Anda di halaman 1dari 22

Penuntun Praktikum

MATA KULIAH

DASAR-DASAR AGRONOMI

Oleh :
Ir. I Wayan Pasek Arimbawa,MP

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

1
KATA PENGANTAR

Penuntun Praktikum sebagai mana umumnya disusun adalah untuk membantu


mahasiswa memahami aspek yang berkaitan dengan materi bahan kuliah yaitu dalam hal
ini adalah mata Kuliah Dasar-Dasar Agronomi. Penuntun Praktikum ini kemudian
disusun untuk mempermudah pelaksanaan memahami Mata Kuliah yang direncanakan.
Materi ini dipilih sedemikian rupa sesuai dengan permasalahan pokok dari materi kuliah
bersangkutan. Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mempraktekan materi yang
disajikan disini dengan baik untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Tanpa
usaha yang sungguh-sungguh, manfaat yang diperoleh tidak akan banyak. Oleh karena
itu, mahasiswa dianjurkan untuk membaca Penuntun Praktikum ini dan memahaminya
dengan seksama.
Akhirnya penulis tidak lupa menyampaikan bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna yang jelas pasti mempunyai kekurangan disana sini, sesuai dengan kata
pepatah tiada gading yang tak retak. Untuk itu penulis mohon maaf dan mengharafkan
saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca.

Denpasar, Februari 2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………2
DAFTAR ISI …………………………………............................……………………….3

PELAKSANAAN DI LAPANGAN. ................................................................................4


A. PRAKTIKUM I..........................................................................................................6
B. PRAKTIKUM II.........................................................................................................9
C. PRAKTIKUM III………………………………………………………………… 12

3
Prodi/Klas :
Nama :
Nim :
TTD :

PETUNJUK
PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
TAHUN 2016
A. PRAKTIKUM I
PRAKTIKUM
I
PENGENALAN TANAMAN, BAGIAN-BAGIAN
TANAMAN DAN FUNGSINYA
DASAR TEORI Tanaman dapat dikelompokkan berdasarkan kategori siklus hidupnya menjadi
tanaman semusim (annual), tanaman dua musim (biannual) dan tanaman tahunan
(perennial). Berdasarkan kebiasaan tumbuh (growth habit) dan karakteristik
morfologinya tanaman agronomi dikelompokkan menjadi tanaman pohon, semak,
herba, rumput-rumputan, menjalar (liana).
Berdasarkan manfaat dan kegunaannya tanaman agronomi dapat dikelompokkan
menjadi tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan dan industri,
tanaman rempah-rempah, tanaman obat-obatan. Tanaman juga bisa dikelompokkan
berdasarkan kebiasaan tanaman menggugurkan daun (Deciduous) atau tidak
menggugurkan daun (evergreen).
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara generative (dengan biji) dan cara
vegetative dengan bagian tanaman selain biji. Pada cara vegetative bisa secara alami dan
juga secara buatan. Secara alami bisa dengan umbi lapis, umbi batang, stolon, rizom,
anakan,sulur, dll. Sedangkan secara buatan bisa secara stek (batang, akar dan daun),
cangkok, sambung, temple.
Bagian tubuh tumbuhan memiliki bagian akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
Berdasarkan bentuknya, terdapat dua jenis akar, yaitu akar serabut dan akar tunggang.
Akar serabut biasanya dimiliki oleh tumbuhan jenis monokotil (biji berkeping tunggal).
Misalnya, padi, jagung, dan kelapa. Adapun akar tunggang biasanya dimiliki oleh
tumbuhan jenis dikotil (biji berkeping dua). Misalnya, mangga, jambu, jeruk, dan
kacang-kacangan.
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang ada di atas tanah, serta tempat
melekatnya daun, bunga dan buah. Daun banyak mengandung zat warna hijau yang
disebut klorofil. Daun dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Berdasarkan
susunannya, tulang daun ada yang menyirip (mangga dan jambu), menjari (singkong),
dan sejajar (jagung. tebu, padi, dan alang-alang). Bunga merupakan alat
perkembangbiakan secara kawin pada tumbuhan. Bagian-bagian bunga meliputi
tangkai, mahkota, kelopak, benang sari dan putik. Benang sari berfungsi sebagai alat
kelamin jantan dan putik berfungsi sebagai alat kelamin betina. Buah ada yang
berdaging, contohnya buah mangga dan buah apel. Buah terdiri atas daging buah dan
biji. Biji merupakan hasil dari pembuahan yang terjadi akibat penyerbukan antara
serbuk sari dan putik. Biji itu berkeping. Biji ada yang berkeping satu dan ada yang
berkeping dua. Biji berkeping satu disebut monokotil.

