Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK LAPANG MAHASISWA

MATA KULIAH BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM


TANAMAN SORGUM, JAGUNG, KACANG TANAH DI IP3OPT
WILAYAH III BATUKAROPA BULUKUMBA

TRIA MARSHELA BARA’


4521031018

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Nama :Tria Marshela Bara’

Nim :4521031018

Prodi :Agroteknologi

Fakultas :Pertanian

Universitas :Bosowa

Judul Praktikum : Laporan praktek Lapang Mahasiswa Mata Kuliah


Budidaya Tanaman Semusim Tanaman Sorgum,
Jagung, Kacang tanah Di Ip3opt Wilayah III
Batukaropa Bulukumba.

Laporan praktek ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir
semester pada Mata Kuliah “Budidaya Tanaman Semusim”.

Menyejutui, Juni 2023

Dr. AMIRUDDIN, S.P., M.P


NIDN. 0920048206

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktek
budidaya tanaman semusim yang berjudul “Laporan praktek Lapang Mahasiswa
Mata Kuliah Budidaya Tanaman Semusim Tanaman Sorgum, Jagung, Kacang
tanah Di Ip3opt Wilayah III Batukaropa Bulukumba” ini tepat pada waktunya.
Hal ini saya lakukan untuk memenuhi tugas Praktek Mata Kuliah Budidaya
Tanaman Semusim dan saya sangat berharap ini dapat berguna dalam menambah
wawasan.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima selaku Dosen Budidaya
Tanaman Semusim yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini.
Sebagai penulis, saya mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan
dalam penulisan laporan sementara ini. Maka dari itu, saran dan kritik dari
pembaca sangat saya harapkan demi lebih memperbaiki dalam penulisan laporan.
Terimakasih.

Makassar, 18 Juni 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.Latar Belakang......................................................................................................1
2.Tujuan Praktikum..................................................................................................2
3.Manfaat.................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
1. Tanaman Semusim ............................................................................................. 3
2. Tanaman Sorgum ............................................................................................... 3
3. Morfologi Tanaman Sorgum .............................................................................. 4
4. Syarat Tumbuh Tanaman Sorgum ..................................................................... 7
5. Morfologi Tanaman Jagung ............................................................................... 8
6. Tanaman Kacang Tanah ................................................................................... 11
7. Morfologi Kacang Tanah ................................................................................. 12
BAB III METODE PRAKTIKUM........................................................................13
A.Tempat dan waktu..............................................................................................13
B.Alat dan Bahan...................................................................................................13
C. Sumber dan Metode Pengumpulan Data ......................................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................14
A.Hasil Pengamatan...............................................................................................14
B.Pembahasan........................................................................................................15
BAB V PENUTUP.................................................................................................18
A.Kesimpulan........................................................................................................18
B. Saran..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

iv
LAMPIRAN ......................................................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman Jagung...................................................................................14


Gambar 2. Tanaman Kacang Tanah.......................................................................14
Gambar 3. Tanaman Sorgum.................................................................................15

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. IP3OPT Wilayah III Batukaropa Kabupaten Bulukumba.................20


Lampiran 2. Tanaman Sorgum...............................................................................20
Lampiran 3. Kacang Tanah....................................................................................21
Lampiran 4. Wawancara dengan pekerja/pegawai IP3OPT Wilayah III
Batukaropa.............................................................................................................21

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada umumnya, tanaman semusim memiliki pertumbuhan yang cepat dan
membutuhkan perawatan intensif selama siklus hidupnya. Mereka seringkali
memerlukan penyiraman teratur, pemupukan, pengendalian hama, dan
perlindungan dari cuaca ekstrem. Setelah mencapai tahap reproduksi dan
menghasilkan biji atau buah, tanaman semusim biasanya mengakhiri siklus
hidupnya dan mati.

Tanaman semusim, juga dikenal sebagai tanaman tahunan, adalah jenis


tanaman yang memiliki siklus hidup yang terjadi dalam satu tahun atau kurang.
Ini berarti tanaman tersebut tumbuh dari biji, berkembang, berbunga, berbuah, dan
akhirnya mati dalam rentang waktu satu tahun atau kurang.

Contoh umum dari tanaman semusim termasuk jagung, kacang polong, tomat,
cabai, mentimun, wortel, bunga matahari, dan banyak jenis tanaman bunga
lainnya. Tanaman semusim seringkali digunakan dalam pertanian dan kebun sayur
sebagai tanaman utama atau tanaman sela untuk memperoleh hasil cepat.

