Anda di halaman 1dari 8

KARAKTERISTIK RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAPARAN POLUTAN

UDARA PADA PEKERJA SOL SEPATU (DI SEKITAR JALAN RAYA


BUBUTAN KOTA SURABAYA)
Health Risk Characteristic Due to Air Pollution Exposure in Shoe Soles Workers (around
Bubutan Road in Surabaya city)

Rahmadani dan Abdul Rohim Tualeka


Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
rahmadaniwork@gmail.com

Abstrak: Karakteristik risiko merupakan akhir dari proses penilaian risiko. Toksin dapat masuk ke dalam tubuh melalui
absorbsi lewat saluran pernapasan (inhalasi), kulit (dermis) dan saluran pencernaan (ingesti). Tujuan dari penelitian ini
adalah menentukan karakteristik risiko kesehatan akibat paparan polutan udara pada pekerja sol sepatu. Penelitian ini
bersifat observasional dengan cara pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 25 orang pekerja sol sepatu diambil
secara keseluruhan yang merupakan total populasi. Variabel bebas adalah umur, berat badan, masa kerja, waktu
paparan, jumlah hari kerja. Variabel terikat adalah konsentrasi CO, SO2, dan NO2. Analisis data deskriptif, hasil diolah
dalam bentuk narasi dan tabulasi frekuensi. Hasil penilaian paparan gas karbon monoksida pada pekerja sol sepatu
didapatkan hasil intake tertinggi ialah 0,2028 mg/kg/hari dan yang terendah ialah 0,0085 mg/kg/hari. Penilaian paparan
gas sulfur dioksida pada pekerja sol sepatu didapatkan hasil tertinggi ialah 0,0004028 mg/kg/hari dan yang terendah
ialah 0,0000169 mg/kg/hari. Penilaian paparan gas nitrogen dioksida pada pekerja sol sepatu didapatkan hasil tertinggi
ialah 0,01238 mg/kg/hari dan yang terendah ialah 0,00051 mg/kg/hari. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa hasil perhitungan RQ < 1 menunjukkan bahwa kualitas udara ambien aman, namun masih ditemukan keluhan
gangguan kesehatan dan kurang nyaman terhadap kualitas udara yang disampaikan oleh responden saat penelitian
berlangsung. Perlu penelitian tentang RfC khususnya parameter CO, SO2 dan NO2 sesuai karakteristik orang Indonesia
khususnya pekerja sektor informal di Surabaya.

Kata kunci: Karakteristik Risiko, Paparan Polutan CO, SO2 dan NO2, Pekerja

Abstract: Risk characterization is end of the risk assessment process. Toxin agent can enter the human body
by inhalation process, skin (dermis) and digestion process. The objectives of this research is to determine risk
characterization of exposure to air pollutans on the health of sole services worker. This study was an observational study
with cross sectional approach. 25 people of this sampel study were the total population. Independent variabels were
age, weight, lenght of work in this sector, lenght of exposure time, number of working days. Dependent variabels were
the concentration of CO, SO2 and NO2. Data were analyzed descriptively and the result of the data would be narrated
and shown on the frequency table. Result the exposure assessment of carbon monoxide parameter on sole services
workers were gotten the highest intake value was 0.2028 mg/kg/day and the lowest value was 0.0085 mg/kg/day, sulfur
dioxide parameter on sole services worker were gotten the highest intake value was 0.0004028 mg/kg/day and the lowest
value was 0.0000169 mg/kg/day, nitrogen dioxide parameter on sole services worker were gotten the highest intake
value was 0.01238 mg/kg/day and the lowest value was 0.00051 mg/kg/day. Based on the results of the research, it can
be concluded that RQ < 1 showed that air quality is still safe. But, in fact is still founded the lamentation of the health
disruption and the uncomfort air condition arround the survey area. Research of Refferences of Concentration (RfC)
will be needed, especially for CO, SO2 and NO2 parameter fit of the characteristic of Indonesian people and especially
informal sector worker in Surabaya

Keywords: Risk Quotient, Exposure of CO, SO2 and NO2, Workers

PENDAHULUAN merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup


yang perlu mendapatkan perhatian serius
Udara adalah salah satu sumber
sebagai perwujudan kualitas lingkungan yang
kehidupan manusia, udara sangat penting
sehat. Udara sebagai komponen lingkungan
untuk kelangsungan hidup manusia maupun
yang penting dalam kehidupan, perlu dipelihara
makhluk hidup lainnya yang membutuhkan.
dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat
Udara juga merupakan media lingkungan yang

