Team Teaching
Dr. Zahratul Millah, S.P., M. Si
Dr. Ratna Fitry Yenny, S.P., MP
Kirana Nugrahayu Lizansari, S.P., M.Si
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR
Pedoman praktikum ini dibuat secara ringkas, namun telah diusahakan sekomprehensif
mungkin sehingga dapat menjadi acuan dan dapat dimanfaatkan mahasiswa dengan baik. Kritik
dan saran membangun sangat kami harapkan demi perbaikan.
Tim Penyusun
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikum dimulai pukul 07.00. Mahasiswa terlambat di atas 15 menit harus melapor dan
memberi alasan yang jelas kepada pangasuh parktikum.
2. Kehadiran 100%. Jika tidak hadir mahasiswa harus memberikan alasan yang jelas sesuai
ketentuan Fakultas Pertanian UNTIRTA.
3. Mahasiswa diharuskan mengisi daftar hadir.
4. Mahasiswa tidak diperkenankan bekerja sambil membawa tas dan disarankan untuk memakai
topi.
5. Setiap kelompok diharuskan membawa tabel pengamatan untuk hari yang bersangkutan
rangkap dua. Setelah diisi, satu copy diserahkan kepada pengasuh praktikum.
6. Kegiatan I merupakan tugas individu dan diserahkan pada hari praktiukm minggu berikutnya.
7. Kegiatan II, III, IV, dan V merupakan kegiatan kelompok, dan dilaporkan oleh setiap
kelompok pada hari dilangsungkan ujian akhir semester.
8. Benih yang dihasilkan pada akhir praktikum merupakan koleksi, sehingga harus dirawat
dengan baik dan dikumpulkan dalam keadan kering dan berlabel bersamaan dengan
pengumpulan laporan akhir.
MODUL PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
Nomor 01
Teori
Hibridisasi (persilangan) dalam usaha perbaikan tanaman merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan keragaman genetik bahan pemuliaan tanaman.
Peningkatan produksi dan kualitas tanaman dapat dilakukan dengan cara
perkawinan silang antara dua tetua yang memiliki sifat unggul tertentu, sehingga
diharapkan akan menghasilkan turunanyang memiliki sifat unggul sesuai dengan
harapan, sebagai gabungan dari sifat tetua jantandan betina.
Sebelum melakukan penyerbukan buatan seorang pemulia (breeder) harus
memiliki pengetahuan tentang mekanisme reproduksi (pembiakan tanaman)
seksual dari komoditas tanaman yang akan diperbaiki.
Berdasarkan tipe mekanisme reproduksi seksualnya, tanaman dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu tanaman menyerbuk sendiri (self pollinated crop) dan
tanaman menyerbuk silang (cross pollinated crop). Terdapat mekanisme-
mekanisme yang dapat dipelajari untuk dapat membedakan suatu jenis tanaman
berdasarkan tipe reproduksi seksualnya ini dengan mempelajari morfologi dan
fisiologi dari organ reproduksi seksualnya, yaitu bunga. Bunga pada
perkembangannya akan tumbuh menjadi buah yang berisis biji. Biji tersebut dapat
tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Berdasarkan morfologinya, bunga dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bunga lengkap (complete) dan bunga tak lengkap (incomplete). Bunga lengkap
memiliki empat bagian sebagai berikut: kelopak (calyx), mahkota (corolla),
benang sari (stamen) dan putik (pistil). Apabila salah satu dari bagian tersebut
tidak dimiliki, maka bunga itu merupakan bunga tak lengkap.
2. Bunga sempurna dan bunga tak sempurna. Bunga sempurna memiliki putik dan
benang sari dalam satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki
salah satu dari organ kelamin tersebut, benag sari saja atau putik saja, dalam
satu bunga.
Tanaman yang membentuk bunga jantan dan betina pada satu pohon disebut
berumah satu (monoecious), contohnya kelapa, kakao dan karet. Sedangkan apabila
bunga jantan dan betina terpisah pada pohon yang berbeda disebut berumah dua
(dioecious), contohnya adalah salak dan vanili.
Secara umum, bunga memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
1. Benang sari (stamen), terdiri dari:
a. Kepala sari ( anther)
b. Tangkai sari (filamen)
2. Putik (pistil),
terdiri dari:
a. Kepala putik (stigma)
b. Tangkai putik (style)
c. Bakal buah (ovary)
3. Mahkota (corolla) : helai mahkota disebut petal
4. Kelopak (calyx) : helai kelopak disebut sepal
5. Dasar bunga (receptacle)
6. Tangkai bunga (pedicel)
Tujuan kegiatan ini adalah agar mahasiswa mengenal dan mengetahui
bunga secara keseluruhan, baik strukturnya maupun fungsi dari struktur tersebut
serta mampu menentukan tipe penyerbukan tanaman (selfing atau crossing) pada
beberapa spesies tanaman bududaya yang berkembangbiak secara seksual.
Gambar1. Penampang melintang bunga pada saat fertilisasi (Sumber: Briggs dan Knowles,
1967)
Daftar Pustaka
Fehr, Walter R. 1979. Principle and Cultivar Development: Theory and Technique .
McMillan Publishing Company
MODUL PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
Nomor 02
MORFOLOGI TANAMAN
1. Biji Jagung
Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau
testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu (a)
pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari organisme
pengganggu dan kehilangan air; (b) endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai
75% dari bobot biji mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan
lainnya; dan (c) embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule,
akar radikal, scutelum, dan koleoptil (Hardman and Gunsolus 1998).
Pati endosperm tersusun dari senyawa anhidroglukosa yang sebagian besar terdiri atas
dua molekul, yaitu amilosa dan amilopektin, dan sebagian kecil bahan antara (White
1994). Namun pada beberapa jenis jagung terdapat variasi proporsi kandungan amilosa
dan amilopektin. Protein endosperm biji jagung terdiri atas beberapa fraksi, yang
berdasarkan kelarutannya diklasifikasikan menjadi albumin (larut dalam air), globumin
(larut dalam larutan salin), zein atau prolamin (larut dalam alkohol konsentrasi tinggi),
dan glutein (larut dalam alkali). Pada sebagian besar jagung, proporsi masing-masing
fraksi protein adalah albumin 3%, globulin 3%, prolamin60%, dan glutein 34%
(Vasal 1994).
Kulit biji
(perikarp)
Endosperma Kotiledon
(skutelum)
Koleoptil
Daun Plumula
Meristem apikal tajuk
Koleoriza
3. Daun Jagung
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai
daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibutulang daun. Permukaan daun ada
yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang
khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk
kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada
selsel daun.
4. Bunga Jagung
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae
(tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan
bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina
tersusun dalam tongkol.
5. Tongkol Jagung
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu
tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki
sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul dapat
menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.
Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya (protandri).
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa
muncul akar adventifdari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga
tegaknya tanaman.
Tabel 1. Pengamatan Morfologi Tanaman Jagung
1. Bentuk Biji
2. Bentuk Batang
3. Diameter Batang
4. Bentuk Daun
5. Sudut Daun
8. Pertumbuhan Tongkol
3. Akar Cabai
Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukuprumit dan hanya terdiri dari akar
serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil
simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki akar
tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi
sebagai akar tunggang semu.
4. Bunga Cabai
Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama, yaitu
berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub kelas
Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam
keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya
terdapat 2 — 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya
bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga
antara 5 — 20 mm. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya
dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga
jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga
tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk mendapatkan
hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena itu,
tanaman cabai yang ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih
baik dibandingkan tanaman cabai yang ditanam sendirian. Pernyerbukan
tanaman cabai biasanya dibantu angin atau lebah. Kecepatan angin yang
dibutuhkan untuk penyerbukan antara 10 — 20 km/jam (angin sepoi-sepoi).
Angin yang terlalu kencang justru akan merusak tanaman. Sedangkan
penyerbukan yang dibantu oleh lebah dilakukan saat lebah tertarik mendekati
bunga tanaman cabai yang menarik penampilannya dan terdapat madu di
dalamnya.
Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan
memiliki banyak variasi. Buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano,
cubanelle, cayenne,pimento, anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell,
ancho, banana, dan blocky bell. Hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana
tipe elongate bell dan blocky bell dianggap sama.
Entire (rata) Intermediate Dentate (berlekuk)
Elongate/ memanjang
Triangular/ segitiga
Nomor 03
Persiapan
Selain daripada itu perlu disediakan label dari kertas yang tebal dan diberi nomor
urut. Untuk keperluan penyerbukan silang antara jenis-jenis tertentu sebaiknya kertas label
itu mempunyai warna tertentu, misalnya untuk persilangan A X B warna labelnya merah,
untuk A X C warna labelnya putih, untuk D X B warnanya hijau dan seterusnya dengan
warna lain.
Kastrasi
Kastrasi adalah membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang akan
diemaskulasi, dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai. Membuang
mahkota dan kelopak juga termasuk kegiatan kastrasi.
Emaskulasi
Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina,
sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama
dilakukan pada tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil. Cara emaskulasi
tergantung pada morfologi bunganya.
Pada umumnya kuncup dibuka dengan pinset atau dipotong dengan gunting,
kemudian antera atau stamen dibuang dengan pinset. Cara ini mudah dilakukan pada
tanaman yang bunganya relatif besar, misalnya: kedelai, tomat, tembakau. Cara emaskulasi
ini praktis, murah dan mudah dilakukan di mana saja, hanya kemungkinan rusaknya putik
dan pecahnya antera sangat besar, sehingga terjadinya persarian sendiri sangat besar.
Isolasi
Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi atau diserbuki tidak terserbuki
oleh serbuk sari asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun betina harus dikerudung
pakai kantung. Kantung bisa terbuat dari kertas tahan air, kain, plastik,
selophane dan lain-lain. Ukuran kantung disesuaikan dengan ukuran bunga tanaman yang
bersangkutan.
Pengumpulan serbuk sari dari pohon tetua jantan dapat dimulai beberapa jam
sebelum kuncup-kuncup bunga itu mekar. Bila letak pohon tetua betina jauh dari pohon
tetua jantan, maka pengangkutan kuncup-kuncup bunga dari tetua jantan ke tetua betina
akan memakan waktu yang lama. Agar kuncup bunga itu tidak lekas layu dan tahan lama
dalam keadaan segar, hendaknya kuncup bunga itu dipetik dan diangkut pada pagi hari
sebelum matahari terbit atau pada sore hari setelah matahari terbenam.
Serbuk sari adalah mahluk hidup, yang mempunyai umur terbatas dan kemudian
mati. Mutu serbuk sari dapat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain sebagai berikut :
a. Pada kelembaban udaa relatif yang tinggi serbuk sari tidak tahan disimpan lama.
Penyimpanan serbuk sari di tempat lembab akan berakibat buruk, karena pada tempat
berjangkit cendawan dan bakteri yang dapat menyebabkan serbuk sari lekas mati.
b. Makin tua umur serbuk sari, makin lamban akan perkecambahannya dan tabung sari
yang terbentuk akan lebih pendek. Lain daripada itu persentase (%) butir-butir serbuk
sari yang hidup akan terus menurun sampai pada suatu saat tidak ada serbuk sari lagi
yang dapat berkecambah.
c. Di tempat yang udaranya kering dan pada suhu rendah, serbuk sari dapat disimpan
sampai beberapa minggu dalam keadaan.
Di laboratorium, serbuk sari biasanya disipan pada suhu antara 2-80C dan pada
kelembaban udara antara 10% sampai 50%. Penyimpanannya dapat dilakukan sebagai
berikut : terlebih dahulu serbuk sarinya dimasukkan ke dalam tabung gelas. Kemudian
tabungnya diletakkan dalam exsicator (desiccator) yang telah diisi dengan CaCl2 atau
dengan larutan H2SO4 dari konsentrasi tertentu, misalnya antara 10-70%. Maksudnya agar
dapat menyerap lembab dari udara cukup banyak.
Penyerbukan
a. Menggunakan kuas, pinset, tusuk gigi yang steril, yaitu dengan mencelupkan alat-
alat tersebut ke alkohol pekat, biarkan kering kemudian celupkan ke polen ke
polen dan oleskan ke stigma.
b. Mengguncangkan bunga jantan di atas bunga betina, sehingga polen jantan jatuh
ke stigma dari bunga tetua betina yang telah diemaskulasi.
Pelabelan
Ukuran dan bentuk label berbeda, pada dasarnya label terbuat dari kertas keras tahan
air, atau plastik. Pada label antara lain tertulis informasi tentang: 1) Nomor yang
berhubungan dengan lapangan, 2) Waktu emaskulasi, 3) waktu persilangan, 4) Nama tetua
jantan dan betina, 5) Kode pemulia/penyilang
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melatih mahasiswa melakukan persilangan
dan penyerbukan sendiri secara buatan.
C. Kegiatan
1. Penanaman bahan tanaman
Bahan tanaman yang digunakan adalah cabe, kacang panjang dan jagung.
a. Cabe
Benih disemai dalam bak semai menggunakan media campuran tanah, pasir dan
pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:2 yang telah disterilkan. Pada umur 2
minggu dilakukan pembumbungan dan setelah umur 4 minggu dipindahkan ke
dalam polibag ukuran 30 cm x 40 cm.
b. Jagung
Jagung ditanam pada bedengan berukuran 4 m x 5 m. jarak tanam yang digunakan
adalah 75 cm x 25 cm.
c.Jagung
Pada saat tanam, dilakukan pemupukan awal dengan 150 kg urea, 200 kg SP-36, dan
150 kg KCl per hektar serta Furadan 3G, 5 butir per lubang. Pada tiga minggu setelah
tanam dilakukan pemupukan kedua dengan dosis 150 kg urea, dengan cara larikan,
dengan jarak 10 cm dari batang tanaman. Pengendalian hama dan penyakit, serta
pemeliharaan lain dilakukan sebagaimana diperlukan.
3. Persilangan
a. Melakukan persilangan buatan pada Cabe
- Pilih bunga yang digunakan sebagai tetua betina dan tetua jantan
- Kastrasi bunga betina ketika serbuk sari belum tersebar, tanpa merusak putiknya
dengan menggunakan pinset. Saat kastrasi terbaik adalah ketika bunga
menjelang mekar.
- Ambil tepung sari dari bunga jantan dengan menggunakan pinset yang telah
disterilkan dengan alkohol.
- Serbuki kepala putik bunga betina dengan cara mengoleskan serbuk sari secara
merata ke seluruh permukaan kepala putik.
- Tutup bunga yang telah diserbuki dengan kertas kedap air (atau isolatif)
- Beri label yang berisi tanggal, identitas tetua dan nama penyerbuk.
Gambar 14. Teknik persilangan buatan pada cabai. A. Bunga betina yang siap diserbuki; B.
Kastrasi; C. Emaskulasi; D. Hasil kastrasi dan emaskulasi; E. Bunga jantan siap diambil
serbuksarinya; F. Pengambilan serbuksari; G. Hasil pengumpulan serbuksari; H. Pernyerbukan
dengan pinset; I. Penyerbukan menggunakan tabung; J. Pemasangan label; K. Isolasi
menggunakan isolatif; L. Setelah diisolasi dan dilabel (Sumber: Yunianti 2007)
b. Melakukan persilangan buatan pada jagung
- Pilih individu tanaman yang akan digunakan sebagai tetua.
- Tutup bunga jantan dengan kertas kedap air sebelum tepung sari masak.
- Tutup tongkol jagung pada tetua betina dengan kertas kedap air sebelum bunga
betina (rambut) keluar.
- Apabila bunga betina sudah reseptif dan tepung sari sudah masak, potong bunga
jantan dibawah penutupnya lalu goyangkan agar tepung sari keluar. Buka tutup
tongkol tetua betina dan lakukan penyerbukan sendiri.
- Beri label yang berisi tanggal penyerbukan, identitas tetua dan nama penyerbuk.
Gambar 15. Persilangan tanaman jagung. a. Bunga ♂ yang mulai memasuki fase anthesis; b.
Penutupan bunga ♂ untuk mengumpulkan tepung sari; c. Pemotongan ujung tongkol bunga ♀
sebelum di isolasi; d. Isolasi/Penutupan tongkol bunga ♀; e. Bunga ♀ yang siap di serbuki
(reseptif); f. Bunga ♀ yang sudah diserbuki dan diberi label
4. Pemeliharaan dan pengamatan hasil silang
Tabel Pengamatan Hasil Persilangan
0,5 m
28 meter
Jagung ditanam pada bedengan berukuran 4 m x 5 m. jarak tanam yang digunakan adalah 75 cm x 25 cm.
Jagung Ungu Jagung Manis
Penyusunan Laporan
Setiap kelompok menyusun satu laporan. Adapun laporan setiap kelompok berdasarkan
data kelas (rekapitulasi data kelas tidak hanya data kelompoknya). Laporan disusun mulai dari
cover sampai dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran, dengan urutan sebagai berikut:
1. Cover Luar
2. Cover Dalam
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Daftar Tabel
6. Daftar Gambar
7. Daftar Lampiran
8. Bab I. Pendahuluan (Latar Belakang, Tujuan)
9. Bab II. Tinjauan Pustaka
10. Bab III. Metode (Alat dan Bahan, Tempat, Cara Kerja)
11. Bab IV. Hasil dan Pembahasan
12. Bab V. Simpulan dan Saran
13. Bab VI. Daftar Pustaka
14. Lampiran-lampiran
Penjelasan
Tata cara penulisan laporan mengikuti pedoman penulisan yang berlaku di Fakultas
Pertanian. Khusus untuk pembahasan berisi uraian alasan-alasan/hal-hal yang menyebabkan
terjadinya perbedaan respons tanaman (data hasil pengamatan) di antara tanaman dengan
pemberian perlakuan yang berbeda. Pada simpulan ditulis uraian singkat yang merupakan
intisari dari hasil dan pembahasan bagaimana pertumbuhan dan hasil tanaman yang diberi
perlakuan yang berbeda, dan pada saran
berisi uraian yang logis, singkat, dan praktis berdasarkan simpulan yang diperoleh.