Sorgum (Sorghum bicolor L. (Moench) tergolong tanaman semusim yang


sangat mudah dibudidayakan namun sampai saat ini produksinya masih lebih
rendah dibandingkan dengan padi dan jagung. Tanaman sorgum biasanya
dibudidayakan di lahan tadah hujan dengan irigasi terbatas pada akhir musim
kemarau atau di lahan tegal pada awal atau akhir musim hujan. Sorgum dapat
dikembangkan sebagai alternatif pangan lokal selain beras dalam upaya
memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia. Pengembangan tanaman ini
diharapkan mampu mendukung program pemerintah dalam upaya mencegah
kebijakan impor beras dan gandum (Subagio & Suryawati, 2013; Susilowati &
Saliem, 2013).

1
Jagung (Zea mays L) memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan
pangan nasional dan internasional setelah beras dan gandum. Jagung
merupakan tanaman yang umumnya ditanaman di wilayah dataran tinggi.
Jagung sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua setelah padi
karena di beberapa daerah jagung masih merupakan bahan makanan kedua
setelah beras. Sudaryanto (1995) dalam Amin (2012) mengemukakan bahwa
masalah utama dalam upaya peningkatan produksi jagung nasional adalah
adanya varietas unggul nasional yang masih lamabt. Paket teknologi spesifik
lokal belum banyak tersedia, serta jaminan pasar dan harga jagung yang belum
menarik bagi produsen

Kacang tanah merupaka salah satu komoditas palawija yang mempunyai


nilai ekonomi tinggi dalam usaha pertanian. Kebutuhan akan kacang tanah
(Arachis hypogaea L) sebagai salah satu satu produk pertanian tanaman
pangan, diduga masih perlu ditingkatkan sejalan dengan kenaikan permintaan
dicerminkan dari adanya kecendrungan meningkatnya kebutuhan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi langsung dan untuk memenuhi kebutuhan
pasokan bahan baku industri hilirnya, antara lain untuk industri kacang kering,
industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk asal
olahan kacang, industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam
bentuk olahan kacang, dalam campuran makanan dan dalam bentuk pasta.
(awal menurut Tajibu, T. 2013. Kacang Tanah) (anonimous, 2013)

2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari pembuatan Laporan ini adalah untuk mengetahui cara
budidaya tanaman semusim seperti sorgum, jagung dan kacang tanah.
3. Manfaat
Dapat mengetahui tentang budidaya tanaman semusim dan potensinya
terhdapa pangan dunia dimasa yang akan datang.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tanaman Semusim
Menurut Mangoendijojo (2003), tanaman siklus hidupnya dibagi menjadi
tiga, yaitu tanaman semusim (annual), tanaman dua musim (biennial) dan tanaman
tahunan (perennial). Siklus hidup tanaman tergantung pada jangka waktu yang
diperlukan sebuah tanaman untuk dapat tumbuh mulai dari zigot atau bahan
tanaman sampai memproduksi bung, buah, ataupun biji. Variasi yang terjadi
untuk semusim semi, setiap golongan tanaman dapat dijumpai berdasarkan faktor
genetik atau lingkungan.
Tanaman semusim tumbuh dan berkembang melalui semua fase
tumbuhan, dari perkecambahan biji sampai berbunga, menghasilkan dan
menyebarkan biji pada satu musim, kemudian mati. Negara sub-tropis dikenal
adanya tanaman summer annuals yang tumbuhnya memerlukan suhu relatif agak
panas. Tanaman ini umumnya terdapat di daerah-daerah yang memiliki musim
warm summer dan cold winter. Biji berkecambah pada musim semi, kemudian
tumbuh serta berkembang dan menghasilkan biji pada musim panas, dan mati
pada musim gugur. Ada juga tanaman winter annuals, yakni tanaman yang toleran
terhadap suhu rendah. Jenis tanaman ini dapat dijumpai di daerah-daerah yang
memiliki musim dingin yang ringan. Contoh tanaman satu musim sendiri adalah
padi, jagung, dan kacang hijau (Mangoendijojo, 2003). Jenis tanaman ini biasanya
berkecambah selama 8-10 minggu dan ditanam menggunakan biji. Sejumlah
tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau gurun biasanya mempunyai perilaku
musiman yang sangat ektrem. Hal ini karena mereka dapat menyelesaikan seluruh
siklus hidupnya dalam waktu singkat, sekitar 4-8 minggu saja.
2. Tanaman sorgum
Sorgum (Sorgum bicolo L) merupakan tanaman sereal yang termasuk keluarga
Poaceae yang berasal dari benua Africa (Sleper dan Poehlman, 2006 dalam Martin
et al., 1976). Ethiopia dan daerah sekitarnya dikenal sebahai sumber keragaman