164
Rahmadani, A R Tualeka, Karakteristik Risiko Kesehatan Akibat Paparan Polutan Udara 165

memberikan daya dukung bagi makhluk hidup METODE PENELITIAN


untuk hidup secara normal (Permatasari, 2013).
Penelitian ini merupakan penelitian
Seiring dengan perkembangan yang
kuantitatif. Ditinjau dari metode pengumpulan
terjadi dari berbagai aspek, kualitas udara telah
data, penelitian ini bersifat observasional. Ditinjau
mengalami perubahan. Pada kenyataannya
dari pemilihan waktu penelitian, penelitian
pencemaran udara sekarang ini dengan berbagai
ini merupakan penelitian cross sectional dan
perkembangan dan kemajuan di berbagai aspek
termasuk penelitian deskriptif. Dalam penelitian
kehidupan, menimbulkan dampak yang sangat
ini menentukan karakteristik risiko kesehatan
memprihatinkan bagi kesehatan (Anastasia,
akibat paparan polutan udara pada pekerja sol
2012).
sepatu, menggunakan perhitungan karakteristik
Polusi udara di luar ruangan bertambah akibat
risiko pada tahap keempat dalam penilaian
konsekuensi peningkatan pembakaran bahan fosil
risiko dengan menghitung intake risk agent dari
untuk transportasi, pembangkit listrik dan aktivitas
paparan polutan udara yang masuk pada tubuh
manusia. Masalah ini cukup serius di kota-kota
pekerja sol sepatu melalui jalur inhalasi sehari-
besar negara berkembang dan diperkirakan
hari saat mereka sedang bekerja. Penelitian ini
seperempat populasi di dunia terpapar polutan
termasuk penelitian lapangan karena data primer
udara yang tidak sehat. Keberadaan bahan
didapatknan dengan melakukan wawancara pada
pencemar udara dihasilkan oleh proses alam,
25 orang pekerja sol sepatuserta penggunaan
maupun aktivitas manusia di mana kontribusi
data sekunder parameter CO, SO2 dan NO2 yang
akibat aktivitas manusia bisa berasal dari sumber
terpantau oleh stasiun pengukuran udara ambien
pencemar tidak bergerak, seperti industri maupun
milik Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
bergerak seperti kendaraan bermotor (BBTKL dan
Pengambilan data dilakukan pada tanggal
PPM Kota Surabaya, 2009).
12–30 Mei 2014 di sekitar jalan raya Bubutan Kota
Surabaya merupakan salah satu kota
Surabaya. Variabel yang diteliti berjumlah 6, yaitu
metropolitan yang tidak terlepas dari terjadinya
umur, berat badan, masa kerja, waktu paparan
pencemaran udara, mengingat jumlah penduduk
harian, laju asupan atau intake yang diterima
dan pertambahan jumlah kendaraan bermotor
responden dan karakteristik risiko (RQ).
yang terjadi setiap tahun. Menurut Kepala Bidang
Data primer diperoleh melalui wawancara
Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surabaya,
meliputi nama, umur, berat badan, masa kerja,
laju peningkatan kendaraan pribadi rata-rata 11%
waktu paparan harian.
per tahun dengan 10 titik kemacetan terpantau
Traffic Density Ratio (TDR) yang merupakan
perbandingan volume kendaraan terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
kapasitas jalan, sekitar 0,8. Standar untuk lalu
lintas berkategori lancar seharusnya mencapai Hasil Monitoring Udara Ambien di Jalan Raya
TDR di bawah 0,6 dan macet total apabila TDR Bubutan Kota Surabaya
bernilai 1 (Dishub Kota Surabaya, 2014).
Berdasarkan hasil pengukuran karbon
Pekerja yang selalu terpapar oleh substansi
monoksida (CO) melalui stasiun ISPU milik BLH
polutan udara tertentu secara terus menerus
Kota Surabaya di jalan Ketabang Kali, diketahui
melalui saluran inhalasi, secara perlahan paparan
hasil monitoring tertinggi pada tanggal 2 Mei
polutan udara dapat mengendap di paru-paru
2014 dengan nilai 1,36 mg/m3. Hasil tersebut
sehingga dapat mengakibatkan perubahan fungsi
masih aman dan di bawah baku mutu menurut
paru-paru. Pada paparan polutan udara menahun,
Pergub Jatim No. 10/2009 tentang Baku Mutu
diduga akan menjadi salah satu penyebab
Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak
penyakit bronkhitis kronis dan kanker paru primer
di Jawa Timur, yaitu sebesar 22,6 mg/m3. Efek
(Chandra, 2007).
gas CO terhadap kesehatan pekerja sol sepatu
Tujuan dari penentuan karakteristik risiko
yang sehari-harinya berada di sekitar jalan raya
pada penelitian ini adalah untuk menentukan
Bubutan kota Surabaya, cukup berbahaya untuk
besarnya suatu risiko kesehatan akibat terjadinya
tubuh karena daya ikat gas CO terhadap Hb
paparan polutan udara pekerja sol sepatu di
adalah 240 kali dari daya ikat CO terhadap O2.
sekitar jalan raya Bubutan Kota Surabaya.
Apabila gas CO darah (HbCO) cukup tinggi, maka
166 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 8, No. 2 Juli 2016: 164–171

