggunaan cahaya secara maksimal.

Menurut Gardner et al. (1996) dalam jurnal Tarimin (2018), pengaturan


kerapatan tanaman bertujuan untuk meminimalkan kompetisi intrapopulasi agar
kanopi dan akar tanaman dapat memanfaatkan lingkungan secara optimal. Jarak
tanam jarang (populasi rendah) dapat memperbaiki pertumbuhan individu
tanaman, tetapi memberikan peluang terhadap perkembangan gulma. Tanaman
jagung bila banyak ditumbuhi gulma berdampak negatif terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman jagung karena terjadi kompetisi dalam pemanfaatan unsur
hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Jarak tanam yang terlalu lebar dapat
mengurangi jumlah populasi tanaman menyebabkan berkurangnya pemanfaatan

10
cahaya matahari, dan unsur hara oleh tanaman, karena sebagian cahaya akan jatuh
ke permukaan tanah dan unsur hara akan hilang karena penguapan dan pencucian.

Hasil studi di Agro Teknologi Terpadu (ATP) menggunakan varietas


hibrida C-7 dengan jarak tanam 60 cm x 20 cm, dan pemupukan yang optimal
mampu menghasilkan 4.5 ton/ha pipilan kering semestara potensi hasil adalah 10
– 12 ton/ha pipilan kering. Disamping pemupukan faktor lain pertumbuhan dan
hasil jagung misalnya populasi tanaman yang dipengaruhi oleh jarak tanam dan
jumlah tanaman per lubang. Penggunaan jarak tanam yang tepat akan memberikan
hasil yang tinggi. Penambahan populasi tanaman akan meningkatkan hasil, tetapi
bila populasi terus ditingkatkan hasil jagung justru menurun, dengan demikian
diperlukan suatu populasi yang optimum dari jarak tanam yang tepat untuk
mencapai hasil yang maksimum (Tirimin, 2018).

2.5. Studi Terdahulu tentang Pengaruh Pemberian Pupuk Pada Tanaman


Jagung
Pada dasarnya pupuk sangatlah bermanfaat dalam mempertahankan
kandungan unsur hara yang ada didalam tanah serta memperbaiki atau
menyediakan kandungan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia
ditanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Manfaat utama dari pupuk yang
berkaitan dengan sifat fisika tanah yaitu memperbaiki struktur tanah dari padat
menjadi gembur (Pangaribuan et al, 2017).

Jagung merupakan tanaman reponsif terhadap pemupukan sehingga


sensitif terhadap defisiensi unsur hara terutama N dan P. Pupuk anorganik lebih
sering digunakan dalam pemupukan, sehingga petani di Indonesia ketergantungan
terhadap penggunaan pupuk anorganik. Pupuk anorganik berperan memperbaiki
kimia tanah karena dapat meningkatkan hara tidak tersedia dalam tanah. Pupuk
anorganik bersifat mudah terurai dalam tanah sehingga mudah terserap oleh akar
tanaman jagung. Penambahan pupuk anorganik berdampak negatif bagi tanah
karena dapat menurunkan kesuburan tanah (Yaumalika et al., 2017).

Pemberian pupuk organik, terutama dapat memperbaiki struktur tanah


dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Selain menyediakan
unsur hara, pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara yang

11
cepat hilang seperti N, P, K yang mudah hilang oleh penguapan. Pemberian pupuk
organik dapat memperbaiki struktur tanah, menaikan bahan serap tanah terhadap
air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai sumber zat makanan
bagi tanaman. Sedangkan, pemberian pupuk anorganik dapat merangsang
pertumbuhan secara keseluruhan khususnya cabang, batang, daun, dan berperan
penting dalam pembentukan hijau daun (Frobel et al, 2013).

Dalam penelitian Vina et al., (2019) menjelaskan bahwa hasil analisis


ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk organik dan anorganik
berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, namun berpengaruh nyata
terhadap jumlah daun tanaman jagung manis. Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa tidak terdapat pengaruh pada tinggi tanaman. Hal ini disebabkan karena
semua perlakuan yang diberikan telah memenuhi ketersediaan unsur hara untuk
pertumbuhan tinggi tanaman. Tinggi tanaman jagung dipengaruhi oleh unsur hara
N dan P. Unsur hara N berperan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif
tanaman terutama pertumbuhan batang menyebabkan pertumbuhan tinggi
tanaman (Suryati et al., 2015). Ketersediaan unsur hara P dalam tanah cukup
memacu pertumbuhan tinggi tanaman (Pane et al., 2014).

Vina et al., (2019) dalam penelitiannya juga menjelaskan bahwa dalam


produksi tanaman jagung perlakuan pupuk organik dan anorganik terhadap
panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris biji dalam tongkol, dan berat
tongkol dengan klobot jagung tidak terdapat pengaruh. Parameter panjang
dipengaruhi dengan ketersediaan hara terutama P dan faktor genetik. Kemampuan
tanaman untuk memunculkan karakter gentik dipengaruhi oleh faktor lingkungan
terutama faktor ketersediaan unsur hara menjadi tolak ukur hasil dan kualitas
tanaman (Cahya dan Herlina, 2018).

