Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Silvikultur adalah ilmu dan seni memanipulasi faktor klimatis dan edafis

untuk mengontrol pembentukan tegakan, pertumbuhan, komposisi, struktur dan

kualitas hutan sesuai dengan tujuan pengelolaannya. Silvikultur juga diartikan

sebagai praktik pengendalian proses permudaan (penanaman), pertumbuhan,

komposisi, kesehatan, dan kualitas suatu hutan demi mencapai aspek-aspek

ekologi dan ekonomi yang diharapkan. Silvikultur berfokus pada perawatan

tegakan hutan untuk menjamin produktivitas.

Pemeliharaan hutan adalah kegiatan untuk menjaga, mengamankan, dan

meningkatkan kualitas tanaman hasil kegiatan reboisasi, penghijauan jenis

tanaman, dan pengayaan tanaman. Pemeliharaan tanaman hutan bertujuan untuk

menciptakan tegakan hutan yang berpotensi tinggi saat masa tebang, serta untuk

menjaga kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan. Melalui pemeliharaan yang

baik, diharapkan tegakan hutan dapat tumbuh dengan baik, memberikan hasi

lyang optimal, dan tetap menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu

Pemeliharaan dilakukan agar tanaman bisa tumbuh dengan baik serta produktif.

Dalam pemeliharaan ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama adalah

pengairan untuk memenuhi ketercukupan air pada tanaman. Kedua adalah

penyiangan atau pemangkasan yang bertujuan menstimulasi tanaman agar tetap

produktif.
pemeliharaan hutan meliputi semua campur tangan manusia terhadap

tegakan mulai dari penanaman sampai penebangan. Dasar dari semua proses

tersebut adalah mengatur proses pertumbuhan hingga tujuan manajemen

misalnya produksi, rekreasi dan perlingdungan dapat tercapai. Pemeliharaan

hutan bertujuan untuk mendapatkan keseimbangan yang sebaik-baiknya antara

tuntutan ekonomis untuk mendapatkan hasil yang lestari dan maksimal,

sehingga pada akhir daur diharapkan akan mendapatkan tegakan yang

berkualitas tinggi.

Untuk meningkatkan hasil tanaman yang baik dan berkualitas, dilakukan

pemeliharaan tanaman, diantaranya adalah penyulaman dan pengendalian gulma

diantara tanaman pokok. Penyulaman dilakukan secepat mungkin agar stocking

tanaman terpenuhi sesuai standar. Sedangkan pengendalian gulma dilakukan

secara periodic dalam rentang waktu 2-4 bulan hingga tajuk tanaman menutup.

Pengendalian gulma dilakukan secara kombinasi manual slashing dan secara

chemis (penyemprotan herbisida). Tindakan pemeliharaan meliputi beberapa

kegiatan. Hal ini bergantung pada umur tegakan dan keadaan tempat (tapak).

Tindakan antara tanaman muda berbeda dengan tanaman dewasa. Tindakan

pemeliharaan tegakan/tanaman muda penting dilakukan agar tanaman dapat

tumbuh optimal dan menghasilkan tegakan yang berkualitis tinggi diantaranya

dengan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan, pewiwilan,

pengendalian hama dan penyakit serta pemangkasan. Setiap tahapan

pemeliharaan memiliki manfaat tersendiri dan saling memiliki hubungan


keberlanjutan antar tiap tahapan, apabila beberapa tindakan kegiatan

pemeliharaan tidak dilakukan dapat mempengaruhi kegiatan pemeliharaan

selanjutnya. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan sejak tanaman muda

menjadikan tanaman lebih memiliki kualitas tanaman yang tinggi baik dari segi

fisik maupun fisiologis, karena tanaman telah memiliki kondisi optimal untuk

tumbuh baik dari segi lingkungan maupun keadaan fisiologis tanaman. Tanaman

muda merupakan tanaman yang masih sangat rentan oleh pengaruh lingkungan

(biotik dan abiotik) yang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi

tidak optimal bahkan tanaman tersebut mati, oleh karena itu untuk mencegah

hal tesebut terjadi dan dapat meningkatkan kualitas tegakan maka dilakukan

suatu kegiatan pemeliharaan baik untuk tanaman muda atau tanaman dewasa.

Pemeliharaan yang optimal dan terencana dapat menghadirkan berbagai

manfaat diantarnya menjaga ekosistem hutan terhindar dari serangan hama

maupun penyakit sehingga hutan lestari dapat terwujud dan meningkatkan

pendapatan mengingat pemeliharaan yang optimal dan terencana dapat

meningkatkan kualitas tegakan.

1.2 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas maka dapat diambil manfaat sebagai berikut

1. Meningkatkan kualitas tegakan melelui tindakan silvikultur yaitu

pemeliharaan tanaman muda.

2. Mengetahui berbagai tahapan kegiatan pemeliharaan tanaman muda.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemeliharaan Hutan


Pemeliharaan hutan merupakan salah satu kegiatan silvikultur penting dan

sangat menentukan keberhasilan kegiatan permudaan/regenerasi hutan. Karena,

walaupun bibit yang digunakan dalam kegiatan penanaman mutunya bagus

(telah memenuhi syarat mutu genetic dan mutu fisik-fisiologis), tetapi dalam

dalam proses selanjutnya tidak dipelihara dengan baik, maka presentase tumbuh

tanaman dilapangan akan rendah. Pemeliharaan tanaman harus menjadi

perhatian semua pihak yang melakukan kegiatan penanaman pohon.

Pemeliharaan hutan adalah semua upaya yang dilakukan ke arah mapannya

tanaman, dalam arti bahwa tanaman muda sudah mampu tumbuh menjadi

tegakan akhir dengan kerapatan dan tingkat pertumbuhan yang diinginkan.

Pemeliharaan hutan bertujuan untuk mendapatkan keseimbangan yang sebaik-

baiknya antara tuntutan ekologi dan tuntutan ekonomis untuk mendapatkan

hasil lestari dan maksimal

Pemeliharaan hutan berguna untuk menaikan jumlah kayu yang diproduksi

dan memperbaiki kualitas kayu yang dihasilkan. Seperti juga pada hewan dan

manusia, kelangsungan hidup yang baik hanya dapat dicapai apabila tanaman

dijaga dari semua gangguan dan kondisi yang tidak menguntungkan bagi
pertumbuhannya. Untuk mengatur pertumbuhan tegakan, perlu diketahui sifat

dari setiap tegakan dan pohon masing-masing, serta faktor-faktor apa yang

mempengaruhi pertumbuhannya. Kegiatan pemeliharaan sama pentingnya

dengan permudaan hutan, karena antara keduanya ada hubungan erat.

Pemeliharaan yang kurang baik akan menyulitkan permudaan, sedangkan

permudaan yang jelek akan menyulitkan pemeliharaan.

Faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan hutan adalah

persaingan. Persaingan dapat terjadi antara pohon-pohon yang dipelihara

maupun antara pohon yang dipelihara dengan jenis-jenis lain yang tumbuh

dalam tegakan. Persaingan inilah yang harus diatur dalam pemeliharaan hutan

agar pertumbuhan tanaman menjadi optimal. Selain untuk mengatur persaingan,

pemeliharaan juga perlu untuk mencegah menjalarnya hama maupun penyakit

tindakan silvikultur dalam pemeliharaan hutan bisa dikelompokkan dalam

pemeliharaan hutan pada waktu tanaman masih muda, kegiatan pemeliharaan

ini disebut tending. Pemeliharaan selanjutnya yaitu diikuti dengan istilah

perlakuan tebangan antara (intermediate cutting), diantaranya adalah tebangan

penjarangan. Pada tegakan muda, tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara

lain penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan, pengendalian, hama

dan penyakit serta pemangkasan. Pada tegakan yang lebih tua dapat dilakukan

kegiatan pemangkasan, penjarangan dan pemberantasan hama/penyakit.