akan mulai terjadi gejala antara lain pusing kepala hasil pengukuran tersebut menjadi sumber utama
(HbCO 10%), mual dan sesak nafas (HbCO 20%), untuk mengetahui keberadaan parameter polutan
gangguan penglihatan dan konsentrasi menurun udara yang berada di sekitar jalan raya Bubutan
(HbCO 30%) tidak sadar, koma (HbCO 40–50%) Kota Surabaya yang menjadi lokasi penelitian.
dan apabila berlanjut akan dapat menyebabkan
kematian. Pada paparan menahun terhadap Karakteristik Umum Pekerja Sol Sepatu
manusia, akan menunjukkan gejala gangguan (Faktor Individu) di Sekitar Jalan Raya
syaraf, infark otak, infark jantung dan kematian Bubutan Kota Surabaya
bayi dalam kandungan. Keluhan paparan gas Umur pada penelitian ini adalah angka
CO dapat berupa nyeri kepala, mual, dan muntah hidup atau satuan waktu yang digunakan untuk
(Mukono, 2009). mengukur waktu hidup responden dimulai dari
Berdasarkan hasil monitoring ISPU parameter sejak lahir hingga saat penelitian ini dilakukan.
sulfur dioksida (SO2) pada tanggal 20 Maret 2014, Sebagian besar pekerja termasuk pada
diketahui nilai pengukuran yang didapatkan pada kelompok umur dewasa tengah yaitu sebanyak
pukul 15.00, adalah 0,027 μg/Nm3. Secara garis 13 orang (52%). Sejumlah kecil tenaga kerja
besar efek terhadap kesehatan paparan gas termasuk pada kelompok umur dewasa dini yaitu
NO2, akan mengganggu alat pernapasan dan sebanyak 10 orang (40%) dan sisanya berada
mata. Terhadap alat pernapasan, terjadi iritasi dalam kelompok umur dewasa lanjut sebanyak
selaput lendir saluran pernapasan dan pada 2 orang (8%).
kadar 8–12 ppm dapat menyebabkan batuk Semakin bertambah umur juga semakin
dan kesukaran bernapas. Pada paparan kronis tinggi risiko gangguan kesehatan atau munculnya
terhadap saluran pernapasan dapat menyebabkan penyakit pada seseorang, hal ini dipengaruhi
terjadinya bronkitis, chronic obstructive pulmonary oleh kemungkinan untuk terpapar terhadap suatu
disease (COPD) dan edema paru. Sedangkan sumber infeksi, tingkat imunitas, aktivitas fisiologis
efek terhadap mata adalah iritasi mata yang berbagai jaringan yang memengaruhi perjalanan
bisa menyebabkan keluarnya air mata dan mata penyakit. Perubahan biologis berlangsung
menjadi memerah dan terasa pedas (Mukono, seiring dengan bertambahnya usia dan ini akan
2009). memengaruhi kemampuan seseorang dalam
Berdasarkan hasil monitoring ISPU parameter bekerja.
nitrogen dioksida (NO2) diketahui nilai pengukuran Pekerja yang termasuk pada kelompok umur
yang didapatkan pada pukul 15.00, adalah 0,83 dewasa dini yaitu sebanyak 10 orang (40%). Pada
μg/Nm3. Pencemaran gas NO2 berasal dari gas fase ini, manusia telah memasuki tahap untuk
buang hasil pembakaran mesin-mesin yang melakukan banyak hal pada kegiatan dalam
menggunakan bahan bakar gas alam. Gas NO2 kehidupannya dan dapat dikatakan semangat
tersebut bersifat iritan dan efek negatifnya mirip dalam melakukan aktivitas tersebut manusia
dengan gas SO2, yaitu iritasi terhadap selaput cenderung tidak ingin dibatasi.
lendir alat pernapasan, mata dan dapat iritasi Hasil penelitian menunjukkan mayoritas para
kulit. pekerja sol sepatu termasuk pada kelompok umur
Udara dikatakan normal dan dapat dewasa tengah yaitu sebanyak 13 orang (52%).
mendukung kehidupan manusia apabila tidak Usia lebih dari 20 tahun menunjukkan seseorang
terjadi penambahan gas lain yang menimbulkan bersemangat dalam melakukan kegiatan yang
gangguan atau perubahan kondisi udara, sehingga lebih banyak, sehingga lebih berisiko mengalami
udara bebas yang telah mengalami penambahan penyakit.
dan perubahan komposisi diatas nilai batas udara Selanjutnya responden dengan kelompok
ambien, dapat dikatakan udara tersebut tercemar. umur dewasa lanjut sebanyak 2 orang (8%). Usia
Hasil Monitoring stasiun pengukuran Indeks dewasa lanjut dapat membuat manusia mengalami
Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik Badan risiko gangguan kesehatan akibat keletihan
Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya yang fisik, seiring dengan perubahan pola hidup dan
terletak di jalan Ketabang Kali menjadi sumber pertambahan umur seseorang akan memengaruhi
data penelitian ini. Hasil pengukuran pada ISPU jaringan tubuh, fungsi elastisitas jaringan paru
memang tidak terlalu spesifik menggambarkan berkurang, sehingga kekuatan bernapas menjadi
keadaan suatu parameter polutan pada lemah dan volume udara pada saat pernapasan
lingkungan sekitar, namun pada penelitian ini terjadi akan menjadi lebih sedikit.
Rahmadani, A R Tualeka, Karakteristik Risiko Kesehatan Akibat Paparan Polutan Udara 167

