Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK LAPANG SILVIKULTUR

Oleh:
ALESSANDRO SEBASTIAN DAMI (203030404114
MISERICODIAS DOMINIE (203030404113)
JOSHUA REYHAN LORENIUS SILAM (203030404117)
JEFRI FRADE SIRAIT (203020404111)
YUNIKA FRANSISKA BR TARIGAN (203020404086)
WINDY APRILIYANI (203020404090)
YULIASIH (203020404099)
RASKITA PURBA (203020404102)

Kelompok :
12

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa. yang telah melimpahkan segala
nikmat, rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
Silvikultur. Karena tanpa nikmat-Nya, kami pasti belum tentu bisa menyelesaikan
ini dari awal hingga akhir

Kami sadar, masih banyak kekurangan dari pelaksanaan dan penyusunan Laporan
praktik lapangan ini. Namun, kami sudah melakukannya semaksimal yang kami
bisa. Oleh karena itu, mohon untuk kritik dan saran yang membangun agar lebih
baik untuk ke depannya.

Semoga laporan ini dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam


kehutanan
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDEHULUAN
1.1 Latar Latar belakang
1.2 Tujuan praktik
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PRAKTIKUM
2.1 Tempat dan Waktu
2.2 Bahan dan peralatan
2.3 Pelaksanaan Praktik
BAB 1V PEMBAHASAN DAN HASIL
4.1 Pada Lokasi Taman Hutan Alam
4.1.1 Pemeliharaan Tanaman
4.1.2 Pengukuran Tinggi Dan Diameter
4.2 Lokasi Hutan Serba Guna
4.2.1 Pemeliharaan Tanaman
4.2.2 Pengamatan Jenis Tanaman
BAB V PENUTUP
Kesimpulan Dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Hutan memiliki banyak manfaat untuk kita semua. Hutan merupakan paru-
paru dunia (planet bumi) sehingga perlu kita jaga karena jika tidak maka hanya
akan membawa dampak yang buruk bagi kita di masa kini dan masa yang akan
datang. Hutan dapat menampung air hujan di dalam tanah, mencegah intrusi air
laut yang asin, menjadi pengatur tata air tanah mencegah erosi dan banjir,
menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah juga sebagai wilayah untuk
melestarikan keanekaragaman hayati.
Mengingat banyaknya manfaat dari hutan maka pengelolaan hutan yang
baik merupakan tindakan yang harus dilakukan. Sistem silvikultur merupakan
serangkaian kegiatan terencana mengenai pengelolaan hutan dan sebagai sistem
budidaya hutan atau teknik bercocok tanam hutan yang dimulai dari pemilihan
bibit, pembuatan tanaman, penanaman, pemeliharaan, sampai pada pemanenan
atau penebangannya.
Pengukuran dimensi pohon guna menentukan potensi hutan merupakan
kegiatan pokok dalam inventarisasi hutan. Kualitas hasil inventarisasi hutan yang
dilakukan sangat ditentukan oleh ketelitian dalam pengukuran dimensi pohon baik
diameter maupun tinggi pohon. Karena itu dibutuhkan pengetahuan yang benar
tentang cara kerja alat dan pemakaian alat ukur pohon dengan baik. Hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan praktik pengukuran di lapangan dan dilakukan
secara berulang.

Lingkungan kampus adalah bagian kecil dari komunitas global yang


seharusnya turut berjuang menanggulangi dampak perubahan iklim dan
pembangunan berkelanjutan. Keberadaan kampus yang merupakan tempat dimana
teknologi, ilmu pengetahuan dan inovasi ditegakkan, menjadi komunitas di
tingkat lokal yang berperan penting dalam berkontribusi menerapkan prinsip
sustainability dalam ruang lingkup lingkungannya. Kegiatan penghijauan kampus
berkelanjutan ini juga menjadi skema mikro UPR dalam mendukung skema
5

makro Indonesia’s Forest and Other Land Use (FOLU) NET SINK 2030 untuk
Pengendalian Perubahan Iklim yang berpijak pada Sustainable

