Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Dendrologi Hutan merupakan salah satu mata kuliah dasar keahlian yang sifatnya
wajib diambil oleh mahasiswa Fakultas Kehutanan pada semester ganjil (semester 3).
Dendrologi hutan merupakan suatu cabang ilmu dari botani yang khusus mempelajari
tentang pohon-pohon hutan.
Mata kuliah Dendrologi Hutan mempunyai bobot 3 SKS, dimana 2 SKS untuk teori
dan 1 SKS untuk praktikum. Praktikum Dendrologi Hutan dapat dilakukan di dalam ruangan
maupun di lapangan. Pelaksanaan praktikum di lapangan dilakukan agar mahasiswa dapat
mengenal langsung ciri-ciri dari suatu pohon hutan yang terdapat di berbagai tipe hutan
yang ada. Sedangkan pelaksanaan praktikum di dalam ruangan, dilakukan untuk
menganalisa secara detail sampel-sampel tumbuhan hutan / pohon berdasarkan buku-buku
monografi / kunci determinasi / taksonomi tumbuhan.
Buku modul praktikum Dendrologi Hutan ini merupakan buku petunjuk pelaksanaan
praktikum Dendologi Hutan, dimana buku ini berikisikan petunjuk pengenalan organ-organ
dari suatu pohon (daun, bunga dan biki), pengenalan ciri-ciri lapangan suatu pohon,
arsitektur pohon dan pembuatan herbarium. Pelaksanaan praktikum dendrologi hutan
dilaksanakan di ruangan maupun di lapangan (sekitar kampus maupun kawasan hutan yang
dekat dengan kota).
Tujuan dari praktikum ini adalah setelah mengikuti praktikum dendrologi hutan ini,
Mahasiswa diharapakan dapat mengetahui ciri-ciri umum dari suatu pohon berdasarkan
dengan tipe–tipe hutan yang ada (khususnya di Kalimantan Barat).
Sebelum dilaksanakannya praktikum dendrologi hutan ini, mahasiswa terlebih
dahulu mempelajari modul praktikum ini, sehingga dapat dipahami dengan benar cara kerja
dalam pelaksanaan praktikum dendrologi hutan ini.
Dengan dilakukannya praktikum ini, diharapkan para mahasiswa dapat menerapkan
dan membandingkan secara langsung teori yang diperoleh di kelas dengan keadaan
sesungguhnya di lapangan.

TIM PENGAMPU PRAKTIKUM

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 1


MATERI PRAKTIKUM 1.

MORFOLOGI DAUN

A. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti praktikum pengenalan Tipe Daun dan bagian-bagiannya diharapkan
mahasiswa dapat mengenal tipe daun dari suatu pohon hutan dengan baik dan benar

B. Dasar Teori
Daun merupakan organ tumbuhan / pohon yang mempunyai peranan penting dalam
proses-proses metabolisme. Selain itu daun juga dapat dijadikan sebagai suatu alat
dalam mengenal suatu jenis tumbuhan terutama pohon di dalam suatu kawasan
hutan.
Pada suatu kawasan hutan banyak ditemukan berbagai jenis pohon yang ukurannya
sangat bervariasi dari ukuran kecil sampai besar. Demikian juga ukuran daun-daun
yang ditemukan pada beberapa pohon hutan mempunyai ukuran dan bentuk yang
berbeda-beda pula. Hal ini tentunya akan menimbulkan kesulitan apabila kita ingin
mengenal / mengidentifikasi suatu jenis pohon dalam waktu yang singkat.
Tipe daun dari suatu pohon yang terdapat pada beberapa tipe hutan dan kondisi
habitat yang ada tidak sama untuk satu pohon dengan pohon lainnya. Hal ini
disebabkan faktor lingkungan yang ada turut berperan dalam proses pembentukan
dan perkembangan daun yang terdapat pada suatu pohon.

