Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BENIH

ACARA 3
STRUKTUR BENIH

Disusun oleh :
Nama : Priju Harpenta Peranginangin
NPM : E1J021061
Shift : A2
Dosen : Dr. Ir. Supanjani. M. Sc
Co-ass : Dahani Sharon Simbolon (E1J019072)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam istilah pertanian, tentu kita tidak lepas dari kata biji, benih dan bibit. Bentuk
tanaman mini, atau embrio, yang masih dalam tahap perkembangan yang terkekang disebut
biji. Biji dapat tumbuh menjadi tanaman tanpa bantuan manusia, misalnya melalui
perantaraan binatang. Benih adalah biji tanaman yang memiliki fungsi agronomis dan
digunakan untuk kebutuhan dan perkembangan pertanian. Benih adalah biji yang telah
mengalami perawatan khusus agar dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman. Benih
atau biji yang telah disemai sebelumnya dan akan ditanam di tanah atau media tanam untuk
memenuhi persyaratan budidaya tanaman disebut bibit. Jenis bibit termasuk hasil cangkokan,
sambungan, okulasi, kultur jaringan, dan hasil perbanyakan vegetatif lainnya (Sutopo, 2010).
Justice dan Bass (2002) menyatakan bahwa pada dasarnya benih terdiri dari enbrio,
endosperma dan cadangan makanan lainnya serta pelindung terdiri dari kulit benih, dan pada
benih-benih tertentu terdapat juga struktur tambahan. Secar botanis benih adalah bahan tanam
dari beberapa rumpun tanaman buah, bukan biji dalam arti yang sebenarnya.
Benih berkualitas tinggi dapat meningkatkan hasil panen dalam dua cara. Pertama, karena
cepat berkecambah dan pertumbuhannya seragam, menghasilkan tanaman yang kokoh, dan
kedua, karena persentase perkecambahan yang tinggi, menghasilkan populasi tanaman yang
ideal. Benih harus bersih dan bebas dari kotoran seperti potongan tangkai, biji-bijian lain,
debu, dan kerikil. Komponen kualitas benih biasanya dibagi menjadi tiga: fisik, fisiologis, dan
genetik. Sekarang sangat penting bagi pasar untuk memasukkan komponen mutu pathologis.
Komponen mutu fisik adalah kondisi fisik benih yang mencakup warna, bentuk, ukuran,
bobot, tekstur permukaan, tingkat kerusakan fisik, kebersihan, dan keseragaman. Komponen
ini menganalisis daya hidup benih jika ditumbuhkan (dikecambahkan) dalam kondisi yang
menguntungkan (optimum) atau kurang menguntungkan (suboptimum) (Balitkabi, 2016).
Kotiledon merupakan jaringan biji yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan,
dapat ditemukan pada kacang-kacangan, semangka, dan labu. Endosperm, yang dapat
ditemukan di jagung, gandum, dan jenis serelia lainnya Endosperm kelapa adalah bagian
dalamnya yang berwarna putih dan dapat dimakan (Sutopo, 2002).

1
Pada kedelai, biji (semen) terletak di dalam polong dan berjumlah lebih dari satu hingga
empat biji. Waktu mudanya kecil, berwarna putih kehijauan, dan lunak. Biji semakin berisi
seiring perkembangan hingga mencapai berat maksimal dan keras, dengan keping dua yang
terbungkus oleh kulit tipis. Biji biasanya berbentuk bulat lonjong, bundar, atau bulat agak
pipih. Kulit biji dapat berwarna kuning, hitam, hijau, atau coklat. Hilum atau pusar biji
melekat pada dinding buah, dan embrio berada di antara keping biji (Sarjan dan Sab’I, 2014).
Tongkol jagung memiliki susunan biji teratur yang memanjang dan ditutup oleh klobot,
yang mengandung antara 300 dan 1000 biji. Komponen jagung masak terdiri dari 5%
perikarp, 12% lembaga, 82% endosperm, dan 1% tip cap atau tutup. Lapisan aleuron di
perikarp sangat keras (Wariyah, 2014).
Benih yang lebih kecil memberi hasil biji yang lebih rendah 10 sampai 45%. Biji yang
lebih besar menghasilkan luas kotiledon dua kali lipat dan memiliki potensi fotosintetik yang
lebih besar. Kecambah jagung tumbuh lebih cepat dengan ukuran biji yang lebih besar, dan
benih berbentuk bulat tumbuh lebih cepat daripada benih berbentuk pipih. Bentuk tipis, bulat
melebar, dan berat rata-rata 250-300 mg adalah ciri biji jagung, yang diklasifikasikan sebagai
kariopsis karena struktur embrio yang sempurna (Pratama et al., 2014).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu untuk mempelajari variasi struktur benih tanaman
beberapa familia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Novita dan Ernawati (2017), struktur biji tanaman monokotil, misalnya
jagung terdiri atas koleoptil, plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma. Menurut
Jasmi (2013), Biji merupakan ovule yang dewasa. Terbentuk satu atau lebih di dalam satu
ovari pada legume, tapi tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk dalam ovari pada
monokotil. Setiap biji matang selalu terdiri paling kurang dua bagian yaitu embryo dan kulit
biji.

Struktur biji jagung meliputi jaringan buah, kulit biji, endosperm, epikotil, radikula,
kaleoriza, plumula, keleoptil, dan kotiledon. Pada benih jagung terlihat endosperma, embrio
dan posisi hilum. Sedangkan pada benih padi struktur benihnya terdiri dari mata beras
(embrio), kulit padi, beras, kulit ari beras (bekatul). Struktur biji pada padi terdiri dari lemma,
palea, glumme, endosperm, embryo, embryonic axis (Sari dan Fadil, 2017). Benih atau biji
yang merupakan aspek penting dalam budidaya pertanian perlu untuk diperhatikan mutu atau
kualitasnya, sehingga pengetahuan dalam pemilihan bibit atau biji berkualitas dapat dijadikan
acuan bagi pelaku budidaya pertanian (Avivi, 2021).

Struktur biji terdiri dari embrio yang dibungkus oleh kulit biji yang disebut testa.
Dalam biji tersimpan cadangan makanan atau endosperm, yang digunakan oleh tanaman
untuk tumbuh dan berkembang, dan biji terbentuk dari ovula dewasa yang telah dibuahi.
Bagian-bagian dari biji yaitu akar pertama yang disebut radikula, satu atau dua lembar daun
embrio yang disebut kotiledon, daun pertama yang disebut plumula yang akan bercabang
membentuk ranting, batang yang terletak di bagian bawah kotiledon disebut hipokotil, batang
yang terletak di bagian atas kotiledon disebut epikotil (Suyanti 2010).

Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung potensi yang
dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu baru, misalnya embrio, cadangan makanan, calon
daun dan calon akar. Sebutir biji mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang
akan tumbuh menjadi akar) dan plumula (yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan
makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein
dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, disebut testa. Testa
berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan embrio dan masuknya
3
bakteri atau jamur ke dalam biji. Testa memiliki sebuah lubang kecil, disebut mikropil. Di
dekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan kulit kotiledon (Sudjadi 2006). Biji
merupakan suatu struktur kompleks, yang terdiri dari embrio atau lembaga, kulit biji dan
persediaan makanan cadangan.

Dalam biji banyak tumbuhan, makanan disimpan di dalam lembaga biji itu sendiri,
pada tumbuhan lain, makanan disimpan dalam jaringan di sekililingnya. Cerita lengkap
mengenai biji harus menerangkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam stamen dan pistil,
proses penyerbukan, perkembangan embrio, pembentukan kulit biji dan perkembangan
penyediaan cadangan makanan yang digunakan oleh tumbuhan muda ketika biji berkecambah
(Yuniarsih 2006).

4
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Bahan dan Alat


Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum yaitu:
Alat:
1. Pingset
2. Pisau
3. Kaca pembesar
4. Nampan
Bahan:
1. Benih Jagung
2. Benih Padi
3. Benih Kacang Merah
4. Benih Kedelai
5. Benih Cabai
3.2 Cara Kerja
1. Benih yang kering dilembabkan dahulu selama 24 jam supaya lunak, mempermudah
duris atau dikupas
2. Iris benih dengan arah vertikal sehingga seluruh bagian internal dapat diamati
3. Amati warna, tekstur kulit benih serta adanya struktur tambahan
4. Gambar benih utuh dan struktur internalnya, beri keterangan masing masing
Komponen/bagian benih, untuk masing-masing sebagai berikut:
a. Biji jagung: kulit buah/biji, endisperm, embrio, embrionic axis, scutellum, coleoptil,
plumule, radikel dan coleorhiza
b. Biji padi: lemma, palea, glunte, lapisan aleuron, endosperm, embrio, aksis embrio.
c. Biji kedelai: hilum, kulit biji, embrio, kotiledon, plumula, radikel, aksis embrio.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil dari praktikum acara ekstraksi benih ini ialah pada tabel sebagai berikut:
No Nama Gambar Keterangan

1 Kacang merah 1 Kulit biji

2. Kotiledon

3. Hipokotil

4 Epikotil

5. Radikula

2 Kedelai 1 Kulit biji

2 Kotiledon

3 Plumula

4 Radikula

5 Epikotil

6
3 Cabe 1 Hipokotil

2 Endosperm

3 Kotiledon

4 Kulit Biji

4 Jagung 1 Kulit biji

2 Endosperm

3 Hipokotil

4 Radikula

5 Epikotil

7
5 Padi 1 Radide

2 Rachilla

3 Lemma

4 Kepala gabah

5 Palea

4.2 Pembahasan

Biji adalah suatu organisasi yang teratur, rapi dan mempunyai persediaan bahan
makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Biji dapat
memiliki fungsi ganda, sebagai bahan konsumsi dan sebagai bahan tanaman secara fungsional
dalam memenuhi kepentingan budidaya tanaman. Biji berbeda dengan benih. Ketika biji
dipelihara dan ditangani untuk tujuan budidaya, maka biji berfungsi sebagai benih. Dalam
batasan struktural, benih sama dengan buah tetapi dalam batasan fungsional tidak sama
dengan biji (Suarni dan Widiowati 2006).

Biji terbentuk dengan sempurna bersamaan dengan matangnya buah. Kulit biji
merupakan lapisan terluar dari bagian biji. Pada umumnya kulit biji (testa) berasal dari
integument ovule yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung.
Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan
cendawan, bakteri dan serangga. Pada saat buah masak, biji juga telah terbentuk dengan
sempurna. Selain kulit biji, bagian biji yang lain adalah embrio dan kotiledon. Embrio dan
kotiledon, merupakan bakal individu baru dan cadangan makanan biji.

8
Pada praktikum kali ini struktur biji yang akan diamati adalah biji padi (Oryza sativa),
biji jagung (Zea mays), biji kedelai (Glycine max), dan biji kacang tanah (Arachis hypogaea).
Pentingnya mempelajari dan mengetahui struktur biji adalah karena struktur biji berhubungan
erat dengan cadangan makanan dimana akumulasi cadangan makanan berhubungan erat
dengan struktur biji, yang merupakan tempat cadangan makanan tersebut berada. Selain itu
dengan mempelajari dan mengetahui struktur biji, setidaknya kita akan mampu
menggolongkan apakah tanaman tersebut termasuk dalam tumbuhan monokotil atau dikotil.

Struktur biji pada kacang tanah terdiri dari radikula, kotiledon, plumula, dan kulit
biji,Struktur biji pada jagung terdiri dari radikula, kulit biji, skutelum, dan plumula.
Sedangkan pada kedelai terdiri dari radikula, kotiledon, plumula, dan kulit biji. Pengetahuan
tentang struktur biji akan memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua
struktur biji tersebut. Testa merupakan hasil dari pembuahan salah satu atau kedua
integument. Seed coat atau testa umumnya satu kulit keras. Satu lapisan luar tipis testa
dibentuk dari integumen luar. Bagian penting yang ditunjukkan oleh adanya testa adalah
berapa derajat permeabilitasnya terhadap air dan atau gas termasuk oksigen. Sehingga itu
dapat memberikan konsekuensi satu pengaruh pengaturan terhadap metabolisme dan
pertumbuhan jaringan luar dan organ biji,

Embrio merupakan hasil pembuahan oosphere (ovum) oleh satu inti jantan generatif.
Embrio terdiri dari embryonic axis yangdikelilingi oleh satu atau lebih kotyledone.
Embryonic axis disusun oleh hipokotil dimana disana menempel kotiledon, radicle, dan
plumula. Endosperm merupakan hasil fusi antara satu inti jantan generatif dan dua inti polar
untuk membentuk triploidnukleus endosperm. Selama perkembangan biji, endosperm
mengelilingi embrio dan mungkintetap sebagai satu jaringan yang relative luas sampai
bijicukup berkembang baik. Endosperm berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan (pati, protein, dan karbohidrat).

9
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Struktur benih pada jagung, padi, kedelai, kacang merah, dan cabai memiliki beberapa
kesamaan, seperti embrio, hilum, dan testa. Namun, terdapat beberapa perbedaan utama,
seperti jumlah kotiledon dan struktur endosperma. Perbedaan ini mencerminkan keragaman
evolusi dan adaptasi pada spesies tanaman yang berbeda.
5.1 Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini dan kedepannya agar alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum lebih dioptimalkan lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Avivi, S. 2021. Buku Teks Fisiologi & Metabolisme Benih. UPT Penerbitan & Percetakan
Universitas Jember.

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi). 2016. Deskripsi


Varietas Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan.

Justice, O. L dan L. V. Bass. 2002. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih terjemahan: Rennic.
Rajawali Press. Jakarta.

Krisnawati, A., dan Adie, M. M. 2008. Ragam Karakter Morfologi Kulit Biji Beberapa
Genotipe Plasma Nutfah Kedelai. Buletin Plasma Nutfah, 14 (1): 14-18.

Novitasari, E. Dan Ernawati,R., 2017. Uji Daya Tumbuh Benih Padi Lewat Masa Simpan.
Prosiding SemnasTeknologi Pertanian. Politeknik Lampung. (ID).

Pratama, H. W., Baskara, M., dan Guritno, B. 2014. Pengaruh Ukuran Biji Dan Kedalaman
Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays
Saccharata Sturt). Jurnal Produksi Tanaman, 2(7): 576-582.

Sarjan, M. dan Sab’i., I. 2014. Karakteristik Polong Kedelai Varietas Unggul Yang Terserang
Hama Penghisap Polong (Riptortus linearis) Pada Kondisi Cekaman Kekeringan.
Jurnal Lahan Suboptimal, 3(2): 1-7.

Sudjadi Bagod 2006. Biologi Sains dalam Kehidupan.Surabaya: Yudhistira

Sutopo, L. 2010. Teknologi Benih Edisi Revisi. Cetakan 7. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Wariyah, C. 2014. Optimasi Lama Perendaman Jagung Untuk Preparasi Pemasakan Dalam
Otoklaf Dan Penggorengan. Jurnal AgriSains, 1(2): 1-8.

11

Anda mungkin juga menyukai