Disusun Oleh:
Nama : Gilang Satya Ardhana
NIM : 165040207111095
Kelompok : Q / Q2
Asisten : Mafruhana M.
a. Alat :
No Alat Fungsi
b. Bahan :
No Bahan Fungsi
Rendam benih jagung dan kacang tanah ke dalam gelas selama 1 jam
Meniriskan dan memeram benih jagung dan kacang tanah selama 16 jam
Belah secara membujur dan melintang pada benih jagung dan kacang tanah
Biji jagung dan kacang tanah siap di amati morfologinya dan di dokumentasikan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No. Benih Dokumentasi Praktikum Dokumentasi Gambar
Literatur Tangan
1. Jagung Utuh
(monokotil)
Melintang
Membujur
2. Kacangtanah Utuh
(Dikotil)
Melintang
Membujur
4.2 Pembahasan
Pada praktikum anatomi dan morfologi benih, bahan yang digunakan ialah
benih jagung dan benih kacang tanah. Benih jagung digunakan sebagai benih
monokotil sedangkan benih kacang tanah sebagai benih dikotil. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, terlihat struktur benih jaung terdiri dari epikotil,
hipokotil, radikula, endosperma, kotiledon, kulit biji. Secara garis besar, struktur
benih jagung terdiri dari 3 lapisan yaitu perikarp, endosperma, dan embrio. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Hoffman (2006), Benih jagung terdiri dari tiga bagian
morfologi dasar, pericarp, embrio, dan endosperma. Endosperma mewakili kira-kira
75-80 persen berat jagung dan merupakan struktur morfologi yang mengandung pati.
Endosperm dalam biji-bijian sereal mengelilingi embrio dan berfungsi sebagai
sumber nutrisi utama untuk embrio yang berisi jaringan hidup (akar, daun, dll).
Berdasarkan pengamatan benih kacang tanah, terlihat benih kacang tanah terdiri
dari kulit benih, kotiledon, bakal akar (radikula), embrio daun (plumula), embrio
pucuk (epikotil), dan embrio batang (hipokotil). Menurut Ance (1989), struktur benih
kacang tanah terdiri dari bagian kulit benih (seed coattesta) sebagai pelindung benih
dari pengaruh buruk lingkungan, gangguan mekanis ataupun dari serangan OPT.
Kotiledon sebagai jaringan cadangan makanan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan benih, plumulae sebagai pucuk lembaga yang berperan menjadi titik
tumbuh, hipokotil sebagai calon batang utama, epikotil yang merupakan bagian
diantara hipokotil dan plumulae, serta radikula calon akar yang akan menjadi radix
primaria.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Struktur pada benih jagung sebagai benih monokotil yakni epikotil, hipokotil,
radikula, endosperma, kotiledon, kulit bij. Sedangkan struktur benih kacang tanah
sebagai benih dikotil ialah kulit benih, kotiledon, bakal akar (radikula), embrio daun
(plumula), embrio pucuk (epikotil), dan embrio batang (hipokotil).
5.2 Saran
Pada praktikum berikutnya tolong ketika menjelaskan materi lebih sedikit pelan
– pelan dan tolong lebih di rincikan penjelasannya dari materi tersebut ketika ada
praktikan yang masih belum memahami materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alcamo E 2005. Biology. Princeton. New York.
Arywina. 2006. Teknologi Benih. Rajawali Press; Jakarta.
Ance. 1989. Biology. Ghalia. Indonesia.
Gradness. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press; Jakarta.
Harrington, J. F, 1972. Seed Storage Longevity. Kozlowski Ed. Seed Biology : 145-
246 Vol 111.
Hoffman, 2006. Anatomy and Morfology. Princeton. New York.
Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa Raya; Padang
Kartasapoetra, Anto G. 1986. Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina
Aksara; Jakarta.
Tok, P. 2016. Perbedaan Biji Dikotil dan Monokotil.
Http://Www.Edubio.Info/2015/02/Perbedaan-Biji-Dikotil-Dan-
Monokotil.Html. Diakses pada 17 Mei 2017.