Variabel masa kerja responden bekerja pada seseorang, adalah suatu masa yang
menetap di jalan Bubutan Kota Surabaya memiliki kesehatan, pertumbuhan dan memiliki
digunakan untuk mengetahui berapa lama kematangan yang baik.
responden tersebut terpapar polutan udara di Lama responden bekerja di lapangan (jalan
lokasi bekerja sehari-hari dalam hitungan tahun. raya) menghirup udara (termasuk kontaminasi
Para pekerja sol sepatu ini sebagian besar sudah dengan asap kendaraan bermotor) dalam satu
lama menetap di Surabaya dan bekerja di sekitar hari, menunjukkan waktu berlangsungnya
jalan raya Bubutan kota Surabaya. Mereka kegiatan pekerja sol sepatu dalam waktu tertentu.
mengatakan bahwa sudah nyaman bekerja di Pekerja sol sepatu yang bekerja di lingkungan
bidang ini dan hanya istirahat untuk bekerja atau yang terpapar polutan udara, akan memiliki
libur bekerja saat proses panen sedang terjadi di risiko gangguan kesehatan yang mengandung
daerah asal mereka. kadar CO, SO2 dan NO2 yang tinggi, maka akan
Sebagian besar masa kerjanya adalah pada semakin tinggi risiko kesehatan yang dihasilkan
kisaran masa kerja lebih dari 10 tahun yaitu dari paparan gas tersebut setiap harinya. Data
sebanyak 19 orang (76%), sedangkan sisanya kuesioner dapat diketahui sebagian besar pekerja
memiliki masa kerja < 6 tahun yaitu sejumlah sol sepatu bekerja di lapangan selama 10–11 jam
3 orang (12%), serta yang memiliki masa kerja per hari sebanyak 16 orang, sedangkan 9 orang
6–10 tahun sejumlah 3 orang (12%). Masa kerja bekerja 7–9 jam per hari.
pekerja sol sepatu menentukan lama paparan Data berat badan yang diperoleh dari para
seseorang terhadap faktor risiko, semakin pekerja sol sepatu yang didapat saat penimbangan
lama masa kerja semakin besar kemungkinan secara langsung. Proses penimbangan dilakukan
seseorang mendapatkan faktor risiko untuk setelah pertanyaan selesai di sampaikan atau
mengalami gangguan kesehatan. Umumnya dengan kata lain proses penimbangan responden
pekerja baru belum terbiasa dengan lingkungan dilakukan di akhir. Timbangan yang digunakan
kerjanya. Pekerja juga belum mengenal betul dalam penelitian ini adalah timbangan berat badan
dan memahami risiko pekerjaan, bahkan digital. Responden diminta melepas alas kaki
kurang berhati-hati atau mengabaikan langkah pada awalnya, lalu berdiri diatas timbangan berat
pengamanan pekerjaan. badan, lalu sikap tubuh tegap, memandang lurus
Data kuesioner masa kerja banyak di ke depan untuk beberapa saat. Proses ini diulang
dominasi oleh pekerja yang sudah lebih dari sampai 2 kali untuk memperoleh kepastian angka
10 tahun bekerja di bidang tersebut sebanyak berat badan responden.
19 orang (76%), hal ini menunjukkan bahwa Rata-rata berat badan responden yaitu
responden telah rentan mengalami gangguan sekitar 50–60 Kg. Semakin besar nilai berat badan
kesehatan akibat paparan polutan udara yang seseorang, maka risiko kesehatan yang dimiliki
terjadi di sekitar tempat mereka bekerja, karena karena asupan risk agent semakin kecil, karena
masa kerja merupakan faktor risiko terjadinya terdapat jaringan lemak yang cukup banyak dan
gangguan kesehatan pada seseorang. dapat melarutkan zat toksik. Pada seseorang
Lama responden bekerja (di pinggir jalan dengan nilai berat badan kecil, maka semakin
raya) menghirup udara (termasuk kontaminasi besar risiko yang diterima akibat paparan polutan
dengan asap kendaraan bermotor) dalam satu udara yang masuk melalui inhalasi, karena
hari, dapat diketahui sebagian besar pekerja sol dapat langsung berinteraksi dengan sel tubuh
sepatu bekerja di lapangan selama 10 sampai 11 beberapa risk agent yang masuk ke dalam tubuh
jam per hari sebanyak 16 orang (64%), sedangkan seseorang.
9 orang (36%) bekerja 8 sampai 9 jam per hari. Beberapa responden mengatakan bahwa
Pengelompokan lama kerja tersebut dilakukan lebih nyaman datang saat pagi, karena bisa
sendiri oleh peneliti karena rentan waktu bekerja memilih tempat sesuai keinginan dan kebutuhan
para pekerja sol sepatu antara 8 hingga 11 jam per mereka. Namun juga terdapat 2 orang pekerja
hari, maka dibuat 2 kelompok agar mempermudah sol sepatu yang terbilang baru dalam bekerja di
mengetahui lama kerja pekerja sol sepatu. bidang ini datang ke tempat bekerja agak lebih
Pada hasil kuesioner pada responden siang, karena beranggapan sudah ada tempatnya
didapatkan angka hidup atau satuan waktu masing-masing dan tidak takut untuk kehabisan
yang digunakan untuk mengukur waktu hidup tempat bekerja.
responden. Umumnya Pada usia dewasa dini
168 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 8, No. 2 Juli 2016: 164–171

Jumlah hari kerja dalam satu minggu. sebagian besar waktunya adalah aktivitas sehari-
Hampir semua pekerja sol sepatu yang menjadi hari di lokasi tersebut.
responden memiliki hari kerja yang sama dalam Jumlah asupan risk agent dihitung dengan
satu minggu, yaitu 7 hari dalam satu minggu atau rumus sebagai berikut:
setiap hari mereka bekerja. Hanya ada 2 orang
diantaranya yang memiliki hari kerja kurang dari C × R × tE × fE × Dt
7 hari dalam satu minggu, yaitu 2 hari dan 6 hari I=
Wb × t avg
dalam satu minggu.
Responden menyatakan bahwa tidak ada Sumber: (Louvar, 1998 dalam Tualeka,
hari libur bekerja saat kondisi badan mereka 2013)
dirasakan sehat, karena tidak ada lagi sumber
pemasukan untuk biaya hidup sehari-hari selain
Menghitung jumlah populasi pekerja sol
bekerja sebagai pekerja sol sepatu. Pernyataan
sepatu yang terpapar, serta mengidentifikasi
ini semakin memperkuat bahwa asupan risk agent
faktor umur, berat badan, lama bekerja dalam
yang diterima para responden terjadi secara
sehari, masa kerja dan memperkirakan adanya
berkelanjutan dan dapat terjadi penumpukan yang
efek sinergi pada pemaparan bahan toksik bagi
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada
tubuh responden yang setiap hari berada di lokasi
jangka waktu beberapa tahun ke depan.
bekerja mereka. Analisis paparan atau exposure
Pada beberapa responden juga menyatakan
assessment adalah mengenali jalur-jalur paparan
hanya akan libur bekerja saat panen padi akan
risk agent, yaitu melalui inhalasi, ingesti maupun
dilakukan di desa tempat asal mereka, bila sudah
absorbsi agar jumlah asupan yang diterima
musim panen maka mereka akan pulang ke desa
individu dalam populasi berisiko bisa dihitung
asal dan setelah selesai, maka akan kembali lagi
(Tualeka, 2013).
ke Surabaya untuk bekerja sebagai pekerja sol
Pada penelitian ini, polutan udara yang
sepatu lagi.
berasal dari emisi gas buang kendaraan terpapar
Sebagian besar pekerja sol sepatu yang
masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalur
menjadi responden memiliki hari kerja yang
inhalasi. Masyarakat yang paling sering terpapar
sama dalam satu minggu, yaitu 7 hari dalam satu
adalah penduduk di sekitar lokasi. Pekerja yang
minggu atau setiap hari mereka bekerja. Hanya
paling sering terpapar adalah pekerja sol sepatu
ada 2 orang diantaranya yang memiliki hari kerja
di sekitar lokasi (residensial), karena mereka
kurang dari 7 hari dalam satu minggu, yaitu 2 hari
menghabiskan sebagian besar waktunya adalah
dan 6 hari dalam satu minggu.
aktivitas sehari-hari di lokasi tersebut.
Responden yang bekerja hanya 2 hari dalam
Hasil penelitian pada pekerja sol sepatu
1 minggu menyatakan bahwa, pada hari lain saat
di jalan raya Bubutan Kota Surabaya, hampir
tidak bekerja sebagai pekerja sol sepatu adalah
semua tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan
(APD) yang sesuai seperti masker saat melakukan
1 responden yang bekerja 6 hari dalam satu
aktivitasnya di tempat mereka bekerja. Padahal
minggu 1 hari digunakan untuk beristirahat di
tempat mereka bekerja adalah 0 meter dengan
rumah atau libur kerja.
jalan raya atau berada tepat dipinggir jalan raya.
Penilaian Paparan Hasil perhitungan nilai Intake pada setiap
responden, berdasarkan distribusi penilaian
Analisis paparan atau exposure assessment paparan gas CO pada pekerja sol sepatu
adalah mengenali jalur-jalur paparan risk agent, didapatkan hasil intake tertinggi 0,2028 adalah
yaitu melalui inhalasi, ingesti maupun absorbsi mg/kg/hari dan yang terendah adalah 0,0085
agar jumlah asupan yang diterima individu dalam mg mg/kg/hari. Penilaian paparan gas SO2 pada
populasi berisiko bisa dihitung. pekerja sol sepatu didapatkan hasil tertinggi
Pada penelitian ini, polutan udara yang adalah 0,0004028 mg/kg/hari dan yang terendah
berasal dari emisi gas buang kendaraan terpapar adalah 0,0000169 mg/kg/hari. Sedangkan
masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalur penilaian paparan gas NO2 pada pekerja sol
inhalasi. Pekerja yang paling sering terpapar sepatu didapatkan hasil tertinggi adalah 0,01238
adalah pekerja sol sepatu di sekitar lokasi mg/kg/hari dan yang terendah adalah 0,00051
(residensial), karena mereka menghabiskan mg/kg/hari.
Rahmadani, A R Tualeka, Karakteristik Risiko Kesehatan Akibat Paparan Polutan Udara 169

