Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
BAB II
PEMBUATAN MEDIA UJI DAN PREPARASINYA

Disusun Oleh :
Kelompok Dua (2)
1.Ainun Nur Hammi ( A1162053 )
2.Alno Prasetyo Prasojo ( A1162054 )
3.Anika Puji Setyantini ( A1162055 )
4.Anita Indriyani ( A1162056 )
5.Arfina Rosya Handy ( A1162057 )
Semester Genap
PROGRAM DIII FARMASI
AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA SEMARANG
2017
PEMBUATAN MEDIA UJI DAN CARA PREPARASINYA
I. Tujuan
a) Mengetahui berbagai jenis medium dan cara preparasinya.
b) Mampu memahami dasar pemilihan teknik sterilisasi dan prinsip sterilisasi panas
kering dan panas basah.
c) Mampu membuat serta mensterilkan medium yang diperlukan untuk percobaan
mikrobiologi
II. Tinjauan Pustaka
Media adalah substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh dan sesuai dengan
lingkungannya. Kehidupan mikroorganisme tergantung pada nutrisi dalam substrat
atau medium dan faktor lingkungan yang baik. Mikroba dapat tumbuh dengan baik
jika dalam suatu medium tersebut memenuhi syarat-syarat, yaitu harus mengandung
semua zat hara yang mudah digunakan mikroba.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media dari beberapa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakkan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Media dibedakan menjadi dua menurut komposisi kimiawinya yaitu medium
sintetik dan medium non-sintetik atau kompleks. Medium sintetik dibuat dari bahan
kimia dengan kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat, sedangkan medium non-
sintetik tidak dapat diketahui dengan pasti.
Macam-macam media pertumbuhan berdasarkan konsistensinya yang terbagi
menjadi tiga yaitu media cair merupakan media yang tidak mengandung agar,
digunakan untuk menumbuhkan mikroba dalam skala besar serta mengidentifikasi
jenis dari suatu mikroba dan berbagai macam uji. Medium setengah padat merupakan
media yang mengandung agar 0,3-0,4%, sehingga menjadi sedikit kental, tidak padat
dan tidak begitu cair. Media ini dibuat dengan tujuan agar pertumbuhan mikroba
dapat menyebar keseluruhan media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna
jika tergoyang dan untuk mencegah atau menekan ddifusi oksigen. Medium padat
merupakan media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin menjadi padat.
Media ini digunakan untuk mengembangbiakkan mikroba.
Untuk menelaah mikroorganisme di Laboratorium, kita harus dapat
menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau
dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia di
Laboratorium melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini haruslah
mengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam
lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri. NA di buat dengan komposisi agaragar yang sudah dipadatkan sehingga NA
juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri.
Fungsi agaragar hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri,
agar dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu. Medium Nutrient Agar adalah
salah satu medium padat yang memiliki komposisi yaitu agaragar yang telah di
panaskan dan mencair dengan suhu 950C.
PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media yang sangat umum yang
digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir.
Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan
jugaagar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur
dan khami. Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah
\mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti
industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk
menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka.Karena fungsinya yang
dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh
pembudidayan jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit
jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga
menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan
bakteri.
Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari
mikroorganisme,atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya. Mikroorganisme
sangat berbeda, dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba.
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu
yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikroba dan aktivitas
enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari
enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan dalam
kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya.
III. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi yakni :
a. Cawan petri/ petri dish n. Kompor
b. Erlenmeyer o. Kasa asbes
c. Gelas ukur p. Indikator universal
d. Kertas payung q. Pipet tetes
e. Saringan
f. Semprotan alkohol
g. Kasa steril dan kapas
h. Oven
i. Neraca analitik
j. Batang pengaduk
k. Tali
l. Beaker glass
m. Autoklaf
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi yakni :
a. Aquadest
b. Vaselin untuk kapas berlemak
c. Taoge
d. Sukrosa
e. Agar
f. Asam laktat
IV. Gambar Alat dan Alur Proses
Adapun gambar alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi yakni :
Adapun alur prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Sterilisasi alat
1. Siapkan cawan petri, erlenmeyer, beaker glass, gelas ukur. Cuci semua
peralatan tersebut hingga bersih.
2. Lap dengan menggunakan tissue. Setelah kering semprotkan dengan
semprotan alkohol. Lap lagi dengan menggunakan tissue.
( NB: Sebenarnya harus disterilkan dengan menggunakan oven, tetapi karena
waktunya terbatas dan beberapa kelompok harus mengantri jadi dilap
menggunakan tissue saja. )
b. Pembuatan media uji
Media yang akan dibuat oleh kelompok dua adalah media semi sintetik Taoge
Dekstrosa Agar, langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
80 ml x 100 gr
Taoge : 1000 ml = 8 gr