12
BAB III

METODOLOGI

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Universitas Islam Malang
yang berada di daerah Kebonagung, Malang. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan lahan yang tersedia pada Lab. UNISMA Kebonagung. Dimana
model penanaman yang dilakukan yaitu dengan menerapkan sistem bedengan.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Tractor 5. Alat Tulis


2. Cangkul 6. Timbangan
3. Meteran 7. Penanda Bedengan
4. Penggaris

Bahan yang digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Sekam Bakar 5. Pupuk NPK


2. Kompos 6. Pupuk Organik Cair
3. Benih Jagung 7. Air
4. Pupuk Urea

3.3 Perlakuan dan Pembagian Kelompok


Dalam praktikum ini terdapat empat komoditas tanaman pangan yaitu
bawang merah, kacang tanah, jagung, dan singkong. Untuk perlakuannya yaitu
pemberian pupuk anorganik dengan kode P1 dan pupuk organik dengan kode P2.
Dalam setiap kode nantinya diambil tiga sampel terbaik untuk dijadikan objek
pengamatan adapun parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun,
panjang daun, dan lebar daun. Sedangkan, pada komoditas bawang merah terdapat
parameter tambahan yaitu berat umbi dan jumlah anakan, serta pada komoditas
singkong terdapat parameter tambahan yaitu diameter batang.

Terdapat pembagian kelompok dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Bawang Merah: B1P1 (kelompok 1A) dan B2P2 (kelompok 2A).

13
2. Kacang Tanah: K1P1 (kelompok 3A) dan K2P2 (kelompok 4A).
3. Jagung: J1P1 (kelompok 1B) dan J2P2 (kelompok 2B).
4. Singkong: S1P1 (kelompok 3B) dan S2P2 (kelompok 4B).

3.4 Langkah-Langkah Percobaan


Berikut langkah-langkah dalam melaksanakan praktikum yaitu sebagai
berikut:

1. Menyiapkan lahan dengan cara membajak serta mencangkul tanah sampai


gembur dan menambahkan pupuk organik sesuai dosis anjuran.
2. Membuat bedengan dengan ukuran 100 cm x 200 cm.
3. Membasahi media tanam sebelum penanaman dilakukan.
4. Menanam biji jagung ke lahan yang sudah siap dengan jarak tanam B1P1
(30 cm x 30 cm) dan B2P2 (40 cm x 40 cm).
5. Melakukan pemupukan pada umur 14 HST dan 28 HST (pupuk anorganik)
dan pada umur 28 HST (pupuk organik cair).

3.5 Proses Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik


Berikut proses pemberian pupuk organik yaitu sebagai berikut:

1. Menyiapkan pupuk organik cair yang telah terfermentasi selama 7 hari.


2. Pada saat membuka botol yang berisi POC, lubangi pada tengah tutup
botol dengan menggunakan jarum pentul agar tidak terjadi ledakan.
3. Setelah itu, sebelum melakukan pengaplikasian POC ke tanaman,
mencampur POC dengan air terlebih dahulu dengan pebandingan 1:10.
4. Jika sudah tercampur rata, lalu menyiram POC ke bedengan sesuai kode
perlakuan.

Berikut proses pemberian pupuk anorganik yaitu sebagai berikut:

1. Menimbang pupuk NPK 0,3 gr/tan dan pupuk Urea 0,25 gr/tan.
2. Saat pengaplikasian membuat lingkaran pada sekitar tanaman dengan
menggunakan jari.
3. Kemudian, tabur pupuk disekitar lingkaran dan usahakan merata.
4. Setelah itu, tutup kembali bagian yang terdapat pupuk dengan tanah.
5. Lalu, siram tanah dengan menggunakan air.

14
3.6 Pengukuran Variabel Pertumbuhan Tanaman
Pada praktikum ini pengukuran dilakukan setiap minggunya sebanyak
enam kali pengamatan. Adapun variabel pengukuran pertumbuhan tanaman yaitu
tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, dan lebar daun.

3.7 Analisis Data


Data yang diambil yaitu berupa tinggi tanaman, jumlah daun, panjang
daun, dan lebar daun. Adapun anilisis data yang dilakukan dalam praktikum ini
yaitu mencatat data perminggunya, kemudian dari data keseluruhan dianalisis
sesuai dengan variabelnya. Setelah itu, melakukan perhitungan rata-rata untuk
mengetahui perlakuan mana yang memiliki hasil analisis data yang tertinggi.

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi dan Analisis Data Awal


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Pada data penelitian menunjukkan
perbedaan hasil yang tidak terlalu berpengaruh terhadap perlakuan. Perlakuan
dengan jarak tanam (30 cm x 30 cm) menunjukkan peningkatan laju pertumbuhan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan dengan jarak tanam (40 cm x 40
cm). Selain itu, pada perlakuan dengan jarak tanam (30 cm x 30 cm) dipengaruhi
oleh pupuk anorganik, sedangkan perlakuan dengan jarak (40 cm x 40 cm)
dipengaruhi oleh pupuk organik.

Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak teralu


berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Akan tetapi, perlu
diingat bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman jagung juga dapat dipengaruhi oleh
perlakuan pemberian pupuk yang sudah ditentukan serta dosis pemberiannya.

4.2 Presentasi Data dalam Bentuk Tabel


Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman (cm)

Minggu Ke-
Perlakuan
Rata-
1 2 3 4 5 6
rata
J1P1 5,5 11,33 11,22 25,27 32,67 49,33 22,55

J2P2 5,93 10,67 11,27 20,23 37,17 50 22,55

Tabel 2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun (helai)

Minggu Ke-
Perlakuan
Rata-
1 2 3 4 5 6
rata
J1P1 2 2 5 4 3 5 4

J2P2 3 3 3 4 5 7 4
Tabel 3. Hasil Pengamatan Panjang Daun (cm)

16
Minggu Ke-
Perlakuan
Rata-
1 2 3 4 5 6
rata
J1P1 4,36 8,33 15,59 30,52 37,07 43,64 23,25

J2P2 4,27 6,38 12,87 15,44 21,31 35,24 15,92

Tabel 4. Hasil Pengamatan Lebar Daun (cm)

Minggu Ke-
Perlakuan
Rata-
1 2 3 4 5 6
rata
J1P1 1,5 1,56 2,23 3,55 3,79 4,1 2,79

J2P2 1,04 1,24 2,18 2,06 2,8 4,22 2,26


K1P1

K2P2
B1P1

B2P2

S1P1

S2P2
J1P1

J2P2

4.3 Interpretasi Hasil Data


Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil
jagung dilakukan analisis dengan menggunakan tabel yang telah tertera diatas.
Berdasarkan hasil analisis pada data pengamatan menunjukkan bahwa pada
parameter tinggi tanaman tidak berbeda pengaruh terhadap perlakuan yaitu
dengan nilai rata-rata yang sama sebesar 22,55 cm. Pada parameter jumlah daun
tanaman menunjukkan bahwa pada perlakuan tidak berbeda pengaruh terhadap
jumlah daun tanaman yaitu dengan rata-rata 4 helai daun. Dan pada parameter
lebar daun juga menunjukkan bahwa pada perlakuan tidak berbeda pengaruh
terhadap lebar daun tanaman.

17
Sedangkan, pada parameter panjang daun berbeda pengaruh terhadap
panjang daun yaitu pada perlakuan J1P1 dengan rata-rata 23,25 cm. Hal ini
disebabkan terdapat pengaruh terhadap perlakuan pemberian pupuk tanaman,
dimana untuk kode perlakuan P1 dilakukan pemberian pupuk berupa pupuk
anorganik, sedangkan untuk kode P2 dilakukan pemberian pupuk berupa pupuk
organik.

4.4 Perbandingan Pertumbuhan Tanaman pada Berbagai Jarak Tanam


Pada penelitian ini, berdasarkan analisis data untuk parameter tinggi
tanaman terhadap perlakuan jarak tanam tidak berbeda pengaruh satu sama lain.
Dimana pada perlakuan J1P1 yaitu dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm, sedangkan
pada perlakuan J2P2 yaitu dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm. Keduanya
menghasilkan hasil rata-rata yang sama besar yaitu dengan nilai 22,55 cm.

Pada parameter jumlah daun, berdasarkan analisis data menunjukkan


bahwa terhadap perlakuan jarak tanam tidak berbeda pengaruh satu sama lain.
Dimana pada perlakuan J1P1 yaitu dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm didapatkan
hasil rata-rata yaitu 4 helai daun. Sedangkan, pada perlakuan J2P2 yaitu dengan
jarak tanam 40 cm x 40 cm didapatkan hasil rata-rata yaitu 4 helai daun juga.

Pada parameter panjang daun, berdasarkan analisis data menunjukkan


bahwa terhadap perlakuan jarak tanam berbeda pengaruh satu sama lain.
Diketahui pada perlakuan J1P1 yaitu dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm
didapatkan hasil rata-rata 23,25 cm, sedangkan pada perlakuan J2P2 yaitu dengan
jarak tanam 40 cm x 40 cm didapatkan hasil rata-rata 15,92 cm.

Pada parameter lebar daun, berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa


terhadap perlakuan jarak tanam tidak berbeda pengaruh. Dimana pada perlakuan
J1P1 yaitu dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm didapatkan hasil rata-rata 2,79 cm,
sedangkan pada perlakuan J2P2 yaitu dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm
didapatkan hasil rata-rata 2,26 cm.

4.5 Perbandingan Hasil Tanaman pada Berbagai Jarak Tanam


Untuk perbandingan hasil tanaman terhadap perlakuan jarak tanam
berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa

18
pada hasil tanaman tidak berbeda pengaruh terhadap perlakuan jarak tanam.
Dimana jika ditinjau secara keseluruhan dan berdasarkan data yang didapat pada
kedua perlakuan untuk jarak tanam 30 cm x 30 cm dan 40 cm x 40 cm tidak
berpengaruh terhadap hasil tanaman jagung. Hal ini disebabkan karena untuk
jarak tanam yang optimal pada tanaman jagung yaitu 70-75 cm x 20 cm.

4.6 Penjelasan Mengenai Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan


Tanaman Jagung
Pengaturan jarak tanam pada suatu areal tanah pertanian merupakan salah
satu cara yang berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai. Makin rapat jarak
tanam menyebabkan lebih banyak tanaman yang tidak berbuah. Harjadi (2002)
mengatakan bahwa jarak tanam juga mempengaruhi persaingan antar tanaman
dalam mendapatkan air dan unsur hara, sehingga akan mempengaruhi hasil
(Eliakim, 2020).