Universitas Palangkaraya dalam momen Diesnatalis ke 59 menginisiasi


seluruh civitas akademika untuk menjadi pionir dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan. Pencangan Penghijauan Kampus Berkelanjutan (Sustainable Green
Campus) di UPR pada tanggal 21 November tahun 2022 ini dimulai dengan
melakukan penanaman jenis jenis pohon endemik lokal seperti jelutung, pulai,
bungur, tanjung, meranti, ulin dan jenis lainnya dengan luas ± 1 hektar yang
nantinya dirancang dan dikelola menjadi “Taman Hutan Alam (THA) UPR”
dengan ciri khas biodiversitas flora lokal yang bernilai estetika dan menjadi
tempat pembelajaran, penelitian dan wisata alam yang asri. Model THA akan
dikembangkan secara berkelanjutan pada areal areal kampus UPR yang telah
ditunjuk sesuai dengan Rencana Strategi UPR.
Selain itu Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
telah melakukan kerjasama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Hutan Lindung (BPDAS-HL) diantaranya dengan membangun Hutan Serbaguna
(HSG)yang ditanam buah-buahan seperti jeruk, jambu, rambutan, mangga
dll. Pembangunan HSG ini ditujukan untuk wisata edukasi. Namun, karena
kurangnya pengelolaan dalam hal ini pemeliharaan, sehingga saat ini kondisi
pertumbuhan tanaman yang ada kurang maksimal. Sehingga diperlukan
pemeliharaan lebih lanjut yaitu dengan penyiangan dari tanaman pengganggu,
pendangiran serta pemupukan.

1.2 Tujuan Praktik


Tujuan dari praktik ini adalah :

Setelah mengikuti Praktik Lapangan ini, mahasiswa dapat:


a. melakukan persiapan dan penanaman pohon
b. melakukan pemeliharaan (penyiangan/pembersihan gulma di
sekitar tanaman pokok dan pemupukan)
6

1V. KAJIAN PUSTAKA

Kegiatan penanaman bibit yang siap tanam pada lokasi penanaman merupakan
tahap kegiatan pembangunan hutan yang sangat penting karena menentukan
tingkat keberhasilan dalam pembangunan hutan. Akan tetapi, setelah penanaman
dilakukan, perlu adanya suatu tindakan guna menjaga keberlangsungan dan
kualitas hidup bibit yang ditanam yaitu pemeliharaan tanaman muda.
Pemeliharaan tanaman muda dilaksanakan pada seluruh tanaman yang baru tanam
pada lokasi penanaman yaitu ketika usia bibit sudah mencapai sekitar enam bulan
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas, pertumbuhan, dan persen hidup
tanaman yang ditanam (BPTH Sulawesi, 2008). Dengan demikian, maka semua
tindakan pemeliharaan yang dilakukan dalam kegiatan ini ditujukan untuk
menciptakan kondisi lingkungan dan tempat tumbuh yang optimal bagi
produktivitas dan kualitas tanaman. Sedangkan produktivitas tanaman lebih
cenderung ditentukan oleh sifat genetik tanaman itu sendiri.
[23.40, 10/1/2023] Jefri: Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan tanaman
muda dan pemeliharaan tegakan. Pemeliharaan tanaman muda dilakukan mulai
bibit selesai ditanam di lapangan sampai tanaman mencapai kondisi tegakan yaitu
keadaan dimana pohon-pohonnya telah saling mempengaruhi satu sama lain, baik
tajuk maupun perakarannya (umur 3–5 tahun). Pemeliharaan tegakan dilakukan
setelah tegakan terbentuk sampai tegakan siap ditebang. Pekerjaan pemeliharaan
tanaman muda dapat berupa penyulaman, penyiangan, pendangiran dan
pembebasan gulma serta tanaman pengganggu lainnya. Kegiatan pemeliharaan
tanaman muda juga dapat berupa pemupukan tanaman. Pekerjaan pemeliharaan
tegakan dapat berupa pembebasan tanaman pengganggu, pemangkasan cabang
dan pemeliharaan. Pembebasan tanaman pengganggu dilakukan pada jalur
tanaman pokok sehingga tanaman pokok mendapat kesempatan tumbuh secara
baik. Pemangkasan cabang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
batang melalui peningkatan ukuran panjang batang bebas cabang. Sedangkan
kegiatan penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan ruang tumbuh
yang optimal sehingga pertumbuhan pohon-pohon tertinggal dapat berlangsung
7