80 ml x 60 gr
Sukrosa : 1000 ml = 4,8 gr

80 ml x 15 gr
Agar ( 1,5-2%) : 1000 ml = 1,2 gr

Aquadest : 80 ml
2. Taoge direbus dengan aquadest 80 ml selama 30 menit atau sampai air tinggal
separo.
3. Kemudian disaring dengan menggunakan saringan ke dalam erlenmeyer yang
steril.
4. Kemudian masukkan sukrosa, lalu tambahkan aquadest ad volume 80 ml lagi.
5. Tambahkan agar, lalu panaskan lagi agar larut dan homogen.
6. Angkat, lalu periksa pHnya dengan indikator universal. Diatur pHnya 4-5
dengan menambah asam laktat yang telah disediakan.
7. Setelah pH sesuai, tutup erlenmeyer dengan tutup kapas berlemak. Lalu tutup
lagi dengan kertas payung. Jangan lupa beri identitas kelompok.
8. Masukkan dalam autoklaf, sterilisasikan selama 15 menit dengan suhu 121C
dan tekanan 2 atm.
9. Setelah selesai, tuang pada cawan.
10. Tunggu sampai dingin dan simpan dalam kulkas.
c. Cara sterilisasi
1. Isi tempat air dengan air sampai tanda batas.
2. Letakkan autoklaf dan tancapkan ke stopkontak.
3. Masukkan seluruh media yang akan disterilisasikan.
4. Pasang tutup autoklaf dan kencangkan skrup-skrupnya.
5. Biarkan kran pengatur tempat keluarnya uap air tetap terbuka sampai sampai
uap air banyak yang keluar bersama udara dalam autoklaf sehingga didalam
autoklaf hanya terdapat uap air saja.
6. Jika dirasa semua udara dalam autoklaf sudah keluar semua sehingga didalam
autoklaf hanya terdapat uap air saja, kran pengatur keluarnya uap air ditutup
sehingga tekanan naik sampai 1 atm dan suhu 121C.
7. Tekanan tersebut dijaga tetap konstan selama 15 menit.
8. Setelah sterilisasi selesai, matikan autoklaf dan biarkan tekanan turun,
kemudian kran pengatur keluarnya uap air dibuka perlahan-lahan.
9. Autoklaf boleh dibuka setelah semua uap air keluar.
10. Media yang telah selesai disterilisasi dibiarkan dingin lalu dimasukka dalam
almari es jika belum akan digunakan.
V. Hasil Praktikum

Perubahan Warna
Nama Media Spesifikasi
Sebelum Sesudah

Untuk
Kekuningan, Agak keruh,
menumbuhkan
tekstur cair pada tekstur cair.
Taoge Dextrose Agar mikroba jenis
saat ditambahkan Setelah proses
khamir dan
sukrosa dan agar. sterilisasi.
kapang.

VI. Foto Hasil


VII. Pembahasan Hasil
Pada praktikum mikrobiologi ini kelompok dua mendapatkan bagian untuk
membuat media uji Taoge Dextrose Agar atau biasa disebut Tauge Ekstrak Agar.
Tauge ekstrak agar (TEA) termasuk medium semi alamiah karena
tersusun atas bahan alami (tauge) dan bahan sintesis (Sukrosa dan
agar). Medium ini berdasarkan konsistensinya termasuk medium
padat karena terdapat agar sebagai bahan penyusunnya.
Sedangkan berdasarkan susunan kimianya termasuk medium non
sintetik/semi alamiah. TEA digunakan untuk menumbuhkan khamir
dan kapang.
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
berguna untuk membiakkan mikroba. Media juga merupakan makanan atau campuran
dari beberapa bahan makanan yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Pada medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi
perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan
medium yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa
medium yang telah disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba, sedangkan pada
medium yang tidak disterilisasi terlebih dahulu ditumbuhi oleh mikroorganisme dan
terjadi perubahan fisik pada medium tersebut. Terjadinya perubahan fisik
menunjukkan bahwa medium terkontaminan atau terdapat mikroorganisme.
Terjadinya perubahan fisik pada medium ini disebabkan oleh mikroba yang terdapat
pada medium. Hal ini menunjukkan bahwa medium telah terkontaminasi.
Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara mikroorganisme diimbangi
oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Media
yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien
yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang
memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi
dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda
terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberhasilan kultivasi berbagai
tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai.
Bakteri tidak dapat hidup tanpa adanya media yang mengandung nutrisi-nutrisi untuk
pertumbuhannya. Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media
merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik.
Pembuatan media uji Tauge Dekstrosa Agar, dimana
pembuatannya adalah dengan menimbang bahan dengan teliti,
merebus tauge dalam aquadestilata 80 ml hingga mendidih selama
15 menit, menyaring dengan saringan.
Memasukkan sukrosa dan agar, mengaduk hingga homogen
kemudian menutup wadah dan selanjutnya mensterilkan dalam
otoklaf.
Medium ini berdasarkan konsistensinya termasuk medium padat
karena terdapat agar sebagai bahan penyusunnya. Sedangkan
berdasarkan susunan kimianya termasuk medium non sintetik/semi
alamiah. Medium ini digunakan untuk pertumbuhan dan pembiakan
khamir. Komposisinya terdiri dari: Tauge yang berfungsi sebagai
sumber-sumber zat organik yang dibutuhkan oleh khamir. Sukrosa
merupakan sumber karbohidrat bagi khamir, dimana setelah
mengalami fermentasi, sukrosa akan berubah menjadi glukosa dan
fruktosa yang juga dibutuhkan oleh khamir.
VIII. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah:
1. Teknik sterilisasi dapat dilakukan dengan tekanan uap tinggi menggunakan otoklaf
sehingga alat dan media steril.
2. Komposis media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
sterilisasi dilakukan bakteri demi mengoptimalkan pertumbuhannya, yang mana
tiap-tiap komposisi harus setimbang jumlahnya.
3. Sterilisasi dilakukan bertujuan untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya
mikroorganisme yang tidak diinginkan.
4. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media adalah Agar
5. Untuk menumbuhkan mikroba jenis khamir dan kapang.
IX. Daftar Pustaka
Dwidjoseputro, D, 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Hadioetomo, R., 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi,
Gramedia: Jakarta
Lim,D, 1998, Microbiology, 2nd Edition, McGrow-hill book, New york.
Schegel, G.H, 1993, General Microbiologi seventh edition, Cambrige University
Press, USA
Suriawiria, U, 2005, Mikrobiologi Dasar, Papas Sinar Sinanti, Jakarta.
Volk & Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi kelima, Erlangga: Jakarta.
Sugianto, 2012, Pembuatan Medium, UGM : Yogyakarta.
Bumbungan, Nober, 2012, Bab I Pendahuluan Mikrobiologi,
http://noberanagbio.blogspot.co.id/2011/11/bab-i-
pendahuluan_5438.html Diakses tanggal 02 Maret 2017 Pukul
14.44 WIB