4
TUJUUAN Umtuk mengetahui jenis-jenis tanaman agronomi dan mengenalbagian-bagian tanaman
dan fungsinya masing-masing.

METODA 1. Masing-masing mahasiswa secara mandiri mengamati minimal tiga tananaman agronomi
PRAKTIKUM (tanaman pangan, hortikultura, industry),
2. Identifikasi tanaman tersebut Tanaman berdasarkan kategori siklus hidupnya , kebiasaan
tumbuh (growth habit) dan karakteristik morfologinya, berdasarkan kebiasaan tanaman
menggugurkan daun (Deciduous) atau tidak menggugurkan daun (evergreen), berdasarkan
manfaat dan kegunaan tanaman, bagian tanaman yang dimanfaatkan, dan cara
perbanyakannya.
3. Gambar tanaman secara utuh (bisa dilengkapi dengan gambar dari literature/penelusuran
kepustakaan) lengkap dengan bagian tubuh tanaman yang memiliki bagian akar, batang,
daun, bunga, buah dan biji atau mungkin umbi.
4. Identifikasi dan lenhgkapi dengan fungsi masing-masing bagian tanaman tersebut.
5. Laporan langsung ditulis di lembar ini dengan tulisan tangan dan harus sudah dikumpul pada
korti masing-masing kelas paling lambat seminggu sejak praktikum dan korti menyerahkan
kepada dosen yang magajar. Bagi yang terlambat menyetor laporan,maka tidak akan dinilai.

BAHAN DAN Bahan berupa tanaman yang terdapat di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Unud di
ALAT Jalan Pulau Moyo, Denpasar. Juga bahan kepustakaan. Alat berupa lembar laporan, alat
tulis (pulpen, pensil, penghapus) alas tulis berpenjepit dan kertas hvs.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama siklus kebiasaan kebiasaan manfaat dan bagian cara perbanyakan


Tanaman hidupnya tumbuh dan menggugur- kegunaan tanaman yang
karakteristik kan daun atau tanaman dimanfaatkan
(Indonesia dan morfologinya tidak
latin)
Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

5
Gambar Tanaman 1
dengan Bagian-bagian tanaman

6
Gambar Tanaman 2
dengan Bagian-bagian tanaman

7
Gambar Tanaman 3
dengan Bagian-bagian tanaman

8
Jawab pertanyaan ini:

1. Sebutkan bagian-bagian tanaman dan jelaskan masing-masing fungsinya!

Prodi/Klas :
Nama :
Nim :
TTD :

PETUNJUK
PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
TAHUN 2016

B. PRAKTIKUM II
PRAKTIKUM
II
PERBANYAKAN TANAMAN
DASAR Pembiakan tanaman atau perbanyakan tanaman (plant propagation) adalah
TEORI proses menciptakan tanaman baru dari berbagai sumber atau bagian tanaman, seperti
biji, stek, umbi, dan bagian tanaman lainnya. Tujuan utama dari pembiakan tanaman
adalah untuk mencapai pertambahan jumlah, memelihara sifat-sifat penting dari
tanaman dan juga untuk mempertahankan eksistensi jenisnya. Ada dua cara
perbanyakan tanaman, yaitu (1) perbanyakan secara seksual atau generatif dan (2)
perbanyakan secara aseksual atau vegetatif.
Perbanyakan secara seksual atau generatif adalah proses perbanyakan dengan
menggunakan salah satu bagian dari tanaman, yaitu biji. Biji adalah organ tanaman
yang terbentuk setelah terjadinya proses fertilisasi (menyatunya/ meleburnya gamet
jantan dan gamet betina). Biji dapat dianggap sebagai tanaman mini karena di
dalamnya sudah terdapat bagian-bagian tanaman yang tersusun dalam massa yang
kompak.
Perbanyakan secara aseksual atau vegetatif adalah proses perbanyakan tanaman
dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti, daun, batang,
ranting, pucuk, umbi dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan
induknya. Pada cara vegetative bisa secara alami dan juga secara buatan. Secara
alami bisa dengan umbi lapis, umbi batang, stolon, rizom, anakan,sulur, dll.
Sedangkan secara buatan bisa secara stek (batang, akar dan daun), cangkok,
sambung, temple.
Faktor yang mempengaruhi perbanyakan tanaman adalah factor internal berupa
bahan tanam, dan factor ekternal antara lain suhu / temperatur lingkungan,
kelembaban / kelembapan udara, cahaya matahari, faktor hormon, dan juga faktor
teknis perbanyakan.

TUJUUAN Umtuk mengetahui cara perbanyakan tanaman dan untuk memahami pengaruh bahan
tanam dan hormot (zat pengatur tumbuh+ pada perbanyakan dengan stek.