3
genetik tanaman sorgum di dunia. Berdasarkan karakter agronominya, sorgum
dibagi kedalam lima kelompok yaitu sorgumbiji, sorgos atau sweet sorgum,
sorgum rumput dan broomcorn (Sleper dan Poehlman, 2006). Berikut ini
klasifikasi dari tanaman sorgum, yaitu:
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Liliopsida/Monocotyledons
Ordo : Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Sorghum
Species : Sorghum bicolor L. Moench (USDA,2018)
3. Morfologi Tanaman Sorgum
Berikut ini morfologi dari tanaman sorgum, yaitu:
a. Akar
Sistem perakaran sorgum terdiri atas akar-akar seminal (akar-akar primer)
pada dasar buku pertama pangkal batang, akar-akar koronal (akar-akar pada
pangkal batang yang tumbuh ke arah atas) dan akar udara (akar-akar yang tumbuh
dipermukaan tanah). Tanaman sorgum membentuk perakaran sekunder 2 kali lipat
dari panjang akar jagung tahap pertumbuhan yang sama sehingga merupakan
faktor utama penyebab toleransi sorgum terhadap kekeringan (Dicko dkk., 2006)
Menurut Dogget (1970), toleransi sorgum terhadap kekeringan disebabkan
karena pada endodermis akar sorgum terdapat endapan silika yang berfungsi
mencegah kerusakan akar pada kondisi kekeringan. Tanaman sorgum efisien
dalam penggunanaan air karena didukung oleh sistem perakaran sorgum yang
halus dan letaknya agak dalam sehingga mampu menyerap air dengan cukup
intensif (Rismunandar, 2006).
b. Batang
Tanaman sorgum memiliki batang yang berangkaian berseri dari ruas dan
buku. Batang tanaman sorgum tidak berkambium. Tipe batang bermacam-macam
dari solid dan kering hingga sukulen dan manis. Jenis sorgum manis memiliki
4
kandungan gula pada batangnya seperti tanaman tebu. Bentuk batang sorgum
slinder dengan diameter bagian pangkal berkisar antara 0,5-5,0 cm. Setiap varietas
tanaman sorgum memiliki tinggi yang bervariasi (Andriana dan Isnaini, 2010).
Selain itu, di China tinggi batang sorgum manis dikembangkan hingga mencapai 5
m sehingga berpotensi untuk pakan ternak dan penghasil gula (FAQ, 2002)
c. Daun
Tanaman sorgum memiliki bentuk seperti pita dan struktur terdiri dari helaian
daun dan tangkai daun. Rata-rata panjang daun adalah 1 m dengan penyimpanan
10-15 m dan lebar 5-13 cm. Jumlah daun berkisar 7-40 helai, tergantung pada
varietas masing-masing (Andriana dan Isnaini, 2010)
d. Bunga dan Malai
Bunga sorgum tersusun dalam bentuk malai dengan banyak bunga pada setiap
malai sekitar 1.500-4.000 bunga. (Dicko dkk., 2006). Secara utuh, bunga sorgum
terdiri atas tangkai malai, malai, rangkaian bunga, dan bunga. Tangkai malai
merupakan ruas paling ujung yang menopang malai dari paling panjang, yang
terdapat pada batang sorgum. Tangkai malai memanjang seiring dengan
perkembangan malai, dan menodorong malai keluar dan pelepah daun bendera.
Ukuran panjang tangkai makai beragam, bergantung varietas.
Malai terdiri atas tanda primer, sekunder dan tersier. Pada tandan tersier
terdapat racame-racame. Ukuran malai beragam dengan panjang berkisar 4-50 cm
dan lebar 2-20 cm. Berdasarkan posisi, malai sorgum ada yang tegak, miring dan
melengkung, sedangkan berdasarkan kerapatan, malai sorgum ada yang kompak.
Longgar dan intermedier. Berdasarkan posisi. Malai sorgum ada yang tegak,
miring dan melengkung, sedangkan berdasarkan kerapatan, malai sorgum ada
yang kompak, longgar, dan intermedier. Berdasarkan bentuk, malai ada yang
oveal, silinder, elip, seperti seruling dan kerucut. Pada sorgum tipe liar, bentuk
mulai ceenderung raceme terbuka (Andriana dan Isnaini, 2010).
Rangkaian bunga merupakan kumpulan beberapa bunga yang terdapat pada
cabang sekunder. Recame pada umunya terdiri atas satu atau beberapa spikelet,
dalam setiap spikelet terapat dua macam bunga, yaitu bunga biseksual pada sesile
5
spikelet, kecuali pada bunga unseksual. Ukuran raceme beragam, bergantung pada
jumlah buku dan panjang ruas yang terdapat di dalam raceme, berkisar antara 1-8
buku, bergantung varietas. Ukuran ruas dan buku pada raceme hampir sama,
berkisar antara 0,5-3,0 mm (House 1985). Setiap bunga terdapat setidaknya satu
bunga biseksual (hermaprodit) dan satu atau dua bunga uniseksual, berupa bunga
jantan atau steril.
Bunga biseksual/hermaprodit merupakan bunga subur. Bentuk bunga
biseksual beragam dari lanselot hingga bulat dengan panjang 3-10 mm, berwarna
hijau pada fase pembungaan, kemudian berubah menjadi coklat setelah masak
fisiologis. Warna glume pada saat masak fisiologis beragam, bergantung varietas,
dari coklat, merah, hingga hitam (House 1985).
Bagian-bagian dari bunga biseksual terdiri atas dua glume, dua lemma, dua
lodikula (lodicules), palea, putik/stigma dan tiga kotak sari/stamen/ anther. Dua
glume pada bunga biseksual memiliki panjang hampir sama, dengan ketebalan
yang beragam, dari tipis dan rapuh hingga tebal dan liat. Glume di bagian bawah
menutupi sebagian glume di bagian atas, berurat 6-18, glume di bagian atas lebih
sempit dan berujung lebih runcing. Warna bervariasi dari hitam, merah, coklat
hingga putih, dari polos hingga berambut (hairy). Dua buah lemma berwarna
putih dan tipis, lemma paling bawah berbentuk elips atau oblong, memiliki
panjang yang hampir sama dengan glume, sedangkan lemma bagian atas lebih
pendek berbentuk bulat telur dan kadang berbulu (awn), bergantung varietas. Dua
lodikula dan palea berukuran kecil dan kurang menarik. Stigma memiliki dua
tangkai putik yang ujungnya berbulu halus (fluffy), panjang tangkai putik beragam
antara 0,5-1,5 mm, menempel pada bakal buah (ovary). Kotak sari (anther)
memiliki tangkai benang sari (filament) untuk menempel pada dasar bunga
(House 1985).
Bunga uniseksual (pediceled spikelet) terdiri atas bunga jantan atau bunga
yang tidak subur dan kadang memiliki bakal buah yang tidak berkembang
(rudimentary ovary), umumnya lebih kecil dari bunga biseksual. Bunga ini terdiri

