Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIK LAPANG

DENDROLOGI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat- Nya sehingga laporan Praktik Lapagan mata kuliah Dendrologi di
lingkugan kampus jurusan kehutanan dapat diselesaikan penulis dengan baik.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dr.
Penyang, .Hut., M.P, Ibu Yusintha Tanduh, M.P.selaku dosen pengampu mata
kuliah dendrologi serta asisten dosen yang membantu selama proses berjalannya
praktikum sampai kepada penyusunan laporan ini.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
membawa dampak yang positif bagi kalangan yang membutuhkan. Penulis juga
menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi kebaikan
laporan ini. Akhir kata penulis menyampaikan terimakasih.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dendrologi adalah ilmu tentang pohon, yaitu ilmu yang mempelajari tentang sifat-
sifat dan taksonomi pohon, penyebaran, ekologi serta kegunaannya, terutama pohon yang
tumbuh di hutan. Dendrologi merupakan ilmu dasar dalam bidang kehutanan. Dendrologi
sangat membantu untuk melakukan pengenalan terhadap jenis-jenis pohon. Dendrologi
juga berkaitan secara langsung dengan ilmu-ilmu lainnya, misalnya Ekologi Hutan,
Teknologi Hasil Hutan, Konservasi Sumber Daya Hutan, dan sebagainya.

Kehutanan adalah sebagai sistem kepengurusan yang ada hubungannya dengan


masalah hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang terselenggara secara terstruktur
untuk keberlangsungan kehidupan di hutan. Hutan adalah suatu tempat yang mempunyai
berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan yang lebat diantaranya adalah pohon, rumput,
semak, jamur, paku-pakuan, dan lain sebagainya yang menempati daerah yang sangat
luas.

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk mengenal dan mengidentifikasi sebuah pohon, ada beberapa cara yang
dapat dilakukan, yaitu:
a. Berdasarkan ingatan (dari pengalaman empiris)
b. Mencocokkan dengan herbarium
c. Mencocokkan dengan literatur (uraian dan gambar buku/monografi tumbuhan)
d. Menggunakan kunci identifikasi
e. Bertanya kepada ahlinya.
Dari lima cara tersebut di atas, selanjutnya kita mencoba untuk
mempraktikkan semuanya melalui aktivitas-aktivitas berikut:
a. Mengenal morfologi pohon di lapangan
b. Mengenal morfologi seranting daun pepohonan
c. Mengenal cara pembuatan koleksi herbarium
d. Membuat kunci identifikasi di lapangan
e. Latihan menggunakan kunci identifikasi.
II. DASAR TEORI
1. Mengumpulkan material seranting daun
Peserta PL diharapkan mengumpulkan contoh material seranting daun dari
berbagai jenis pohon, dalam hal ini dipilih pepohonan yang tidak terlalu besar 7
Panduan Praktik Lapangan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023 yang
memungkinkan peserta dapat mengambil material seranting daun secara utuh yang
meliputi ranting, daun, kuncup dan bunga/buah jika ada. Pepohonan yang dipilih
terdiri atas berbagai jenis atau marga yang memiliki daun tunggal, daun majemuk
menjari, atau daun majemuk ganda. Pada setiap ranting daun dilekatkan label gantung
yang diberi tanda nama peserta dan kelompok daun yang dimaksud. Khusus dari
kelompok daun tunggal, sebaliknya diambil material seranting daun yang susunan
daunnya beracammacam, yaitu yang berhadapan, berselang, berkarang (terpusar) atau
tersebar. Dalam hal ini para peserta PL dibagi menjadi beberapa kelompok. Kegiatan
seperti ini hendaknya dilakukan berulang kali agar masing-masing peserta dapat
memahaminya dengan baik.

2. Mengamati dan mencatat morfologi seranting daun


Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan latihan membuat koleksi
herbarium. Setelah para peserta mahir dengan kegiatan pada butir 1, latihan
dilanjutkan dengan mengumpulkan daun-daun pepohonan sebagai bahan koleksi
herbarium. Daun-daun tersebut dapat di ambil dan dipilih dari suatu lokasi yang
ditetapkan untuk PL. Sebelum daun-daun dikumpulkan, pepohonan diameter lebih
dari 10 cm (idealnya Ø > 20 cm) diberi nomor yang ditulis pada bahan aluminium
berukuran 5 cm x 5 cm. Pemberian nomor pada pohon dapat dilakukan dengan palu
tok atau dengan spidol permanen. Setiap peserta latihan diminta agar mengumpulkan
daun dari sejumlah pohon dengan nomor-nomor tertentu, sehingga satu angkatan PL
dapat mengumpulkan semua pohon yang bernomor dalam suatu petak atau lokasi.
Dari setiap pohon yang bernomor dikumpulkan 3 ranting berdaun. Tiap ranting daun
diberi label gantung, sehingga untuk setiap pohon yang bernomor harus dilakukan 3
buah label gantung berukuran 4 cm x 2 cm dari kertas putih yang tebal dan kaku. Dari
ketiga ranting yang dikumpulkan, dipisahkan 1 ranting untuk dipelajari oleh peserta, 1
ranting untuk bahan koleksi herbarium yang diperoses secara kering dan 1 ranting
lainnya untuk bahan koleksi herbarium yang diperoses 8 Panduan Praktik Lapangan
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023 dengan cara basah.

3. Latihan membuat kunci identifikasi di lapangan


Setelah selesai mengikuti PL setiap peserta sebaiknya bisa membuat kunci
identifikasi sendiri, yang diharapkan kelak dapat menjadi bekal apabila telah bekerja.
Sebagai gambaran, jika dalam suatu areal hutan terdapat 20 jenis pohon, maka jenis-
jenis pohon tersebut dibagi menjadi 2 kelompok dahulu, misalnya 5 jenis pohon
bergetah dan 15 jenis pohon lainnya tanpa getah. Kemudian kelompok pohon
bergetah dipilih lagi menjadi 2 kelompok, misalnya 1 jenis bergetah kuning (misalnya
jenis pohon A) dan 4 jenis lainnya bergetah bukan kuning. Jenis-jenis bergetah bukan
kuning dipilih lagi menjadi 2 kelompok, misalnya 2 jenis bergetah putih dan 2 jenis
lainnya bergetah merah. Jenis-jenis bergetah putih dikelompokkan lagi menjadi 2
kelompok, misalnya 1 jenis berdaun tunggal berpusar (jenis B) dan 1 jenis lainnya
berdaun tunggal yang tersebar (jenis C). Selanjutnya, 2 jenis yang bergetah merah
dipilih lagi, misalnya 1 jenis berdaun majemuk bersirip ganjil (jenis D) dan 1 jenis
lainnya berdaun tungggal (jenis E). Demikian pula dengan 15 jenis pohon tanpa getah,
dipilah-pilah lagi seperti sebelumnya, misalnya dipilah berdasarkan tekstur pepagan
dalam yang berserat dan memasir atau berdasarkan morfologi seranting daun secara
berurutan dari komposisinya, kemudian dari susunan daunnya, kuncup,
indumentumnya, pertualangan maupun dari bagian tepi daun, pangkal dan 9 Panduan
Praktik Lapangan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023 ujung daun dari bagian
tangkai daunnya, sampai ke 15 jenis tersebut semuanya dapat dipilah. Selain bertolak
dari ciri-ciri batang, kunci identifikasi dapat pula dibuat secara langsung atas dasar
ciri-ciri seranting daun. Misalnya 20 jenis pohon akan dibuat kunci identifikasinya.
Ke 20 jenis tersebut dipilah menjadi 8 jenis berdaun majemuk dan 12 jenis berdaun
tunggal. Ke 8 jenis berdaun majemuk tadi dipilah lagi, misalnya menjadi 2 jenis
berdaun majemuk menjari, 6 jenis berdaun majemuk bersirip. Yang berdaun majemuk
menjari dipilah lagi, misalnya 1 jenis memiliki susunan daun berhadapan (jenis A)
dan 1 jenis lainnya memiliki susunan daun tersebar (jenis B). Demikian selanjutnya,
jenis-jenis yang berdaun majemuk bersirip dipilah- dipilah lagi. Ke 12 jenis yang
berdaun tunggal juga dipilah-pilah lagi berdasarkan susunan daun, kuncup, atau tepi
helaian dan tangkai daun sampai semuanya dapat dipilah

4. Menggunakan kunci identifikasi Kunci identifikasi


yang telah dibuat oleh orang lain, juga dapat digunakan sepanjang jenis-jenis
yang diidentifikasi telah tertuang dalam kunci tersebut. Membaca kunci harus dimulai
dengan memerhatikan dasar-dasar pemilahannya. Contohnya jika kunci identifikasi
tersebut dimulai dengan sifatsifat batang sedangkan sifat-sifat batang tidak tampak
pada material herbarium yang akan diindentifikasi, maka kunci tersebut tidak dapat
digunakan. Dalam hal ini identifikasi hanya dapat dikerjakan misalnya dengan kunci
identifikasi yang didasarkan pada sifat-sifat daun. Contoh kunci identifikasi yang
didasarkan pada sifat-sifat morfologi batang dapat dilihat pada Lampiran 1,
sedangkan contoh kunci identifikasi yang didasarkan pada sifat-sifat seranting daun
tertera pada lampiran 2. Idealnya dalam praktik ini setiap peserta PL diberi spesimen
herbarium untuk diidentifikasi. Kemudian masing-masing peserta membuat notasi
(catatan) tentang sifat-sifat morfologi spesimen herbarium tersebut. Langkah
selanjutnya membandingkan sifat-sifat tersebut dengan sifat-sifat yang ada pada kunci
identifikasi, misalnya mulai dari nomor 1, kemudian pindah ke no. 10 Panduan
Praktik Lapangan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023 2, selanjutnya pindah ke
no. 4 dan seterusnya, hingga sifat-sifat spesimen herbarium yang akan diindentifikasi
sesuai dengan sifat-sifat jenis pohon yang ada pada kunci identifikasi yang digunakan.
Melakukan identifikasi seperti ini dilakukan masing- masing kelompok, kemudian
oleh masing-masing peserta.
III. METOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktek lapangan mata kuliah Dendrologi dilaksanakan di lingkugan kampus jurusan
kehutanan pada hari jumat, 6 januari 2023.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan dalam pembuatan herbarium dan identifikasi pohon
adalah sebagai berikut:
1. GPS
2. Gunting tanaman
3. Koran bekas (tabloid)
4. Karung beras
5. Plastik ukuran karung (atau 50 kg)
6. Cutter
7. Tali rafia/Benang jagung/jarum kasur
8. Label gantung (ukuran 3 cm x 3 cm yang diikat dengan benang “jagung”
9. Triplek/kardus ukuran maksimal 30x40 cm
10. Pensil, Spidol permanent, Buku dan alat tulis
11. Alkohol 96% /alkohol 70% atau spritus
12. Botol kosong
13. Selotif
14. Kertas muonting/karton tebal
16. Panduan Praktik Lapangan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023
15. Oven
16. Kertas Kalkir
17. FAA (untuk awetan basah)

3.3 Cara kerja


a. Koleksi Lapangan
1. Spesimen diambil di lapangan :
− Dipilih tampilan secara fenotif sehat, tidak rusak, tidak serangan hama
dan penyakit
− Harus lengkap (daun, ranting, kulit batang, biji, bunga dan buah) ukuran
spesimen yang diambil, setelah nanti dipotong, disusun/diatur/ditata
tidak lebih dari 30 cm. Jika tinggi tumbuhan/tanaman tsb tidak lebih dari
30 cm harus diambil sampai akarnya; tumbuhan itu parasit maka
tumbuhan inang tempat tumbuhnya harus terbawa.
− Tumbuhan/tanamannya diambil dua atau satu spesimen saja.
2. Spesimen tanda (diberi label gantung atau label lapangan dan di tulis nomor
koleksinya.
3. Data di catat di tallysheet :
− Titik koordinat, Nama lokal
− Lokasi pengambilan
− Waktu pengambilan
− Tempat hidup tumbuhan/tanaman,
− Habitus (perawakan batang) warna daun, permukaan daun, pucuk (daun
muda atau daun tua), bunga, buah dan biji (jika ada), bau, kulit batang,
rasa dan ciri-ciri khas lainnya (getah dll) .
− Kolektor .
4. Spesimen 1/1/diletakkan pada lembaran koran. Selanjutnya di masukan ke
dalam karung, diatur dengan hati-hati dan serapi mungkin, sampai semua
spesimen terkumpul; pada proses pengangkutan spesimen dari lapangan ke
laboratorium, sebaiknya karung dilapis dengan kardus atau triplek dan diikat.

b. Laboratorium
1. Proses Pengepresan dan Pengawetan
1. Setelah selesai proses koleksi dilapangan, dilanjutkan dengan proses
pengepresan dan pengawetan. Ke-2 proses ini menjadi penentu
bagus/baiknya spesimen yang dibuat. Kegagalan dalam proses ini dapat
menyebabkan spesimen yang dibuat akan menjadi sampah, layaknya
serasah.
2. Keluarkan spesimen dari karung.
3. Bersihkan spesimen dari tanah dan kotoran yang menempel memakai lap
kain atau tisu. Pastikan spesimen telah bersih.
4. Semprot dengan alkohol 70% .
5. Letakkan spesimen pada lembaran koran. Tata sedemikian rupa,
sehingga semua organ tumbuhan terlihat. Susun/atur/tata setiap spesimen
tersebut sehingga memperlihatkan karakter dari bagian-bagiannya
(lembaran daun diatur dengan membalikkannya). Apabila ada bunga,
buah dapat ditata di samping tumbuhan, agar tumbuhan tidak bergeser
dapat diberi selotip.
6. Apabila spesimen berukuran lebih panjang dari lembaran koran dan
memilki karakter yang tidak boleh hilang, lipat spesimen tersebut dengan
tatanan yang baik.Panduan Praktik Lapangan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023
7. Sampel bunga yang bagian-bagiannya telah gugur, masukkan dalam amplop.
8. Sampel buah, dibelah posisi melintang/membujur untuk melihat karakter
biji/bag dalamnya. Bila memungkinkan lakukan pengawetan basah.
9. Lakukan untuk semua specimen.
10. Lakukan pengamatan ulang pada setiap spesimen (label yang rusak, penataan yang
kurang bagus, dll).
11. Dokumentasikan masing-masing spesimen.

2. Proses Pengeringan
1. Proses pengeringan sebaiknya dilakukan setelah 48 jam sampel melalui proses pengawetan
2. Susun koran yg berisi spesimen bergantian dengan karton kardus hingga beberapa
lapis/sampai spesimen habis (30 – 40 cm).
3. Cek kembali tatanan spesimen, apabila berubah tata ulang
4. Lakukan pengepresan/penekanan tumpukan koran tsb dan ikat dengan kuat
5. Masukkan ikatan tersebut dalam oven, 48 jam, 50-60 C.
3. Proses Mounting
1. Setelah proses pengeringan, keluarkan sampel dari oven, cek, apabila
sampel belum kering arus dioven ulang
2. Proses ini umumnya dengan menjahit spesimen pada bagian2 tertentu Panduan Praktik
Lapangan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023
3. Ada juga dengan menggunakan selotip
4. Lakukan proses ini untuk setiap spesimen
5. Proses ini merupakan tahap akhir sebelum spesimen disimpan dilemari spesimen.
6. Selama proses pengeringan berjalan, lakukan pembuatan label herbarium dan label map
herbarium.
7. Pindahkan informasi lapangan dari buku catatan ke label herbarium yang disajikan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai