Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

MORFOLOGI DAN ANATOMI

Disusun Oleh:
Nama : Gilang Satya Ardhana
NIM : 165040207111095
Kelompok : Q / Q2
Asisten : Mafruhana M.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh
tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing
bagian dari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Benih adalah suatu bagian dari
tanaman yang merupakan cikal bakal suatu tumbuhan baru yang memiliki ciri attau
sifat seperti induknya. Benih memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun
struktur bagiannya. Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru
yang didapat merupakan tanaman yang sehat.
Bakal biji akan tumbuh dan berkembang menjadi biji. Di dalam bakal biji
terdapat zigot dan endosperm. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio.
Pembuahan ganda menghasilkan zigot dan endosperm. Setelah terjadi pembuahan
ganda, bakal biji akan berkembang menjadi buah yang melindungi biji. (Arywina,
2006).
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui morfologi benih monokotil
b. Untuk mengetahui morfologi benih dikotil
c. Untuk mengetahui perbedaan benih monokotil dan dikotil
1.3 Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi benih monokotil
b. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi benih dikotil
c. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan benih monokotil dan dikotil
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Benih Monokotil

Morfologi benih monokotil adalah tumbuhan yang bijinya berkeping tunggal,


tumbuhan ini merupakan salah satu kelompok tumbuhan berbunga selain tumbuhan
dikotil (Alcamo, 2005).
Morphology of monocotyl seed is a process when the less specialized cell types
tahat occur in single crop plant (Kamil, 1986). (Morfologi benih monokotil adalah
proses ketika sel kurang khusus menjadi jenis sel yang lebih khusus yang terjadi pada
tumbuhan berkeping tunggal)
2.2 Morfologi Benih Dikotil
Biji dikotil memiliki morfologi seperti memiliki jumalah keping (kotiledon) dua
atau lebih, tidak terdapat endosperma , bagian biji seperti embrio, radikula dan
pulumula tidak dilindungi (Tok Panji, 2016).
The morphology of dicotyl seed is a plant that has cotyledons and parts of the
plant tissue have grown (Harrington, 1972). Morfologi benih dikotil adalah tanaman
yang memiliki kotiledon dan bagian – bagaian dari jaringan tanaman yang telah
berkembang.
2.3 Perbedaan Benih Monokotil dan Dikotil
Monokotil
Embrio terdiri dari kotiledon. Endosperm merupakan bagian yang besar.
Cadangan makanan pada endosperm belum dicerna sebelum biji masak. (Kamil,
1979)
Dikotil
Embrio terdiri atas kotiledon, plumula, epikotil, dan radikal. Endosperm
merupakan bagian yang terkecil. Cadangan makanan yang terdapat pada kotiledon
sudah dapat dicerna dan diserap embrio sebelum biji masak. (Kamil, 1979)
3. BAHAN DAN METODE

3.1 Alat dan Bahan

a. Alat :

No Alat Fungsi

1. Cutter untuk membelah benih jagung dan benih


kacang tanah

2. Gelas tempat untuk merendam benih jagung dan


kacang tanah

3. Kapas untuk meniriskan benih jagung dan kacang


tanah

4. Kamera untuk dokumentasi

b. Bahan :

No Bahan Fungsi

1. Benih Jagung spesimen yang akan diamati

2. Benih Kacang Tanah spesimen yang akan diamati

3. Air untuk merendam benih agar lebih


mudah pada saat di belah dengan
cutter
3.2 Cara Kerja

Siapkan alat dan bahan

Rendam benih jagung dan kacang tanah ke dalam gelas selama 1 jam

Meniriskan dan memeram benih jagung dan kacang tanah selama 16 jam

Belah secara membujur dan melintang pada benih jagung dan kacang tanah

Biji jagung dan kacang tanah siap di amati morfologinya dan di dokumentasikan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
No. Benih Dokumentasi Praktikum Dokumentasi Gambar
Literatur Tangan

1. Jagung Utuh
(monokotil)

Melintang

Membujur

2. Kacangtanah Utuh
(Dikotil)

Melintang

Membujur
4.2 Pembahasan
Pada praktikum anatomi dan morfologi benih, bahan yang digunakan ialah
benih jagung dan benih kacang tanah. Benih jagung digunakan sebagai benih
monokotil sedangkan benih kacang tanah sebagai benih dikotil. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, terlihat struktur benih jaung terdiri dari epikotil,
hipokotil, radikula, endosperma, kotiledon, kulit biji. Secara garis besar, struktur
benih jagung terdiri dari 3 lapisan yaitu perikarp, endosperma, dan embrio. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Hoffman (2006), Benih jagung terdiri dari tiga bagian
morfologi dasar, pericarp, embrio, dan endosperma. Endosperma mewakili kira-kira
75-80 persen berat jagung dan merupakan struktur morfologi yang mengandung pati.
Endosperm dalam biji-bijian sereal mengelilingi embrio dan berfungsi sebagai
sumber nutrisi utama untuk embrio yang berisi jaringan hidup (akar, daun, dll).
Berdasarkan pengamatan benih kacang tanah, terlihat benih kacang tanah terdiri
dari kulit benih, kotiledon, bakal akar (radikula), embrio daun (plumula), embrio
pucuk (epikotil), dan embrio batang (hipokotil). Menurut Ance (1989), struktur benih
kacang tanah terdiri dari bagian kulit benih (seed coattesta) sebagai pelindung benih
dari pengaruh buruk lingkungan, gangguan mekanis ataupun dari serangan OPT.
Kotiledon sebagai jaringan cadangan makanan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan benih, plumulae sebagai pucuk lembaga yang berperan menjadi titik
tumbuh, hipokotil sebagai calon batang utama, epikotil yang merupakan bagian
diantara hipokotil dan plumulae, serta radikula calon akar yang akan menjadi radix
primaria.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Struktur pada benih jagung sebagai benih monokotil yakni epikotil, hipokotil,
radikula, endosperma, kotiledon, kulit bij. Sedangkan struktur benih kacang tanah
sebagai benih dikotil ialah kulit benih, kotiledon, bakal akar (radikula), embrio daun
(plumula), embrio pucuk (epikotil), dan embrio batang (hipokotil).
5.2 Saran
Pada praktikum berikutnya tolong ketika menjelaskan materi lebih sedikit pelan
– pelan dan tolong lebih di rincikan penjelasannya dari materi tersebut ketika ada
praktikan yang masih belum memahami materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alcamo E 2005. Biology. Princeton. New York.
Arywina. 2006. Teknologi Benih. Rajawali Press; Jakarta.
Ance. 1989. Biology. Ghalia. Indonesia.
Gradness. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press; Jakarta.
Harrington, J. F, 1972. Seed Storage Longevity. Kozlowski Ed. Seed Biology : 145-
246 Vol 111.
Hoffman, 2006. Anatomy and Morfology. Princeton. New York.
Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa Raya; Padang
Kartasapoetra, Anto G. 1986. Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina
Aksara; Jakarta.
Tok, P. 2016. Perbedaan Biji Dikotil dan Monokotil.
Http://Www.Edubio.Info/2015/02/Perbedaan-Biji-Dikotil-Dan-
Monokotil.Html. Diakses pada 17 Mei 2017.

Anda mungkin juga menyukai