Hasil tersebut selanjutnya digunakan untuk sekitar jalan raya Bubutan kota Surabaya. Hasil
mengetahui bagaimana risiko kesehatan para observasi menunjukkan bahwa sebagian besar
pekerja sol sepatu selama berada di lokasi responden mengalami gangguan kesehatan
mereka bekerja dalam kurun waktu beberapa dalam jangka waktu 1 tahun terakhir yang
tahun ataupun sebagai proyeksi untuk beberapa dirasakan timbul akibat paparan polutan udara
tahun ke depan. di sekitar jalan raya Bubutan Kota Surabaya.
Sebanyak 14 orang (56%) mengalami gangguan
Karakteristik Risiko kesehatan dalam 1 tahun terakhir dan 11 orang
Karakteristik risiko kesehatan dinyatakan (44%) tidak mengalami gangguan kesehatan 1
dengan Risk Quotient (RQ), untuk efek non tahun terakhir.
karsinogenik dihitung dengan menggunakan Hasil observasi dan wawancara terhadap
rumus: pekerja sol sepatu di temukan banyak di antara
pekerja sol sepatu menderita sakit kepala sejumlah
Ink 10 orang (50%) lalu batuk tidak berdahak 3 orang
RQ = (15%), mata pedih 3 orang (15%), bersin-bersin
RfC
2 orang(10%), batuk berdahak 1 orang (5%) dan
sesak nafas 1 orang (5%).
Berdasarkan perhitungan RQ ke 25 Hampir sebagian besar dari pekerja sol
responden diperoleh hasil perhitungan RQ untuk sepatu mengalami keluhan pernapasan pada saat
karbon monoksida (CO) < 1, untuk perhitungan bekerja, dan terutama saat waktu kerja memasuki
RQ dengan bahan paparan sulfur dioksida (SO2) siang hari saat volume kendaraan juga mulai
< 1, serta perhitungan RQ untuk paparan nitrogen padat. Sebanyak 13 orang (52%) mengeluhkan
dioksida (NO2) < 1. Dengan hasil RQ keseluruhan gangguan kesehatan yang terjadi saat bekerja,
responden yang < 1 menunjukkan bahwa kualitas sedangkan 12 orang (48%) mengalami keluhan
udara ambien di jalan raya Bubutan kota Surabaya gangguan kesehatan saat tidak bekerja.
aman, namun masih ditemukan keluhan gangguan Batuk merupakan refleks protektif yang timbul
kesehatan yang disampaikan oleh responden saat akibat iritasi percabangan trakeobronkial. Gejala
penelitian berlangsung. yang timbul paling awal akibat selalu atau dalam
Walaupun hasil dari perhitungan RQ tersebut jangka waktu panjang terpapar polutan udara
aman, masih diperlukan pengendalian untuk adalah batuk. Berdasarkan hasil dari kuesioner
mengurangi konsentrasi dari parameter yang sebanyak 2 orang (8%) pekerja sol sepatu
ada di sekitar jalan raya Bubutan Kota Surabaya mengeluhkan batuk setiap hari selama lebih
agar aman dan tidak menimbulkan gangguan dari 2 minggu, sedangkan 23 orang (92%) tidak
kesehatan pada masyarakat sekitar khususnya mengalami keluhan tersebut.
pekerja sol sepatu yang setiap harinya bekerja di Menurut Mukono (2009), Pencemaran
tempat tersebut. udara adalah adanya bahan polutan di
atmosfer yang dalam konsentrasi tertentu
Keluhan Subjektif Kesehatan Pekerja Sol akan mengganggu keseimbangan dinamik di
Sepatu Sehari-hari di Tempat Kerja atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan
Hasil observasi menunjukkan sebagian besar lingkungannya.
pekerja sol sepatu, yaitu sebanyak 20 orang (80%) Sekitar 20 orang pekerja sol sepatu (80%)
berpendapat bahwa, kualitas udara ambien di berpendapat bahwa penyebab gangguan
jalan raya Bubutan Kota Surabaya lingkungan kesehatan yang dialami berasal dari lingkungan
tempat mereka bekerja adalah tidak nyaman dan tempat mereka bekerja yang berasal dari gas
atau cukup mengganggu kesehatan dikarenakan maupun asap kendaraan bermotor yang melintas.
sumber gas maupun asap kendaraan bermotor Banyak dari responden yang mengeluhkan
yang melintas. Sejumlah 5 orang (20%) tidak terganggu dengan polusi udara yang terjadi di
merasa terganggu atau biasa saja dengan kualitas jalan raya Bubutan kota Surabaya tempat mereka
udara di lingkungan kerja mereka. bekerja sehari-hari, mereka berpendapat emisi
Keluhan kesehatan dalam satu tahun terakhir gas buang dari kendaraan yang melintas saat
yang dirasakan timbul akibat paparan polutan jumlahnya banyak dan memadati jalan maka
udara yang dirasakan oleh pekerja sol sepatu di udara akan terasa mengganggu proses inhalasi
mereka.
170 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 8, No. 2 Juli 2016: 164–171

Pada waktu siang hari dan saat setelah hujan pada saat bekerja, para responden terganggu
turun, para pekerja sol sepatu mengatakan saat dengan udara yang mereka hirup dan refleks bagi
yang paling mengganggu. Jika saat siang terlalu tubuh responden adalah terdapat beberapa gejala
panas suhu sekitar dan kondisi jalan raya padat, yang muncul seperti jenis gangguan kesehatan
paparan bau dari emisi gas buang kendaraan yang telah disampaikan sebelumnya.
yang memadati jalanan mengganggu para Sebanyak 4 responden menyatakan langsung
pekerja sol sepatu. Saat setelah hujan dan terjadi saat dilakukan wawancara, bahwa setelah terjadi
kemacetan, juga membuat polusi udara yang hujan dan lalu lintas padat, maka udara di sekitar
terjadi mengganggu pernapasan mereka. mereka juga terasa mengganggu dan kurang
Pernyataan tersebut dapat dipahami, jika nyaman untuk dihirup, walaupun dalam keadaan
pada saat suhu panas memengaruhi polutan yang tidak ada debu dan kondisi jalanan basah.
menyebar bebas di sekitar udara lingkungan, Batuk merupakan refleks protektif yang timbul
dan pada saat suhu dingin, atau tekanan udara akibat iritasi percabangan trakeobronkial. Gejala
rendah maka polutan susah untuk menyebar dan yang timbul paling awal akibat selalu atau dalam
cenderung berada di sekitar sampai suhu kembali jangka waktu panjang terpapar polutan udara
naik atau normal dan cair seperti semula. adalah batuk (Rumsely, 2013).
Gangguan kesehatan responden dalam Jenis batuk menentukan tingkat gangguan
satu tahun terakhir, merupakan indikasi awal dari pernapasan yang dialami oleh seseorang.
proses paparan polutan udara yang terjadi setiap Batuk yang mendadak disebabkan oleh infeksi
hari saat responden bekerja. Paparan dari risk virus, seperti common cold atau penyakit yang
agent yang masuk ke dalam tubuh responden lebih berat seperti bronchitis akut yang dapat
secara tidak langsung juga menjadi salah satu menyebabkan batuk kering. Timbulnya batuk
faktor yang memengaruhi kondisi dan daya tahan seringkali perlahan-lahan, sehingga penderita
tubuh responden. Sebanyak 14 orang (56%) tidak mengeluh sama sekali. Batuk berdahak
mengalami gangguan kesehatan dalam 1 tahun dan menahun selalu merupakan isyarat bagi
terakhir, menunjukkan bahwa sebagian besar bronkopulmonal dan tidak boleh diabaikan begitu
responden secara tidak langsung daya tahan saja (Layalia, 2009)
tubuhnya terpengaruh oleh paparan polutan udara Berdasarkan hasil dari kuesioner sebanyak 2
yang terjadi di sekitar tempat mereka bekerja. orang (8%) pekerja sol sepatu mengeluhkan batuk
Hasil observasi dan wawancara terhadap setiap hari selama lebih dari 2 minggu. Frekuensi
pekerja sol sepatu di temukan banyak diantara batuk yang dikeluhkan oleh responden ini,
pekerja sol sepatu menderita sakit kepala merupakan keluhan yang perlu untuk diwaspadai,
sejumlah 10 orang (50%). Sakit kepala yang apalagi ada hubungan dengan paparan polutan
responden rasakan adalah sakit kepala ringan dan udara. Batuk tidak lagi menjadi fisiologik apabila
masih dalam keadaan belum mengarah pada sakit dirasakan sebagai gangguan (Permatasari,
kepala akibat terlalu besar paparan polutan udara 2013).
seperti CO yang cukup berbahaya untuk tubuh
karena daya ikat gas CO terhadap Hb adalah 240
SIMPULAN DAN SARAN
kali dari daya ikat CO terhadap O2. Apabila gas
CO darah (HbCO) cukup tinggi, maka akan mulai Ketiga parameter yang diketahui nilainya di
terjadi gejala antara lain pusing kepala (HbCO stasiun pantau milik Badan Lingkungan Hidup
10%). Namun keluhan sakit kepala tersebut tetap (BLH) Kota Surabaya selama bulan Maret 2014
harus diwaspadai, karena bila dibiarkan terus hingga Mei 2014,tidak ada yang melebihi Nilai
menerus tanpa dicari penyebab spesifiknya akan Ambang Batas (NAB) sesuai Pergub Jatim No. 10
mengarahkan pada sakit kepala krois akibat selalu Tahun 2009.
terpapar poutan udara. Hasil RQ keseluruhan responden yang < 1
Sebagian besar dari pekerja sol sepatu menunjukkan bahwa kualitas udara ambien di
mengalami keluhan gangguan pernapasan pada jalan raya Bubutan Kota Surabaya aman.
saat bekerja, dan terutama saat waktu kerja Perlu mempertimbangkan untuk mengurangi
memasuki siang hari saat volume kendaraan jam bekerja dalam sehari. Penggunaan Alat
juga mulai padat. Sebanyak 13 orang (52%) Pelindung Diri (APD) khususnya masker untuk
mengeluhkan gangguan kesehatan yang terjadi kegiatan bekerja sehari-hari, untuk mengurangi
saat bekerja. Hasil ini menggambarkan bahwa paparan risk agent melalui proses inhalasi. Perlu
Rahmadani, A R Tualeka, Karakteristik Risiko Kesehatan Akibat Paparan Polutan Udara 171