6
atas lemma, berbentuk lanselot, lebih kecil dari lemma pada bunga biseksual, dan
kadang memiliki bulu (awn), bergantung pada varietas (House 1985).
e. Biji
Bentuk biji sorgum ialah bulat (flattened spherical) dengan berat 25-55 mg
(Dicko et al., 2006). Jumlah biji berkisar 12.000-60.000 biji/pound sesuai
varietasnya. Pericap atau testa merupakan asli dari wana pigmen pada setiap biji
(Sari, 2017). Setiap varietas memiliki warna sekam yang menutupi biji sorgum
seperti warna coklat muda, krem atau putih. Ada tiga ukuran biji sorgum yaitu
kecil (8-10 mg), sedang (12-24 mg), dan besar (25-35 mg) (Andriana dan Isnaini,
2010).
4. Syarat Tumbuh Tanaman Sorgum
Sorgum banyak ditanam di wilayah yang cenderung beriklim sedang
hingga panas. Sorgum dapat dibudidayakan secara optimum pada ketinggian 0-
700 mdpl. Suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman sorgum adalah 23 oC-24oC,
adapun suhu optimal bagi tanaman sorgum adalah 23oC. kelembaban optimum
bagi tanaman sorgum adalah 20%-40%. Kemasaman tanah yang baik untuk
tanaman sorgum manis, berkisar antara 5,5-7,5. Sorgum dapat tumbuh pada
lingkungan dengan kondisi yang optimal maupun sub optimal. Kondisi tanah yang
optimal bagi tanaman sorgum manis adalah pada tanah berpasir yang memiliki
kandungan bahan organik yang tinggi, drainase baik, dan kaya akan unsur hara
(Lestari, 2018).
Sorgum sangat cocok ditanam di lahan kering karena membutuhkan lebih
sedikit air dibandingkan tanaman pangan lain seperti jagung, gandum dan padi.
Sorgum memiliki beberapa keunggulan antara lain, kemampuan tumbuh di lahan
kering, risiko gagal yang relatif rendah, kandungan karbohidrat sangat tinggi,
relatif lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibandingkan tanaman pangan
lainnya dan relatif murah untuk biaya produksinya. (Marles, dkk., 2018).
Penanaman sorgum dapat dilakukan sepanjang tahun, meskipun hasil
terbaik ada di akhir musim kemarau. Jika ditanam pada musim kemarau, sorgum
berisiko tinggi terserang hama burung dan kekurangan air untuk pematangan
7
benih (Balitsereal, 2013). Selama tahap awal pertumbuhan, pembungaan dan
pengisian biji, kebutuhan air tanaman sorgum hanya berkisar 400-500 mm/masa
tanam. Kekurangan air selama pembungaan dan pengisian benih dapat
menurunkan hasil hingga 50%. Kelembaban yang berlebihan menyebabkan
penuaan dini tanaman, menyebabkan klorosis daun, nekrosis, kehilangan daun,
berkurangnya fiksasi nitrogen, dan penghentian pertumbuhan tanaman
(Balitsereal, 2013)
5. Morfologi Tanaman Jagung
a. Akar
Tanaman jagung berakar serabut dan memiliki sistem perakaran yang terdiri
dari tiga bagian yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar penyangga atau kait.
Akar seminal adalah akar yang tumbuh ke bawah pada saat akar yang berkembang
dari radikula dan embrio. Saat plumula muncul ke permukaan tanah pertumbuhan
akar seminal akan melambat dan akan berhenti pertumbuhan akar seminal pada
saat tanaman berumur 10-18 hari setelah berkecambah. Akar adventif adalah akar
yang tumbuh keatas secara berurutan dari tiap buku antara 7- 10 buku yang
berasal perkembangan dari buku di ujung mesokotil. Akar adventif akan
berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar adventif berperan dalam
pengambilan air dan hara. Akar penyangga atau kait adalah akar adventif yang
muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah, akar penyangga
berperan untuk menjaga agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Akar ini
juga membantu penyerapan hara dan air. Faktor yang mempengaruhi
perkembangan akar jagung berdasar kedalaman (Subekti, dkk. 2012).
b. Batang
Batang tanaman jagung tidak bercabang dan terdiri atas ruas-ruas. Ruasruas
bagian atas berbentuk silindris, sedangkan bagian bawah berbentuk bulat pipih
yang terdiri dari sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang
akan berkembang menjadi tongkol.