2.2 Pemeliharaan Tanaman Muda


Pemeliharaan tanaman hutan khususnya pada hutan tanaman yang masih

muda meliputi kegiatan :

a. Penyulaman

Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang mati atau

diperkirakan akan mati dengan bibit baru. Selain itu penyulaman juga

berguna untuk mengganti tanaman yang patah, tidak sehat, atau

pertumbuhan buruk. Bibit yang digunakan untuk kegiatan penyulaman

harus dipersiapkan bersama dengan kegiatan penanaman.

Kegiatan penyulaman dilakukan sebanyak 2 kali sebagai berikut :

● Penyulaman Pertama

Selama penanaman berlangsung, mandor tanam harus selalu memantau

keberhasilan tanaman dalam areal yang menjadi tanggung jawabnya.

Apabila dijumpai adanya kematian, maka mandor tersebut harus segera

memasang tanda didekat tanaman yang bersangkutan. Segera setelah

itu petak/petak setelah ditanami, mandor tanam harus segera

mengarahkan regu untuk kembali menyulam tanaman yang mati/rusak.

Proses penyulaman ini dikerjakan 2-4 minggu setelah penanaman. Pada

jenis tanaman yang cepat tumbuh, penyulaman pertama yang

dilaksakanakan dengan baik cukup untuk mempertahankan kerapatan

tegakan yang disyaratkan.

● Penyulaman kedua
Penyulaman kedua terutama ditujukan untuk jenis-jenis tanaman

lambat tumbuh dan dilaksanakan pada tahun kedua setelah

penanaman. Pelaksanaanya bergantung pada presentase keberhasilan

tanaman pada suatu unit petak /petak berdasarkan hasil pemeriksaan

yang dilaksanakan 6-12 bulan setelah penanaman. Penyulaman

dilakukan pada unit petak/petak yang persentase keberhasilannya

kurang dari 80%. Penyulaman dilaksanakan pada awal musim hujan

dengan hujan yang merata dan cukup teratur.

Penyulaman tanaman pokok dilakukan hanya maksimal 2 kali yaitu, 1-8 minggu

sesudah penanaman pada tahun pertama dan pada akhir kedua atau pada awal

tahun ke-3 selama hujan turun. Adapun waktu untuk melaksanaan penyulaman

tanaman, yaitu pada sore hari dan/atau pagi hari dalam musim hujan. Contoh

pola penyulaman pada hutan tanaman industri dapat lihat table dibawah ini.

b. Penyiangan dan pendangiran


Kegiatan penyiangan dan pendangiran biasanya dilakukan bersamaan

karena prosesnya dilakukan pada daerah perakaran tanaman hutan dimana

setelah gulma bersih tanah digemburkan dan di tinggikan agar akar bisa

ditumbuh dengan optimal. Pendangiran dilaksanakan bersamaan waktunya

dengan penyiangan pertama atau kedua.

● Kegiatan penyiangan tanaman kehutanan dilakukan dengan tujuan

untuk membersihkan lahan dari gulma, rumput dan tanaman

penggangu lainnya. Tanaman yang disiangi terdiri dari tanaman pokok,

tanaman sekat bakar dan tanaman sela. Penyiangan tanaman

panggangu adalah kegiatan pengendalian gulma untuk untuk

mengurangi jumlah populasi gulma agar berada di bawah ambang

ekonomi atau ekologi. Apabila penyiangan tidak dilakukan, maka akan

terjadi persaingan antara gulma dengan tanaman terhadap cahaya,

kelembaban tanah, dan nutrisi. Penyiangan dilakukan baik menjelang

akhir musim kemarau maupun musim penghujan. Minimal 3-4 sekali

dalam setahun sampai tanaman berumur 1-2 tahun , kemudian setiap 6-

12 bulans sekali. Penyiangan diakhiri setelah tanaman mampu bersaing

dengan tumbuhan liar atau gulma terutama untuk memperoleh cahaya

matahari. Penyiangan dilakukan dengan radius 50 cm. pada saat

penyiangan, perhatian harus dicurahkan juga terhadap tumbuhan

pembelit (liana). Semua pohon yang terlilit harus dibebaskan dengan

memotong atau mencabut liana sampai ke akar-akarnya. Adapun tujuan


pelaksanaan kegiatan penyiangan ini adalah untuk memberikan ruang

tumbuh yang lebih baik pada tanaman pokok agar meningkatkan

persentase pertumbuhan tanaman. Gulma yang merugikan merupakan

prioritas untuk disiangi. Penyiangan gulma pada awal penanaman sering

dikombinasikan dengan pendangiran. Penyiangan penting dilakukan

untuk:

1) Mempercepat pertumbuhan bibit

2) Mengurangi resiko kebakaran

3) Meningkatkan efektifitas pemupukan

Penyiangan dan pembersihan semak belukar dapat dilakukan secara


manual yakni dengan pembabadan dan secara kimia menggunakan
herbisida.

penyiangan dengan cara kimiawi menggunakan sistem jalur lebar 2-3m, dengan

tanaman pokok sebagai porosnya. Penyiangan jenis gulma berdaun lebar, seperti

clibadium Surinamese, eupathorium palescens, melastoma malabathricum dapat

digunakan herbisida seperti garlon 480 EC, Tordon 101, Indamin 720 HC atau

starane 2000 EC. Secara kimia penyemprotan herbisida lebih aman ketika

tegakan sudah berupa ppohon. Pada tegakan yang masih berumur di bawah satu

tahun penggunaan herbisida sebaiknya dihindari karena tegakan masih belum

kuat dan kemungkinan bibit yang ditanam ikut mati juga.


Pendangiran adalah usaha untuk menggemburkan tanah disekitar tanaman

pokok dengan radius ± 50 cm. pendangiran bertujuan untuk memperbaiki

drainase dan aerasi. Pendangiran dilakukan pada tanaman yang sudah berumur

1-4 tahun, terutama tanaman yang mengalami stagnasi pertumbuhan atau

pada tanah berteksture berat (mengandung liat tinggi) serta pada lahan yang

saat persiapannya tidak dilakukan kegiatan pengelolaan tanah. Kegiatan

pendangiran dilakukan pada waktu musim kemarau, menjelang tibanya musim

hujan. Pelaksanaanya 1-2 kali setahun, bergantung tingkat teksture tanah.

Intensitasnya tergantung jarak tanam dan kisarannya antara 1-3 m sekeliling

tanaman. Terdapat macam-macam tipe pendangiran diantaranya yaitu

pendangiran bentuk jalur dan pendangiran sistem piringan

c. Pemupukan

Pemupukan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan tingkat kesuburan

tanah dengan mengintroduksikan unsur mineral kedalam tanah berupa

pupuk. Pupuk berdasarkan bahan dasarkan dibagi menjadi dua yaitu pupuk
organic dan anorganik (kimiawi). Kegiatan pemupukan dilaksanakan setelah

kegiatan penyiangan dan pendangiran dilakukan. Pemupukan bertujuan untuk

memberi nutrisi tambahan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Umumnya unsur hara telah tersedia didalam tanah, tetapi karena diserap

secara terus menerus oleh tanaman maka jumlahnya akan semakin

berkurang. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman sangat banyak,tetapi yang

terpenting dan harus ada sekitar 16 unsur. Terdapat tiga unsur penting untuk

kelangsungan hidup tanaman.

d. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan dengan cara biologis,

kimiawi, atau mekanis, pengendalian secara biologis dilakukan antara lain

dengan menggunakan serangga pemakan/predator atau dengan pola

tanam campuran. Pemberantasan hama dan penyakit secara kimiawi

antara lain dengan menggunakan insektisida maupun fungisida sesuai dosis

yang dianjurkan. Sedangkan secara mekanis yaitu dengan memotong

tanaman yang terkena serangan lalu potongan dibakar. Pengendalian

tegakan dapat dilakukan baik secara mekanis, kimia, biologi maupun

terpadu serta penerapan sistem silvikultur seperti:

● Keseragaman jenis dengan jenis tanaman lain selain tanaman pokok

minimal 20%
● Jarak tanam yang disesuaikan dengan jenis tanaman, kesuburan

tanah dan kemiringan lahan

● Pemeliharaan tanaman

● Penjarangan sesuai frekuensi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut

1. Pemeliharaan hutan merupakan salah satu kegiatan penting dan sangat

menentukan keberhasilan kegiatan permudaan/regenerasi hutan. Hal ini

karena, walaupun bibit yang digunakan dalam kegiatan penanaman

mutunya bagus (telah memenuhi persyaratan mutu genetik dan mutu

fisik-fisiologis), tetapi dalam proses selanjutnya tidak dipelihara dengan

baik maka presentase tumbuh dilapang akan rendah

2. Pemeliharaan hutan adalah semua upaya yang dilakukan kea rah

mapannya tanaman, dalam arti bahwa tanaman muda sudah mampu


tumbuh menjadi tegakan akhir dengan kerapatan dan tingkat

pertumbuhan yang diinginkan. Jadi pemeliharaan hutan meliputi semua

campur tangan manusia terhadap tegakan mulai dari penanaman sampai

penebangan.

3. Faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan hutan adalah

persaingan. Persaingan dapat terjadi antara pohon-pohon yang dipelihara

maupun antara pohon yang dipelihara dengan jenis-jenis lain yang

tumbuh dalam tegakan. Persaingan inilah yang harus diatur dalam

pemeliharaan hutan agar pertumbuhan tanaman menjadi optimal.

4. Pemeliharaan yang optimal dan terencana dapat menghadirkan berbagai

manfaat diantarnya menjaga ekosistem hutan terhindar dari serangan

hama maupun penyakit sehingga hutan lestari dapat terwujud dan

meningkatkan pendapatan mengingat pemeliharaan yang optimal dan

terencana dapat meningkatkan kualitas tegakan

5. pemeliharaan hutan bisa dikelompokkan dalam pemeliharaan hutan pada

waktu tanaman masih muda, kegiatan pemeliharaan ini disebut tending.

6. Pada tegakan muda, tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain

penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan, pengendalian, hama

dan penyakit serta pemangkasan. Pada tegakan yang lebih tua dapat

dilakukan kegiatan pemangkasan, penjarangan dan pemberantasan

hama/penyakit.
7. Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang mati atau

diperkirakan akan mati dengan bibit baru. Selain itu penyulaman juga

berguna untuk mengganti tanaman yang patah, tidak sehat, atau

pertumbuhan buruk.

8. Kegiatan penyiangan dan pendangiran biasanya dilakukan bersamaan

karena prosesnya dilakukan pada daerah perakaran tanaman hutan

dimana setelah gulma bersih tanah digemburkan dan di tinggikan agar

akar bisa ditumbuh dengan optimal.

9. Pendangiran adalah usaha untuk menggemburkan tanah disekitar

tanaman pokok dengan radius ± 50 cm. pendangiran bertujuan untuk

memperbaiki drainase dan aerasi.

10. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan tingkat

kesuburan tanah dengan mengintroduksikan unsur mineral kedalam

tanah berupa pupuk. Pupuk berdasarkan bahan dasarkan dibagi menjadi

dua yaitu pupuk organic dan anorganik (kimiawi).

11. Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan dengan cara biologis,

kimiawi, atau mekanis, pengendalian secara biologis dilakukan antara lain

dengan menggunakan serangga pemakan/predator atau dengan pola

tanam campuran.
DAFTAR PUSTAKA

Daniel T.W, J.A. Helms and F.S. Baker, 1992. Prinsip-Prinsip Silvikultur
(Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Departemen Kehutanan, Sekretariat Jenderal, Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan.


2004. Buku Pintar Penyuluhan Kehutanan. Edisi Ketiga. Jakarta

Indriyanto, Ir (2008), Pengantar budidaya hutan, TP Bumi aksara 70-89

PT Perhutani (Persero) Unit III Jawa Barat (1998), Pengendalian dan


penanggulangan hama penyakit Tanaman Hutan 1 – 11

USDA Forest Service, Northeastern Area State and Private Forestry, Forest Health
and Management. , 1995. How to Prune Trees.
MAKALAH
MATA KULIAH SILVIKULTUR
“PEMELIHARAAN”

DIBUAT OLEH :
NAMA : AZHIMAN FIBRIANSYAH
NIM : 105951103122

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai