LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI
PS BIOTEKNOLOGI-DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
ACARA II
I. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat memahami cara dan melakukan sterilisasi peralatan
yang akan digunakan untuk propagasi in vitro.
II. TUJUAN
Mempersiapkan peralatan steril untuk pembuatan kultur jaringan
tanaman.
4.2 Bahan
1. Buku penuntun praktikum Kultur Jaringan Tanaman
2. PPT praktikum acara II “Sterilisasi Alat dan Ruang”
3. Kertas
4. Akuades
5. Peralatan yang akan disterilisasi (cawan petri, alat diseksi,
botol kultur, dll).
6. Aluminium foil
selama 2 jam.
8. Akuades dan aluminium foil dapat disetrilkan dalam
autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit.
o
9. Setelah semua peralatan selesai disterilisasi, kemudian
alat dibiarkan dingin dan disimpan sampai saat akan
digunakan.
Botol kultur
dibungkus dengan
aluminium foil di
bagian tutupnya.
Autoklaf ditutup
rapat, diatur suhunya
menjadi 121oC, lalu
alat ditunggu hingga
15 menit sampai
benar-benar steril.
2. Laminar Kain lap yang
Air Flow digunakan untuk
membersihkan LAF,
direndam
menggunakan
alkohol, kemudian
peras sebelum
digunakan.
Lakukan pengelapan
pada LAF secara
searah dari atas ke
bawah.
Dilakukan
penyinaran
menggunakan lampu
UV.
Setelah dilakukan
penyinaran UV,
maka Enkas dapat
ditutup dengan rapat
supaya tidak ada
kontaminan masuk.
VI. PEMBAHASAN
Praktikum Kultur Jaringan Tanaman Acara ke-2 yang berjudul
“Sterilisasi Alat dan Ruang” dilaksanakan pada hari Senin, 7 Maret
2022 secara daring menggunakan aplikasi Microsoft Teams. Tujuan
dari praktikum ini yaitu untuk memperkenalkan mahasiswa mengenai
cara mempersiapkan peralatan dan ruang yang steril untuk pembuatan
kultur jaringan tanaman. Alat dan bahan yang digunakan yaitu
laptop/handphone, alat tulis, autoklaf, buku penuntun praktikum
Kultur Jaringan Tanaman, PPT praktikum acara II “Sterilisasi Alat dan
Ruang”, kertas, akuades, peralatan yang akan disterilisasi, seperti
cawan petri, alat diseksi, botol kultur, dan aluminium foil.
5.2.3 Merkuri
Merkuri adalah salah satu bahan kimia yang bisa
digunakan untuk steriliasi eksplan dalam kultur jaringan.
Penggunaan bahan kimia ini harus hati-hati karena bersifat
racun. Cara perlakuan sterilisasinya sama dengan Clorox atau
NaClO, hanya waktunya lebih pendek karena sublimat
bersifat keras. Sterilisasi dengan HgCl2 (Mercurie chloride)
0,1% (10 menit) dan alkohol 95% (5 menit) menunjukkan
persentase eksplan kontaminasi dan browning terendah yaitu
33,33% dan 16,67% dan eksplan hidup tertinggi yaitu
50,00%, serta paling banyak menekan kontaminan mata tunas
anggrek Phalaenopsis h merkuri klorida (HgCl2). Pada bidang
pertanian khususnya kultur jaringan, merkuri klorida sering
dijadikan sebagai agen sterilan. Beberapa penelitian yang
menggunakan merkuri klorida pada proses sterilisasi eksplan
tunas samping antara lain adalah penelitian yang dilakukan
Anthony et al. (2015). Mereka menggunakan HgCl2 pada
konsentrasi 0,15% selama 15 menit pada eksplan jati, tetapi
menunjukkan tingkat keberhasilan kultur yang rendah
(41.68%). Penggunaan merkuri klorida 0,1% selama 20 menit
juga dilakukan pada tanaman manggis dan dapat
mengeliminasi sumber kontaminan pada eksplan tunas bibit
manggis dari pesemaian (Handayani dkk., 2013).
Mercuri atau air raksa (Hg) merupakan logam yang
berbentuk cairan dalam suhu ruang (25°C) berwarna
keperakan. Sifat merkuri sama dengan sifat kimia yang stabil
terutama di lingkungan sedimen, yaitu mengikat protein,
mudah menguap dan mengemisi atau melepaskan uap
merkuri beracun walaupun pada suhu ruang.Merkuri biasa
digunakan sebagai bahan kimia pembantu yang sesuai dengan
sifatnya untuk mengikat butiranbutiran emas agar mudah
dalam pemisahan dengan partikel-partikel lainnya. Cara
penambangan emas dan pengolahan bijih emas oleh para
penambang liar ini sangat sederhana, tetapi akibat
kesederhanaan dan ketidaktahuan serta ketidakpedulian
mereka telah membawa akibat buruk bagi kelangsungan
hidup di lingkungan sekitarnya yang berpotensi
menyebabkan efek racun pada lingkungan perairan. Merkuri
dalam bentuk logam biasanya akan menumpuk di ginjal dan
sistem saraf yang akan mengganggu bila akumulasinya
semakin banyak (Yulis, 2018).
5.2.4 Deterjen
Deterjen merupakan produk pembersih yang merupakan
penyempurnaan dari sabun. Kelebihan deterjen dibandingkan
sabun adalah kemampuannya dalam mengatasi air sadah dan
larutan asam. Detergen sering disebut dengan istilah deterjen
sintetis yang dibuat dari bahan-bahan sintetis. Berdasarkan
penelitian dari Armila (2014) multiplikasi in vitro tunas
bawang merahkultivar bawang Sumenep menunjukkan
bahwa pada sterilisasi eksplan menggunakan bahan kimia
sterilan berupa deterjen, Dithane M-45 plus Agrept masing-
masing 4g L-1 selama 24 jam dan Chlorox 10% plus 5 tetes
Tween-20 selama 20 menit dapat menekan tingkat
kontaminasi sehingga eksplan sehat dapat mencapai 90%.
Gambar 11. Deterjen.
(Parapuan, 2021)
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diketahui
bahwa peralatan dan ruang laboratorium kultur jaringan tanaman harus
disterilkan terlebih dahulu sebelum melakukan proses penanaman.
Peralatan laboratorium dapat disterilkan menggunakan autoklaf.
Sementara itu, ruang penanaman baik itu enkas maupun Laminar Air
Flow juga harus disterilkan menggunakan penyinaran dengan sinar
UV.
DAFTAR PUSTAKA
Istini. 2020. Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah Satu
Kemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium. Indonesian Journal of
Laboratory, 2 (3): 41-46.
Sari, Sri Adella dan Nilmarito, Suriati. 2019. Red Spinach (Alternanthera amoena
voss) as an Environmental Friendly Acid Base Indicator. Red Spinach
(Alternanthera amoena voss) as an Environmental Friendly Acid Base
Indicator, 02 (2): 104 – 107.
Sulistya, Ida Ayu. 2020. Pemanfaatan Penggunaan Natrium Hipoklorit (NaOCl)
dalam Cairan Pemutih Pakaian sebagai Pereaksi Pengujian Amonia
pada Air. Integrated Lab Journal, 1 (1): 32-28.
Soemardjati, Wiwi dan Muqsith. 2013. Sistem Filtrasi dan Sterilisasi Ultra Violet
(UV) pada Pemeliharaan Abalone (Holiotis tokobushi / squamata).
Jurnal Ilmu Perikanan, 4 (1): 1-6.
Yulis, Putri Ade Rahma. 2018. Analisis Kadar Logam Merkuri (Hg) dan pH Air
Sungai Kuantan terdampak Penambangan Emas Tanpa Izin. Jurnal
Pendidikan kimia, 2 (1): 28-36.
Irma Ria Ferdianti, Noor Fadiawati, Lisa Tania, M. Mahfudz Fauzi S. 2016. Alat
Penentuan Jenis-jenis Sistem berbasis Gelas. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia, 5 (1), 38-49.
Olivia Cininta, AT. Diana Nerawati, Koerniasar. 2017. Kualitas Udara Ruang
Operasi RSU X Surabaya. 15 (2): 76-80.
Dwiyani, Rindang. 2015. Kultur Jaringan Tanaman. Bali: Pelawasari.
Kurnianingsih, Rina., Ghazali, Murzal., Rosidah, Siti., Muspiah, Aida., Astuti,
Sri., Nikmatullah, Aluh. 2020. Pelatihan Teknik Dasar Kultur Jaringan
Tanaman. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 4(5): 888-896.
Ningsih, Nia Purnama., Sari, Rafika., Apridamayanti, Pratiwi. 2018. Optimasi
Aktivitas Bakteriosin yang Dihasilkan oleh Lactobacillus brevis dari
Pisang Ijo. Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains,7 (2): 233-242.
Yunita, Wulansari., Cahyono, Edi., Wijayanti, Nanik. 2016. Pengembangan KIT
Stoikiometri untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Melalui
Pembelajaran Scientific Approach. Journal of Innovative Science
Education, 2 (2): 63-72.
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten, Praktikan,