“DENDROLOGI”
KELOMPOK I2
DENDROLOGI
Oleh :
Kelompok XII
7 Yuliasih (203020404099)
EKOLOGI HUTAN
Oleh :
Kelompok XII
Tanggal:
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat- Nya sehingga laporan Praktik Lapagan mata kuliah Dendrologi di
lingkugan kampus jurusan kehutanan dapat diselesaikan penulis dengan baik.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Penyang,
S.Hut., M.P, Ibu Yusintha Tanduh, M.P.selaku dosen pengampu mata kuliah
dendrologi serta asisten dosen yang membantu selama proses berjalannya
praktikum sampai kepada penyusunan laporan ini.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
membawa dampak yang positif bagi kalangan yang membutuhkan. Penulis juga
menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi kebaikan
laporan ini. Akhir kata penulis menyampaikan terimakasih.
.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................v
I. PENDAHULUAN..........................................................................................1
II.2 Hebarium.............................................................................................4
5.1 Kesimpulan........................................................................................24
5.2 Saran............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
2.2 Herbarium
Herbarium merupakan suatu eksperimen dari bahan tumbuhan yang telah
dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu yang dilengkapi dengan data-
data dan manfaat dari tumbuhan tersebut. Ada beberapa tahapan dari pembuatan
herbarium, dimulai dari pengumpulan tanaman, pengeringan, pengawetan, dan
pembuatan herbarium salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan generasi
muda tentang pemanfaatan tumbuhan dapat dilakukan melalui kegiatan
herbarium. Herbarium merupakan spesimen tumbuhan yang telah diawetkan dan
dapat dijadikan sebagai media pembelajar menyatakan bahwa herbarium
merupakan material pokok yang bermanfaat saat mempelajari sistematis
tumbuhan dapat digunakan untuk membantu identifikasi tumbuhan dengan
keunggulan mudah dibawa dan praktis digunakan. Tujuan koleksi herbarium yaitu
untuk memperkenalkan etnobotani terhadap anak-anak dan sebagai penelitian
tindak lanjut oleh para ahli (Greve et al., 2016). Herbarium memiliki dua jenis,
yaitu herbarium kering (daun, akar, bunga, batang), dan herbarium basah (buah-
buahan). Herbarium yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran adalah
herbarium kering. Herbarium kering merupakan koleksi tumbuhan yang telah
dikeringkan dan disusun pada sebuah kertas serta diberi keterangan terkait dengan
spesimen tersebut (Dikrullah et al., 2018). Herbarium kering akan mendorong
siswa untuk semakin berkreasi terhadap jenis-jenis tumbuhan
Herbarium memiliki dua jenis, yaitu herbarium kering (daun, akar,
bunga, batang), dan herbarium basah (buah-buahan). Herbarium yang dapat
dijadikan sebagai media pembelajaran adalah herbarium kering. Herbarium kering
merupakan koleksi tumbuhan yang telah dikeringkan dan disusun pada sebuah
kertas serta diberi keterangan terkait dengan spesimen tersebut (Dikrullah et al.,
2018). Herbarium kering akan mendorong mahasiswa untuk semakin berkreasi
terhadap jenis-jenis tumbuhan. Terutama pada saat dilakukannya kegiatan
pembuatan herbarium. Melalui kegiatan herbarium yang telah diberikan dapat
mengedukasi sekaligus menambah sikap ilmiah bagi para Mahasiswa
4
Dipilih tampilan secara fenotif sehat, tidak rusak, tidak serangan hama
dan penyakit
Harus lengkap (daun, ranting, kulit batang, biji, bunga dan buah) ukuran
spesimen yang diambil, setelah nanti dipotong, disusun/diatur/ditata tidak
lebih dari 30 cm. Jika tinggi tumbuhan/tanaman tsb tidak lebih dari 30
cm harus diambil sampai akarnya; tumbuhan itu parasit maka tumbuhan
inang tempat tumbuhnya harus terbawa.
Tumbuhan/tanamannya diambil dua atau satu spesimen saja.
b. Spesimen tanda (diberi label gantung atau label lapangan dan di tulis nomor
koleksinya.
c. Data di catat di tallysheet :
Titik koordinat, Nama local
Lokasi pengambilan
Waktu pengambilan
Tempat hidup tumbuhan/tanaman,
Habitus (perawakan batang) warna daun, permukaan daun, pucuk (daun
muda atau daun tua), bunga, buah dan biji (jika ada), bau, kulit batang,
rasa dan ciri-ciri khas lainnya (getah dll) .
Kolektor .
d. Spesimen 1/1 diletakkan pada lembaran koran. Selanjutnya di masukan ke
dalam karung, diatur dengan hati-hati dan serapi mungkin, sampai semua
spesimen terkumpul; pada proses pengangkutan spesimen dari lapangan ke
laboratorium, sebaiknya karung dilapis dengan kardus atau triplek dan diikat.
3.3.2 Laboratorium
a. Proses Pengepresan dan Pengawetan
1. Setelah selesai proses koleksi dilapangan, dilanjutkan dengan proses
pengepresan dan pengawetan. Ke-2 proses ini menjadi penentu
bagus/baiknya spesimen yang dibuat. Kegagalan dalam proses ini dapat
menyebabkan spesimen yang dibuat akan menjadi sampah, layaknya
serasah.
2. Keluarkan spesimen dari karung.
6
3. Bersihkan spesimen dari tanah dan kotoran yang menempel memakai lap
kain atau tisu. Pastikan spesimen telah bersih.
4. Semprot dengan alkohol 70% .
5. Letakkan spesimen pada lembaran koran. Tata sedemikian rupa, sehingga
semua organ tumbuhan terlihat.
6. Susun/atur/tata setiap specimen tersebut sehingga memperlihatkan karakter
dari bagian-bagiannya (lembaran daun diatur dengan membalikkannya).
Apabila ada bunga, buah dapat ditata di samping tumbuhan, agar tumbuhan
tidak bergeser dapat diberi selotip.
7. Apabila spesimen berukuran lebih panjang dari lembaran koran dan
memilki karakter yang tidak boleh hilang, lipat spesimen tersebut dengan
tatanan yang baik.
8. Sampel bunga yang bagian-bagiannya telah gugur, masukkan dalam
amplop.
9. Sampel buah, dibelah posisi melintang/membujur untuk melihat karakter
biji/bag dalamnya. Bila memungkinkan lakukan pengawetan basah.
10. Lakukan untuk semua specimen.
11. Lakukan pengamatan ulang pada setiap spesimen (label yang rusak,
penataan yang kurang bagus, dll).
12. Dokumentasikan masing-masing spesimen.
b. Proses Pengeringan
1. Proses pengeringan sebaiknya dilakukan setelah 48 jam sampel melalui
proses pengawetan
2. Susun koran yg berisi spesimen bergantian dengan karton kardus hingga
beberapa lapis/sampai spesimen habis (30 – 40 cm).
3. Cek kembali tatanan spesimen, apabila berubah tata ulang
4. Lakukan pengepresan/penekanan tumpukan koran tsb dan ikat dengan kuat
5. Masukkan ikatan tersebut dalam oven, dengan waktu 48 jam
c. Proses Mounting
1. Setelah proses pengeringan, keluarkan sampel dari oven, cek, apabila
sampel belum kering arus dioven ulang
2. Proses ini umumnya dengan menjahit spesimen pada bagian tertentu
7
4.1 Hasil
4.1.1 Pengenalan Jenis Pohon
Adapun hasil yang telah didapatkan identifikasi morfologi dari 8 pohon
seperti pada tabel yang ada di bawah ini:
No. Nama Nama Ilmiah Famili Penampilan umum
Jenis
1. Ulin Eusideroxylon Lauraceae Daun pohon berwarna
zwageri hijau tua, sederhana,
kasar, elips hingga bulat
telur.
2. Tumih Combretocarpu Anisophylleaceae Bunga dari jenis ini
s rotundatus berbentuk malai,
muncul pada bagian
pangkal cabang,
berwarna kuning,
3. Sungkai Peronema Lamiaceae Daun sungkai majemuk
canescens menyirip ganjil, poros
bersayap dan letaknya
berpasangan
4. Balangeran Shorea Dipterocarpaceae Daun berukuran sedang
balangeran memanjang dan bagian
ujung meruncing
5. Mahoni Swietenia Meliaceae daun berbentuk bulat
mahagoni oval, ujung dan pangkal
daun runcing dan tulang
daun menyirip
6. Alau Dacrydium Podocarpaceae daun menjarum dan
pectinatum terbagi-bagi
4.1.2 Herbarium
Adapun hasil herbarium dari pohon Pulai (Alstonia scholaris) sebagai
berikut:
Akar Pulai berakar tunggang,
dengan adanya lentisel berpori pada
bagian permukaan akarnya. Batang
Kulit batang berwarna coklat terang
dan terdapat getah berwarna putih
susu pada bagian dalam kulit kayu.
Batang yang sudah tua sangat rapuh
dan mudah terkelupas. Daun pulai
tergolong dalam tipe duduk daun
berkarang. Bentuk daun bulat telur
seperti spatula dengan ujung daun
meruncing. Urat daun sangat jelas
menonjol di bagian permukaan
bawahnya. Tiap buku-buku batang
atau tangkai terdapat 4 – 9 daun.
Bunga pulai tergolong bunga
biseksual dan mengelompok pada
pucuk daun. Perhiasan bunga berwarna putih kehijauan dengan bagian tepi
melengkung ke bagian dalam. Buah pulai berbentuk memanjang dan ramping.
Buah terdiri dari 2 folikel dan buah pulai akan pecah saat kering.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Alstonia
Spesies : Alstonia scholaris
\
10
4.2 Pembahasan
4.2.1. Ulin (Eusideroxylon zwageri)
Nomor Pohon : Ulin (Eusideroxylon zwageri)
Penampilan umum : Daun pohon berwarna hijau tua, sederhana, kasar, elips
hingga bulat telur
Pangkal Batang : Batang lurus berbanir, tajuk berbentuk bulat dan rapat
serta memiliki percabangan yang mendatar
Pepagan luar : a. Tekstur : kasar, kuat, dan sangat keras
b. Warna : coklat gelap
Tajuk : a. Bentuk : bulat dan rapat
b. Pola Percabangan : percabangan yang mendatar
Pepagan dalam : a. Tekstur : Halus
b. Warna : Coklat kekuningan
c. Bergetah / tidak : Tidak bergetah
Kayu gubal : a. Warna : coklat kekuningan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotiledoneae
Ordo : Laurales
Family : Lauraceae
Genus : Eusideroxylon
Species :Eusideroxylon
zwageri
Gambar 4.1. Pohon Ulin
stipula. Daun muda berwarna merah tua terang sampai merah gelap.
melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan. Buahnya buah kotak,
bulat telur, berlekuk lima, warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya hitam atau
cokelat. Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-tempat lain
yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung.
Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila tumbuh di
pasir payau dekat dengan pantai.
16
akan berubah menjadi kuning dan merah ketika jatuh atau gugur.
Morfologi : Bentuk daun pada anakan akasia yang baru berkecambah adalah daun
majemuk yang terdiri dari banyak anak daun. Namun setelah beberapa minggu,
daun majemuk tidak akan terbentuk dan tangkai daun serta sumbu utama setiap
daun majemuk akan tumbuh melebar dan berubah menjadi phyllode. Phyllode
mempunyai bentuk tulang daun paralel dan mencapai panjang 25 cm dan lebar 10
cm. Bunga akasia tersusun dari banyak bunga kecil berwarna putih atau krem
seperti paku. Ketika mekar, bentuk bunga mirip sikat botol. Biji akasia berwarna
hitam mengkilap dengan bentuk bervariasi, seperti longitudinal, elips, oval,
19
hingga lonjong dengan ukuran 3-5 mm x 2-3 mm. Biji akasia melekat pada polong
dengan tangkai yang berwarna oranye kemerahan.
20
V.1Kesimpulan
Pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri) dengan Penampilan umum Daun
pohon berwarna hijau tua, sederhana, kasar, elips hingga bulat telur, Pohon Tumih
(Combretocarpus rotundatus) dengan Penampilan umum Bunga dari jenis ini
berbentuk malai, muncul pada bagian pangkal cabang, berwarna kuning, Pohon
Sungkai (Peronema canescens) dengan Penampilan umum Daun sungkai
majemuk menyirip ganjil, poros bersayap dan letaknya berpasangan, Pohon
Balangeran (Shorea balangeran) dengan Penampilan umum Daun berukuran
sedang memanjang dan bagian ujung meruncing, Pohon Mahoni (Swietenia
mahagoni) dengan Penampilan umum daun berbentuk bulat oval, ujung dan
pangkal daun runcing dan tulang daun menyirip, Pohon Alau ( Dacrydium
pectinatum ) dengan Penampilan umum daun menjarum dan terbagi-bagi, Pohon
ketapang ( Terminalia catappa ) dengan Penampilan umum tajuknya yang tumbuh
bertingkat sehingga pagoda serupa serta cabangnya yang mendatar, Pohon Akasia
daun lebar (Acacia mangium) dengan Penampilan umum Daun tidak lengkap
karena terdiri atas tangkai serta helaian daun.
Pembuatan herbarium yaitu tumbuhan dibersihkan terlebih dahulu lalu
disemprotkan alkohol keseluruh bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga dan
buah), membungkus tumbuhan dengan koran lalu dimasukkan dalam sasak agar
tumbuhan menjadi pipih, selanjutnya tumbuhan dikeringan menggunakan setrika
atau menjemurnya dibawah sinar matahari sampai warna tumbuhan berubah
menjadi kecoklatan.
5.1 Saran
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk pengembangan
ilmu yang berkaitan dengan kegiatan praktikum dendrologi dalam proses
perkuliahan diperlukan pemahaman lebih lanjut mengenai materi herbarium dan
pelaksanaan praktikum dendrologi dari berbagai parameter, seperti waktu
pelaksanaan praktikum, keadaan laboratorium dan sarana prasarana laboratorium.
21
DAFTAR PUSTAKA
Priyadi, A., Sutomo, S., Darma, IDP., and Arinasa, IBK. 2014. Selecting tree
species with high carbon stock potency from tropical upland forest of
Bedugul-Bali, Indonesia. Journal of Tropical Life Science. vol 4(3): 201-205.
Putri, RT., Rugayah, R., and Sedayu, A. 2015. Keanekaragaman, deskripsi dan
kunci determinasi Artabotrys R. Br. (Annonaceae) Pulau Jawa dan Kepulauan
Sunda Kecil. Bioma. vol 11(2): 173-184. doi: 10.21009/Bioma11(2).7.
LAMPIRAN
Pengambilan Akar
FOTO BERSAMA