METODA 1. Mahasiswa dibagi atas beberapa kelompok,masing-masing kelompok terdiri dari 4-5

9
PRAKTIKUM mahasiswa.
2. Masing-masing kelompok menyiapkan bahan tanaman (pilih) berupa enam tangkai daun
sansifera (jenis bebas, kalau bisa yang bernilai ekonomis lebih tinggi), daun cocor bebek,
daun zamia, batang atau cabang ketela pohon, batang dan cabang sambung tulang, dan
bahan tanaman lainnya misalnya akar jambu biji, akar sukun, dll. Cari bahan tanam yang
seragam.
3. Masing-masing kelompok membawa dua buah wadah segi empat panjang 50 cm, lebar
35 cm dan tinggi 15 cm.
4. Wadah diisi dengan tanah kebun 2/3 bagian (tanah bisa diambil di lahan kebun).
5. Pisahkan masing-masih tiga daun/batang bahan tanam,, yaitu 3 untuk perlakuan tanpa
ZPT dan 3 untuk ZPT
6. Daun atau batang dibagi tiga bagian (pangkal, tengah, dan ujung). Pagian bawah
dipotong miring dan bagian ujung di potong datar.
7. Pada perlakuan ZPT, olesi dengan ZPT berupa tepung pada bagian bawah setek sampai
rata.
8. Tanam setek agak miring ke masing-masing wadah,
9. Masing-masih wadah beri label (tanpa ZPT atau dengan ZPT)
10. Pelihara agar media tetap lembab tetapi jangan sampai becek,
11. Setelah 3 minggu sejak tanam, lakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan pada
masing-masing perbedaan bagian setek baik yang tidak diberi ZPT dan yang diberi ZPT.
Cabut setek dengan hati hati, bila perlu lakukan pencucian agar akar jelas terlihat dan
bersih, dan amati :
a. Persentase tumbuh dari masing-masing perlakuan (dengan rumus: jumlah yang
berakar dibagi jumlah yang ditanam dikalikan 100%),
b. hitung jumlah akar utama,terkatagori akar jka sudah manjangnya minimal 0,5 cm.
c. ukur panjang akar dengan menjumlahkan semua panjang akar masing-masing.
12. Masukkan hasil pengamatan pada Tabel.
13. Laporan dibuat masing-masing mahasiswa. Laporan langsung ditulis di lembar ini
dengan tulisan tangan dan harus sudah dikumpul pada korti masing-masing kelas paling
lambat seminggu sejak praktikum berupa pengamatan data dan korti menyerahkan
kepada dosen yang mengajar.. Bagi yang terlambat menyetor laporan,maka tidak akan
dinilai.

BAHAN DAN Bahan berupa bahan tanaman untuk diperbanyak, zat pengatur tumbuh, media
ALAT pembibitan berupa tanah kebun yang terdapat di Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Unud di Jalan Pulau Moyo, Denpasar. Juga bahan kepustakaan. Alat
berupa lembar laporan, wadah [pembibitan, cetok, pisau tajam, alat tulis (pulpen,
pensil, penghapus, penggaris), alas tulis berpenjepit dan kertas hvs. Kamera untuk
mendokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Nama
Tanaman
(Indonesia
dan latin)

10
HASIL

Tabel Pengaruh perlakuan posisi bahan stek dan pemberian ZPT pada 3 mst

Perlakuan Persentase berakar Jumlah Akar (buah) Panjang Akar (cm)


atau tumbuh (%)
Tanpa ZPT
Pangkal
Tengah

Ujung

Dengan ZPT
Pangkal
Tengah

Ujung

Pembahasan

Kesimpulan

Jawab soal berikut:


1. Jelaskan factor- factor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan tanaman!
2. Bandingkan kelebihan dan kekurangan perbanyakan tanaman secara generative dan
vegetatif!