Menurut Nurlaili (2010) menjelaskan bahwa penggunaan jarak tanam yang


terlalu rapat antara daun sesama tanaman saling menutupi akibatnya pertumbuhan
tanaman akan tinggi memanjang karena bersaing dalam mendapatkan cahaya
sehingga akan menghambat proses fotosintesis dan produksi tanaman tidak
optimal.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada


pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan lebar daun tidak berpengaruh
nyata terhadap perlakuan yang diberikan yaitu dengan jarak tanam J1P1 (30 cm x
30 cm) dan J2P2 (40 cm x 40 cm). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Azis dan
Arman (2013) dikatakan bahwa jarak tanam memegang peranan penting dalam
peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman. Penggunaan jarak tanam yang tidak
teratur, mengakibatkan terjadi kompetisi baik terhadap air, unsur hara maupun
cahaya di antara individu tanaman. Jarak tanam menentukan populasi tanaman
dalam suatu luasan tertentu, sehingga pengaturan yang baik dapat mengurangi
terjadinya kompetisi terhadap faktor-faktor tumbuh tersebut.

19
4.7 Penjelasan Mengenai Pengaruh Jarak Tanam terhadap Hasil Tanaman
Jagung
Salah satu usaha dalam meningkatkan produksi jagung adalah dengan
pengaturan jumlah tanaman per hektar atau jarak tanam yang merupakan faktor
penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Seperti halnya pengolahan tanah,
hasil jagung dipengaruhi pula oleh jumlah tanaman per satuan luas. Penggunaan
jarak tanam yang tepat untuk jenis tanaman ditujukan untuk menghindari
persaingan antara tanaman dalam penyerapan air, unsur hara, penggunaan cahaya
matahari dan persaingan dengan tumbuhan pengganggu. Penggunaan jarak tanam
yang tepat sangat penting dalam pemanfaatan sinar matahari secara maksimum
untuk proses fotosintesis (Trimin, 2018).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada


parameter tinggi tanaman, jumlah daun, dan lebar daun tidak berpengaruh nyata
terhadap hasil tanaman jagung, dimana perlakuan yang diberikan yaitu dengan
jarak tanam J1P1 (30 cm x 30 cm) dan J2P2 (40 cm x 40 cm).

Menurut Badan Pengendali Bimas (1997) pengaturan jarak tanam yang


tepat dapat memperkecil persaingan antara tanaman dalam hal pengembalian
unsur hara, air, sinar matahari dan ruang tumbuh tanaman. Selain itu jarak tanam
yang tepat juga dapat menekan pertumbuhan gulma, sehingga persaingan tanaman
dengan gulma dapat dihindari. Oleh karena itu jarak tanam harus diatur untuk
mendapatkan populasi yang optimum sehingga diperoleh hasil yang maksimum
(Febrina, 2012).

4.8 Analisis Perbandingan dengan Studi Terdahulu


Pada penelitian Trimin (2018), menunjukkan pada jarak tanam 80 cm x 20
cm, dan jarak tanam 100 cm x 50 cm x 20 cm, memberikan pengaruh terbaik
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Pengaturan jarak tanam P1
(80 cm x 20 cm), dan P2 (100 cm x 50 cm x 20 cm) berpengaruh sangat nyata
terhadap pertumbuhan jagung pada tinggi tanaman, indeks luas daun. Hal ini
diduga (Erawati et al, 2016), populasi tanaman (jarak tanam) merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil tanaman. Peningkatan hasil jagung
dapat diupayakan melalui pengaturan kerapatan tanam hingga mencapai populasi

20
optimal. Menurut Gardner et al. (1996), pengaturan kerapatan tanaman bertujuan
untuk meminimalkan kompetisi intrapopulasi agar kanopi dan akar tanaman dapat
memanfaatkan lingkungan secara optimal. Jumlah tanaman yang berlebihan akan
menurunkan hasil karena terjadi kompetisi terhadap unsur hara, air, radiasi
matahari, dan ruang tumbuh sehingga akan mengurangi jumlah biji pertanaman
(Irfan 1999). Yulisma (2011), jarak tanam yang terlalu rapat akan menghambat
pertumbuhan tanaman, tetapi jika terlalu jarang akan mengurangi populasi per
satuan luas.

Jarak tanam merupakan salah satu hal terpenting dalam budidaya karena
mempengaruhi penyerapan hara, air, cahaya. Keuntungan yang akan didapatkan
jika menggunakan jarak tanam yang tepat adalah meningkatkan penerimaan
intensitas cahaya matahari pada daun dan diharapkan hasil asimilat meningkat
sehingga pertumbuhan tanaman dan pengisian biji dapat optimal, serta
memudahkan pemeliharaan tanaman, terutama penyiangan gulma baik secara
manual maupun dengan herbisida, pemupukan, serta pemberian air (Balitsereal,
2013 dalam Syarifah, 2015).

Menurut Haryadi (1988), kerapatan tanaman mempengaruhi penampilan


dan produksi tanaman. Pada umumnya produksi per satuan luas yang tinggi di
dapat dari populasi tertentu yang dapat memanfaatkan penggunaan cahaya secara
maksimal. Menurut Gardner et al. (1996), pengaturan kerapatan tanaman
bertujuan untuk meminimalkan kompetisi intrapopulasi agar kanopi dan akar
tanaman dapat memanfaatkan lingkungan secara optimal. Jarak tanam jarang
(populasi rendah) dapat memperbaiki pertumbuhan individu tanaman, tetapi
memberikan peluang terhadap perkembangan gulma. Tanaman jagung bila banyak
ditumbuhi gulma berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
jagung karena terjadi kompetisi dalam pemanfaatan unsur hara, air, cahaya dan
ruang tumbuh. Jarak tanam yang terlalu lebar dapat mengurangi jumlah populasi
tanaman menyebabkan berkurangnya pemanfaatan cahaya matahari, dan unsur
hara oleh tanaman, karena sebagian cahaya akan jatuh ke permukaan tanah dan
unsur hara akan hilang karena penguapan dan pencucian (Trimin, 2018).

