Hariana, A. 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. PT. Penebar Swadaya. Depok.
Harrington, J.F. 1972. Seed Storage and Longevity. In T.T. Kozlowski (ed.). Seed
ISTA. 2005. International Rules For Seed Testing. Chapter 5: The Germination
5.1-5A.50
Aksara; Jakarta
Swadaya. Jakarta.
Rubenstin, Irwin dkk. 1978. The Plant Seed. Academi Press Inc; USA
Jakarta Selatan.
Press. Jakarta.
TEKNOLOGI BENIH
OLEH :
NENENG AGUSTINA
NIM : 1606110091
AGROTEKNOLOGI-A
ASISTEN :
SIDIK YUNEDI
RAHMA DEVI
PEKANBARU
2018
I. PENDAHULUAN
baik untuk bidang pertanian, hutan, industri dan usaha pertanian lainnya. Hal ini
Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih
berkembang di Indonesia pada tahun 1964. Untuk menuju kearah teknologi benih
bidang teknologi benih dari hampir berorientasi pada varietas unggul semata
menjadi berorientasi pula pada benih yang baik dan benar, mendesak
dapat menghasilkan suatu standar kualifikasi benih bagi berbagai tingkatan mutu
benih.
dapat memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik dari benih, yang mencakup
kegiatan-kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan
benih (Feistrizer, 1975 dalam Sutopo, 2002). Benih adalah biji yang dipersiapkan
untuk tanaman, telah melalui proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai
1.2 Tujuan
bagian-bagian bibit.
2.1.1 Biji
Biji merupakan suatu struktur kompleks, yang terdiri dari embrio atau
dalam lembaga biji itu sendiri, pada tumbuhan lain, makanan disimpan dalam
cadangan makanan yang digunakan oleh tumbuhan muda ketika biji berkecambah
(Yuniarsih, 1996).
biji. Pada saat pembuahan, tabung sari sari memasuki kantung embrio melalui
mikropil dan menempatkan dua buah inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya
bersatu dengan inti sel telur dan yang lain bersatu dengan dua inti polar atau
hasilnya penyatuan, yaitu inti sekunder. Penyatuan gamet jantan dengan sel telur
menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi embrio. Penyatuan gamet jantan yang
lain dengan kedua inti polar menghasilkan inti sel endosperm pertama yang akan
dihasilkan dari pembuahan ganda serta kulit biji yang dibentuk oleh dinding bakal
biji, termasuk kedua integumentnya. Biji adalah ovule yang dewasa (mature
ovule). Biji bisa terbentuk satu atau lebih di dalam satu ovary pada legume, tetapi
tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk dalam ovary pada monocot. Setiap biji
matang (mature seed) selalu terdiri paling kurang bagian embryo dan kulit biji.
embryo terdiri atas cotyledon dan embryonic axsis. Setiap biji yang sangat muda
dan sedang tumbuh seperti pada tanaman serealia seperti jagung, padi, gandum
selalu terdiri dari tiga bagian yaitu embryo, kulit biji dan endosperm. Namun pada
jenis legumes hanya terdiri dari embryo dan kulit biji sedangkan endosperm ada
Bagian-Bagian Biji
Bagian-bagian biji dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: bagian dasar biji dan
a. Embrio, adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-
gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang
Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih dan dapat dimakan
bunga matahari kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan protein,
c. Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nucleus dan endosperm
dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal
pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit luar biji keras dan kuat
sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri
Lapisan Kulit Luar (testa), ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada
yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama
Lapisan Kulit Dalam (tegmen), tipis seperti selaput, dinamakan juga kulit
ari. Pada pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji
nuselus yang terluar. Biji yang kulitnya terdiri atas dua lapisan itu
lapisan seperti pada biji belinjo (Gnetum gnemon K). Ketiga lapisan kulit
merah.
b) Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu,
2005).
Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal
sama asalnya, misalnya : Integumentum pada bakal biji, kalau sudah menjadi biji
2.1.2 Buah
lebih luas daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-
buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah,
melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu,
untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut
buah sejati.
alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang
yaitu:
a. Buah kering
Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat
dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang bagian luarnya
keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus),
(indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji,
namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah buah ('biji') bunga
pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya adalah (buah) bunga
matahari.
Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel)
atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu yang menjadi biji
masing dengan sebutir biji di dalamnya. Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah
2. Buah Ganda
Buah berganda adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang
memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi buah yang
seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal
beberapa macam buah berganda. Misalnya: buah kurung berganda, misalnya pada
buah mawar (Rosa), buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia),
buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona), buah batu berganda,
3. Buah Majemuk
demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang
tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja.