secara maksimal. Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Hutan dilakukan guna


membuat tegakan hutan yang berpotensi tinggi pada saat masa tebang dan guna
menjaga kesuburan tanah serta kelestarian lingkungan. Pemeliharaan hutan bisa
berupa pemangkasan tanaman sela, pemangkasan cabang tanaman pokok,
penyiangan, penjarangan tanaman pokok, perlindungan hutan dari hama/ penyakit
serta pencegahan gangguan penggembalaan, kebakaran dan lain-lain. Untuk
memanfaatkan ruang hidup dalam hutan secara optimal, dibuat tabel perhitungan
jumlah pohon yang harus ada (tetap hidup) dalam tiap hektar kawasan hutan, pada
umur pohon serta dalam tingkat kesuburan tanah tertentu. Jadi secara periodik
jumlah pohon terus dikurangi (dilakukan penjarangan) untuk memberi ruang
hidup yang lebih baik pohon-pohon tinggal tersebut. Pemeliharaan tanaman hutan
yang diselenggarakan dengan tertib dan baik dapat meningkatkan riap
(pertambahan volume kayu) pohon yang tumbuh/tetap tinggal, pengaturan tata
ruang lingkungan hidup secara efektif, pengadaan standing stock yang optimal
melalui sebaran kelas umur dan kelas diameter pohon. Disamping pemeliharaan
tanaman, tugas yang tidak kalah penting agar hutan tetap lestari adalah menjaga
gangguan keamanan hutanKegiatan penanaman bibit yang siap tanam pada lokasi
penanaman merupakan tahap kegiatan pembangunan hutan yang sangat penting
karena menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan hutan. Akan tetapi,
setelah penanaman dilakukan, perlu adanya suatu tindakan guna menjaga
keberlangsungan dan kualitas hidup bibit yang ditanam yaitu pemeliharaan
tanaman muda. Pemeliharaan tanaman muda dilaksanakan pada seluruh tanaman
yang baru tanam pada lokasi penanaman yaitu ketika usia bibit sudah mencapai
sekitar enam bulan dengan maksud untuk meningkatkan kualitas, pertumbuhan,
dan persen hidup tanaman yang ditanam (BPTH Sulawesi, 2008). Dengan
demikian, maka semua tindakan pemeliharaan yang dilakukan dalam kegiatan ini
ditujukan untuk menciptakan kondisi lingkungan dan tempat tumbuh yang
optimal bagi produktivitas dan kualitas tanaman. Sedangkan produktivitas
tanaman lebih cenderung ditentukan oleh sifat genetik tanaman itu sendiri.
Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan tanaman muda dan pemeliharaan
tegakan. Pemeliharaan tanaman muda dilakukan mulai bibit selesai ditanam di
8