21
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan adapun kesimpulan yang
dapat diambil yaitu sebagai berikut:

1. Pada parameter tinggi tanaman tidak berbeda pengaruh terhadap perlakuan


yaitu dengan nilai rata-rata yang sama sebesar 22,55 cm.
2. Pada parameter jumlah daun tanaman menunjukkan bahwa pada perlakuan
tidak berbeda pengaruh terhadap jumlah daun tanaman yaitu dengan rata-
rata 4 helai daun.
3. Pada parameter lebar daun juga menunjukkan bahwa pada perlakuan tidak
berbeda pengaruh terhadap lebar daun tanaman.
4. Pada parameter panjang daun berbeda pengaruh terhadap panjang daun
yaitu pada perlakuan J1P1 dengan rata-rata 23,25 cm.
5. Jarak tanam merupakan salah satu hal terpenting dalam budidaya karena
mempengaruhi penyerapan hara, air, cahaya.

5.2 Saran
Untuk kedepannya diharapkan dalam melaksanakan penelitian perlu
diperhatikan mengenai pemeliharaan tanamannya. Karena pemeliharaan
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena jika
dalam pemeliharaanya kurang maksimal dapat menyebabkan terjadinya hal-hal
yang tidak diduga.

Untuk pembudidayaan tanaman jagung hal terpenting yang perlu


diperhatikan yaitu mengenai jarak tanam antar tanaman. Pada hasil penelitian
sudah tertera jarak tanam yang baik untuk pembudidayaan jagung agar tanaman
dalam pertumbuhannya maksimal serta menghasilkan produksi yang tinggi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M., A. Nugroho, dan A. Suryanto. 2014. Kajian Panjang Tunas dan Bobot
Umbi Bibit Terhadap Produksi Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)
Varietas Granola. Jurnal Produksi Tanaman. Vo. 2(3). Hal: 221-229.

Cahya J. E. dan N. Herlina. 2018. Uji Potensi Enam Varietas Jagung Manis (Zea
mays Saccharata Strut) Di Dataran Rendah Pamekasan. Jurnal Produksi
Tanaman. Vol. 6(1). Hal: 92-100.

Eliakim, P. 2020. Pengaruh Jarak Tanam dan Kedalaman Lubang Tanam Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Strurt.).
Juripol. Vol. 3(2). Hal: 116-128.

Erawati, T., dan Hipi, A. 2016. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Kawasan Pengembangan
Jagung Kabupaten Sumbawa. Prosiding Seminar Nasional Inovasi
Teknologi Pertanian Banjarbaru.

Febrina, D. 2012. Kecernaan Ransum Sapi Peranakan Ongole Berbasis Limbah


Perkebunan Kelapa Sawit yang Diamoniasi Urea. Jurnal Peternakan. Vol.
9(2). Hal: 68-74.

Frobel, G. D., J. J. M. R. Londok, R. A. V. Tuturoong, dan W. B. Kaunang. 2013.


Pengaruh Pemupukan Anorganik Dan Organik Terhadap Produksi
Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Jurnal Zootek. Vol. 32(5). Hal: 1-
8.

Ina, Y., Suswanto, H., dan Sudiarso. 2017. Pengaruh Perbedaan Jarak Tanam dan
Dosis Pupuk Urin Sapi Fermentasi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.). Jurnal Produksi
Tanaman. Vol 5(8). Hal: 1284-1293.

23
Karimuna, L., dan Halim. 2011. Respon Tanaman Jagung Terhadap Aplikasi
Bioteknologi Mikoriza Indigen Gulma dan Pupuk Bokashi Vegetasi
Sekunder Pada Tanah Levelling Off. Agriplus. Vol. 21(3). Hal: 237-247.

Nurlaili. 2010. Respon Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) dan Gulma
Terhadap Berbagai Jarak Tanam. Agronobis. Vol. 2(4).

Pangaribuan, D. H., K. Hendarto, dan K. Prihartini. 2017. Pengaruh Pemberian


Kombinasi Pupuk Anorganik Tunggal Dan Pupuk Hayati Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata
Sturt) Serta Populasi Mikroba Tanah. J. Floratek. Vol. 12(1). Hal: 1-9.

Pane, M. A., M. M. B. Damanik. dan B. Sitorus. 2014. Pemberian Bahan Organik


Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Dalam Memperbaiki Sifat Kimia
Tanah Ultisol Pertumbuhan Tanaman Jagung. J. Online Agroekoteknologi.
Vol. 2(4). Hal: 1426-1432.

Probowati, R. A., B. Guritno, dan T. Sumarni. 2014. Pengaruh Tanaman Penutup


Tanah dan Jarak Tanam Pada Gulma dan Hasil Tanaman Jagung (Zea
mays L.). Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 2(8).

Putri, K. D., Zaini, M. A., & Kisworo, D. (2015). Pengaruh Rasio Susu Full
Cream Dengan Jagung Manis (Zea Mays Saccharata) Terhadap Nilai Gizi,
Sifat Fisik Dan Organoleptik Es Krim. Pro Food. Vol.1(1). Hal: 15-23.

Sisco, M. R., Valentina, B., dan Elke, U. W. 2017. When do Extreme Weather
Events Generate Attention to Climate Change. Climatic Change. Vol. 143.
Hal: 227-241.

Surtinah, dan S. Lidar. 2017. Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung
Manis (Zea mays saccharata Sturt.) di Pekanbaru. Jurnal Ilmiah Pertanian.
Vol. 13(2). Hal: 73-78.

Suryati, D., Sampurno, dan E. Anom. 2015. Uji Beberapa Konsentrasi Pupuk
Azolla (Azolla pinnata) Pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) Di Pembibitan Utama. JOM Faperta. Vol. 2(1).
Hal: 1-13.

24
Syarifah, A. 2015. Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor
(Moringa oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan. Vol. 5(2). Hal: 35-44.

Trimin, K. 2018. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi


Jagung (Zea mays L) Non Hibrida di Lahan Balai Agro Teknologi Terpadu
(ATP). Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Vol. 5(2).
Hal: 129-139.

Vina, T., Dwi, R. L., dan Yafizham. Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays L.) Di
Jepara. Jurnal Pertanian Tropik. Vol. 6(2). Hal: 262-269.

Yaumalika, M., A. Rahayu, dan S. A. Adimihardja. 2017. Uji Efektivitas Beberapa


Pupuk Hayati Majemuk Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jagung
Manis (Zea mays L. saccharata). J. Agronida. Vol. 3(1). Hal: 18-26.

Yulisma. 2011. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung pada Berbagai
Jarak Tanam. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol. 3(2). 201-211.

Yunita, C. S., Helma, dan Minora, L. N. 2021. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Produksi Jagung di Desa Kayu Gadang Menggunakan Analisis Regresi
Linear Berganda. UNPjoMath. Vol. 4(2). Hal: 7-11.

25
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Data Hasil Penelitian Mingguan

1. Tinggi Tanaman (cm)

Minggu Ke-
Perlakua
n
1 2 3 4 5 6
7 15,17 20,5 25,67 29,33 32,67
T1 = 7 T1 = 15 T1 = 22 T1 = 24 T1 = 26 T1 = 28
B1P1 T2 = 5 T2 = 13 T2 = 19,5 T2 = 27 T2 = 32 T2 = 38
T3 = 9 T3 = 17,5 T3 = 20 T3 = 26 T3 = 30 T3 = 32
9,17 17,4 20,63 24 26,17 28
T1 = 12,2 T1 = 21,4 T1 = 30,1 T1 = 35 T1 = 38 T1 = 40
B2P2 T2 = 7,8 T2 = 16,8 T2 = 17,3 T2 = 20 T2 = 21 T2 = 23
T3 = 7,5 T3 = 14 T3 = 14,5 T3 = 17 T3 = 19,5 T3 = 21
7 7,67 9,33 11,33 15,33 18,67
T1 = 7 T1 = 8 T1 = 10 T1 =11 T1 = 17 T1 = 19
K1P1 T2 = 8 T2 = 9 T2 = 11 T2 = 13 T2 = 18 T2 = 20
T3 = 6 T3 = 6 T3 = 7 T3 = 10 T3 = 11 T3 = 17
12,67 10,67 14 14,4 17 17
T1 = 8 T1 = 10 T1 = 14,5 T1 = 15 T1 = 19 T1 = 18
K2P2 T2 = 18 T2 = 13,5 T2 = 14,5 T2 = 15 T2 = 17 T2 = 17
T3 = 12 T3 = 8,5 T3 = 13 T3 = 13,2 T3 = 15 T3 = 16
5,5 11,33 11,22 25,27 32,67 49,33
T1 = 7,5 T1 = 13 T1 = 6,5 T1 = 10,3 T1 = 25,1 T1 = 51
J1P1 T2 = 5 T2 = 11 T2 = 27 T2 = 46,5 T2 = 51,2 T2 = 59
T3 = 4 T3 = 10 T3 = 17 T3 = 19 T3 = 21,7 T3 = 38
5,93 10,67 11,27 20,23 37,17 50
T1 = 6,3 T1 = 11 T1 = 23 T1 = 34 T1 = 68 T1 = 70
J2P2 T2 = 6 T2 = 10 T2 = 1,8 T2 = 4,7 T2 = 9 T2 = 26
T3 = 5,5 T3 = 11 T3 = 9 T3 = 22 T3 = 34,5 T3 = 54
31 29,3 47 52,3
T1 = 46 T1 = 36 T1 = 52 T1 = 57
S1P1 0 0 T2 = 26 T2 = 28 T2 = 43 T2 = 49
T3 = 21 T3 = 24 T3 = 46 T3 = 51
34,5 40,3 42 51,5
T1 = 37,5 T1 = 46 T1 = 45 T1 = 47
S2P2 0 0 T2 = 28 T2 = 33 T2 = 36 T2 = 60
T3 = 38 T3 = 42 T3 = 45 T3 = 47,5