C. Pelaksanaan Praktikum
1. Alat dan Bahan
- Sampel daun sebanyak 3 (tiga) jenis, dari 10 jenis yang tersedia :
 Matoa (Pometia pinnata)
 Nangka (Arthocarpus heterophyllus)
 Mangga (Mangifera indica)
 Meranti (Shorea spp)
 Keruing (Dipterocarpus)
 Mahoni (Swietenia macrophylla)
 Pulai (Alstonia sp)
 Durian (Durio sp)
 Trembesi (Samanea saman)
 Mahang (Macaranga sp)

- Penggaris
- Lup / Kaca Pembesar
- Pinset
- Jangka sorong
- Buku gambar
- Alat tulis / gambar

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 2


2. Cara Kerja
Amati dari sampel daun tersebut :
- Tipe daun (tunggal / majemuk )
- Bentuk / Bangun Helai daun
- Tata daun
- Bentuk ujung, pangkal dan tepi daun
- Pertulangan daun
- Keadaan permukaan daun (bagian atas / bawah)
- Tangkai helai daun
- Sifat-sifat lainnya (Warna, bau)

Hasil pengamatan morfologi daun dideskripsikan dan didokumentasikan

D. Pembuatan Laporan
- Laporan dibuat secara berkelompok dan ditulis tangan, dikumpulkan 1 (satu)
minggu setelah praktikum dilaksanakan
- Laporan berisikan gambar-gambar dari sampel daun lengkap dengan keterangan
bagian-bagian daun

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 3


Hasil Pengamatan :

Nama/Kelompok : Suku :
Hari/Tanggal : Marga :
Nama Lokal : Nama Jenis :

Gambar helai daun

Gambar tata daun

Komposisi daun Pertulangan daun


Tata daun Ujung daun
Bangun daun Pangkal daun
Tepi daun NILAI :

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 4


Hasil Pengamatan :
Nama/Kelompok : Namailmiah:
Hari/Tanggal : Family :
Nama Lokal :
Gambar helai daun

Gambar tata daun

Komposisi daun Pertulangan daun


Tata daun Ujung daun
Bangun daun Pangkal daun
Tepi daun NILAI :

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 5


MATERI PRAKTIKUM 2.

SIFAT BATANG DAN WARNA GETAH

A. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti praktikum pengenalan ciri-ciri lapangan suatu pohon diharapkan


mahasiswa dapat mengenal suatu pohon hutan dengan baik dan benar dalam waktu
yang singkat

B. Dasar Teori

Pengenalan pohon secara cepat dan tepat di lapangan akan sangat membantu bagi
seseorang dalam mempelajari suatu pohon hutan. Adanya crri-ciri tertentu dari suatu
pohon akan sangat membantu dalam kegiatan identifikasi suatu pohon hutan.
Bagian-bagian dari pohon hutan yang dapat dijadikan sebagai alat dalam mengenal
ciri-ciri pohon dilapangan diantaranya, yakni bentuk batang, bentuk akar, warna
getah dan bentuk tajuk. Tentunya keempat bagian dari suatu pohon tadi pada suatu
kawasan hutan yang berbeda akan tidak sama.
Ketrampilan seseorang dalam mengenal suatu pohon berdasarkan ciri-ciri lapangan
tidak dapat diperoleh dalam waktu yang singkat, namun diperlukan pengalaman
dalam waktu yang cukup panjang.

C. Pelaksanaan Praktikum

1. Alat dan Bahan


Sampel batang sebanyak 2 (dua) jenis untuk pohon yang memiliki banir dan pohon
tidak berbanir dari jenis yang tersedia pada areal sekitar kampus dan arboretum.
 Matoa (Pometia pinnata)
 Nangka (Arthocarpus heterophyllus)
 Mangga (Mangifera indica)
 Meranti (Shorea spp)
 Keruing (Dipterocarpus)
 Mahoni (Swietenia macrophylla)
 Pulai (Alstonia sp)
 Durian (Durio sp)
 Trembesi (Samanea saman)
 Mahang (Macaranga sp)

- Penggaris
- Pita diameter
- Tongkat ukur
- Buku gambar
- Alat tulis / gambar

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 6


2. Cara Kerja

Amati dari sampel batang tersebut :


 Sifat tekstur kulit batang
 Bentuk batang
 Warna kulit batang
 Warna getah
 Ada / tidaknya banir

Hasil pengamatan morfologi batang dideskripsikan dan didokumentasikan

D. Pembuatan Laporan
- Laporan dibuat secara berkelompok dan ditulis tangan, dikumpulkan 1 (satu)
minggu setelah praktikum dilaksanakan
- Laporan berisikan gambar-gambar dari sampel daun lengkap dengan keterangan
bagian-bagian daun

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 7


Hasil Pengamatan :

