Anda di halaman 1dari 8

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Sterilisasi

Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organism yang teradapat
pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan
panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida,
asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Mirsadiq, 2013). Prinsip dasar
sterilisasi yaitu memperpanjang umur simpan bahan pangan dengan cara membunuh
mikroorganisme yang ada di dalamnya. Mikroorganisme pembusuk tersebut bisa berupa
bakteri, khamir (yeast) dan kapang (jamur) .

2.2 Macam-Macam Teknik Sterilisasi

2.2.1 Sterilisasi Kering

1. Api

Api digunakan untuk sterilisasi peralatan, seperti jarum inokulasi, gelas objek,
pinset, tabung biakan dan spatel. Setelah disterilkan peralatan tersebut harus
didinginkan terlebih dahulu sebelum digunakan

2. Oven

Alat ini digunakan untuk sterilisasi peralatan gelas, seperti cawan petri, tabung
biakan dan pipet. Untuk sterilisasi dengan cara ini digunakan suhu sekitar 160ºC
selama kurang lebih 2 jam. Sebelum disterilkan cawan petri harus dibungkus
terlebih dahulu dengan kertas koran atau kertas doorslag.Sebelum pipet
disterilkan ujung pipet yang akan diisap harus disumbat terlebih dahulu dengan
sedikit kapas, selanjutnya pipet dibungkus dengan kertas.

2.22 Sterilisasi Basah

1. Autoklaf

Alat ini digunakan untuk sterilisasi medium. Proses sterilisasi yang dilakukan
dalam keadaan tekanan tinggi dari uap air jenuh. Tekanan yang digunakan
biasanya 15 lbs (2 Atm) pada suhu 121oC selama 15 - 20 menit. Tekanan dan
waktu yang diperlukan bisa diubah, tergantung dari jenis bahan yang disterilisasi.
Pressure cooker dapat digunakan sebagai pengganti autoklaf.

2. Tindalisasi

Sterilisasi ini dilakukan pada suhu 100oC dan harus diulangi tiga kali berturut-
turut dengan selang waktu satu hari. Cara ini juga disebut sebagai sterilisasi
diskontinu atau sterilisasi bertahap. Dandang dapat digunakan sebagai pengganti
tindalisasi. kofaktor dari suatu kompleks enzim. Kofaktor yang diperlukan untuk
keberhasilan pembentukan asetil-SKoA adalah tiamin pirofosfat (TPP), NAD,
koenzimA (KoA-SH) dan asam lipoat.

2.2.3 Penyaringan

Cara ini diperlukan jika bahan yang kan disteril berupa larutan yang berisi
termolabil yang akan rusak atau terurai pada suhu tinggi, seperti antibiotik, asam
amino dan vitamin. Untuk sterilisasi larutan tersebut dilakukan penyaringan dengan
menggunakan filter yang mempunyai pori-pori sangat halus. Pompa vakum
digunakan untuk menyedot sehingga larutan akan melewati filter dengan lancar.
Beberapa macam filter yang dapat digunakan, seperti filter chamberland-Pasteur,
filter gelas, filter Seitz.

2.2.4 Desinfektan

Desinfektan adalah suatu bahan kimia, biasanya berbentuk larutan yang


mempunyai sifat mampu membunuh sel vegetatif tetapi tidak membunuh endospora.
Contoh desinfektan H2O2, O3, HgCl2 1%, CaCl2, formalin 4% dan metanol 50%.
Untuk mensterilkan permukaan meja kerja, dapat dipakai larutan formalin 4%,
alkohol 50% atau timol 5%.peralatan gelas sering tekontaminasi spor dan Untuk
menghilangkan spora tersebut, dapat dilakukan dengan cara merendam peralatan
gelas dalam larutan asam sulfat pekat selama beberapa jam, selanjutnya dibilas
dengan air kran sampai netral (uji dengan kertas lakmus) sebelm dipakai.

2.2.5 Pasteurisasi

Cara ini biasa digunakan untuk larutan yang mudah rusak apabila terkena panas
yang terlalu tinggi, seperti susu. Pasteurisasi dilakukan dengan cara memanaskan
bahan pada suhu 63oC selama 30 menit dan selanjutnya cepat-cepat dipanaskan
pada suhu 71-80oC selama 15- 30 detik kemudian didinginkan.

2.3 Medium

Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Selain untuk menumbuhkan mikroorganisme, medium dapat digunakan
untuk isolasi, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroorganisme.
(Anna Rakhmawati , 2012). Media pertumbuhan bakteri harus menyediakan kebutuhan
nutrisi dasar yang diperlukan bakteri untuk tumbuh, seperti : polisakarida, karbohidrat,
asam amino, peptida, dan protein (Brown dan Smith, 2017).

Unsur-unsur organik yang harus terdapat dalam media untuk pertumbuhan bakteri
berupa : Carbon (C), Hidrogen (H), Nitrogen (N), Oksigen (O), Fosfor (P), dan Sulfur (S),
selain itu terdapat pula unsur anorganik seperti : Kalium (K), Natrium (Na), Besi (Fe),
Magnesium (Mg), Calsium (Ca), dan Clorida (Cl) (Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2008).
Seluruh kondisi yang tersedia mirip seperti kondisi alammya didalam media akan
mendukung pertumbuhan bakteri dan memungkinkan sel bakteri tumbuh optimal (Boleng,
2015).

2.3.1 Penggolongan medium

1. Penggolongan medium menurut bahan yang digunakan

Medium alami atau substrat adalah Medium ini terdiri atas bahan-bahan alam, seperti
sari buah, wortel, nasi, jagung, darah, susu dan daging. Medium semi alamiah adalah
medium yang terdiri atas bahan alamiah ditambah dengan senyawa kimia, misalnya
Potato Dextrose Agar (PDA), Tauge Ekstrak Agar (TEA) dan Malt Ekstrak Agar
(MEA). Medium buatan atau sintetis adalah medium yang terdiri atas senyawa-
senyawa kimia yang komposisi dan jumlahnya sudah ditentukan, misalnya Czapex Dox
Agar (CDA) dan Sabouraud Dextrose Agar (SDA).
2. Penggolongan medium menurut kegunaannya

Medium umum adalah medium yang dapat ditumbuhi oleh bakteri secara umum,
seperti Nutrient Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA) dan Tauge Extract Agar
(TEA). Medium selektif adalah medium yang komposisinya sedemikian rupa sehingga
hanya jenis-jenis bakteri tertentu saja yang dapat hidup, seperti Salmonella Shigella
Agar (SSA) dan Brilliant Green Lactose Broth (BGLB). Medium diferensial adalah
medium yang digunakan untuk membedakan jenis bakteri satu dengan bakteri lain,
disebabkan adanya suatu reaksi atau ciri yang khas. Reaksi ini terjadi karena bakteri
mampu mengurai salah satu bahan dalam medium, seperti Eosin Methylen Blue Agar
(EMBA) dan Blood Agar Medium perkayaan (enrichment medium) adalah medium
yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu sebelum dipakai dalam
suatu proses fermentasi. Tujuannya adalah untuk mengaktifkan mikroorganisme
tersebut, seperti MEA untuk khamir.

3. Penggolongan medium menurut fisiknya

Medium padat adalah medium yang diberi agar sehingga pada suhu kamar medium
mengeras, seperti Nutrient Agar (NA). Medium cair adalah medium yang tidak diberi
agar sehingga bentuknya cair, seperti Nutrient Broth.
BAB 3

METODOLOGI

3.1 Alat,bahan dan cara kerja pada tahap Sterilisasi

Adapun alat,bahan dan cara kerja yang di gunakan dalam Sterilisasi ini sebagai
berikut:

3.1.1 Alat dan bahan yang di gunakan

Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam pratikum sebagai berikut:

1. Cawan Petri
2. Autoklaf
3. Kertas hvs/koran
4. ⁠ Air
5. ⁠ Cuci Piring
6. Tisu/kanebo

3.1.2 Cara kerja dalam tahap sterilisasi

Adapun cara kerja dalam tahap peratikum sterilisasi yaitu:

1. Siapkan alat dan bahan


2. ⁠Bersihkan cawan petri menggunakan air & sabun cuci piring
3. ⁠Keringkan cawan petri menggunakan tisu / kanebo sampai kering
4. Bungkus cawan petri dengan kertas hvs/koran sampai tertutup rapat &
tidak ada celah sedikitpun
5. ⁠Isi air pada autoklaf sampai batas yang ditentukan.
6. ⁠Masukkan alat/bahan yang akan disterilisasi ke dalam keranjang
khusus.
7. ⁠Tutup autoklaf dan kencangkan katup pengaman.
8. ⁠Nyalakan autoklaf.
9. ⁠Atur suhu 121°C dengan waktu sterilisasi 15-20 menit
10. ⁠ Tunggu sampai selesai proses sterilisasi
11. ⁠ Buka katup pengaman agar uap keluar, setelah tekanan turun, buka
autoklaf dan keluarkan alat/bahan yang telah steril.
3.2 Alat,bahan dan cara kerja dalam tahap membuat media pertumbuhan

Adapun alat,bahan dan cara pengerjaan nya pada tahap pembuatan media
pertumbuhan sebgai berikut:

3.2.1 Alat dan bahan yang di gunakan

Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam pratikum sebagai berikut:

1. Cawan petri steril.

2. Erlenmeyer.

3. Gelas ukur.

4. Tabung reaksi.

5. Pipet.

6. Batang pengaduk.

7. Kompor listrik atau autoklaf.

8. Timbangan.

9. Nutrien Agar (NA)

10. Aquades.

11. ⁠ Kaki tiga

12. ⁠ Kawat kasa

13. ⁠ Spirtus

14. ⁠ Korek Api

15. ⁠ Kapas Pembalut


3.2.2 Cara kerja pada tahap membuat media pertumbuhan

Adapun cara kerja dalam tahap membuat medai pertumbuhan yaitu:

3.3 Alat,bahan dan cara kerja pada tahap penumbuhan bakteri


Adapun alat,bahan dan cara pengerjaan nya pada tahap pembuatan media
pertumbuhan sebgai berikut:

1. Timbang media sebesar 1g Nutrien Agar & ukur 50ml Aquades.


2. Serbuk media dimasukkan secara hati-hati ke dalam erlenmeyer.
3. ⁠Tambahkan aquades dan aduk sampai merata dengan batang pengaduk
4. Tutup erlenmeyen menggunakan kapas pembalut sampai rapat
5. Untuk media yang perlu dipanaskan, Nyalakan spirtus dengan korek api,
siapkan Kaki tiga dan kawat kasa diatasnya sebagai tempat menaruh erlenmeyer.
6. Panaskan media sampai media tercampur homogen (kuning dan jernih), hati-
hati jangan sampai media mendidih dan meluap mengenai kapas pembalut.
7. Setelah media sudah mendidih, diamkan sejenak sampai agak dingin
8. Sebelum dituangkan, panaskan ujung erlenmeyer & ujung cawan petri selama
2 putaran, lalu tuangkan media kedalam cawan petri
9. ⁠ Setelah dingin, bungkus kembali cawan petri dengan kertas hvs sebelumnya.
10. Setelah itu bekukan media dalam posisi terbalik.
3.3.1 Alat dan bahan yang di gunakan

Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam pratikum sebagai berikut:

1. Yakult/yogurt cimori
2. NA yg sudah di buat pada cawan petri diminggu sebelum nya
3. Pembakaran spirtus
4. Spirtu

3.2.2 Cara kerja pada tahap penumbuhan bakteri

Adapun cara kerja dalam tahap membuat medai pertumbuhan yaitu:

1. buka NA yang sudah dibuat dari pembungkus kertas nya

2. nyalakan pembakaran, lalu bakar bagian pinggir cawan petri

sebanyak 2 kali putaran


3. buka setengah dari tutup cawan petri

4. lalu masukkan yakult / yogurt cimori sampai bagian atas media NA

tertutup
5. tutup kembali cawan petri, lalu bungkus kembali dengan HVS

Anda mungkin juga menyukai