2. Jumlah Daun (helai)

26
Minggu Ke-
Perlakua
n
1 2 3 4 5 6
9 14 19 29 29 28
T1 = 6 T1 = 15 T1 = 21 T1 = 32 T1 = 28 T1 = 26
B1P1 T2 = 7 T2 = 9 T2 = 11 T2 = 28 T2 = 28 T2 = 28
T3 = 13 T3 = 17 T3 = 25 T3 = 27 T3 = 30 T3 = 30
7 13 16 15 14 23
T1 = 8 T1 = 12 T1 = 14 T1 = 14 T1 = 9 T1 = 24
B2P2 T2 = 4 T2 = 10 T2 = 11 T2 = 12 T2 = 11 T2 = 23
T3 = 9 T3 = 18 T3 = 23 T3 = 20 T3 = 23 T3 = 23
24 28 35 39 108 135
T1 = 23 T1 = 25 T1 = 35 T1 = 39 T1 = 120 T1 = 148
K1P1 T2 = 25 T2 = 30 T2 = 38 T2 = 45 T2 = 104 T2 = 130
T3 = 24 T3 = 29 T3 = 33 T3 = 34 T3 = 100 T3 = 128
54 52 109 126 145 170
T1 = 32 T1 = 49 T1 = 136 T1 = 132 T1 = 145 T1 = 175
K2P2 T2 = 64 T2 = 75 T2 = 128 T2 = 160 T2 = 175 T2 = 185
T3 = 65 T3 = 31 T3 = 64 T3 = 84 T3 = 120 T3 = 150
2 2 5 4 3 5
T1 = 2 T1 = 2 T1 = 4 T1 = 2 T1 = 3 T1 = 5
J1P1 T2 = 2 T2 = 1 T2 = 6 T2 = 4 T2 = 3 T2 = 5
T3 = 2 T3 = 3 T3 = 4 T3 = 6 T3 = 3 T3 = 4
3 3 3 4 5 7
T1 = 3 T1 = 5 T1 = 3 T1 = 5 T1 = 6 T1 = 9
J2P2 T2 = 3 T2 = 2 T2 = 1 T2 = 2 T2 = 4 T2 = 6
T3 = 3 T3 = 2 T3 = 4 T3 = 5 T3 = 5 T3 = 6
4 7 6 12
T1 = 5 T1 = 5 T1 = 1 T1 = 8
S1P1 0 0 T2 = 4 T2 = 8 T2 = 5 T2 = 11
T3 = 4 T3 = 9 T3 = 11 T3 = 18
6 10 10 17
T1 = 14 T1 = 17 T1 = 11 T1 = 19
S2P2 0 0 T2 = 1 T2 = 13 T2 = 15 T2 = 24
T3 = 3 T3 = 1 T3 = 5 T3 = 8

3. Panjang Daun (cm)

Minggu Ke-
Perlakua
n
1 2 3 4 5 6
5,00 9,19 13,2 13,39 15,17 14,84
T1 = 4,23 T1 = 9,67 T1 = 14,17 T1 = 17,67 T1 = 17,67 T1 = 17,33
B1P1 T2 = 4,73 T2 = 8,03 T2 = 11,83 T2 = 11,83 T2 = 15,33 T2 = 15,53
T3 = 6,03 T3 = 9,87 T3 = 13,6 T3 = 10,67 T3 = 12,5 T3 = 11,67
8,13 13,03 15,18 18,19 19,67 20,78
T1 = 10,8 T1 = 15,17 T1 = 18,27 T1 = 20,33 T1 = 20,67 T1 = 22,17
B2P2 T2 = 6,93 T2 = 13,33 T2 = 14,43 T2 = 16,23 T2 = 18 T2 = 18,5
T3 = 6,67 T3 = 10,6 T3 = 12,83 T3 = 18 T3 = 20,33 T3 = 21,67
1,23 1,79 2,45 2,65 3,17 3,67
T1 = 1,2 T1 = 1,53 T1 = 2,17 T1 = 2,53 T1 = 3 T1 = 4,33
K1P1 T2 = 1,23 T2 = 2 T2 = 2,67 T2 = 2,83 T2 = 3,5 T2 = 3,67
T3 = 1,27 T3 = 1,83 T3 = 2,5 T3 = 2,6 T3 = 3 T3 = 3
2,1 2,7 2,81 3,15 3,69 4,32
T1 = 2,33 T1 = 3,33 T1 = 3,4 T1 = 3,37 T1 = 3,83 T1 = 4,5
K2P2 T2 = 1,57 T2 = 2,6 T2 = 2,8 T2 = 3,57 T2 = 4,23 T2 = 4,67
T3 = 2,4 T3 = 2,17 T3 = 2,23 T3 = 2,5 T3 = 3 T3 = 3,8
J1P1 4,83 9,33 15,59 30,52 37,07 43,64
T1 = 5,25 T1 = 9 T1 = 10,97 T1 = 21 T1 = 29,9 T1 = 41,83

27
T2 = 5 T2 = 10 T2 = 19,33 T2 = 35,23 T2 = 55,37 T2 = 68,7
T3 = 4,25 T3 = 9 T3 = 16,47 T3 = 35,33 T3 = 25,93 T3 = 20,4
4,27 6,38 12,87 15,44 21,31 35,24
T1 = 3,53 T1 = 6,9 T1 = 23,5 T1 = 26,83 T1 = 32,4 T1 = 49
J2P2 T2 = 4,27 T2 = 4,5 T2 = 7 T2 = 5,5 T2 = 9,47 T2 = 16,33
T3 = 5 T3 = 7,75 T3 = 8,1 T3 = 14 T3 = 22,07 T3 = 40,4
9,7 11,6 13,9 12,6
T1 = 11,3 T1 = 14,5 T1 = 12,2 T1 = 11,7
S1P1 0 0 T2 = 6,1 T2 = 13 T2 = 14,8 T2 = 13,6
T3 = 11,8 T3 = 7,3 T3 = 14,7 T3 = 12,5
3,9 8,85 8,28 13
T1 = 8,9 T1 = 9,87 T1 = 9,17 T1 = 14,67
S2P2 0 0 T2 = 6,1 T2 = 5,17 T2 = 9,33 T2 = 13,17
T3 = 3,9 T3 = 11,5 T3 = 6,33 T3 = 11,17

4. Lebar Daun (cm)

Minggu Ke-
Perlakua
n
1 2 3 4 5 6
0,22 0,26 0,27 0,3 0,29 0,3
T1 = 0,2 T1 = 0,27 T1 = 0,27 T1 = 0,3 T1 = 0,3 T1 = 0,3
B1P1 T2 = 02 T2 = 0,23 T2 = 0,27 T2 = 0,3 T2 = 0,27 T2 = 0,3
T3 = 0,27 T3 = 0,27 T3 = 0,27 T3 = 0,3 T3 = 0,3 T3 = 0,3
0,29 0,29 0,3 0,39 0,39 0,42
T1 = 0,2 T1 = 0,2 T1 = 0,23 T1 = 0,43 T1 = 0,37 T1 = 0,43
B2P2 T2 = 0,33 T2 = 0,33 T2 = 0,33 T2 = 0,4 T2 = 0,47 T2 = 0,47
T3 = 0,33 T3 = 0,33 T3 = 0,33 T3 = 0,33 T3 = 0,33 T3 = 0,37
1,01 1,3 1,67 1,75 1,87 2,22
T1 = 0,93 T1 = 1,2 T1 = 1,5 T1 = 1,63 T1 = 1,6 T1 = 2,5
K1P1 T2 = 1,03 T2 = 1,33 T2 = 1,83 T2 = 1,93 T2 = 2,17 T2 = 2,33
T3 = 1,07 T3 = 1,37 T3 = 1,67 T3 = 1,7 T3 = 1,83 T3 = 1,83
1,74 1,81 1,83 1,8 2,32 2,74
T1 = 1,43 T1 = 2,1 T1 = 2,1 T1 = 1,9 T1 = 2,33 T1 = 3
K2P2 T2 = 1,77 T2 = 1,87 T2 = 1,93 T2 = 2,03 T2 = 2,5 T2 = 2,9
T3 = 2,03 T3 = 1,47 T3 = 1,47 T3 = 1,47 T3 = 2,13 T3 = 2,33
1,5 1,56 2,23 3,55 3,79 4,1
T1 = 1,5 T1 = 1,5 T1 = 1,4 T1 = 2,4 T1 = 3,3 T1 = 3,63
J1P1 T2 = 1,5 T2 = 1,5 T2 = 2,63 T2 = 4,33 T2 = 5,2 T2 = 5,3
T3 = 1,5 T3 = 1,67 T3 = 2,67 T3 = 3,93 T3 = 2,87 T3 = 3,37
1,04 1,24 2,18 2,06 2,8 4,22
T1 = 0,93 T1 = 1,27 T1 = 3,27 T1 = 3,17 T1 = 4,3 T1 = 5,9
J2P2 T2 = 1,27 T2 = 1,25 T2 = 1,9 T2 = 1,05 T2 = 1,6 T2 = 2,67
T3 = 0,93 T3 = 1,2 T3 = 1,37 T3 = 1,97 T3 = 2,5 T3 = 4,17
17,2 16,8 8,5 16,5
T1 = 19,8 T1 = 22 T1 = 9 T1 = 16,3
S1P1 0 0 T2 = 13,5 T2 = 17 T2 = 4,8 T2 = 18
T3 = 18,2 T3 = 11,3 T3 = 11,7 T3 = 15,3
9 10,54 11,5 9,39
T1 = 8,9 T1 = 13,23 T1 = 12 T1 = 14,67
S2P2 0 0 T2 = 8 T2 = 8,4 T2 = 11,7 T2 = 8,5
T3 = 12 T3 = 10 T3 = 11,33 T3 = 11,17

Lampiran 2. Grafik Pertumbuhan Tanaman Jagung

28
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Jagung
60
Data Tinggi Tanaman 50
40
30 J1P1
20 J2P2
10
0
1 2 3 4 5 6
Pengamatan Minggu Ke-

Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Jagung


8
7
Data Jumlah Daun

6
5
4 J1P1
3 J2P2
2
1
0
1 2 3 4 5 6
Pengamatan Minggu Ke-

Pertumbuhan Panjang Daun Tanaman Jagung


50
Data Panjang Daun

40
30
J1P1
20 J2P2
10
0
1 2 3 4 5 6
Pengamatan Minggu Ke-

Pertumbuhan Lebar Daun Tanaman Jagung


4.5
4
3.5
Data Lebar Daun

3
2.5 J1P1
2
1.5 J2P2
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6
Pengamatan Minggu Ke-

29
Lampiran 3. Dokumentasi

Proses pengolahan lahan. Foto kondisi lahan tanam.

Tanaman sample 1 pada Tanaman sample 2 pada Tanaman sample 3 pada


bedengan J2P2. bedengan J2P2. bedengan J2P2.

30

Anda mungkin juga menyukai