lapangan sampai tanaman mencapai kondisi tegakan yaitu keadaan dimana pohon-
pohonnya telah saling mempengaruhi satu sama lain, baik tajuk maupun
perakarannya (umur 3–5 tahun). Pemeliharaan tegakan dilakukan setelah tegakan
terbentuk sampai tegakan siap ditebang. Pekerjaan pemeliharaan tanaman muda
dapat berupa penyulaman, penyiangan, pendangiran dan pembebasan gulma serta
tanaman pengganggu lainnya. Kegiatan pemeliharaan tanaman muda juga dapat
berupa pemupukan tanaman. Pekerjaan pemeliharaan tegakan dapat berupa
pembebasan tanaman pengganggu, pemangkasan cabang dan pemeliharaan.
Pembebasan tanaman pengganggu dilakukan pada jalur tanaman pokok sehingga
tanaman pokok mendapat kesempatan tumbuh secara baik. Pemangkasan cabang
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas batang melalui peningkatan
ukuran panjang batang bebas cabang. Sedangkan kegiatan penjarangan dilakukan
dengan tujuan untuk menciptakan ruang tumbuh yang optimal sehingga
pertumbuhan pohon-pohon tertinggal dapat berlangsung secara maksimal.
Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Hutan dilakukan guna membuat tegakan hutan
yang berpotensi tinggi pada saat masa tebang dan guna menjaga kesuburan tanah
serta kelestarian lingkungan. Pemeliharaan hutan bisa berupa pemangkasan
tanaman sela, pemangkasan cabang tanaman pokok, penyiangan, penjarangan
tanaman pokok, perlindungan hutan dari hama/ penyakit serta pencegahan
gangguan penggembalaan, kebakaran dan lain-lain. Untuk memanfaatkan ruang
hidup dalam hutan secara optimal, dibuat tabel perhitungan jumlah pohon yang
harus ada (tetap hidup) dalam tiap hektar kawasan hutan, pada umur pohon serta
dalam tingkat kesuburan tanah tertentu. Jadi secara periodik jumlah pohon terus
dikurangi (dilakukan penjarangan) untuk memberi ruang hidup yang lebih baik
pohon-pohon tinggal tersebut. Pemeliharaan tanaman hutan yang diselenggarakan
dengan tertib dan baik dapat meningkatkan riap (pertambahan volume kayu)
pohon yang tumbuh/tetap tinggal, pengaturan tata ruang lingkungan hidup secara
efektif, pengadaan standing stock yang optimal melalui sebaran kelas umur dan
kelas diameter pohon. Disamping pemeliharaan tanaman, tugas yang tidak kalah
penting agar hutan tetap lestari adalah menjaga gangguan keamanan hutan
9

III. Metode Praktik

3.1 Tempat dan Waktu

Pelaksanaan kegiatan praktik pada Hari Minggu 8 Januari 2023 bertempat di


Taman Hutan Alam (Areal Penghijauan Berkelanjutan) dan Hutan Serba Guna
Universitas Palangka Raya, Jalan Yos Sudarso Palangka Raya, Kalimantan
Tengah

3.2 Bahan, dan Peralatan


Bahan yang digunakan dalam praktikum sebagai berikut:

1. Bibit Ulin, Bungur, Cempedak, Rambai, Petai, Rambutan


2. Bibit Buah-buahan Produktif (menyesuaikan dengan yg tersedia)
3. Pupuk NPK Biru (16:16:16) ± 15 kg

Alat yang digunakan:


1. Cangkul
2. Parang
3. Cetok/Skop
4. Roll Meter
5. Pita Ukur
6. Ember
7. Gayung

3.3 Pelaksanaan Praktik

3.3.1 Taman Hutan Alam UPR (Areal Penghijauan Berkelanjutan)


1. Melakukan pembersihan jalur penanaman dan melakukan
pembersihan gulma
2. Melakukan pemasangan Ajir setiap tanaman turus disiapkan
3. Menyiapkan lubang tanam, diberi tanah subur
10

4. Melakukan penanaman/penyulaman pada tanaman yang


mati/hilang yang telah ditanam sebelumnya
5. Melakukan Pengukuran tinggi dan diameter tanaman, dengan
mengikuti bentuk table yang ditentukan
6. Analisis pertumbuhan tanaman

3.3.2 Hutan Serbaguna


1. Melakukan penyiangan gulma pada jalur tanaman yang telah
ditetapkan untuk masing-masing kelompok serta di sekitar
tanaman pokok. Gulma yang dibersihkan adalah alang-alang,
liana, rumput-rumputan dan tanaman pengganggu lainnya.
2. Melakukan pendangiran untuk menggemburkan tanah dengan
menggunakan cangkul/ cetok disekitar tanaman dengan radius
25-50 cm. Hindari pencangkulan yang terlalu dalam agar tidak
mengenai akar tanaman.
3. Melakukan pemupukan dengan cara membuat lubang melingkar
(larakan) di sekeliling tanaman dengan kedalaman lubang 15cm.
Tiimbang pupuk sebanyak 60 gr/tanaman, kemudian sebar pupuk
secara merata dalam larakan. Selanjutnya tutup dengan tanah
untuk menghindar fiksasi.
IV. PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Pada Lokasi Taman Hutan Alam


