Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Bioteknologi Tumbuhan 2021

PERCOBAAN II
STERILISASI BASAH

Laboratorium Biologi Unit Botani FMIPA UHO


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh

mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora. Umumnya, kita mengenal

proses sterilisasi adalah suhu 121֯C selama 15 menit tanpa memperhatikan

bahan dan jumlah yang disterilkan. Pada suhu 121֯C dengan media air maka

dibutuhkan adanya tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Tekanan

yang tinggi akan mempercepat kerusakan DNA sehingga spora pun dapat

dimatikan pada proses ini. Proses sterilisasi umumnya untuk mematikan

bakteri pembentuk spora seperti Clostridium botulinum tipe A dan B dan

Bacillus stearothermophilus dan B. coagulans.

Sterilisasi basah adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi

protein penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh

mikroba. Sterilisasi uap dilakukan menggunakan autoklaf dengan prinsipnya

memakai uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi

biasanya 121℃, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per

square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis.

Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit

tergantung dari volume bahan yang disterilkan.

Alat yang digunakan dalam sterilisasi ini yaitu gelas kimia, botol selai,

corong, cawan petri dan erlenmeyer. Alat-alat yang disterilkan harus

dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam


15
16

suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari

autoklaf. Sebelum melakukan sterilisasi basah ini terlebih dahulu

membungkus alat-alat gelas dengan kertas kertas bekas yang sudah steril

setelah itu atur pengatur suhu autoklaf 121 ͦC dan alat disterilkan selama 15

menit. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan praktikum sterilisasi

basah.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana mengetahui

tehnik sterilisasi basah yang baik dan benar dalam kultur jaringan?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui

tehnik sterilisasi basah yang baik dan benar dalam kultur jaringan.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang didapatkan pada praktikum ini yaitu dapat mengetahui

tehnik sterilisasi basah yang baik dan benar dalam kultur jaringan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sterilisasi Basah

Sterilisasi basah merupakan pemanasan dengan tekanan tinggi,

contohnya adalah dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi dengan metode

ini dapat digunakan untuk sterilisasi biohazard (bakteri limbah hasil

praktikum) dan alat-alat yang tahan terhadap panas (bluetip, mikropipet),

pembuatan media dan sterilisasi cairan. Pemanasan yang digunakan pada suhu

121֯C selama 15 menit. Pemanasan basah dapat menggunakan autoklaf manual

dan autoklaf digital/otomatis (Tille, 2017).

B. Kultur Jaringan

Teknik kultur in vitro dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam

jumlah yang besar dan kualitas yang seragam. Sebelum ditanam sebagai bibit

dalam pot, bibit hasil perbanyakan in vitro memerlukan suatu tahap

penyesuaian terhadap cekaman lingkungan yang baru, yang disebut tahap

aklimatisasi. Tahap akhir dalam kegiatan budidaya tanaman secara kultur

jaringan adalah aklimatisasi. Aklimatisasi dapat dilakukan jika planlet sudah

memiliki organ lengkap yang umumnya berumur delapan hingga dua belas

bulan. Aklimatisasi merupakan proses penyesuaian terhadap iklim pada

lingkungan baru yang merupakan masalah penting dalam budidaya tanaman

menggunakan bibit dari teknik kultur jaringan (Yasmin, et al., 2018)

17
18

C. Pengemasan Alat Laboratorium

Peralatan laboratorium yang akan disterilisasi memerlukan bahan

pengemas. Kemasan adalah suatu benda yang digunakan sebagai

wadah/tempat yang dikemas dan dapat mencegah/mengurangi kerusakan,

melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik

seperti gesekan, benturan dan getaran bahan pengemas yang sering dipakai

antara lain: kertas payung, kertas koran, rak tip, aluminium foil dan plastik

tebal. Penggunaan kertas payung/koran sering meninggalkan bercak pada

peralatan setelah disterilisasi di dalam autoklaf (Istini, 2020).

D. Autoklaf

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan

bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas

bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm

֯ (250֯F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh


dan dengan suhu 121C

permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square

inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121֯C. Saat

sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih

dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah

semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup

sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Saat tercapai tekanan dan suhu

yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timermulai menghitung waktu

mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan


19

tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 Psi. Autoklaf tidak boleh

dibuka sebelum tekanan mencapai 0 Psi (Syah, 2016).

E. Faktor Produktivitas Sterilisasi

Proses sterilisasi yang tidak di harapkan apabila terjadi kontaminasi.

Mikroorganisme kontaminan kemungkinan menghasilkan lebih banyak

mikroorganisme yang akan menyulitkan proses sterilisasi. Maka yang harus

kita lakukan adalah, memperlama proses sterilisasi karena suhu sterilisasi

sangat berpengaruh terhadap laju destruksi mikroba. Pada suhu tinggi mikroba

akan lebih mudah mati sehingga proses sterilisasinya lebih cepat (Istianah, et

al., 2018). Menurut Yudianti et al (2015), faktor yang mempengaruhi

sterilisasi, yaitu tingkat kekeringan alat yang akan di proses, susunan alat

dalam sterilisator, kondisi sterilisator, protokol perawatan dan pemilihan

metode sterilisasi yang sesuai.


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 30 November 2020 pada

pukul 13:00-14:30 WITA dan bertempat di Laboratorium Biologi Unit Botani,

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No. Nama Alat Jumlah Kegunaan
1 2 3 4
1. Autoklaf 1 Sebagai alat untuk mensterilisasi basah
2. Gelas kimia 1 Sebagai tempat menampung larutan yang
kapasitasnya lebih besar
3. Botol selai 53 Sebagai tempat menyimpan media
4. Corong 1 Sebagai alat bantu untuk memindah atau
memasukkan larutan ke wadah atau tempat
yang mempunyaai dimensi pemasukkan
sampel bahan kecil.
5. Cawan Petri 1 Sebagai tempat untuk menyimpan eksplan
tanaman.
6. Erlenmeyer 1 Sebagai tempat menampung larutan yang
dapat menguap

20
21

C. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan Kegunaan


No. Nama Alat satuan Kegunaan
1 2 3 4
1. Bacylin 4% mL Sebagai larutan sterilisasi perendaman awal

2. Air hangat mL Sebagai larutan pembersih bacylin


3. Minyak Tanah 1 liter Sebagai bahan bakar
4. Kertas - Sebagai pembungkus alat strelisasi
5. Karet gelang - Sebagau pengikat alat sterlisasi

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu:

a. Menyiapkan alat dan bahan.

b. Membersihkan alat-alat yang akan digunakan.

c. Merendam alat-alat kedalam larutan bayclin 4 % selama 3 jam.

d. Merendam alat-alat dalam air hangat selama 20 menit.

e. Memasukkan gelas kaca kedalam oven selama 5 menit dengan suhu 70֯ C

dengan tujuan untuk menggeringkan sisa-sisa air pada perendaman.

f. Membungkus alat-alat dengan menggunakan kertas dan karet gelang.

g. Mensterilisasikan alat-alat dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121֯C

selama 15 menit dengan tekanan 1 atm.

h. Mengeluarkan setiap alat dan disimpan kedalam ruang kultur.

i. Mendokumentasikan hasil pengamatan setiap alat yang telah disterilkan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan praktikum ini tercantum pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan


No. Gambar Pengamatan Keterangan
1 3 4

Proses perendaman alat dengan


1. bayclin 775 mL selama 14 jam

Proses meniriskan alat selama 5


2. menit untuk mengurangi sisa-sisa
air yang ada

Tahap pengemasan dengan


menggunakan kertas yang sudah
3. disterilkan

Tahap sterilisasi basah dengan


menggunakan autoklaf 121֯C
4. tekanan 1 atm selama 15 menit

22
23

B. Pembahasan

Sterilisasi adalah upaya untuk membunuh mikroorganisme termasuk

dalam bentuk spora. Cara tersebut digunakan untuk menghancurkan,

menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menyingkirkan

mikroorganisme. Metode yang diterapkan untuk mensterilisasikan media dan

alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan

uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan autoklaf). Sterilisasi basah

biasanya dilakukan di dalam autoklaf uap yang mulai diangkat dengan

menggunakan uap air jenuh pada suhu 121 C selama 15 menit. Adapun alasan

digunakannya suhu 121֯ C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian

permukaan laut.

Berdasarkan hasil pengamatan proses sterilisasi kita dapat

menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat yang digunakan dalam

suatu penelitian atau praktikum harus disterilkan terlebih dahulu untuk

membebaskan suatu bahan dan peralatan tersebut dari semua mikroorganisme.

Alat-alat yang di gunakan dalam sterilisasi yaitu autoklaf, gelas kimia, botol

selai, corong, cawan petri dan erlenmeyer. Bahan yang digunakan dalam

sterilisasi yaitu bayclin 4%, air hangat, kertas bekas dan karet gelang untuk

mengikat alat.

Metode yang digunakan dalam praktikum strerilisasi adalah

menggunakan metode sterilisasi basah (mengunakan uap air). Sterilisasi basah


24

ini menggunakan autoklaf sebagai pensterilisasi. Autoklaf adalah alat untuk

mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam

mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang

digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121֯C

(250֯F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon

tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang

dilakukan biasanya 15 menit untuk 121֯C. Untuk mendeteksi bahwa autoklaf

bekerja dengan sempurna dapat digunakan mikroba penguji yang bersifat

termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus,

lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip.

Kertas spore strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah

proses sterilisasi lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka

menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik (Syah, 2016).


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa,

proses sterilisasi basah yang benar adalah mula-mula kita menyiapkan alat dan

bahan seperti gelas kimia, botol selai, corong, cawan petri dan erlenmeyer.

Kemudian mencucinya memakai sabun anti bakteri. Selanjutnya, bilas dengan

air bersih lalu rendam dengan menggunakan bayclin 4% selama 15 menit dan

kemudian rendam di air panas selama 20 menit. Selanjutnya, tiriskan selama 5

menit lalu bungkus dengan menggunakan kertas steril dan masukkan ke dalam

autoklaf yang bersuhu 121֯C dengan tekanan 1 atm.

B. Saran

Saran yang ingin saya sampaikan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk praktikan, agar diperhatikan dan didengarkan baik-baik arahan nya

asisten dan jangan lupa konsul.

2. Untuk asisten, agar lebih tegas lagi untuk memberitahukan atau

mengingatkan praktikan nya tentang konsultasi.

25

Anda mungkin juga menyukai