PEMBAHASAN
komposisi hara makro yaitu MgSo4.7H2O (magnesium sulfat) dan KH2PO4 (kalium
dihidroksi phosfat). Larutan stok dibuat dengan volume 90 ml hasil gabungan dari
hara MgSO4.7H2O sebanyak 45 ml dan hara KH2PO4 sebanyak 45 ml. Larutan stok
mikro, stok vitamin dan stok hormone. Stok hormone dapat disimpan dengan lama
penyimpanan 2-4 minggu dan larutan stok hara dapat disimpan dengan lama
bahan media setiap kali akan mebuat media, mengatasi kesuliatan penimbangan
dalam jumlah yang sangat kecil dan mengurangi keusakan bahan kimia akibat terlalu
larutan stok harus dilakukan dengan teliti karena larutan stok yang terlalu pekat akan
mengalami pengendapan di dalam lemari es. Jika terjadi pengendapan maka sebelum
5.2. Media
Media Murashige & Skoog (Media MS) adalah media yang digunakan pada
untuk kultur jaringan dapat berupa medium padat atau cair. Medium padat digunakan
lengkap sedangkan medium cair biasa digunakan untuk kultur sel. Fungsi pembuatan
media adalah untuk menyediakan hara, mineral, air, ZPT, sebagai akses atmosfer
media MS dengan volume ½ liter. Sterilisasi adalah segala kegiatan dalam kultur
jaringan yang harus dilakukan di tempat yang steril. Salah satu faktor penentu
setrilisasi pada lingkungan kerja, sterilisasi pada alat-alat dan media tanam dan
dengan cara botol dicuci dengan air bersih dan sabun cair yang bertujuan untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada botol kultur. Botol kultur yang
kultur dan diletakan dalam posisi terbalik. Botol kultur diletakkan dalam posisi
terbalik bertujuan agar seluruh bagian botol kultur baik yang di luar maupun yang di
bagian dalam botol menjadi steril. Pensterilan botol kultur dilakukan selama 1 jam
pada suhu 121 ˚C dengan tekanan 17,5 Psi yang sesuai dengan aturan penggunaan
glass yang berisi 250 ml aquadest tepat dibagian tengah beaker glass yang bertujuan
agar larutan dapat homogen dengan cepat dan menghindari timbulnya suara yang
berisik agar beaker glass tidak pecah. Magnetic stirrer dihidupkan dan mengatur
glass sebanyak ½ dari dosis anjuran secara bertahap . Larutan stok A, B, C, dan D
Etidak digunakan karena bahan yang akan digunakan tidak tersedia, akan tetapi
apabila larutan stok E tidak digunakan tidak akan member pengaruh yang terlalu
besar terhadap media MS karena larutan stok E mengandung unsure hara mikro yang
hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Selanjutnya dimasukkan larutan stok
agar-agar didasari dengan alasan bahwa agar-agar pada suhu 100 ˚C mudah cair dan
pada suhu 40 ˚C mudah padat sehingga bisa digunakan sebagai media kultur jaringan.
Hal ini dikarenakan ruang kultur jaringan yang memiliki suhu < 40 ˚C yaitu 20 ˚C
sehingga penggunaan agar-agar merupakan salah satu piliahan yang tepat. Selain itu
agar-agar memiliki sifar yang tidak bisa bereaksi dengan larutan stok sehingga
komposisi agar-agar tidak berubah. Agar-agar juga mengandung unsure Ca, K, dan
Agar-agar juga tidak dapat dicerna atau bereaksi dengan enzim sehingga volume
media MS untuk kultur jaringan adalah Gelrite. Namun, pada praktikum Bioteknologi
Tanaman tidak menggunakan Gelrite dengan beberapa alasan yaitu, Gelrite memiliki
kelembaban yang tinggi yaitu > 90 RH. Akan tetapi Gelrite juga memiliki beberapa
kelebihan yaitu memiliki warna yang jernih dan memiliki kemurnian sehingga
5.3. Penanaman
Praktikum Bioteknologi Tanaman melakukan kegiatan penanaman kultur
anther dan kultur embrio. Kultur anther merupakan selah satu teknik untuk
mendapatkan tanaman haploid sehingga sering dikenal dengan nama kultur haploid.
Tanaman yang digunakan dalam kultur anther adalah anther papaya yang berukuran
sedang dengan umur tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Penanaman dilakukan
Kultur embrio atau embrio rescue merupakan salah satu cara untuk
melindungi dan menyelamatkan embrio yang bermasalah yang ditanam secara aseptic
dalam media buatan sehingga dapat berkecambah dan menghasilkan tanaman yang
utuh. Penanaman kultur embrio atau embrio rescue pada praktikum Bioteknologi
Berdasarkan tabel hasil pengamatan kultur anther dan kultur embrio dapat
dilihat bahwa hasil penanaman kultur anther papaya dan kultur embrio timun tidak
anther dan kultur embrio sangat dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan dari tanaman
kultur anther dan kultur embrio dapat dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik.
Penyebab utama kontaminasi mikroba adalah sterilisasi yang tidak tepat terhadap
donor juga sangat berpengaruh dalam kultur anther dan kultur embrio.
Kontaminasi yang sering terjadi pada kultur jaringan tanaman terdiri atas dua
jenis yaitu kontaminasi oleh bakteri dan kontaminasi oleh jamur. Untuk membedakan
kontaminasi bakteri dengan jamur dapat dilihat dari cirri-ciri fisik yang muncul pada
eksplan maupun media kultur. Ciri-ciri tekontaminasi bakteri adalah tanaman badah
atau berlendir hal ini karena bakteri menyerang jaringan tanaman. Sedangkan cirri-
ciri tekontaminasi jamur adalah tanaman akan kering dan akan muncul hifa jamur
pada eksplan dan dapat dicirikan dengan adanya garis-garis berwarna putih sampai
abu-abu. Persentase keberhasilan penanaman kultur anther dan kultur embrio pada
kontaminasi.