Daftar Pustaka dan Foto Dokumentasi

11
Prodi/Klas :
Nama :
Nim :
TTD :

PETUNJUK
PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
TAHUN 2016
C. PRAKTIKUM III
PRAKTIKUM
III
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
TANAMAN KACANG HIJAU
DASAR Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman
TEORI yang diikuti dengan peningkatan bobot kering. Pertambahan ukuran, berat dan atau
jumlah sel ukuran tanaman sebagai indikator pertumbuhan secata satu dimensi, dua
dimensi dengan mengukur total luas permukaan daun atau tiga dimensi dengan
mengukur volume akar.
Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, diikuti dengan
pembesaran sel dan terakhir adalah diferensiasi sel. Petumbuhan hanya terjadi pada
lokasi tertentu, yaitu pada jaringan meristem.
Selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan membentuk bermacam-
macam organ. Secara umum organ tanaman terdiri dari organ vegetatif dan organ
generatif. Akar, batang dan daun dikelompokkan sebagai organ vegetative,
sedangkan bunga, buah serta biji digolongkan sebagai organ generatif. Fase dimana
tanaman hanya membentuk organ vegetatif disebut fase pertumbuhan vegetatif.
Pertumbuhan vegetatif dicirikan dengan berbagai aktivitas pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang berhubungan dengan pembentukan dan pembesaran
daun, pembentukan meristem apikal atau lateral dan pertumbuhannya menjadi
cabang-cabang dan ekspansi sistem perakaran tanaman. Pertumbuhan generatif atau
pertumbuhan reproduksi dimulai dengan pembentukan bunga. Bunga kemudian
berkembang menjadi buah. Biji terbentuk bersama dengan perkembangan buah.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh factor seperti factor
internal dan factor ektenal. Faktor internal adalah karater tanaman atau gen dan sifat
fisiologi (hormon), sedangkan factor eksternal meliputi air, suhu, kelembaban udara,
cahaya matahari, dan nutrient/kesuburan lahan.
Pupuk merupakan bahan yang digunakan sebagai sumber hara bagi tanaman.
Berdasarkanbahan, pupuk dibedakan atas pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik berasal dari sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak yang mengandung
bahan organic. Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat dari senyawa kimia
12
tertentu yang mengandung hara Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K) dan
sebagainya. Suatu pupuk yang mengandung hanya 1 jenis hara tertentu disebut
pupuk tunggal, sedangkan pupuk yang mengandung lebih dari satu hara disebut
sebagai pupuk majemuk. Contoh pupuk tunggal adalah Urea mengandung 45%N,
SP-36 mengandung 36% P2O5, dan KCl mengandung 60% K2O. Contoh pupuk
majemuk adalah NPK (15, 15, 15) mengandung 15% N, 15% P,dan 15% K.

TUJUUAN Mengetahui sifat pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada tanaman kacang
hijau dengan pemupukan.

METODA 1. Mahasiswa dibagi atas dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 8-10
PRAKTIKUM mahasiswa.
2. Masing-masing kelompok menyiapkan lahan tanam seluas 10 m x 7,5 m sebanyak
dua petak, yang diolah dengan intensif sehingga tanahnya gembur, datar, bersih
dari bebatuan atau ranting atau benda lainnya. (luas petak dapat menyesuaikan
kondisi ketersediaan lahan)

Perlakuan Pupuk Majemuk dan Pupuk Tunggal Pada Kacang Hijau


Dosis pupuk tunggal (PT) yang digunakan adalah 100 kg/ha Urea, 100 kg/ha SP-36,
dan 100 kg/ha KCl. Dosis pupuk majemuk NPK (15-15-15) (PM) adalah 300 kg/ha.
(Lakukan per hitungan kebutuhan pupuk pe petak yang disesuaikan dengan
luasan petak)

Penanaman kacang hijau dilakukan dengan ketentuan dan langkah-langkah sebagai


berikut:
(1) Penanaman dilakukan di petakan percobaan dengan ukuran 10 m x 7,5 m dan
jarak tanam 40 cm x 20 cm dengan 3 benih per lubang tanam.
(2) Arah barisan tanaman (jarak tanam yang rapat adalah timur – barat). Barisan
tanaman pertama dimulai setengah jarak antar barisan dari pinggir petakan.
(3) Rentangkan tali yang telah diberi tanda tiap 20 cm yang diikat pada 2 ajir (ke
arah timur – barat)
(4) Buatlah alur pupuk dengan jarak sekitar 7 cm dari tali; kedalaman alur sekitar 7
cm.
(5) Campurkan seluruh dosis pupuk Urea dengan SP-36 dan KCl secara merata.
Setelah dicampur merata, bagilah menjadi sejumlah barisan tanaman yang ada.
(6) Taburlah jatah pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke ujung.
(7) Benih ditanam pada lubang tanam. Taburkan insektisida butiran (misal Furadan)
ke dalam lubang tanam benih dengan dosis 20 kg/ ha, kira-kira 5 butir per
lubang..
(8) Setelah selesai penanaman benih dan diberi Furadan, tutuplah alur pupuk dan
barisan tanam dengan baik. Usahakan ditutup dengan tanah yang lembut dan
gembur.
(9) Pasang kode perlakuan (etiket) pada tiap petak percobaan yang sesuai.
(10) Siramkan air secukupnya, hingga lembab, pada barisan alur tanam (apabila pada
saat tanam tidak ada hujan atau tanah kering).

Pemeliharaan yang perlu dilakukan pada tanaman jagung adalah sebagai berikut:
1. Siramkan air secukupnya, hingga lembab, pada barisan lubang benih yang telah
ditanam (apabila pada saat tanam tidak ada hujan atau tanah kering).
2. Penyulaman; penyulaman benih yang tidak tumbuh dilakukan pada umur satu
minggu setelah tanam. Lubang tanam diperiksa, benih yang tidak tumbuh
13
dibuang, diganti dengan benih yang baru
3. Penyiangan dan penggemburan tanah; lakukan penyiangan pada gulma yang
tumbuh dekat barisan tanaman dan di antarbarisan tanaman sekaligus untuk
menggemburkan tanah, secara manual dengan cangkul atau kored. Usahakan
gulma tercabut sampai ke perakarannya. Bila perlu dilakukan penjarangan
tanaman jagung.
4. Pengendalian hama penyakit; lakukan penyemprotan insektisida dan fungisida
apabila diperlukan, sesuai dosis dan volume semprot anjuran yang tertera pada
label. Pada 3 atau 4 MST, taburkan insektisida butiran (Furadan) kira-kira 5 butir
melalui pucuk tanaman.
5. Pemasukan dan pembuangan air; bila tanah terlalu kering bagi tanaman,
alirkan air masuk ke dalam petakan; sebaliknya, apabila curah hujan tinggi
perbaiki saluran air sekeliling petakan sehingga pembuangan air lancar. (Jagung
menghendaki tanah lembab, bukan tanah basah atau tergenang).

Pengamatan peubah:
(1) Daya tumbuh benih; pada saat 1 MST hitunglah jumlah benih yang tumbuh dari
seluruh lubang tanam, kemudian prosentasekan terhadap seluruh jumlah benih
yang ditanam. Lakukan penyulaman dengan menanam ulang dengan benih baru
jenis yang sama. Amati tipe perkecambahannya (termasuk epigeal atau
hipogeal,. Epigeal: tipe perkecambahan dimana keping atau kotiledon biji
terangkat ke atas permukaan tanah; hipogeal adalah tipe perkecambahan dimana
keping atau kotiledon biji tidak terangkat ke atas permukaan tanah.
(2) Pada umur 2 MST, ambil 10 tanaman contoh secara acak yang mewakili seluruh
petakan (jangan dari barisan pinggir dan bukan tanaman pinggir). Amatilah
tanaman contoh tersebut setiap minggu berikutnya dengan cara pengamatan
sebagai berikut:
a. Tinggi tanaman (cm); diukur dari buku pertama (bekas kotiledon) sampai titik
tumbuh tanaman.
b. Jumlah daun trifoliate (helai); hitunglah jumlah helaian daun yang telah
membuka sempurna (jangan keliru dengan menghitung anak daun)
(3) Jumlah cabang (batang) umur 6 MST. Bedakan antara cabang dengan tangkai
daun!
(4) Luas daun per tanaman. Pada 6 MST tentukan luas daun dari 1 tanaman
contoh. Luas daun ditentukan dengan metode gravimetri, yaitu menggambarkan
semua daun pada kertas koran sebagai acuan) kemudian digunting dan ditimbang
di laboratorium (missal berbobot total A gram), timbang juga jenis kertas yang
sama seluas 20 cm x 20 cm (misal berbobot B gram). Luas daun (LD) dihitung
dengan rumus:
LD = A/B * (20 cm x 20 cm) = A/B * 400 cm2.
(5) Hitung indeks luas daun (ILD) dengan rumus:
ILD = (LD*populasi tanaman per petak)/luas petak
(6) Bintil akar: pada 6 MST cabutlah satu tanaman pinggir dan amati apakah
terdapat bintil akar? Amatilah apakah bintil akar tersebut aktif (bintil akar
dibelah, jika berwarna merah muda berarti bintil akar tersebut aktif memfiksasi
Nitrogen).
(7) Hitung umur tanaman (hari) pada saat keluar bunga 75% populasi.
(8) Hitung umur panen. Panen dilakukan pada saat polong sudah menghitam.
(9) Amati warna kulit polong muda dan polong masak. Amati pula sifat polong
masak, apakah merekah atau tidak?
(10) Panen dilakukan bila polong telah berwarna hitam. Selanjutnya dilakukan
penjemuran dan dikupas keluarkan bijinya. Timbang biji kacang hijau lalu dibagi

14
sepuluh sampel sehingga diperoleh bobot biji kring jemurl per tanaman.

- Masukkan hasil pengamatan pada Tabel.


- Laporan dibuat masing-masing mahasiswa. Laporan langsung ditulis di lembar ini
dengan tulisan tangan dan harus sudah dikumpul pada korti masing-masing kelas paling
lambat seminggu setelah akhir pengamatan data yang dikumpulkan oleh korti dan korti
menyerahkan kepada dosen yang mengajar. Bagi yang terlambat menyetor laporan,maka
tidak akan dinilai.

BAHAN DAN Bahan berupa benih kacang hijau, pupuk dan pestisida. Alat berupa lembar laporan,
ALAT alat pengolah tanah berupa cangku, cetok, bilah-bilah bambu, tali rafa, ember untuk
menyiram, alat ukur meteran, timbangan, kertas koran, gunting, alat tulis (pulpen,
pensil, penghapus, penggaris), alas tulis berpenjepit dan kertas hvs. Kamera untuk
mendokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Nama
Tanaman
(Indonesia
dan latin) dan
varietas

HASIL

15
Tabel 1.
Persentase Tumbuh Benih dan Tipe Perkecambahan

Perlakuan Persentase tumbuh benih 7 tipe perkecambahan


hst (%)
Pupuk Tunggal (PT)

