Anda di halaman 1dari 10

Materi ke-

STERILISASI PERALATAN DAN BAHAN PRAKTIKUM

I. PENDAHULUAN

Kontaminasi adalah terjadinya pencemaran oleh kontaminan. Komponen yang menjadi penyebab kontaminasi sangat beragam, baik yang berupa benda mati atau mahluk hidup. Kotoran dan senyawa kimia merupakan benda mati yang berperan sebagai kontaminan, sedangkan mikroba merupakan kontaminan berupa mahluk hidup. kegiatan. Dalam mikrobiologi perairan, kontaminasi umumnya disebabkan oleh kehadiran mikroba yang tidak diharapkan. Ikan, produk perikanan, pekerja dan peralatan yang digunakan dapat mengalami kontaminasi oleh mikroba yang tidak diinginkan kehadirannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya kontaminan adalah sterilisasi, baik terhadap bahan, peralatan atau pekerja yang terlibat. Sterilisasi adalah upaya yang ditujukan untuk membunuh semua Kontaminasi sering terjadi dalam berbagai tahapan

mikroba pencemar, baik mikroba menguntungkan maupun merugikan. Sterilisasi yang baik dapat mencegah tumbuhnya mikroba lain yang tidak diharapkan dalam bahan yang telah disterilisasi. Teknik sterilisasi yang digunakan berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung dari jenis material yang digunakan. Pada umumnya proses sterilisasi dapat dilakukan secara kering dan basah sesuai dengan jenis bahan yang akan disterilisasi. Untuk peralatan yang terbuat dari logam dan gelas tahan panas dapat dilakukan sterilisasi kering. Bahan yang tidak tahan panas, seperti media kaldu dan media agar, proses sterilisasinya dilakukan secara basah. Bahan

berbentuk cair seperti larutan gula, garam fosfat, ammonium, trace metal, vitamin, dapat disterilisasi menggunakan pemanasan dan penyaringan. Sterilisasi kering dilakukan dengan menggunakan api atau oven. Proses sterilisasi kering menggunakan api berlangsung dalam sangat singkat. Suhu api yang tinggi dapat membunuh mikroba pencemar dalam waktu singkat. Salah satu contoh proses sterilisasi menggunakan api adalah sterilisasi ose sewaktu akan digunakan untuk memindahkan mikroba. Contoh lainnya adalah sterilisasi

tabung reaksi, labu Erlenmeyer atau cawan petri sewaktu akan mengambil dan menginokulasi mikroba. Pada prinsipnya, penggunaan oven untuk sterilisasi dilakukan dengan menggunakan udara panas untuk membunuh mikroba. Udara panas ini

dihasilkan oleh sumber panas berupa api atau arus listrik yang memanaskan elemen pemanas. Oven digunakan untuk proses sterilisasi peralatan yang terbuat dari logam atau gelas tahan panas. Untuk bahan yang tidak tahan terhadap panas secara langsung, seperti media kaldu, media agar atau peralatan plastik, proses sterilisasinya dilakukan dengan menggunakan sterilisasi basah. Pada dasarnya, sterilisasi basah adalah proses sterilisasi dimana panas yang digunakan tidak langsung mengenai bahan atau perlatan secara langsung tetapi melalui media perantara berupa uap air atau air. Sterilisasi basah dapat dilakukan menggunakan autoclave dan waterbath. Prinsip penggunaan autoclave relatif sederhana, dimana uap bertekanan tinggi diinjeksikan ke dalam chamber dimana peralatan akan disterilisasi. Suhu uap yang diinjeksikan mencapai 121 oC dan bertekanan tinggi (15 psi). Suhu dan tekanan tinggi akan berperan dalam proses sterilisasi. Lamanya proses sterilisasi bervariasi, namun umumnya diinginkan agar suhu cairan dapat dipertahankan pada 121o C selama minimal 15 menit. Jika termasuk waktu untuk tahap pemanasan (heating) dan Pendinginan (cooling), total waktu proses sterilisasi berkisar 1-2 jam tergantung volume cairan yang disterilisasi. Penggunaan waterbath untuk proses sterilisasi memiliki prinsip yang sama dengan autoclave, namun berlangsung di bawah tekanan normal (1 atm).

Waterbath akan memanaskan air hingga mencapai suhu yang diinginkan. Selanjutnya air panas inilah yang akan berperan dalam proses sterilisasi. Untuk bahan cairan yang tidak tahan terhadap panas langsung maupun tidak langsung, proses sterilisasi dapat dilakukan mmenggunakan metode penyaringan. Bahan cair disaring menggunakan filter membran (membrane

filter) berpori 0.22 atau 0.45 micro meter. Penggunaan metode penyaringan cocok untuk bahan cair yang memiliki volume kecil (1-2 liter) dan bahan kimia yang bisa rusak karena panas misalnya gula dan protein.

II. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah melaksanakan kegiatan praktikum, praktikan diharapkan

memahami dan memiliki kemampuan untuk melakukan proses sterilisasi, baik terhadap bahan atau peralatan yang akan digunakan untuk menangani mikroba.

III. PRINSIP DASAR Adapun prinsip utama yang mendasari praktikum sterilisasi adalah penggunaan peralatan atau bahan kimiawi untuk membunuh mikroba yang terdapat pada peralatan, sehingga tidak menjadi pencemar pada saat digunakan atau memisahkan mikroba dari medianya.

IV. PERALATAN DAN BAHAN Dalam praktikum sterilisasi peralatan diperlukan perlatan dan bahan utama sebagai berikut :

4.1. Peralatan
Adapun peralatan utama yang dibutuhkan dalam proses sterilisasi peralatan dan bahan antara lain adalah : a. Peralatan gelas, seperti tabung reaksi, cawan petri, gelas ukur, pipet hisap, labu Erlenmeyer, gelas beker. b. Peralatan logam, seperti ose dan pinset c. Oven listrik

d. Waterbath e. Kompor gas atau lampu spirtus

4.2. Bahan Bahan utama yang digunakan dalam proses sterilisasi peralatan dan bahan antara lain adalah : a. Media kaldu b. Media agar c. Kertas penyaring d. Kertas coklat.

V. PROSEDUR KERJA Adapun prosedur kerja tahapan sterilisasi adalah sebagai berikut : 5.1. Sterilisasi Menggunakan Oven a. Cuci bersih peralatan gelas dan logam menggunakan air bersih yang mengalir. Pergunakan sabun dan sikat halus untuk menghilangkan noda. Tiriskan peralatan yang sudah dicuci bersih sampai semua air menguap dan peralatan menjadi kering. b. Bungkus peralatan gelas dan logam yang telah ditiriskan menggunakan kertas coklat. Pembungkusan harus dilakukan secara benar, sehingga dapat membedakan mana cawan petri yang bagian tutup (atas) atau alas (bawah). Pembungkusan juga harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pembungkus tetap mudah dibuka pada saat akan digunakan. c. Sebelum dilakukan pembungkusan menggunakan kertas coklat, cairan yang mungkin masih ada pada bagian mulut pipet hisap harus dikeringkan menggunakan gumpalan kapas. d. Susun peralatan yang telah dikemas ke dalam oven.
o

Panaskan oven

hingga suhunya mencapai 121 C dan lakukan proses sterilisasi selama 20 menit. Selanjutnya matikan oven. e. Setelah dingin, pindah peralatan tersebut ke wadah yang telah disediakan dalam keadaan tetap terbungkus.

5.2. Sterilisasi Menggunakan Waterbath a. Masukan media kaldu dan media agar yang masih agak cair ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml. Tutup mulut labu Erlenmeyer tersebut menggunakan kapas. Gunakan aluminium foil untuk menutup bagian luar kapas. b. Labu Erlenmeyer berisi media kaldu dan media agar disimpan ke dalam waterbath yang telah diisi air. Nyalakan waterbath hingga air mendidih dan biarkan berlangsung proses sterilisasi selama 25 menit. c. Matikan waterbath dan biarkan media kaldu dan media agar di tempatnya hingga airnya hingga dingin. d. Simpan media kaldu dan media agar di lemari pendingin sampai saatnya tiba untuk digunakan.

5.3. Sterilisasi menggunakan Autoklaf a. Masukan media kaldu dan media agar yang masih agak cair ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml. Tutup mulut labu Erlenmeyer tersebut menggunakan kapas. Gunakan aluminium foil untuk menutup bagian luar kapas. b. Labu Erlenmeyer berisi media kaldu dan media agar disimpan ke dalam autoklaf yang telah diisi air. Nyalakan autoklaf dan biarkan berlangsung proses sterilisasi selama 25 menit. c. Matikan autoklaf dan biarkan media kaldu dan media agar di tempatnya hingga airnya hingga dingin. d. Simpan media kaldu dan media agar di lemari pendingin sampai saatnya tiba untuk digunakan.

5.4. Sterilisasi Menggunakan Lampu Bunsen a. Nyalakan lampu Bunsen b. Ambil ose yang akan disterilisasi c. Panaskan ujung ose hingga berpijar dan geser hingga semua bagian logam menjadi berpijar d. Dinginkan dengan cara mengerak-gerakan ose diudara e. Ose siap digunakan

5.5. Sterilisasi Menggunakan Alkohol a. Siapkan gelas beker berisi alkohol b. Masukkan peralatan yang akan disterilisasi ke dalam alkohol c. Bila akan digunakan, peralatan diangin-anginkan hingga kering

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Hasil Data yang telah diperoleh selama kegiatan praktikum disajikan dalam tabel berikut ini.

Peralatan Sterilisasi

Prinsip Sterilisasi

Hasil Sterilisasi dapat disimpan lama Y T

Keterangan

Oven

Waterbath

autoklaf

Lampu Bunsen

Alkohol

6.2. Pembahasan Silahkan Anda buat pembahasan mengenai kegiatan praktikum sterilisasi peralatan dan bahan praktikum yang Anda kerjakan. Saudara dapatkan? dengan kertas lain)
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ........................

Kesimpulan apa yang

(Bila tidak memadai, Saudara dapat menambahkannya

... ... ... ... ... ..

VII. PENDALAMAN Untuk meningkatkan pemahaman mengenai sterilisasi bahan dan peralatan, praktikan diwajibkan menjawab pertanyaan berikut ini : a. Apa tujuan utama membungkus peralatan gelas menggunakan kertas coklat, sebelum proses sterilisasi dilakukan? ..

b. Apa tujuan utama penggunaan aluminium foil sebagai pembungkus tutup Labu Erlenmeyer dalam sterilisasi media kaldu dan media agar? ..

c. Jelaskan mekanisme penggunaan oven listrik dan waterbath terhadap proses sterilisasi yang terjadi. ..

d. Meskipun labu Erlenmeyer telah ditutup dan proses sterilisasi secara dilakukan secara baik, namun masih sering dijumpai terjadinya kontaminasi pada media kaldu maupun media agar. penyebab kontaminasi tersebut. ... Jelaskan oleh Saudara kemungkinan utama

e. Saudara jelaskan, mengapa ujung pipet hisap yang akan disterilisasi selalu dimasukkan atau disumbat dengan kapas sebelum dibungkus? ..

f. Mengapa hasil sterilisasi ada yang bersifat tahan lama ada yang tidak? ..

g. Sebutkan dan jelaskan metode strerilisasi paling tepat untuk peralatan yang terbuat dari gelas? ..

h. Sebutkan dan jelaskan metode paling tepat untuk sterilisasi media kultur. ..

Anda mungkin juga menyukai