Disusun oleh :
Rian Fadli
202263028
1. LATAR BELAKANG
Hutan bakau (bahasa Inggris: mangrove) adalah hutan yang tumbuh di air payau, dan
dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di
mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung
dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan
mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik
karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya
yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit
jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan
bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
Tipe akar bakau ada beberapa macam. Sebenarnya, beranekanya jenis akar yang terdapat di
bakau adalah sebagai sebuah usahanya untuk menghadapi habitatnya (daya adaptasi) berupa
substrat lumpur dan kondisi lingkungannya yang selalu tergenang (reaksi anaerob). Flora
bakau, beradaptasi dengan membentuk akar-akar khusus untuk dapat tumbuh dengan kuat
dan membantu mendapatkan oksigen dari udara.
Selain sebagai daya adaptasi, tipe akar bakau dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk
mengidentifikasi jenis bakau. Sebagai informasi, untuk menentukan jenis bakau, harus
diketahui bentuk akar, bentuk bunga, bentuk tulang daun, bentuk pohon dan beberapa ciri
morfologi lainnya. Bakau mengembangkan struktur perakaran yang khas yang disebut akar
udara (aerial roots). Akar udara adalah akar yang terkena udara secara langsung, selama
beberapa waktu dalam sehari atau bahkan sepanjang hari. Struktur perakaran tersebut
merupakan kunci yang penting untuk membedakan jenis bakau.
2. TUJUAN PRAKTIKUM
3. MANFAAT PRAKTIKUM
2. Tahapan Praktikum
Sheet 1
Struktur morfologis & Anatomis (pohon secara utuh; bentuk perakaran; daun; bunga dan buah (jika ada))
dari vegetasi mangrove dan bagian-bagiannya, serta cara pengukurannya
Sheet 2.
Fungsi beberapa bagian morfologis vegetasi mangrove
IV. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/34053003/
LAPORAN_AKHIR_PRAKTIKUM_LAPANGAN_MANGROVE_PULAU_PAYU
NG_SUMATERA_SELATAN
ANI%20FARIDHATUL%20KHUSNI___133811039.pdf
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hutan_bakau#:~:text=Hutan%20bakau%20
I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat tumbuh
dengan baik dalam lingkungan laut dangkal.Semua lamun adalah tumbuhan berbiji satu
(monokotil) yang mempunyai akar, rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah seperti
halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di darat.Jadi sangat berbeda
dengan rumput laut (algae). Lamun tumbuh berkerumunan dan biasanya menempati
perairan laut hangat yang dangkal dan menghubungkan ekosistem mangrove dengan
terumbu karang. Wilayah perairan laut yang ditumbuhi lamun disebut padang lamun,
dan dapat menjadi suatu ekosistem tersendiri yang khas.
Morfologi lamun sama halnya dengan tumbuhan angiospermae di darat yaitu terdiri dari
rhizome (rimpang), daun, dan akar. Rhizome merupakan batang yang terbenam dan
merayap secara mendatar dan berbuku-buku. Pada buku-buku tersebut tumbuh batang
pendek yang tegak ke atas, berdaun dan berbunga, serta tumbuh akar. Dengan rhizome
dan akar inilah tumbuhan tersebut mampu menahan hempasan ombak dan arus.
Tumbuhan lamun mempunyai beberapa sifat yang memungkinkannya hidup di laut,
yaitu mampu hidup di media air asin, mampu berfungsi normal dalam kondisi normal,
mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembang biak, mampu melakukan
penyerbukan dan daun generatif dalam keadaan terbenam. Struktur rhizoma dan
batangnya bervariasi di antara jenis-jenis lamun, sebagai susunan ikatan pembuluh pada
stele. Rhizoma bersama-sama dengan akar, menancapkan lamun pada substrat. Rhizoma
dan akar lamun dapat menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut sehingga lamun
tahan terhadap hempasan ombak dan arus. Rhizoma biasanya terkubur di bawah
sedimen dan membentuk jaringan luar. Tumbuhan lamun tidak memiliki stomata,
namun memiliki lapisan kutikula yang tipis pada permukaan daun yang dapat
menggantikan fungsi stomata sebagai tempat keluar masuknya udara dan adanya
terjadinya transfer zat terlarut.
2. TUJUAN PRAKTIKUM
3. MANFAAT PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: kamera, pensil. pensil warna atau spidol, pena,
penggaris, mikroskop, sedangkan bahan yang digunakan adalah kertas gambar, specimen vegetasi
lamun dan literature pendukung.
2. Tahapan Praktikum
Tahapan pada praktikum ini, sebagai berikut:
1. Amati species lamun yang telah disediakan dalam praktikum ini.
2. Gambarkan secara utuh struktur morfologis ( vegetasi secara utuh; rhizome, akar, daun ) dari
specimen vegetasi lamun. Masukan hasil pengamatan pada Sheet 1.
3. Amati gambar yang anda buat dan sebutkan bagian-bagian dari struktur morfologis vegetasi
lamun. Masukan hasil pengamatan pada Sheet 1.
4. Amati irisan melintang daun di bawah mikroskop dan masukan hasil pengamatan pada Sheet 1
(khusus pada kolom daun) .
5. Jelaskan fungsi dari beberapa bagian vegetasi lamun. Gunakan literatur pendukung. Masukan
data pada Sheet 2.
6. Amati gambar yang anda buat dan tempatkan garis pada tiap bagian vegetasi lamun untuk
menentukan cara mengukur bagian-bagian tersebut di bawah ini. Masukan data pada Sheet 1.
a. Panjang daun c. Jarak antar node
b. Lebar daun d. Panjang Akar
III. HASIL PRAKTIKUM
Sheet 1
Struktur morfologis dan anatomis (vegetasi lamun secara utuh; rhizome, akar, daun) dari tiap spesies
lamun dan bagian-bagiannya, serta cara pengukurannya .
Sheet 2.
Fungsi beberapa bagian morfologis vegetasi lamun
IV. DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lamun
http://eprints.umg.ac.id/4041/6/bab%202.pdf
https://lestari.biologi.ugm.ac.id/2018/10/16/ekosistem-padang-lamun/