Batang jagung memiliki tiga komponen jaringan utama yaitu kulit
(epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith).
8
Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran batang dengan kepadatan bundles yang
tinggi namun mendekati pusat batang kepadatan bundles akan berkurang.
Penyebab batang tanaman jagung tahan rebah dikarenakan konsentrasi bundles
vaskuler yang tinggi dibawah epidermis. Genotipe jagung yang mempunyai
batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal di
bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler (Paliwal, 2000).
Menurut Subekti, dkk. 2012 pada batang jagung terdapat mutan yang
batangnya tidak tumbuh pesat sehingga berbentuk roset, dari buku ruas muncul
pelepah daun yang membungkus ruas tanaman jagung. Batang jagung tidak
banyak mengandung lignin namun batang jagung cukup kokoh.
c. Daun
Daun jagung memiliki panjang yang bervariasi antara 30-150 cm dan lebar 4-
15 cm. daun muncul dari buku-buku batang, sedangkan pelepah menyelubungi
ruas batang untuk memperkuat batang dan ibu tulang daun yang sangat keras.
Tepi helaian daun tanaman jagung pada umumnya halus atau rata namun
terkadang juga berombak. Tanaman jagung juga memiliki lidah daun (ligula) yang
transparan dan tidak mempunyai telinga daun (auriculae). Umumnya bagian atas
epidermis berbulu dan terdiri dari stomata . Daun menggulung disebabkan adanya
perubahan pada turgor. Bagian bawah permukaan daun mengandung stomata
lebih banyak diperkirakan 10.000-16.000/cm2 dibandingkan dengan permukaan
atas daun sekitar 7000-10.000/cm2 , bagian permukaan bawah daun tidak berbulu.
Jumlah daun tanaman jagung berbeda-beda antara 12-18 helai. Duduk daun
bervariasi tergantung genotipe mulai dari hampir mendatar sampir vertikal
(Muhadjir, 1988).
Daun jagung berbentuk memanjang merupakan banun pita (ligulatus), ujung
daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer). Tanaman jagung memilii lebar
helai daun, sudut daun, bentung ujung daun yang beragam dan terdapat dua tipe
daun jagung, yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Terdapat ligula
diantara pelepah daun dan helai daun. Ibu tulang daun sejajar dengan tulang daun.
Jagung memiliki stomata berbentuk memanjang (halter). Setiap stomata
9
dikelilingi sel epidermis berbentuk kipas yang berperan penting dalam respon
tanaman dalam deficit air pada sel-sel daun (Subekti, dkk. 2012).
Menurut Malti, et al. (2011) menyatakan jaringan paling luar daun jagung
disebut epidermis memiliki kutikula sehingga bersifat kasar. Jaringan epidermis
selalu berada di luar. Silika Kristal bersebalahan dengan jaringan epidermis yang
berfungsi sebagai pengikat, silika kristal terdapat dibeberapa tipe daun yang
bervarietas berbeda. Pada tanaman jagung tidak memiliki jaringan palisade.
Sistem vaskular dikeliling jaringan parenkim yang keras namun tipis dan
dikelilingi bundle sheath. Jagung memiliki sel kloroplas yang besar dan tersebar
secara kaku yang terletak didaerah mesofil daun, bagian tengah jaringan daun.
d. Bunga
Tanaman jagung termasuk tanaman berumah satu (monoecious) yaitu
dimana bunga jantan dan bunga betina terpisah dalam satu tanaman. Bunga jantan
(tassel) berkembang dari titik tumbuh (aplikal) di ujung tanaman. Bunga betina
berkembang dari pertengahan batang (Palliwal, 2000).
Tanaman jagung memiliki bunga jantan (staminate) terbentuk pada ujung
batang, sedangkan bunga betina (pistilate) terletak pada pertengahan batang.
Tanaman jagung termasuk penyerbukan silang dikarenakan sifatnya yang
protrandy dan bunga jantan dan bunga betina terpisah (Muhadjir. 1988). Menurut
Subekti, et al. (2012), menyatakan tanaman jagung bersifat protandry yaitu
dimana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya (anthesis) muncul 1-3 hari
sebelum rambut bunga betina (silking) muncul.
e. Buah
Tanaman jagung memiliki satu atau dua tongkol tergantung varietas namun