Pupuk Majemuk (PM)

Tabel 2.
Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

Tinggi tanaman (cm), minggu ke


Perlakuan 2 3 4 5 6 7 8
Pupuk
Tunggal
(PT)
Pupuk
Majemuk
(PM)

Jumlah daun (cm), minggu ke


Perlakuan 2 3 4 5 6 7 8
Pupuk
Tunggal
(PT)
Pupuk
Majemuk
(PM)

Tabel 3.
Luas Daun, ILD, Jumlah Cabang, Umur Berbunga dan Umum Panen, dan Bobot biji per
Tanaman

16
Perlakuan Luas daun ILD Jumlah Umur Umur Bobot Biji
umur 6 umur 6 cabang tanaman Panen kering jemur
MST (m2) MST umur 6 pada saat (hari) per tanaman (g)
MST (buah) keluar
bunga 75%
populasi
(hari)
Pupuk
Tunggal
(PT)
Pupuk
Majemuk
(PM)

Tabel 4. Kondisi Bintil Akar dan


Kondisi warna kulit polong muda dan polong masak dan sifat polong masak

Perlakuan Kondisi Bintil Akar Kondisi warna kulit polong muda dan
polong masak dan sifat polong masak
Pupuk
Tunggal
(PT)

Pupuk
Majemuk
(PM)

Pembahasan :

Kesimpulan :

Jawab soal berikut:

1. Jelaskan factor- factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


tanaman!
2. Sebutkan ciri-ciri tanaman yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan!
17
3. Mengapa pemupukan penting bag tanaman?

Daftar Pustaka dan lampiran foto Dokumentasi

Prodi/Klas :
Nama :
Nim :
TTD :

PETUNJUK
PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
TAHUN 2016

PRAKTIKUM
III
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
TANAMAN JAGUNG
DASAR Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman
TEORI yang diikuti dengan peningkatan bobot kering. Pertambahan ukuran, berat dan atau
jumlah sel ukuran tanaman sebagai indikator pertumbuhan secata satu dimensi, dua
dimensi dengan mengukur total luas permukaan daun atau tiga dimensi dengan
mengukur volume akar.
Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, diikuti dengan
pembesaran sel dan terakhir adalah diferensiasi sel. Petumbuhan hanya terjadi pada
lokasi tertentu, yaitu pada jaringan meristem.
Selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan membentuk bermacam-
macam organ. Secara umum organ tanaman terdiri dari organ vegetatif dan organ
generatif. Akar, batang dan daun dikelompokkan sebagai organ vegetative,
sedangkan bunga, buah serta biji digolongkan sebagai organ generatif. Fase dimana
tanaman hanya membentuk organ vegetatif disebut fase pertumbuhan vegetatif.
Pertumbuhan vegetatif dicirikan dengan berbagai aktivitas pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang berhubungan dengan pembentukan dan pembesaran
daun, pembentukan meristem apikal atau lateral dan pertumbuhannya menjadi
cabang-cabang dan ekspansi sistem perakaran tanaman. Pertumbuhan generatif atau
pertumbuhan reproduksi dimulai dengan pembentukan bunga. Bunga kemudian
berkembang menjadi buah. Biji terbentuk bersama dengan perkembangan buah.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh factor seperti factor
internal dan factor ektenal. Faktor internal adalah karater tanaman atau gen dan sifat
fisiologi (hormon), sedangkan factor eksternal meliputi air, suhu, kelembaban udara,
cahaya matahari, dan nutrient/kesuburan lahan.
18
Pupuk merupakan bahan yang digunakan sebagai sumber hara bagi tanaman.
Berdasarkanbahan, pupuk dibedakan atas pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik berasal dari sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak yang mengandung
bahan organic. Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat dari senyawa kimia
tertentu yang mengandung hara Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K) dan
sebagainya. Suatu pupuk yang mengandung hanya 1 jenis hara tertentu disebut
pupuk tunggal, sedangkan pupuk yang mengandung lebih dari satu hara disebut
sebagai pupuk majemuk. Contoh pupuk tunggal adalah Urea mengandung 45%N,
SP-36 mengandung 36% P2O5, dan KCl mengandung 60% K2O. Contoh pupuk
majemuk adalah NPK (15, 15, 15) mengandung 15% N, 15% P,dan 15% K.

TUJUUAN Mengetahui sifat pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada tanaman jagung
dengan pemupukan.

METODA 1. Mahasiswa dibagi atas dua kelompok,masing-masing kelompok terdiri dari 8-10
PRAKTIKUM mahasiswa.
2. Masing-masing kelompok menyiapkan lahan tanam seluas 10 m x 7,5 m
sebanyak dua petak, yang diolah dengan intensif sehingga tanahnya gembur,
datar, bersih dari bebatuan atau ranting atau benda lainnya. (luas petak dapat
menyesuaikan kondisi ketersediaan lahan)

Dosis Pemupukan N pada Jagung Hibrida


Dosis Pemupukan N pada Jagung Hibrida ada 2 dosis pemupukan (N1 = 90 kg N /ha
atau 200 kg Urea dan N2= 135 kg N /ha atau 300 kg Urea). Selain pupuk N sebagai
perlakuan di atas, perlu diberikan pupuk dasar kepada setiap perlakuan sebanyak 200
kg SP-36/ha dan 100 kg KCl / ha. (Lakukan per hitungan kebutuhan pupuk pe
petak yang disesuaikan dengan luasan petak)

Penanaman jagung dilakukan dengan ketentuan dan langkah-langkah sebagai


berikut:
(1) Penanaman dilakukan di petakan percobaan dengan ukuran 10 m x 7,5 m dengan
jarak tanam jagung adalah 80 cm x 20 cm.
(2) Barisan tanaman pertama dimulai setengah jarak tanam antar barisan dari pinggir
petakan. Rentangkan dua tali berjarak 80 cm pada sisi barat dan timur, sebagai
acuan baris tanaman atau gunakan ajir sebagai acuan.
(3) Tali yang telah diberi tanda 20 cm yang diikat pada 2 ajir, digunakan sebagai
acuan lubang tanam, digerakkan sesuai jarak antar baris (arah timur – barat).
(4) Buat alur pupuk pada jarak 7 cm dari tali; kedalaman alur sekitar 7 cm.
(5) Campurkan separoh dosis pupuk Urea, dengan seluruh dosis pupuk SP-36 dan
KCl secara merata (lihat dosis pada perlakuan dan hitung kebutuhan per petak
terlebih dahulu). Setelah dicampur merata, bagilah menjadi beberapa bagian yang
sama sesuai dengan jumlah barisan tanaman.
(6) Taburlah pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke ujung.
(7) Buat lubang benih dengan tugal (kedalaman 3 – 4 cm) dan tanamkan 1 butir
benih/lubang.
(8) Berikan insektisida butiran (misal Furadan) kira-kira 5 – 6 butir ke dalam lubang
benih (atau dosis 20 kg / ha).
(9) Setelah semua lubang ditanami benih dan diberi Furadan, tutuplah alur pupuk dan
lubang benih dengan baik. Usahakan lubang benih ditutup dengan tanah yang
lembut dan gembur.
(10) Pasang kode perlakuan (etiket) pada tiap petak percobaan yang sesuai.

19
.
Pemeliharaan yang perlu dilakukan pada tanaman jagung adalah sebagai berikut:
1. Siramkan air secukupnya, hingga lembab, pada barisan lubang benih yang telah
ditanam (apabila pada saat tanam tidak ada hujan atau tanah kering).
2. Penyulaman; penyulaman benih yang tidak tumbuh dilakukan pada umur satu
minggu setelah tanam. Lubang tanam diperiksa, benih yang tidak tumbuh
dibuang, diganti dengan benih yang baru
3. Penyiangan dan penggemburan tanah; lakukan penyiangan pada gulma yang
tumbuh dekat barisan tanaman dan di antarbarisan tanaman sekaligus untuk
menggemburkan tanah, secara manual dengan cangkul atau kored. Usahakan
gulma tercabut sampai ke perakarannya. Bila perlu dilakukan penjarangan
tanaman jagung.
4. Pemupukan II; dilakukan pada tanaman berumur 3 MST (minggu setelah
tanam), dan pemupukan ke III pada umur 5 MST, dengan separoh dosis pupuk
Urea. Buat alur pupuk ke-2 di sisi yang berbeda dengan alur pupuk sebelumnya.
5. Pembumbunan; merupakan tindakan menimbuni akar dan bagian batang bawah
jagung dengan cara menaikkan tanah di samping kanan dan kiri barisan tanaman
(membentuk guludan); dilakukan bersamaan dengan pemupukan Urea kedua.
Pelaksanaan pengendalian gulma sekaligus pembumbunan pada jagung.
6. Pengendalian hama penyakit; lakukan penyemprotan insektisida dan fungisida
apabila diperlukan, sesuai dosis dan volume semprot anjuran yang tertera pada
label. Pada 3 atau 4 MST, taburkan insektisida butiran (Furadan) kira-kira 5 butir
melalui pucuk tanaman.
7. Pemasukan dan pembuangan air; bila tanah terlalu kering bagi tanaman,
alirkan air masuk ke dalam petakan; sebaliknya, apabila curah hujan tinggi
perbaiki saluran air sekeliling petakan sehingga pembuangan air lancar. (Jagung
menghendaki tanah lembab, bukan tanah basah atau tergenang).

Pengamatan peubah:
(1) Daya tumbuh benih; pada saat 1 MST hitunglah jumlah benih yang tumbuh dari
seluruh lubang tanam, kemudian prosentasekan terhadap seluruh jumlah benih
yang ditanam. Lakukan penyulaman dengan menanam ulang dengan benih baru
jenis yang sama. Amati tipe perkecambahannya (termasuk epigeal atau
hipogeal,. Epigeal: tipe perkecambahan dimana keping atau kotiledon biji
terangkat ke atas permukaan tanah; hipogeal adalah tipe perkecambahan dimana
keping atau kotiledon biji tidak terangkat ke atas permukaan tanah.
(2) Pada umur 2 MST, ambil 10 tanaman contoh secara acak yang mewakili seluruh
petakan (jangan dari barisan pinggir dan bukan tanaman pinggir). Amatilah
tanaman contoh tersebut setiap minggu berikutnya sampai 75% populasi tanaman
mengeluarkan bunga jantan (tassel); cara pengamatan sebagai berikut:
a. Tinggi tanaman (cm); diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun
tertinggi, dengan meluruskan daun.
b. Jumlah daun (helai); hitunglah jumlah helaian daun yang telah membuka
sempurna, daun di bagian atas yang masih menggulung tidak dihitung
(3) Lingkar batang (cm); ukurlah lingkar batang pada ketinggian 10 cm dari
permukaan tanah, pada saat tanaman keluar malai jantan (tasseling).
(4) Luas daun per tanaman. Pada 6 MST tentukan luas daun dari 1 tanaman
contoh kemudian hitunglah Indeks Luas Daun. Luas daun ditentukan dengan
metode gravimetri, yaitu menggambarkan semua daun pada kertas koran
kemudian digunting dan ditimbang di laboratorium (missal berbobot total A
gram), timbang juga jenis kertas yang sama seluas 20 cm x 20 cm (misal
berbobot B gram). Luas daun (LD) dihitung dengan rumus:

20
LD = A/B * (20 cm x 20 cm) = A/B * 400 cm2.
(5) Hitung indeks luas daun (ILD) dengan rumus:
ILD = (L*populasi tanaman per petak)/luas petak
(6) Hitung umur tanaman (hari) pada saat keluar bunga jantan 75% populasi
(taseling)
(7) Hitung umur tanaman (hari) pada saat keluar bunga betina 75% populasi
(silking)
(8) Panen jagung dilakukan pada jagung sayur yaitu panen muda, yang dicirikan dengan
sudah berisi penuh biji jagung. Panen sepuluh tanaman sampel ,lalu kupas dan timbang
lalu dirata-ratakan sehingga diperoleh bobot per tongkol.

- Masukkan hasil pengamatan pada Tabel.


- Laporan dibuat masing-masing mahasiswa. Laporan langsung ditulis di lembar ini
dengan tulisan tangan dan harus sudah dikumpul pada korti masing-masing kelas paling
lambat seminggu setelah akhir pengamatan data yang dikumpulkan oleh korti dan korti
menyerahkan kepada dosen yang mengajar. Bagi yang terlambat menyetor laporan,maka
tidak akan dinilai.

BAHAN DAN Bahan berupa benih jagung,pupuk dan pestisida. Alat berupa lembar laporan, alat
ALAT pengolah tanah berupa cangku, cetok, bilah-bilah bamboo, tali rafa, ember untuk
menyiram, alat ukur meteran, timbangan, kertas koran, gunting, alat tulis (pulpen,
pensil, penghapus, penggaris), alas tulis berpenjepit dan kertas hvs. Kamera untuk
mendokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Nama
Tanaman
(Indonesia
dan latin) dan
varietas

Hasil

Tabel 1.
Persentase Tumbuh Benih dan Tipe Perkecambahan

Perlakuan Persentase tumbuh benih 7 tipe perkecambahan


hst (%)
Dosis N1

Dosis N2

Tabel 2.
Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

Tinggi tanaman (cm), minggu ke


Perlakuan 2 3 4 5 6 7 8
Dosis N1
21
Dosis N2

Jumlah daun (cm), minggu ke


Perlakuan 2 3 4 5 6 7 8
Dosis N1

Dosis N2

Tabel 3.
Luas Daun, ILD, Umur Berbunga dan Lingkar Batang

Perlakuan Luas daun ILD umur umur umur Linkar Bobot per
umur 6 6MST tanaman tanaman batang tongkol tanpa
MST (m2) pada saat pada saat pada saat klobot jagung
keluar keluar keluar muda (g)
bunga bunga bunga
jantan 75% betina 75% jantan 75%
populasi populasi populasi
(taseling) (silking) (taseling)
(har) (hari) (cm)
Dosis N1

Dosis N2

Pembahasan :

Kesimpulan :

Jawab soal berikut:

1. Jelaskan factor- factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman!


2. Sebutkan ciri-ciri tanaman yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan!
3. Mengapa pemupukan pnting bag tanaman?

Daftar Pustaka dan Lampiran Foto Dokumentasi

22

Anda mungkin juga menyukai