Hal-hal yang dilakukan pada lokasi ini yaitu pemeliharaan tanaman,
pengukuran diameter dan tinggi tanaman yang berada pada jalur 4, tanaman
nomor 21 sampai 32.

4.1.1 Pemeliharaan Tanaman


Untuk melakukan pemeliharaan tanaman dilakukan cara kerja sebagai
berikut:
a. Pembersihan Jalur
Pembersihan jalur bebas naungan dikerjakan dengan cara manual, yaitu
menggunakan parang dan cangkul. Pohon-pohon yang berada dalam jalur, yang
menaungi jalur bersih/tanaman harus ditebang /dimatikan kecuali jenis komersil
dan jenis yang dilindungi. Penebangan ini dimaksudkan agar cahaya yang masuk
sampai lantai hutan sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Pembersihan jalur
tanaman dan pembersihan gulma dengan jarak 1 meter kiri-kanan dari pokok
tanaman.
b. Penyiangan/perumputan
Penyiangan/perumputan merupakan kegiatan menghilangkan rumput atau
tumbuh-tumbuhan lain (liar) yang tidak diinginkan tumbuh bersama semai.
Tujuannya adalah membebaskan tanaman dari persaingan dengan tumbuhan liar
dalam hal memperoleh cahaya, udara, air dan unsur-unsur hara. Tanaman harus
dibebaskan dari gulma, paling tidak selama dua tahun pertama. Penyiangan
harus dilakukan secara rutin pada dua bulan pertama, setelah itu secara periodic
3 bulanan.
c. Pendangiran Tanaman
Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah di sekitar tanaman
dalam upaya memperbaiki sifat fisik tanah (aerase tanah). Cara pendangiran
12

dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul atau cetok pada sekitar
tanaman dengan radius 25-50 cm tergantung pada jarak tanamnya.
d. penyiraman
penyiraman dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mengangkut air
menggunakan ember kemudian mulai menyiram tanaman.

4.1.2 Pengukuran Tinggi Dan Diameter


Pengukuran tinggi dan diameter dilakukan pada jalur 4 dengan nomor
pohon 21 sampai 30. Pengukuran menggunakan alat pita meter. Berikut tabel hasil
pengukuran tinggi dan diameter:
No.
Jalu Poho Tinggi Diameter
r n Nama Nama Botanis Famili (cm) (cm)
4 21 Ulin Eusideroxylon zwageri Lauraceae 57 1.12
22 Ulin Eusideroxylon zwageri Lauraceae 42 1.3
23 Ulin Eusideroxylon zwageri Lauraceae 65 1.11
24 Ulin Eusideroxylon zwageri Lauraceae 58 1.11
Lythracea
25 Bungur Lagerstroemia e 48 1.4
Lythracea
26 Bungur Lagerstroemia e 33 1.3
Lythracea
27 Bungur Lagerstroemia e 54 1.1
Lythracea
28 Bungur Lagerstroemia e 44 1.12
Lythracea
29 Bungur Lagerstroemia e 38 1
Lythracea
30 Bungur Lagerstroemia e 32 1.12
31 Bungur Lagerstroemia Lythracea 69 1.4
e
13

Lythracea
32 Bungur Lagerstroemia e 32 1.3

Tanaman yang diukur berjumlah 12 tanaman, dengan jenis ulin dan bungur. Hasil
pengukuran tinggi pohon yang tertinggi yaitu diperoleh oleh nomor tanaman 40
dengan jenis bungur, sedangkan hasil pengukuran tinggi tanaman terendah didapat
pada nomor pohon 30 dan 32 dengan jenis bungur. Kemudian hasil pengukuran
diameter yang terbesar yaitu pada nomor pohon 25 dan 31 dengan jenis bungur,
sedangkan hasil pengukuran diameter terkecil didapat pada nomor pohon 29
dengan jenis bungur.

