Tujuan
1. Melakukan kegiatan untuk menyiapkan alat gelas yang akan digunakan untuk melakukan
kegiatan isolasi bakteri dan kapang
2. Melakukan sterliisasi kering pada alat gelas yang akan digunakan untuk kegiatan isolasi
bakteri dan kapang
A. Sterilisasi kering
Alat
1. Cawan petri
2. Pipet serologic
3. Tabung sterilisasi
Bahan
1. Kertas koran
2. Alumunium foil
Langkah Kerja
1. Membungkus cawan petri dengan kertas koran
2. Membungkus pipet serologic dengan menggunakan alumunium foil dengan dengan cara posisi
ujung pipet berada di bawah tabung sterilisasi
3. cawan petri dan pipet serologic yang sudah dibungkus koran dimasukkan kedalam oven
selama 2 jam pada suhu 160º C atau 1 jam pada suhu 170 ºC
4. setelah selesai disterilkan bungkus koran dibuka sebelum digunakan/ dituangkan media ke
dalamnya,dan tabung serta alumunium foil dibuka sebelum digunakan dan dituangkan media ke
dalamnya.
B. Sterilisasi Basah
Sebelum melakukan sterilisasi basah kita harus membuat media agar terlebih dahulu
Alat
1. Gunting
2. Gelas beaker
3. Autoclave
Bahan
1. strip steril
2. plastic tahan panas
3. karet
4. Tabung reaksi berisi media
Langkah Kerja
1.menyiapkan bahan yang akan disterilisasikan dengan memastikan semua bahan tertutup
dengan sumbat , lalu membungkus semua tabung yang sudah diisi dengan media ke dalam
plastic dan ikat dengan karet lalu dimasukkan ke dalam gelas beaker.
2. lalu strip steril digunting dan ditepelkan ke plastic pembungkus, jika panas sudah merata maka
pada strip steril akan muncul garis hitam
3. kemudian memasukan bahan yang akan disterilisasikan ke dalam autoclave dan mengatur
suhu 121 ºC selama 20 ment atau 15 menit dengan tekanan 1 atm
4. setelah di autoclave media dikeluarkan lalu yang miring dimiringkan sedangkan media tegak
tidak dimiringkan.
Hasil
170 ºC 60 menit
Pembahasan
a. Sterilisasi kering
Sterilisasi kering dilakukan pada cawan petri dan pipet serologic lalu Cawan petri dan pipet
serologic dibungkus dengan koran dan alumunium foil dan terakahir dimasukan kedalam oven
dengan suhu 160º C selama 120 menit . Hal ini sesuai dengan Sumarsih (2010) yang
menyatakan bahwa oven digunakan dalam sterilisasi kering dengan suhu tinggi yang berfungsi
untuk mematikan mikroba yang ada pada alat gelas, wadah dan logam dalam laboratorium. Hal
ini diperkuat oleh Achmad et al., (2011) yang menyatakan bahwa sterilisasi wadah, alat gelas
dan logam dapat dilakukan dengan sterilisasi fisik yaitu pemanasan baik yang kering maupun
basah. Sterilisasi kering dilakukan dengan meletakkan wadah, alat gelas dan logam kedalam
oven dengan suhu tinggi selama waktu tertentu. Sterilisasi kering ini berfungsi untuk
membersihkan alat laboratorium dari mikroba yang ada.
b. sterilisasi basah
sterilisasi basah dilakukan untuk mensterilkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
praktikum dari mikroba dengan cara membungkus semua tabung yang sudah diisi media ke
dalam plastic yang diikat dengan karet dalam gelas beaker dan menempelkan strip steril untuk
menegetahui apakah panasnya sudah merata terakhir dimasukan ke dalam autoclave pada suhu
121 ºC selama 20 atau 15 menit. dengan menggunakan uap panas bertekanan sehingga membuat
mikroba dehidrasi kemudian kering dan mati .Hal ini sesuai dengan pendapat Gunawan (2008)
yang menyatakan bahwa sterilisasi basah menggunakan autoklaf berfungsi membunuh mikroba.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Sumarsih (2010) yang menyatakan bahwa sterilisasi
menggunakan autoklaf merupakan cara yang paling baik karena uap air panas dengan tekanan
tinggi menyebabkan penetrasi uap air ke dalam sel-sel mikroba menjadi optimal sehingga
mematikan.
Kesimpulan
Sterilisasi merupakan usaha untuk mensterilkan alat agar tidak terkontaminasi dengan mikroba .
alat alat yang digunakan untuk sterilisasi seperti oven dan autoclave Sterilisasi dapat dilakukan
dengan dua metode sterilisasi kering dan sterilisasi basah. Sterilisasi kering adalah metode
mesterilkan peralatan gelas seperti cawan dan pipet serologic dengan menggunakan oven,
sedangkan Sterilisasi basah adalah metode mensterilkan alat media seperti tabung reaksi yang
diisi media dan dimasukan ke dalam gelas beaker dengan menggunakan autoclave.
Daftar pustaka
Achmad, M., T. Arlianti dan C. Azmi. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Gunawan, A. W. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Hadioetomo, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Erlangga. 1993.
PPT LAB Kesling UI (mikrobiologi kesehatan lingkungan sterilisasi kering dan basah )
lampiran
Cawan petri
Pipet serologic Alat yang disterilisasi kering
pipet serologic
Alumunium foil Untuk membungkuas alat alat yang akan
disterilisasi kering
Alumunium foil
Koran untuk membungkus alat-ala yang akan disterilisasi
kering
Kertas koran
Memanaskan alat untuk sterilisasi kering
oven
Alat untuk membungkuas pipa serologic setelah
dibungkus kertas koran untuk sterilisasi kering
Tabung sterilisasi
Tabung reaksi berisi media yang akan disterilisasi basah.
Tabung reaksi
Sebagai wadah untuk tabung reaksi yang berisi media
untuk sterilisasi basah
Gelas beaker
Alat untuk memanaskan sterilisasi basah
autoclave
Untuk menandakan panas apakah sudah muncul atau
belum untuk sterilisasi basah
Strip steril
Sebagai pengikat plastik yang berisi tabung reaksi untuk
sterilisasi basah
karet
untuk menggunting strip steril yang ditempelkan pada
metode sterilisasi basah
gunting
Untuk membungkus tabung reaksi yang berisi media
untuk sterilisasi basah
Tujuan
1. Melakuka kegiatan pembuatan media agar yang akan diunakan untuk kegiatan isolasi bakteri
dan kapang
2. Melakukan kegiatan persiapan/peraparasi media agar yang akan igunakan untuk kegiatan
isolasi bakteri dan kapang
3. Membuat media miring, media tuang, media cawan, media cair, dengan tabung durham untuk
kegiatan isolasi bakteri dan kapang
4. Mengetahui indicator media agar layak digunakan untuk kegiatan isolasi bakteri dan kapang
Alat
Alat untuk pembuatan media
1. Hotplate
2. Analytical balance
3. Erlenmeyer
4. Hotplate
5. Tabung ulir
6. Spatula
7. Tabung durham
8. Gelas beaker
9. Kaca arloji
10. Gelas piala ukuran 10 ml dan 100 ml
11. Tabung reaksi
12. Batang pengaduk
Bahan
Bahan untuk pembuatan media
1. Media Potato dextrose Agar (PDA)
2. Label
3. Kertas timbang
4. Kapas
5. Kasa
6. aquades
Langkah Kerja
2. Melakukan teknik aseptis dengan menyemprotkan alcohol 70% pada meja kerja dan
didiamkan beebrapa detik kemudia lap meja.
7. Media dipanaskan ± 300℃ dan diaduk menggunakan batang pengaduk hinga larut
sempurna dan mendidih
8. lalu media yang sudah mendidihkan dipindahkan ke dalam tabung reaksi, untuk media
miring dimasukan sebanyak 5-8 ml dan untuk media tuang ( cawan) dimasukan sebanyak
15-20 ml
1. Menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa jas lab, masker, dan sarung tangan.
2. Melakukan teknik aseptis dengan menyemprotkan alcohol 70% pada meja kerja dan
didiamkan beebrapa detik kemudia lap meja.
3. menyiapkan media agar kemudian menghitung media sesuai kebtuuhan
4. media massa ditimbang sesuai kebutuhan menggunakan analytical balance
9. media yang dipindahkan ke dalam tabung ulir kemudian dimasukan ke dalam tabung
durham dengan posisi terbalik dan tabung durham harus tenggelam seta tidak ada
gelembung udara di dalamnya, jika terdapat gelembung menghilangkannya dengan cara
mengocok ulir yang berisi tabung durham dan media secara perlahan.
Hasil
- Tidak ada gradasi warna media, media yang gagal akan terpisah dengan air suling sehingga
pada bagian atas akan berwarna bening dan bagian bawah terlihat berwarna pekatseperti endapan
Pembahasan
Berdasarkan (Dwidjoseputra) 1998 media agar yang keruh adalah medium yang tidak
disterilisasi terlebih dahulu ditumbuhi oleh mikroorganisme dan terjadi perubahan fisik pada
medium tersebut. Terjadinya perubahan fisik menunjukkan bahwa medium terkontaminan atau
terdapat mikroorganisme. Menurut Dwidjoseputro (1998: 59), terjadinya perubahan fisik pada
medium ini disebabkan oleh mikroba yang terdapat pada medium. Sehingga Hal ini
menunjukkan bahwa medium telah terkontaminasi.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dalam pembuatan media hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah :
- Media harus Mengandung bahan makanan yang sesuai bagi jasad renik
untuk mencegah terjadinya kegagalan media harus disterilkan sehingga tidak terjadi perubahan
fisik yang menjadikan media terkontaminasi,Media agar yang memiliki ciri seperti terbentuk
sedimen, terbentuk lender, dan keruh, terkontaminasi kapang tidak bisa digunakan karena
menurut Dwidjoseputro (1998: 59), terjadinya perubahan fisik pada medium ini disebabkan
olehh mikroba yang terdapat pada medium. Hal ini menunjukkan bahwa medium telah
terkontaminasi.
Daftar pustaka
Natsir, Djide dan Sartini, 2006, Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Lampiran
Mennyiapkan dan menimbang
media