Mengetahui, Semarang, 6 Maret 2017


Dosen Pembimbing Praktikan

( Sri Suwarni, M. Sc., Apt ) ( Anika Puji Setyantini )


Tugas
1. Sebutkan komposisi medium taoge agar dan kentang agar dan sebutkan fungsi masing-
masing komponennya!
2. Mengapa pada medium tersebut media harus diatur pada pH 4-5?
3. Sebutkan macam-macam medium berdasarkan konsistensinya beserta contohnya!
4. Sebutkan komposisi dari Nutrient Agar dan mengapa tidak diatur pHnya dalam
pembuatan media!
5. Sebutkan medium yang umum dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri, kapang dan
khamir!
Jawaban
1. Komposisi medium taoge dan kentang antara lain :
- Sukrosa berfungsi sebagai sebagai sumber karbon
- Agar berfungsi sebagai sebagai bahan pemadat medium
- Aquadest berfungsi sebagai pelarut
- Kentang/ taoge berfungsi sebagai sebagai sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan
energi
2. Fungsi medium harus diatur pHnya adalah untuk menjaga agar pH berada di kisaran
toleransi mikroba yang dibiakan. Dengan begitu mikroba biakan akan tumbuh dengan
baik. Nilai pH akan mempengaruhi pertumbuham mikroorganisme. Mikroorganisme
yang hidup di lingkungan pH yang tidak sesuai sulit untuk tumbuh optimal, oleh karena
itu untuk menumbuhkan mikroorganisme media yang digunakan harus memiliki pH
yang sesuai.

3. Klasifikasi medium berdasarkan konsistensinya, digolongkan menjadi 4 kelompok,


yaitu :

a) Medium cair, yaitu medium berbentuk cair yang tidak ditambahkan zat pemadat,
dipergunakan untuk bakteri dan ragi.
b) Medium padat, medium yang berbentuk padat karena diberi penambahan pemadat
15%, medium ini dapat berbentuk medium organik (alamiah), misalnya medium
wortel, kentang, dedak dan lain-lain, atau medium anorganik misalnya silika gel,
dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri heterotrof, ragi, dan jamur.

c) Medium semi padat, medium cair yang ditambahkan sedikit bahan pemadat
(10%), dipergunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air,
anaerobic dan fakultatif.

d) Medium padat yang dapat dicairkan, yaitu medium yang dalam keadaan panas
berbentuk cair tapi dalam keadaan dingin berbentuk padat, sebab medium ini
mengandung agar-agar atau gelatin maupun gelrite. Berdasarkan atas keperluannya
medium ini dapat dibuat tegak atau miring (misalnya medium agar tegak dan
medium agar miring).

4. Komposisi Medium Nutrient Agar (gram perliter)

Semua bahan diatas dilarutkan dalam 1000 ml aquadest.

Nilai pH dari medium NA yaitu 7, pH yang baik untuk menumbuhkan bakteri pada
medium ini berkisar dari 6,8 sampai 7,2. Sehingga tidak perlu lagi diatur pHnya.

5. Media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi :


Lactose Broth
EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Nutrient Agar
Nutrient Broth

MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)

Trypticase Soy Broth (TSB)


Plate Count Agar (PCA)
APDA
Potato Dextrose Agar (PDA)
VRBA (Violet Red Bile Agar)
PGYA

Anda mungkin juga menyukai