4.2 Lokasi Hutan Serba Guna


Pada lokasi hutan serba guna dilakukan pemeliharan tanaman dan
pemupukan. Pada lokasi ini dilakukan pemeliharaan dan pemupukan pada 4 jalur
dengan jumlah tanaman 35, yakni pada jalur 1 berjumlah 11 tanaman, jalur 2
berjumlah 7 tanaman, jalur 3 berjumlah 6 tanaman dan jalur 4 berjumlah 11
tanaman.

4.2.1 Pemeliharaan Tanaman


Untuk melakukan pemeliharaan tanaman dilakukan cara kerja sebagai
berikut:
a. Pembersihan Jalur

Gambar 1. Pembersihan
14

Pembersihan jalur bebas dilakukan dalam naungan pengerjaan dengan cara


manual, dalam menggunakan parang dan cangkul dengan objek pohon yang
telah berada dalam jalur, yang menaungi dalam jalur bersih/tanaman harus
dilakukan penebangan/dimatikan kecuali pada jenis pasaran pada masyarakat
dan jenis yang dilindungi. Kegiatan penebangan ini dimaksudkan agar cahaya
yang masuk sampai lantai hutan sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman
sebagaimana kegiatan yang dilakukan dalam pembersihan jalur tanaman dan
pembersihan gulma dengan jarak 1 meter kiri-kanan dari pokok tanaman.
b. Penyiangan/perumputan

Gambar 2. Penyiangan
Penyiangan/perumputan dengan tujuan kegiatan dalam menghilangkan
rumput atau tumbuh-tumbuhan lain (liar) yang tidak diinginkan tumbuh bersama
semai dalam upaya membebaskan tanaman dari persaingan dengan tumbuhan
liar dalam hal memperoleh cahaya, udara, air dan penyerapan unsur-unsur hara.
Sehingga, tanaman harus dibebaskan dari gulma, paling tidak dilakukan selama
dua tahun pertama. Penyiangan harus dilakukan secara rutin pada dua bulan
pertama, setelah masuk secara periodic 3 bulanan.

c. Pendangiran Tanaman
15

Gambar 3. Pendangiran

Pendangiran kegiatan penggemburan tanah di sekitar tanaman tujuan


kegiatan memperbaiki sifat fisik tanah (aerase tanah) dilakukan dengan cara
pendangiran dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul atau cetok
pada sekitar tanaman dengan radius 25-50 cm tergantung pada jarak tanamnya.

d. Penyiraman
16

Gambar 4. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mengangkut air
menggunakan ember dan gayung kemudian mulai menyiram pada tanaman pada
setiap areal jalur yang telah diberikan pupuk NPK.

4.2.2 Pengamatan Jenis Tanaman


Pengukuran tinggi dan diameter dilakukan pada jalur 1 - 4 dengan total
jenis pohon 35. Pengamatan menggunakan mengidentifikasi jenis daun dan batang
tanaman. Berikut tabel hasil pengamatan jenis tanaman:

Nama
Jalur No Pohon Nama Botanis Famili
1 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
2 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
3 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
4 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
5 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
1 6 Rambai Baccaurea motleyana Phyllanthaceae
7 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
8 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
9 Petai Parkia speciosa Fabaceae
10 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
11 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
1 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
2 Karet Hevea brasiliensis Euphorbiaceae
3 Rambai Baccaurea motleyana Phyllanthaceae
2 4 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
5 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
6 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
7 Petai Parkia speciosa Fabaceae
1 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
2 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
3 Rambai Baccaurea motleyana Phyllanthaceae
3
4 Rambai Baccaurea motleyana Phyllanthaceae
5 Rambai Baccaurea motleyana Phyllanthaceae
6 Rambai Baccaurea motleyana Phyllanthaceae
1 Rambutan Nephelium lappaceum Sapindaceae
4 2 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
3 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
17