4. Buah Semu
Buah semu atau buah tertutup adalah, yaitu jika buah itu terbentuk dari
bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu yang malahan menjadi
bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian dan seringkali
merupakan bagian buah yang bermanfaat dapat dimakan) sedang buah yang
1. Buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah.
Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah,
misalnya : tangkai bunga, pada buah jambu monyet dan kelopak bunga pada buah
ciplukan.
2. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang
bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah,
tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan
merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang berguna), misalnya
3. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi
seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah nangka
terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda
bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit
Perkecambahan biji dimulai dari proses penyerapan air oleh biji diikuti
dengan melunaknya kulit biji serta terjadinya hidrasi sitoplasma dan peningkatan
Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel terhadap gas. Imbibisi
menyebabkan kadar air di dalam biji mencapai 50-60%, dan menyebabkan pecah
atau robeknya kulit biji. Air juga merupakan sarana masuknya oksigen ke dalam
hipogeal.
1. Perkecambahan epigeal
tumbuhan ini adalah kacang hijau, kedelai, bunga matahari dan kacang tanah.
Organ pertama yang muncul ketika biji berkecambah adalah radikula. Radikula ini
kemudian akan tumbuh menembus permukaan tanah. Untuk tanaman dikotil yang
dirangsang dengan cahaya, ruas batang hipokotil akan tumbuh lurus ke permukaan
2. Perkecambahan hipogeal
ini adalah kacang ercis, kacang kapri, jagung, dan rumput-rumputan (Campbell et
(pati). Pati tidak dapat ditransportasikan ke sel-sel lain, oleh karena itu pati harus
diubah terlebih dahulu kedalam bentuk gula yang terlarut dalam air
pembesaran sel yang telah ada sebelumnya dan pembentukan sel-sel baru. Sel-sel
baru terbentuk karena proses pembelahan sel yang terjadi pada titik tumbuh
transportasi air, gula, asam amino, dan perubahan ion-ion organik menjadi
Senyawa yang dihasilkan akan diubah menjadi organela, dinding sel, membran sel
dan lain-lain sampai terbentuk jaringan dan organ (Salisburry dan Ross, 1995:
15).
jumlah dan ukuran, perubahan massa dan penampilan tumbuhan tersebut sebagai
disebut fenologi. Fenologi adalah perubahan secara berurutan yang dapat dilihat
luas daun, panjang akar, volume batang, dan keliling batang. Pertambahan massa
pada tumbuhan dapat diamati dari berat segar dan berat kering tanaman.
pemunculan bibit di atas tanah, pembentukan daun dan akar, inisiasi anakan atau
cabang, pertumbuhan daun, dan perpanjangan akar, sedangkan pada fase generatif
dimulai dari induksi bunga, inisiasi bunga, pertumbuhan primordia bunga, dan
internal tanaman dan faktor lingkungan. Faktor internal tersebut antara lain gen
dan hormon. Faktor lingkungan meliputi dua faktor yaitu faktor dalam tanah dan
faktor di atas tanah. Faktor dalam tanah terdiri dari keasaman, aerasi, kandungan
unsur kimia, dan lain-lain. Sedangkan faktor di atas tanah adalah radiasi matahari,
temperatur, kelembaban, dan lain-lain (Sitompul dan Guritno, 1995: 4). Adapun
batang yang berkembang dengan baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang
dengan baik dan berwarna hijau, mempunyai tunas pucuk yang baik, kecambah
dengan cacat ringan pada akar, hipokoti/epikotil, kotiledon, daun primer dan
koleoptil dan kecambah dengan infeksi sekunder tetapi bentuknya masih
sempurna.
atau rusak berat. Kecambah cacat atau tidak seimbang : kecambah dengan
pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak
proposional. Dan kecambah lambat kecambah yang pada akhir pengujian belum
Riau.
Alat yang digunakan pada praktikum teknologi benih adalah pisau silet
atau cutter, buku gambar dan pensil, seedbed, Germinator gelap miring dan datar,
Bahan yang digunakan pada praktikum teknologi benih adalah benih padi,
jagung, kacang tanah, buah pir, jeruk nipis, apel, mentimun, dan tomat,
aquadestilate, benih kedelai, media berupa tanah dan pasir dengan perbandingan
1. Diambil biji dan buah yang akan digambar seperti biji jagung, padi,
kacang tanah dan buah jeruk nipis, tomat, apel, pir dan mentimun.
digambar biji utuh dan biji terbuka nampak palea dan lema, sedangkan
dan utuh.
1. Diisi campuran media tanah dan pasir 1:1 kedalam seedbed sebanyak ¾
bagian tingginya.
3. Disiram seedbed secukupnya jangan sampai tergenang pada pagi dan sore
hari.
3, 5, 9.
3.3.3 Daya Kecambah (Viabilitas) Benih dan Kekuatan Kecambah (Vigor) Benih
1. Disiapkan kertas stensil dan benih jagung dan kedelai yang akan
digunakan.
3. Disusun biji dalam lima baris masing-masing 10 biji perbaris dengan jarak
6. Untuk uji SGT dan FCT ditempatkan pada satu gulungan kertas berisi 50
biji yang disusun 10 baris dengan jarak yang sama menurut kertas. Jadi
7. Uji IVT ditempatkan pada satu gulungan kertas berisi 50 benih jagung dan
8. Uji RSGT ditempatkan pada satu gulungan kertas berisi 15 benih padi dan
10. Diamati setiap uji, uji SGT kedelai diamati pada hari ke 3, 4, 5, 6 dan 7.
Uji SGT jagung diamati pada hari ke 5, 6, 7, 8, dan 9. Uji FCT kedelai
diamati hari ke 3 dan uji FCT padi diamati pada hari ke 5. Uji IVT padi
dan kedelai diamati setiap hari. Uji RSGT kedelai diamati pada hari ke 7
11. Ditulis setiap pengamatan dalam tabel pengamatan yang akan dibuat
merata
6. Lalu, direndam 100 biji kedalam larutan TZ selama beberapa menit sampai
7. Biji kedelai berwarna merah artinya biji yang baik sedangkan yang tidak
2. Biji tadi dimasukan kedalam cawan timbang, timbang beratnya dan ini
3. Biji yang telah ditimbang berat basahnya ini dimasukkan kedalam amplop
4. Diamplop berisi biji dimasukan kedalam oven yang telah di set suhunya
6. Ditimbang berat biji kering didalam cawan timbang ini dijadikan sebagai
berat kering
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tomat
1. (Solanum
lycopersicum)
Jeruk Nipis
2. (Citrus
aurantiifolia)
Timun
3. (Cucumissativ
us)
Pir
4. (Pyrusbretschn
eideri)
Apel (Malus
5.
domestica)
0 3 5 7
0 5 7 9
Pembahasan : Perkecambahan adalah munculnya plumula dan radikula dari
bagian biji yang mana biji tersebut berhenti dari masa dormansinya. Pada
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan dikenal dengan dua tipe
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum diperoleh data pada
benih kedelai mengalami perkecambahan tipe epigeal yang mana ditandai dengan
atau terangkat ke atas permukaan tanah. Pada tanaman kedelai kotiledon dapat
melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Organ pertama yang akan
permuaan tanah. Untuk tanaman dikotil yang dirangsang dengan cahaya, ruas
(Campbell, 2000).
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum diperoleh data pada
tanah menembuh kulit biji. Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Secara visual
Air yang dibutuhkan atau yang diserap oleh biji untuk rehidrasi adalah air
yang berupa cairan. Masuknya air kedalam biji adalah dengan peristiwa difusi,
Salah satu syarat perkecambahan biji ialah suhu yang pantas. Tetapi ini
tidak berarti mutlak sama seperti kebutuhan terhadap air untuk perkecambahan
dimana biji membutuhkan suatu level minimum hidrasi yang bersifat khusus
untuk perkecambahan.
c. Cukup Oksigen
Kekurangan salah satu diantara tiga diatas umumnya biji tidak akan
berkecambah. Energy yang dibutuhkan oleh suatu proses di dalam sel hidup
biasanya diperoleh dari proses oksidasi, baik adanya molekul O2 atau tidak.
Umumnya biji akan berkecambah dalam udara yang mengandung 20% O2 dan
0.03% CO2. Tetapi diketahui ada biji tertentu yang perkecambahannya dinaikkan
kurang dari 3%. Sebagaimana diketahui embrionik axis adalah sebagai pusat
sistem metabolism.
4.1.3.1 Uji Perkecambahan Baku (Standard Germinator Test) dan First Count Test
Tabel 5. Hasil pengamatan Uji Perkecambahan Baku (SGT) dan First Count Test
(FCT) Kedelai
Hari pengamatan
Benih
3 4 5 6 7
Berkecambah 4 3 2
- -
Berjamur/ mati 31 6 4
serta pada hari ke 3 untuk FCT. Dari data tabel pengamatan tersebut dapat
diperoleh hasil bahwa SGT benih kedelai pada percobaan yaitu sebesar 18%
sedangkan vigor dari FCT benih kedelai sebesar 8%. Berdasarkan UHP batas
minimal benih layak digunakan adalah 80%, maka benih kedelai yang telah di uji
tidak layak digunakan karena dipengaruhi oleh keadaan benih yag sudah tidak
vigor lagi ataupun dipengaruhi oleh lingkugan sekitar benih. Beberapa penyebab
benih yang berjamur atau mati lebih banyak daripada yang berkecambah normal
adalah daya tumbuh benih yang telah berkurang, kondisi kertas stensil yang tidak
yang telah berkecambah normal dan yang berjamur atau mati dari 50 benih yang
di uji. Pada hari ke-3 sebanyak 4 benih dari 50 benih yang berkecambah normal
serta 31 benih yang berjamur maka hal yang harus dilakukan adalah dengan
memisahkan benih tersebut. Pada hari ke-4 benih yang berkecambah normal
sebanyak 3 benih dan benih yang berjamur sebanyak 6 benih. Dapat dilihat bahwa
hanya ada 6 benih yang berjamur dari 15 benih, hal ini dikarenakan benih yang
banyak berjamur dihari ke-3 telah dipisahkan, dan pada hari ke-5 benih yang
Tabel 6. Hasil pengamatan Uji Perkecambahan Baku (SGT) dan First Count Test
(FCT) Padi
Hari pengamatan
Benih
5 6 7 8 9
Berkecambah 7 14
- - -
Berjamur/ mati 29 6
serta pada hari ke 5 untuk FCT. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan
dari 50 benih padi diperoleh data yang menunjukkan adanya perbedaan daya
tumbuh kecambah. Dapat dilihat bahwa hasil dari uji SGT benih padi pada
percobaan yaitu sebesar 42%, sedangkan dari uji FCT benih padi yaitu 14%.
Benih padi dapat dikategorikan ke dalam benih tidak layak digunakan. Benih
berjamur atau mati disebabkan oleh faktor lingkungan ataupun kondisi dari benih
padi tersebut yang sudah tidak vigor lagi. Pada hari ke-5 benih padi yang
benih. Sedangkan pada hari ke-6 benih yang berkecambah normal sebanyak 14
benih dan yang berjamur sebanyak 6 benih. Hal ini menunjukkan bahwa daya
1 2 3 4 5 6 7
Berkecambah - - 5 1 2 - -
Berjamur/mati - - 25 10 7 - -
Pembahasan : Pengamatan untuk IVT kedelai dilakukan pada hari ke-1 sampai
hari ke-7. Dari tabel tersebut didapatkan bahwa beih kedelai mulai tumbuh pada
hari ke-3 setelah ditanam. Hal tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor baik itu faktor lingkungan ataupun kondisi dari dalam benih
tersebut. Benih dapat mengalami penurunan viabilitas dan vigor, atau dapat juga
disebabkan oleh suhu dan kelembaban di dalam kertas stensil menyebabkan
pertumbuhan jamur yang sangat cepat. Pada hari ke-3 terdapat 5 benih yang
berkecambah dan 25 benih yang berjamur, pada hari ke-4 terdapat 1 benih yang
berkecambah dan 10 benih yang berjamur dan pada hari ke-5 terdapat 2 benih
yang berkecambah dan 7 benih yang berjamur. Maka dapat diperoleh kecepatan
perkecambahan benih kedelai dari hari ke hari. Tepatnya pada hari ke-3 kecepatan
perkecambahan benih kedelai adalah 1.66%, pada hari ke-4 adalah 0.25 %, dan
pada hari ke-5 adalah 0.4%. Didapatkan bahwa kecepatan perkecambahan benih
kedelai adalah 2.31%.
Tabel 8. Hasil pengamatan IVT Padi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Berkecambah - - - - 12 11 - - -
Berjamur/mati - - - - 15 12 - - -
Pembahasan : Pengamatan untuk IVT Padi dilakukan pada hari ke-1 sampai hari
ke-9. Dari tabel tersebut didapatkan bahwa beih kedelai mulai tumbuh pada hari
ke-5 setelah ditanam. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan
ataupun kondisi benih tersebut. Benih dapat mengalami penurunan daya tumbuh
atau berkecambah, atau dapat juga disebabkan oleh suhu dan kelembaban di
dalam kertas stensil menyebabkan pertumbuhan jamur yang sangat cepat. Pada
hari ke-5 terdapat 12 benih padi yang berkecambah normal dan 15 benih yang
berjamur, sedangkan pada hari ke-6 terdapat 11 benih padi yang berkecambah
normal dan 12 benih yang berjamur. Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan antara
benih yang berkecambah dan yang berjamur tidak jauh berbeda. Kecepatan
perkecambahan benih padi pada hari ke-5 yaitu 2.4% sedangkan hari ke 6 yaitu
4.23%.
1 6 1,8
2 5,5 1,4
3 5,0 1,1
4 5,8 1,6
5 6,2 2,2
6 6,6 2,4
7 5,5 1,5
8 5,2 1,2
9 5,0 1,2
10 0 0
11 0 0
12 0 0
13 6,0 2,3
14 7,0 2,7
15 5,5 1,7
Pembahasan : Uji RSGT dilakukan setelah hari ke-7 tanam. Benih yang
terdapat 12 benih yang tumbuh, radikula terpanjang yaitu pada benih ke-14
dengan panjang 7 cm dan radikula terpendek yaitu pada benih ke-3 dan ke-10
dengan panjang 5 cm, rata-rata keseluruhan panjang radikula dari 12 benih yang
tumbuh adalah 5.77 cm. sedangkan plumula terpanjang yaitu terdapat pada benih
ke-13 dan ke-13 dengan panjang 2.7 cm dan plumula terpendek yaitu pada benih
ke-3 dengan panjang 1.1 cm. Rata-rata panjang plumula dari ke-12 benih yang
1 2,4 -
2 1,7 -
3 0,9 -
4 1,3 -
5 2,1 -
6 0 -
7 0 -
8 1,8 -
9 2,4 0,3
10 1,9 -
11 0 -
12 0 -
13 2,3 0,2
14 0 -
15 1,7 -
Pembahasan : Uji RSGT padi dilakukan setelah hari ke-9 setelah tanam. Dari 15
benih terdapat 2 benih yang tumbuh normal yakni tumbuh plumula dan juga
radikulanya, kemudian terdapat 8 benih yang hanya tumbuh radikulanya saja, dan
5 benih yang tidak tumbuh baik itu plumula ataupunn radikulanya. Radikula
terpanjang yaitu benih ke-9 yakni 2.4 cm dan yang terpendek yakni 0.9 cm pada
benih ke-3. Plumula terpanjang yaitu benih ke-9 dan terpendek pada benih ke-13
yakni 0.2 cm. Rata-rata panjang plumula adalah 0.25 cm dan rata-rata panjang
2 15 13 2
3 17 16 1
4 18 16 2
5 16 15 1
6 20 10 10
Jumlah 100 81 19
Viabilitas 81 %
Pembahasan : Uji Tetrazolium yang dilakukan didapatkan data dari 100 benih
warna menjadi merah ataupun merah muda. Dari data tersebut diperoleh 19 benih
yang tidak berwarna, maka viabilitas benih kedelai yang diuji melalui uji
aktivitas enzim dehidrogenase pada benih. Akan tetapi apabila benih tidak
Pembahasan : Berdasarkan data kadar air yang didapat dalam praktikum yang
yaitu 5.63 gr, sedangkan berat kering benih padi adalah 5.47 gr sehingga
diperoleh kadar air 2.84%. Berat kering diperoleh dari benih yang telah di
Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikerinngkan sesuai degan
teknik atau metode tertentu. Kadar air benih merupakan salah satu komponen
benih. Benih yang sangat kering sangat peka terhadap kerusakan mekanis serta
perlukaan sampingan lainnya, yang mana dapat mengakibatkan benih
Semakin tingii kandugan air benih semakin tidak rahan benih tersebut
untuk disimpan lama. Untuk setiap kenaikan 1% dari kandungan air benih
maka umur benih akan menjadi setengahnya. Hukum ini berlaku untuk
1. Tipe Benih. Menurut Sutarno (1997) secara teknologi dikenal benih yang
bersifat ortodoks dan rekalsitian walaupun dikeringkan sampai kadar air yang
relatif sangat rendah dengan cara pengeringan cepat dan juga tidak mati kalau
daya simpan benih pada beberapa spesies biji yang lebih kecil.
benih. Penyimpanan benih yang berkadar air tinggi dapat menimbulkan resiko
serangan cendawan.