Nama/Kelompok
Hari/Tanggal

Nama Lokal /ilmiah


Family
Bentuk Batang
Sifat tekstur Kulit
Batang
Warna kulit batang
Warna getah
Banir

Nama Lokal /ilmiah


Family
Bentuk Batang
Sifat tekstur Kulit
Batang
Warna kulit batang
Warna getah
Banir

Nama Lokal /ilmiah


Family
Bentuk Batang
Sifat tekstur Kulit
Batang
Warna kulit batang
Warna getah
Banir

Nama Lokal /ilmiah


Family
Bentuk Batang
Sifat tekstur Kulit
Batang
Warna kulit batang
Warna getah
Banir

NILAI

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 8


MATERI PRAKTIKUM 3.

MODEL ARSITEKTUR POHON


A. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti praktikum pengenalan model arsitektur suatu pohon diharapkan
mahasiswa dapat mengenal suatu pohon hutan dengan baik dan benar dalam waktu
yang singkat

B. Dasar Teori
Pengenalan model arsitektur suatu pohon merupakan suatu hal baru dalam kegiatan
pengenalan suatu jenis pohon-pohon hutan yang terdapat pada kawasan hutan tropis.
Pengenalan model arsitektur pohon dilakukan pada pohon-pohon yang telah dewasa.
Hal ini disebabkan pada tingkat-tingkat awal pertumbuhan dari suatu pohon (semai
sampai tiang), perkembangan dari organ-organ vegetatatif suatu pohon (batang /
cabang) belum stabil. Sehingga menimbulkan kesulitan bagi seseorang dalam
menentukan model arsitektur pohon.
Pada suatu kawasan hutan banyak ditemukan berbagai jenis pohon yang ukurannya
sangat bervariasi dari ukuran kecil sampai besar. Demikian juga model arsitektur yang
ditemukan pada beberapa pohon hutan mempunyai ukuran dan bentuk yang
berbeda-beda pula. Hal ini tentunya akan menimbulkan kesulitan apabila kita ingin
mengenal / mengidentifikasi suatu model arsitektur pohon dalam waktu yang singkat.
Melalui pemahaman tentang model arsitektur suatu pohon kita dapat memahami
bagaimana proses pertumbuhan pohon dimulai dari tingkat awal sampai dewasa.
Terbentuknya model arsitektur yang ada tidak terlepas dari faktor-faktor lingkungan
yang ada di sekitarnya maupun faktor genetic dari hutan itu sendiri.

C. Pelaksanaan Praktikum

1. Alat dan Bahan


Sampel pohon sebanyak 3 (tiga) jenis untuk pohon yang tersedia pada areal sekitar
kampus dan arboretum.
- Penggaris
- Pita diameter
- Tongkat ukur
- Binocular
- Buku gambar
- Alat tulis / gambar

2. Cara Kerja

Amati dari sampel batang tersebut :


 Model arsitektur
 Pola batang (monopodial/simpodial)
 Pola percabangan(orthotrofik/plagiatropik)
 Letak alat generatif (terminal / lateral)

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 9


 Setiap anggota kelompok ditugaskan untuk menggambar model arsitektur
sebanyak 3 jenis pohon
 Tulis nama lokal dan nama ilmiah/latin
 Deskripsikan model arsituktur pohon yang diamati
 Buat sketsa model dan foto dokumentasi

D. Pembuatan Laporan
- Laporan dibuat secara berkelompok dan ditulis tangan, dikumpulkan 1 (satu)
minggu setelah praktikum dilaksanakan
- Laporan berisikan gambar-gambar dari sampel daun lengkap dengan keterangan
bagian-bagian daun

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 10


Hasil Pengamatan :

Nama/Kelompok : Hari/tgl :

1. .................................
2. .................................
3. .................................
4. .................................
5. .................................

Nama local/ilmiah : Nama local/ilmiah :


Family : Family :
Model : Model :
Pola Batang: Batang:
Pola percabangan: Pola percabangan:
Letak alat generatif : Letak alat generatif :

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 11


Nama local/ilmiah : Nama local/ilmiah :
Family : Family :
Model : Model :
Pola Batang: Batang:
Pola percabangan: Pola percabangan:
Letak alat generatif : Letak alat generatif :

NILAI

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 12


MATERI PRAKTIKUM 4.

TEKNIK PEMBUATAN HERBARIUM

A. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti praktikum pembuatan koleksi herbarium diharapkan mahasiswa
dapat membuat koleksi herbarium pohon hutan dengan baik dan benar.

B. Dasar Teori
Pembuatan herbarium merupakan suatu ketrampilan yang dimilikimoleh setiap orang
melakukan kegiatan esplorasi botani pohon hutan. Herbarium yang dibuat merupakan
suatu bukti bahwa suatu jenis tanaman yang diidentifikasi dalam kegiatan eksplorasi
botani bahwa jenis yang diidentifikasi tersebut terdapat pada suatu lokasi dimana
kegitan eksplorasi botani tersebut dilakukan. Sehingga herbarium yang dibuat menjadi
bukti bahwa suatu jenis pohon terdapat pada suatu lokasi tertentu.
Herbarium yang dibuat hendaknya memuat bagian-bagian dari suatu pohon baik dari
organ vegetative maupun organ generative sehingga menjadi suatu herbarium yang
sempurna dan baik. Namun dalam prakteknya dilapangan hal ini tidak dapat dilakukan
sepenuhnya mengingat pada saat kegiatan eksplorasi botani dilakukan tidak dijumpai
bagian-bagain pohon yang dapat menunjukkan ciri-ciri generatifnya.
Melalui pembuatan suatu herbarium dari pohon kita diidentifikasi dapat, kita dapat
mengenal ciri-ciri dari suatu jenis pohon baik dari organ vegetative maupun organ
generatifnya. Selain itu herbarium yang dibuat dapat juga berguna bagi kegiatan
pembelajaran suatu aupun bagi orang untuk mempelajari suatu jenis tumbuhan
hutan.

C. Pelaksanaan Praktikum
ALAT PRAKTIKUM :
1. Etiket gantung (kertas dan tali) digunakan untuk penomoran sampel dan kertas
merang (atau kertas koran) untuk membungkus sampel selama di lokasi.
2. Kantong plastik ukuran 40x60 cm digunakan untuk menyimpan sampel
3. Plastik ziplock ukuran 2 kg dan 10x20 cm digunakan untuk menyimpan buah dan
biji.
4. Sarung tangan digunakan saat pengambilan sampel terutama untuk sampel yang
dikhawatirkan menimbulkan cidera di permukaan kulit (gatal-gatal, rasa terbakar
atau bentuk alergi lain).
5. Lakban cokelat digunakan untuk menutup (seal) plastik yang berisi sampel dan
kumpulan sampel di dalam kantong plastik.
6. Gunting tumbuhan dan cutter set digunakan untuk memotong bagian sampel dari
tumbuhan.
7. Buku catatan lapangan digunakan untuk menulis semua informasi sampel
tumbuhan yang diambil.
8. Pensil digunakan untuk mencatat di etiket gantung dan buku catatan lapangan.
9. Spidol permanen untuk menulis data sampel di kantong plastik.

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 13


10. GPS untuk mencatat koordinat lokasi pengambilan sampel.
11. Alkohol atau Spiritus untuk pengawet sampel saat di lokasi pengambilan sampel.
12. Sasak/alat pres (alat pres) digunakan untuk mengepres sampel tumbuhan dan tali
digunakan mengikat tumpukan sampel di dalam sasak/alat pres
13. Kertas koran digunakan untuk melindungi sampel sedemikian rupa sehingga letak
sampel tidak berubah dan tetap rata
14. Kertas herbarium digunakan untuk menempel sampel tumbuhan
15. Selotip digunakan untuk membantu merekatkan bagian ranting, cabang atau
batang sampel pada kertas herbarium
16. Lem digunakan untuk merekatkan label herbarium pada kertas herbarium
17. Label herbarium digunakan untuk menuliskan identitas sampel sesuai dengan
catatan lapangan
18. Amplop digunakan untuk menyimpan bagian sampel yang mudah gugur dan sulit
untuk ditempel, contoh: bunga dan biji

CARA KERJA PENGAMBILAN SAMPEL/SPESIMEN TUMBUHAN :


1. Ambil sampel yang representatif:
a. Ukuran: ukuran 30x40 cm, jika terlalu besar maka dibuat secara berseri (ujung,
tengah, pangkal) dan diberi nomer koleksi yang sama.
b. Bagian: seluruh bagian tumbuhan lengkap

2. Sampel dari tumbuhan berukuran besar:


a. Batang, cabang atau ranting: dipotong seukuran 20-30 cm diutamakan yang
terdapat bunga dan atau buah.
b. Tumbuhan dengan variasi daun (ukuran, tipe dan warna) diambil cabang atau
ranting yang memiliki variasi daun tersebut.
c. Kulit batang: kelupas dengan ukuran 5x10 cm
d. Catat tempat munculnya ranting, warna dan tekstur kulit batang pada batang
tua dan muda.
1. Catat karakter lain: ada tidaknya getah, warna getah, tekstur getah, bau, rasa.
2. Setiap pengambilan sampel harus disertakan etiket gantung yang telah diisi dengan
data : nama lokal, nomor koleksi tumbuhan, lokasi pengambilan, deskripsi
tumbuhan, habitat, tanggal dan nama kolektor. Penulisan etiket gantung
menggunakan pensil 2B.
3. Sampel yang telah diberi etiket gantung dibungkus kertas merang/koran dan diatur
sedemikian rupa. Sampel dimasukkan ke dalam kantong plastik ukuran 40x60 cm,
kemudian sampel dibasahi/disemprot spiritus hingga sampel dan kertas
merang/koran basah. Ujung plastik dilipat dan direkatkan menggunakan lakban
cokelat.

CARA KERJA PEMBUATAN HERBARIUM :


1. Sampel tumbuhan termasuk etiket gantung yang menyertai dikeluarkan dari kantong
plastik ukuran 40x60 cm

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 14


2. Posisi sampel diatur sedemikian rupa yang merepresentasikan keseluruhan bagian
tumbuhan pada kondisi aslinya (keadaan saat tumbuhan tersebut hidup) dan
menunjukkan morfologi semua bagian sampel untuk memaksimalkan informasi
tumbuhan tersebut. Contoh: organ daun harus diperlihatkan bagian bawah dan
atas daun.
3. Sampel tumbuhan yang telah dipres kemudian dikeringkan.
4. Spesimen yang telahdikeringkankemudiandipindahkansecarahati-hatikekertas
herbarium. Susunsecarahati-hatipadakertas herbarium. Penyusunanspesimen yang
ideal menampilkanunsurkebenaran, informasibotanimemadai, proporsional,
kerapian, dankeindahan. Hal-hal yang
perludiperhatikandalampenyusunanspesimenantara lain yaitu:
a. Sisakan ±1 cm di tiap tepi kertas herbarium untuk memudahkan pengambilan
atau pemindahan herbarium.
b. Spesimen tunggal ditata posisinya tepat di tengah kertas herbarium dan
biasanya diletakkan vertikal atau diagonal di sepanjang kertas.
c. Arah atau orientasi tumbuhan harus merepresentasikan kondisi alaminya,
sebagai contoh bunga di atas dan akar di bawah.
5. Susun organ spesimen sedemikian rupa sehingga memperlihatkan semua bagian,
contoh: organ daun harus diperlihatkan bagian atas dan bawah, bagian dalam bunga
dan buah
6. Tempel spesimen menggunakan selotip
7. Bagian tumbuhan yang mudah lepas/rontok dari bagian lainnya misalnya bunga dan
biji maka bagian tersebut disimpan di dalam amplop kertas kemudian ditempelkan di
kanan atas pada kertas herbarium. Penempelan amplop menggunakan sesedikit
mungkin lem pada bagian tengah amplop.
8. Tempel label herbarium di bagian kanan bawah kertas herbarium menggunakan lem
hanya di bagian tepi kanan label herbarium. Hal tersebut dilakukan agar label
herbarium mudah dilepas apabila ada penggantian informasi tanpa memindah
maupun merusak spesimen. Tulis data dari etiket gantung dan catatan lapangan ke
label herbarium. Label herbarium berisi antara lain:
a. Nama suku (family)
b. Nama jenis lengkap dengan author (species)
c. Lokasi pengambilan sampel
d. Data posisi garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude)
e. Ketinggian tempat (altitude)
f. Data tempat tumbuh (habitat)
g. Nama kolektor (orang yang mengambil sampel, sesuai di etiket gantung)
h. Nomor koleksi dan tanggal pengambilan sampel
i. Nama lokal (local name)
j. Perawakan (habit)
k. Catatan lain terkait dengan ciri dan sifat morfologi (notes)
l. Penggunaan (uses)
9. Nama lengkap pendeterminasi (determined by) dan tanggal determinasi

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 15


MATERI PRAKTIKUM 5.

TEKNIK DOKUMENTASI TUMBUHAN

ALAT PRAKTIKUM :
1. Kamera dengan resolusi di atas 8 Megapixel, dan mempunyai fungsi makro.
2. Gunting Daun
3. Kain hitam sebagai back ground foto
4. Penggaris
5. Pisau Silet
6. Jarum
7. Tagging/ Label
8. Pensil 2B

CARA KERJA :
1. Tugastiap kelompokmendokumentasikan 2 jenis pohon
2. Focusing: penajaman imaji suatu obyek tumbuhan (perawakan utuh dan bagian-
bagian tumbuhan), usahakan obyek yang difoto harus fokus, tidak kabur/blur.
3. Gunakan mode makro (macro mode) untuk memotret bagian tumbuhan pada jarak
sangat dekat sehingga akan memperlihatkan bentuk dan struktur bagian tumbuhan
tersebut
4. Untuk mendokumentasikan tumbuhan pada habitatnya, letakkan kode sampel yang
ditulis di papan akrilik (cara penulisan kode menyesuaikan etiket gantung pada
herbarium) di samping bawah kiri obyek yang akan difoto. Orang berdiri di sebelah
kiri obyek dapat digunakan sebagai pembanding untuk pohon tinggi.
5. Untuk mendokumentasikan tumbuhan yang akan dikoleksi (dibuat herbarium),
dokumentasikan serantingdaun, daunbagianatas, daunbagianbawah,
kedudukandaun, stipule, pucukdaun, bungadariberbagaisisi (samping, atas, bawah),
belahanbunga (baik yang sudahmekaratau yang belum), Buahdariberbagaisisi
(samadenganbunga), belahanbuah
6. Dokumentasikan selengkap mungkin bagian-bagian tumbuhan. Dokumentasi
tersebut tergantung pada jenis atau perawakan tumbuhan sebagai obyek. Berikut
bagian-bagian tumbuhan yang perlu didokumentasikan antara lain yaitu:
a. Habitus
b. Cabang dan kulit batang difoto secara vertikal (tegak)
c. Daun:
 Permukaan atas dan bawah helaian daun, lengkap dengan bagian pangkal,
tepi dan ujung daun,
 Tata letak daun

d. Bunga:
 Susunan karangan bunga

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 16


 bunga tampak samping, atas, bawah dan bagian dalam untuk menunjukkan
jumlah dan bagian-bagian perhiasan bunga.
e. Buah:
 tata letak buah
 buah tampak samping
 bagian dalam buah
 biji

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 17


MATERI PRAKTIKUM 6.

PENGENALAN JENIS POHON PER FAMILI

PETUNJUK :
1. Tugas kelompok deskripsi morfologidari family pohony ang sudah ditentukan
2. Deskripsi morfologi :
 Bentuk tajuk
 Arsitektur pohon
 Morfologi batang : sifat permukaan batang, warna, bergetah/tidakbergetah
 Morfologi daun :
 Tunggal/majemuk
 Bangun daun
 Tepi, Pangkal dan ujung daun
 Pertulangan daun
 Warna dan tesktur permukaan atas dan bawah daun
 Tata letak daun pada batang
 Daun lengkap/ tidak lengkap
3. Bikin laporan dalam bentuk power point untuk dipresentasikan
4. Laporan yang dikumpulkan : file dan print out power point

BAHAN PRAKTIKUM :
1. Famili Araucariaceae
2. Famili Pinaceae
3. Famili Podocarpaceae
4. Famili Anacardiaceae
5. Famili Annonaceae
6. Famili Apocyanaceae
7. Famili Lauraceae
8. Famili Bombaceae/Malvaceae
9. Famili Euphorbiaceae
10. Famili Fabaceae/Caesalpiniaceae/Mimosaceae/Papilionaceae
11. Famili Casuarinaceae
12. Famili Guttiferae/Clusiaceae
13. Famili Myrtaceae
14. Famili Sapotaceae
15. Famili Verbenaceae
16. Famili Meliaceae
17. Famili Moraceae
18. Famili Thymelaeaceae
19. Famili Rhizophoraceae / Sonneratiaceae
20. Famili Dipterocarpaceae

PENUNTUN PRAKTIKUM DENDROLOGI 18

Anda mungkin juga menyukai