4 Cempedak Artocarpus integer Moraceae


5 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
6 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
7 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
8 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
9 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
10 Cempedak Artocarpus integer Moraceae
11 Cempedak Artocarpus integer Moraceae

Tanaman yang diamati berjumlah 35 tanaman didapatkan hasil pengamatan jenis


tanaman yaitu diperoleh banyaknya jenis tanaman ditunjukkan pada jenis
Cempedak berjumlah 25, Rambai berjumlah 6, Petai berjumlah 2, Karet
berjumlah 1, dan Karet berjumlah 1 dengan total keseluruhan total tanaman 35
jenis tanaman.
18

BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Setelah 1 hari melakukan kegiatan Praktik lapangan Silvikultur ini, yang di
lakukan dalam 2 sesi. kami banyak sekali mendapatkan pengalaman, pengetahuan
serta ilmu.

namun saat melakukan Praktik Lapangan silvikultur kami melakukan hal itu
secara langsung dan sekaligus mempraktekkan yang langsung di bimbing oleh
Dosen dan asisten Dosen.

Saran
Ada pun saran dari praktik lapangan ini yaitu di butuhkan ketelitian dalam
pengamatan. Agar data yang di dapatkan menjadi akurat. Dalam pengamatan yang
berada dilapanagn persediaan alat dan bahan sabgat dibutuhkan, sehingga dalam
pengmatan tidak terdapat hambatan yang dapat menggangu kegiataan kita.
19

Daftar Pustaka
Jurasek, A., Leugner, J., & Martincova, J. (2009). Effect of initial height of seedlings on
the growth of planting material of norway spruce (Piceaabies (L.) Karst.)in mountain
conditions. Journal of Forest Science 55(3), 112 – 118 Kementrian Kehutanan. 2012.

Siaran RRI Ke-6 Pemeliharaan Tanaman Hutan.Makassar. Kementrian Kehutanan. 13 p.


Kosasih, A. S., et al. 2002. Petunjuk Teknis Pemeliharaan dan Perlindungan pada
Introduksi Jenis Pohon Hutan.

Info Hutan No. 151. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.Bogor: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.
Perum Perhutani. 1996. Petunjuk Teknis (Prosedur Standar Operasional) Pembuatan
Tanaman Hutan. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Biro Pembinaan Hutan.

Ruslan, M. 1992. Studi Kelayakan Pembangunan dan Pengusahaan Hutan Tanaman


industri Kayu Serat. Hutan Tanaman Industri. Propinsi Daerah Istimewa Aceh.
20

Sianturi, R, D. & Sudrajat, D. J. (2019). Korelasi karakteristik bibit nyamplung


(Calophyllum inophyllum L.) dengan pertumbuhan tanaman pada tingkat lapang. Jurnal
WASIAN 6(1), 45-55.

Sutedjo. M. M. 2002. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta. Syamsuri,
Istamar. (2000). Biologi 2000 SMU jilid B. Jakarta:

Erlangga Thompson, B. E. (1985). Seedling morphological evaluation: what you can tell
by looking. In Duryea, M.L. Proceedings evaluation seedling quality; principles,
procedurs and predictive abilities of mayor test. Oregon State University. Forest
Research Laboratory. pp. 59 - 71

Rahayu IS. 2014. Karakteristik dan Sifat-sifat dasar Kayu Jati Unggul Umur 4 dan 5 Tahun
Asal Jawa Barat. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 19(1): 50 56.
21

LAMPIRAN
1.Pembersihan Jalur

2. Pembersihan area tanaman dengan jarak 1 m


22

3.Pengukuran Tinggi

4. percatatan
23

5.Pengukuran Jarak tanaman

6.Pengemburan Tanah
24

7.Pembuatan Lubang piringan untuk pemupukan


25

8.Pemupukan

s
26

Anda mungkin juga menyukai