pada umumnya satu tanaman hanya menghasilkan satu tongkol produktif dan
disebut sebagai varietas prolifik meskipun memiliki sejumlah bunga betina.
Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umunya lebih dahulu terbentuk
dan lebih besar disbanding yang terletak pada bagian bawah dikarenakan bagian
atas lebih dahulu terbentuk Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang
jumlahnya selalu genap (Subekti, et al. 2012).
10
Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan
kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu lapisan luar yang tipis atau dinding sel (pericarp), cadangan makanan
(endosperm), dan embrio (lembaga) (Hardman and Gunsolus, 1998). Pada biji
yang telah masak, perikarp melekat erat pada kulit biji dan merupakan satu lapisan
yang disebut hull. Embrio dan endosperm merupakan sumber makanan (Muhadjir
1988).
6. Tanaman Kacang Tanah
Kacang tanah adalah tanaman palawija, yang tergolong dalam family
Leguminoceae sub-famili Papilionoideae, genus Arachis dan Hypogea. Sebagai
tanaman pangan, kacang tanah menduduki peringkat ketiga setelah padi dan
kedelai. Sedangkan dalam komoditas kacang-kacangan, kacang tanah menduduki
peringkat kedua setelah kedelai (Kasno, A., & Harnowo, D. (2014). Indonesia
sendirinya adalah negara dengan peringkat keenam sebagai produsen kacang
tanah terbesar didunia. Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan
bahan, pasalnya Indonesia masih melakukan import kacang tanah dari negara lain
guna memenuhi kebutuhan Nasional. Hal ini dikarenakan para petani masih
memfavoritkan varietas lokal dibandingkan varietas unggul yang telah di rilis oleh
Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (BALITKABI). Maka dari
itu Pemerintah gencar memperkenalkan varietas unggul kacang tanah
kemasyarakat guna membantu peningkatan produksi kacang tanah dalam negeri.
Tanaman kacang tanah termasuk dalam suku family Papilionaceae dan
klasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaeae
Genus : Arachis
11
Spesies : Arachis hypogeal L.
7. Morfologi Kacang Tanah
Kacang tanah tersusun atas organ akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
Karakteristik morfologi kacang tanah tersusun sebagai berikut:
a. Akar
Akar kacang tanah mempunyai akar tunggang, namun akar primernya
tidak tumbuh secara dominan. Yang berkembang adalah perakaran serabut,
yamg merupakan akar sekunder. Akar kacang tanah akan tumbuh sedalam 40
cm. Akar tanaman kacang tanah bersisbiosis dengan bakteri Rhizombium
radiicola. Bakteri ini terdapat pada bintil-bintil (nodula-nodula) akar tanaman
kacang dan hidup bersimbiosis saling menguntungkan. Keragaman terlihat
pada ukuran, jumlah dan 8 sebaran bintil. Jumlah bintil beragam dari sedikit
hingga banyak dari ukuran kecil hingga besar, dan terdistribusi pada akar
utama atu akar lateral. Sebagian besar aksesi memiliki bintil akar dengan
ukuran sedang dan menyebar pada akar lateral (Trustinah, 2015).
b. Batang
Batang Kacang tanah termasuk jenis perdu, tidak berkayu. Tipe
percabangan pada kacang tanah ada empat, yaotu berseling (alternate), tidak
beraturan dengan bunga pada batang utama, sequensial dan tidak beraturan
tanpa bunga pada batang utama. Pigmen antosianin pada batang kacang tanah
memberikan warna berbeda pada tanaman sehingga dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu warna merah dan warna ungu. Batang utama ada yang
memiliki sedikit bula dan ada juga yang memiliki banyak bulu (Trustina,
2015).
c. Daun
Daun kacang tanah berbentuk lonjong, terletak berpasangan (majemuk),
dan bersirip genap. Tiap tangkai daun terdiri atas empat helai anak daun. Daun
muda berwarna hijau kekuning-kuningan, setelah tua menjadi hijau tua.
Helaian daun terdiri dari empat anak daun dengan tangkai daun agak
memanjang (Ardisarwanto, T., Widyastuti, E.S., 2007).
12
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan waktu


Praktek lapang mahasiswa (PLM) ini dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Juni
2023 pukul 8.30 sampai selesai, di IP3OPT Wilayah III Batu Karopa, Desa Tanah
Harapan Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba.

B. Alat dan Bahan


Yang digunakan yaitu daftar pertanyaan,Alat rekam suara atau Handphone
dan alat tulis. sedangkan bahan yang digunakan adalah Tanaman Jagung,Kacang
tanah Dan Sorgum.
C. Sumber dan Metode Pengumpulan sumber data
Dalam praktik ini sumber data yang kami peroleh berasal penjelasan dari
petugas/pekerja di IP3OPT Wilayah III Batu Karopa yang kami rekam, catat dan
mengajukan pertanyaan . Data sekunder diperoleh dari publikasi pemerintah, oleh
media, situs Web, internet dan seterusnya.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Gambar 1. Tanaman Jagung

Gambar 2. Tanaman Kacang Tanah

14
Gambar 3. Tanaman Sorgum

B. PEMBAHASAN
Tanaman yang sering ditanam sebagai tanaman sela: Tanaman semusim
juga dapat ditanam sebagai tanaman sela atau penutup tanah di antara tanaman
tahunan atau tanaman abadi. Mereka membantu melindungi tanah dari erosi,
menyediakan penutup tanah yang baik, dan mengontrol pertumbuhan gulma.
Pengertian-pengertian tersebut memberikan sudut pandang tambahan tentang
tanaman semusim. Meskipun ada beberapa variasi dalam penggunaan dan
pemahaman, secara umum, tanaman semusim adalah tanaman dengan masa
hidup singkat, sistem perakaran dangkal, digunakan untuk penghiasan, dan
sering ditanam sebagai tanaman sela.
Tanah di Kabupaten Bulukumba didominasi jenis tanah latosol dan
mediteran. Secara spesifik terdiri atas tanah alluvial hidromorf coklat kelabu
dengan bahan induk endapan liat pasir terdapat dipesisir pantai dan sebagian di
daratan bagian utara. Sedangkan tanah regosol dan mediteran terdapat pada
daerah-daerah bergelombang sampai berbukit di wilayah bagian barat.
Kabupaten ini mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 °C – 27,68
°C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan

15
tanaman perkebunan, maka klasifikasi iklim di Kabupaten Bulukumba termasuk
iklim lembap atau agak basah. Kabupaten Bulukumba berada di sektor timur,
musim gadu antara Oktober – Maret dan musim rendengan antara April –
September.
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan
berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit
berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung
termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3 bulan. Produksi Jagung di
Kabupaten Bulukumba pada tahun 2019 sebesar 140.006,95 Ton, mengalami
penurunan produksi sebesar 2,5% dari tahun sebelumnya. Produksi jagung
tertinggi dihasilkan di Kecamatan Kajang.
Hasil tanaman jagung dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu masih belum
optimalnya penyenaran varietas unggul di masyarakat, pemakain pupuk yang
belum tepat, penerapa teknologi dan cara bercocok tanam yang belum diperbaiki.
Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman jagung adalah peningkatan taraf
hidup petani dan memuhi kebutuhan pasar maka perlu peningkatan produksi
jagung yang memenuhi standar baik kualitas dan kuantitas jagung yang dihasilkan
tetapi dalam melakukan hal tersebut perlu mengetahui atau memahami
karakteristik tanaman jagung yang akan ditanam seperti morfologi, fisioologi dan
agroekologi yang diperlukan oleh tananaman sehingga dapat meningkatkan
produksi jagung di Indonesia.
Kacang tanah (Arachis hypogeal L) merupakan tanaman polong-polongan
atau legum kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini berasal
dari Amerika Selatan namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang
beriklim tropis atau subtropik Cina dan India merupakan penghasil kacang tanah
terbesar di dunia. Tanaman kacang tanah pada dasarnya dapat ditanam hampir di
semua jenis tanah, mulai tanah bertekstur ringan, bertekstur sedang hingga
bertekstur berat. Namun, tanah yang paling sesuai untuk tanaman kacang tanah
adalah yang bertekstur ringan dan sedang. Saat ini, sebagian besar budidaya
kacang tanah di Indonesia dilakukan di tanah Alfisol. Budidaya kacang tanah
16
dibeberapa daerah menghadapi kendala berupa pH tanah yang tinggi yang banya
tersebar di daerah sekitar gunung kapur, seperti di pantai utara dana bagian selatan
Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY.
Sorgum (Sorghum bicolor L) merupakan salah satu tanaman bahan pangan
penting di dunia. Kebanyakan produksinya digunakan sebagai bahan makanan,
minuman, makanan ternaik dan kepentingan industri. Tanaman sorgum
merupakan sumber karbohidrat yang mudah dibudidayakan. Dalam setiap 100
gram sorgum, terkandung 73,0 g karbohidrat dan 332 kalori, serta nutrisi lainnya,
seperti protein, lemak, kalsium, fosfot, zat besi, vitamin B1, dan air.
Sorgum memiliki struktur yang mirip dengan jenis sereal lainnya. Komponen
utama dari sorgum adalah percarp, testa antara pericarip dan endosperm, dan
embrio. Sorgum merupakan bahan pangan pokok dibeberapa nama daerah antara
lain yaitu: Jawa, Sunda, Sumba, Flores, Bugis, Mingangkabau. Namun pada
umumnya masyarakat ragu dalam pengolahan biji sorgum menjadi berbagai jenis
produk, karena dalam kulit dan biji sorgum tersebut menjadi berbagai jenis
produk, karena dalam kulit dan biji sorgum tersebut terdapat zat anti gizi yang
dapat mengganggu pencernaan kita. Zat anti gizi tersebut berupa tanin dan asam
fitat.

17
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanaman sorgum termasuk tanaman semusim yang mudah dibudidayakan
dan mempunyai kemampuan adaptasi yang luas. Tanaman ini dapat berproduksi
walaupun diusahakan di lahan yang kurang subur, ketersediaan air terbatas, dan
masukan yang rendah. Langkah-langkah yang tepat untuk mendapatkan hasil
maksimal dari budidaya sorgum adalah; pengolahan lahan budidaya sorgum,
pemilihan varietas dan benih sorgum, penyemaian benih sorgum, cara penanaman
sorgum, cara perawatan tanaman sorgum, dan yang terakhir cara pemupukan
sorgum.
Jagung merupakan tanaman semusim. Tiap satu siklusnya dari tanam
hingga panen berlangsung selama 80-150 hari. Paruh pertama merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif, lalu paruh kedua dalah tahap pertumbuhan generatif. Ada
beberapa tahapan dalam budidaya jagung yang harus diperhatikan adalah;
pemilihan varietas, pengolahan lahan, penanaman bibit jagung, pemeliharaan
tanaman jagung, dan pemanenan jagung.
Kacang tanah telah lama dibudidayakan di Indonesia, terutama dilahan-
lahan yang kering. Walau demikian, saat ini penanaman kacang tanah yang telah
meluas dari lahan kering ke lahan sawah melalui pola tanam palawija. Budidaya
kacang tanah sebagian besar dilkakukan pada musim hujan dilahan yang kering.
Daerah tanam kacang tanah terbanyak berada di Pulau Jawa (70%) dan sisanya di
Sumatera dan Nusa Tenggara. Sentra produksi di Pulau Jawa masih terbatas pada
beberapa kabupaten di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, serta beberapa
kabupaten di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan

B. Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini adalah, sebaiknya sebelum pengamatan
periksa bahan dan alat yang akan digunakan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aak, 1989, Kacang Tanah, Kanisius, Yogyakarta


AAK. 2006. Teknik Bercocok Tanam Jagung Manis. Kanisius. Yogyakarta
Adisarwanto, T. dan Y. E. Widyastuti. 2002. Meningkatkatkan Produksi jagung.
Penebar Swadaya . Jakarta. 86 hal
Andriani A., dan M. Isnaini, 2013. Morfologi dan Fase Pertumbuhan Sorgum.
Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Balai Penelitian Tanaman Serealia., 2013. Sorgum, Varietas, dan Teknik
Budidaya. Maros: Badan Penelitian Tanaman Serealia.
Badan Penelitian Tanaman Serealia., 2014. Asal-usul Tanaman Sorgum. Maros:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Departemen
Pertanian .
Balitbangtan., 2014. Manfaat Sorgum Selain Untuk Bahan Pangan. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Dipetik Agustus 02, 2020, dari
http://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/1841/
Effendi, S. 1985. Bercocok Tanam Jagung. Cetakkan ke – 5. Yasa Guna. Jakarta.
96 hal.
Hanum, C., 2008, Ekologi Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra
Utara, Medan
Koswara, J. 1988. Budidaya Tanaman Palawija : Jagung, Institut Pertanian Bogor.
Mashudi, 2007, Bertanam Kacang Tanah dan Manfaatnya, Azka Mulia Media,
Jakarta
Mazuki, R., 2007, Bertanam Kacang Tanah, Penebar Swadaya, Jakarta
Rukmana, R., dan H. Yudirachman. 2007. Jagung : Budidaya, Pascapanen, dan
Penganekaragaman Pangan. CV. Aneka Ilmu. Semarang.
Tabri F., dan Zubachtirodin, 2013. Budidaya Tanaman Sorgum. Maros: Balai
Penelitian Tanaman Serealia.

19
LAMPIRAN

Lampiran 1. IP3OPT Wilayah III Batukaropa Kabupaten Bulukumba

Lampiran 2. Tanaman Sorgum

20
Lampiran 3. Kacang Tanah

Lampiran 4. Wawancara dengan pekerja/pegawai IP3OPT Wilayah III


Batukaropa

21

Anda mungkin juga menyukai