penelitian tentang RfC khususnya parameter CO, Mukono, J. 2005. Toksikologi Lingkungan. Surabaya:
SOx dan NOx sesuai karakteristik orang indonesia, Airlangga University Press.
Mukono, J. 2009. Efek Gas Terhadap Kesehatan
khususnya pekerja sektor informal di surabaya.
Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.
Perlu melakukan penelitian baru untuk dapat Permatasari, Y. 2013. Gambaran Kualitas Udara (NOx
menentukan RfC sesuai karakteristik orang dan Debu), Karakteristik Individu dan Status Faal
Indonesia khususnya Surabaya. Paru Pekerja Jasa Pengangkut Barang (Shift Pagi)
di Terminal Purabaya Surabaya. Skripsi. Surabaya,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
DAFTAR PUSTAKA Airlangga: 3.
Polantas Kota Besar Surabaya. 2011. Surabaya dalam
Anastasia, A. 2013. Tingkat Risiko Kesehatan oleh
Angka Tahun 2010-2011. Laporan. Surabaya.
Pajanan Debu, SO2 dan NO2 di Sepanjang Jalan
Rahman, A. 2007. Bahan Ajar Pelatihan Analisis Risiko
Chairil Anwar Hingga Perempatan Bulak Kapal
Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Bekasi Tahun 2012. Skripsi. Depok, Fakultas
Masyarakat Universitas Indonesia.
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia: 7.
RAIS. 2014. The Risk Assessment Information System,
Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya. 2013.
Carbon Monoxide. www.rais.ornl.gov (sitasi 5 Juni
Pemantauan Kualitas Udara Ambien di Kota
2014).
Surabaya. Laporan. Surabaya.
Rumsely, K.U. 2013. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Kualitas Udara Ambien dan Hubungannya dengan
Pemberantasan Penyakit Menular. 2009. Situasi
Keluhan Pernapasan Karyawan Toko di Sekitar Jalan
Kecenderungan Parameter Pencemar Lingkungan
Diponegoro Kota Ambon. Skripsi. Surabaya: Fakultas
dan Risiko Gangguan Kesehatan di kota Surabaya
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Tahun 2006–2008. Laporan. Surabaya.
Salim, R.N. 2011. Analisis Risiko Kesehatan Pajanan
Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan.
Benzene Pada Karyawan di SPBU ‘X’ Pancoranmas
Jakarta: EGC.
Depok. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. 2004. Parameter Pencemar
Masyarakat Universitas Indonesia.
Udara dan Dampaknya Bagi Kesehatan. www.
Saputra, Y.E. 2009. Karbon Monoksida dan Dampaknya
depkes.go.id/downloads/udara.pdf (sitasi 24 April
terhadap Kesehatan. Diunduh dari www.chemistry.
2014).
org/jurnal kimia/kimia lingkungan/karbon monoksida/
Dinas Perhubungan Kota Surabaya. 2014. Pemantauan
(sitasi 20 Mei 2014).
Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Bermotor di
Soegianto, A. 2005. Ilmu Lingkungan Sarana Menuju
Surabaya. Laporan. Surabaya.
Masyarakat Berkelanjutan. Surabaya: Airlangga
Goetsch, D.L. 2008. Occupational Safety and Health for
University Press.
Technologists, Engineers, and Managers. London:
Tualeka, A.R. 2013.Toksikologi Industri dan Risk
Prentice-Hall.
Assessment. Surabaya. Graha Ilmu Mulia.
Layalia, A. 2009. Kajian Analisis Risiko Kesehatan
US-EPA. 2003. Carbon Monoxide Emmissions.
Lingkungan Kualitas Udara Ambien dan Hubungan
http://cfpub.epa.gov/eroe/index.
dengan Gangguan Pernapasan Pedagang Kaki Lima
cfm?fuseaction=detail.viewInd&lv=list.
di sekitar Perempatan Jl. Demak dan Perempatan
listByAlpha&r=219652&subtop=341 (Sitasi tanggal
PT. SIER Kota Surabaya. Skripsi. Surabaya: Fakultas
6 juni 2014).
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai