Sterilisasi merupakan salah satu teknik yang penting dalam
bekerja dalam laboratorium. Teknik labarotorium merupakan kiat-kiat mengenai seluk beluklaboratorium. Sebelum melakukan praktikum di dalam laboratorium diperlukan pengenalan mengenai beberapa pengetahuan pokok dan teknik-tekniklaboratorium ini untuk mencegah timbulnya bahaya yang ditimbulkan oleh alat dan bahan dalam laboratorium maupun kesalahan dalam penggunaan peralatan (Tim Kimia Dasar, 2012) Dengan sterilisasi, maka kontaminasi dapat dihindari, baik itu kontaminasi agen biologis, bahan kimia, dan lain-lain. Kontaminasi dapat menyebabkan terjadinya positif/negatif palsu yang dapat membuat hasil riset sia-sia dan tersebarnya agen biologis berbahaya seperti mikroorganisme patogen yangdapat membahayakan pekerja di laboratorium. Sterilisasi adalah salah satu teknik dasar dalam laboratorium kultur jaringan untuk mempersiapkan sampel, alat maupun bahan yang digunakan agar steril atau terbebas dari kontaminan. Teknik sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan menggunakan sterilisasi kering dengan menggunakan oven, sterilisasi basah dengan menggunakan autoklaf, sterilisasi dengan menggunakan membran, ste sinar UV, dan lain-lain. Pemilihan jenis sterilisasi terutama didasarkan pada komponen yang akan disterilisasi. Komponen alat-alat berbahan kaca dapat disterilisasi dengan menggunakan sterilisasi kering karena alat-alat tersebut tidak akan rusak dengan pemanasan tinggi. I.2 Tujuan Praktikum Berdasarkan latar belakang, tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini : 1. Memahami prinsip dasar teknik sterilisasi, 2. Menjelaskan macam-macam teknik sterilisasi, 3. Menjelaskan mengenai peralatan yang digunakan laboratorium untuk sterilisasi dan 4. Memahami teknik penggunaan autoklaf dan oven. I.3 Manfaat Praktikum Berdasarkan tujuan praktikum, manfaat yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah : 1. Mengetahui prinsip dasar teknik sterilisasi, 2. Mengetahui macam-macam teknik sterilisasi, 3. Mengetahui mengenai peralatan yang digunakan laboratorium untuk sterilisasi dan 4. Mengetahui teknik penggunaan autoklaf dan oven. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu proses menghancurkan atau memusnahkan semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Peranan sterilisasi pada pembuatan makanan yaitu berfungsi untuk menjaminkeamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan memperpanjang waktu simpan. Prinsip dasar sterilisasi yaitu memperpanjang umur simpan bahan pangandengan cara membunuh mikroorganisme yang ada di dalamnya. Mikroorganisme yang tumbuh pada produk pangan biasanya dapat mencemari produk pangan dan membuat makanan lebih cepat basi. Mikroorganisme pembusuk tersebut bisa berupa bakteri, khamir (yeast) dan kapang (jamur). II.2 Metode sterilisasi 1. Panas kering a. Flaming (membakar) Dalam metode flaming digunakan nyala bunsen unutk sterilisasi ose, sterilisasi mulut tabung percobaan dan wadah lainnya pada waktu inokulasi media. Pada waktu memanaskan ose, mulailah dari pangkal kawat dan setelah terlihat merah berpijar, secara pelan-pelan pemanasan langsung dan terlalu cepat pada mata ose. b. Oven udara panas (hot air oven) Pada alat oven digunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari gelas seperti cawan petri, tabung, pipet. Biasanya sterilisasi dikerjakan pada suhu 175 0c selama 1,5-2 jam. Sebelum disterilkan, labu dan tabung percobaan harus kering, ditutup dengan kapas, pipet dibungkus dengan kertas atau ditaruh dalam kaleng pipet. 2. Panas basah a. Dengan merebus Metode merebus digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang berupa gunting, pinset, skapel, jarum, spuit injeksi, dan lain-lain dengan cara direbus dalam keadaan mendidih selama 30-50 menit. b. Uap air panas Metode uap air panas untuk mensterilkan media-media yang dapat rusak bila disterilkan dengan autoklaf (uap air bertekanan). Sterilisasi dilakukan dengan pemanasan 100 0c selama 1 jam. Perlu diingatkan bahwa dengan cara tersebut spora belum dapat dimatikan. c. Uap air bertekanan (Autoklaf) Autoklaf digunakan terutama untuk sterilisasi media yang tahan terhadap panas tinggi. Sterilisasi dikerjakan pada suhu 12000c selama 10-30 menit, sesuai kebutuhan (biasanya selama 15-20 menit). d. Pasteurisasi Metode pasteurisasi digunakan untuk sterilisasi suhu dan minuman beralkohol. Panas yang digunakan 61,70 °C selama 30 menit. e. Filtrasi Metode filtrasi digunakan untuk sterilisasi cairan yang akan rusak bila disterilkan dengan cara lain (pemanasan). Filtrasi digunakan untuk sterilisasi serum, toksin, preparat antibiotik, enzim, vitamin, zat-zat labil lainnya. Kelemahan metodefiltrasi yang dapat ditembus oleh golongan virus. • Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) Sterilisasi dengan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas atau mudah menguap (volatile). Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori dengan diameter cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini. Sterilisasi dengan penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai cara: Non-disposible filtration apparatus o Disedot dengan pompa vakum o Volume 20-1000mL Disposable filter cup unit o Disedot dengan pompa vakum o Volume 15-1000 ml Disposable filtration unit dengan botol penyimpanan o Disedot dengan pompa vakum o Volume 15-1000 ml Syringe filters o Ditekan seperti jarum suntik o Volume 1-20 ml Spin filter o Ditekan dengan gaya sentrifugasi o Volume kurang dari 1 ml
• Cara kerja non-disposible filtration apparatus
- Sterilkan saringan (dapat menggunakan saringan Bekerfeld, Chamberland Zeitz), membrane penyaring (kertas saring) dan Erlenmeyer penampung. - Pasang atau rakit alat-alat tersebut secara aseptis (sesuai gambar), lalu isi dengan larutan yang akan disterilkan. - hubungkan katup Erlenmeyer dengan pompa vakum kemudian hidupkan pompa. - setelah semua melewati melewati filter membran dan tertampung dierlenmeyer, maka solusi dapat dipindahkan ke dalam gelas penampung lain yang sudah steril dan tutup dengan kapas atau aluminium foil yang steril. f. Sterilisasi dengan penyinaran Metode ini digunakan untuk sterilisasi ruang tertentu, misalnya kamar atau ruang inokulasi. Penyinaran selama beberapa jam sebelum digunakan dan lampu dimatikan bila ruang lersebut akan digunakan, misalnya untuk menyiapkan media, inokulasi bakteri, dan sebagainya. Jenis radiasi: Sinar ultra violet SInar X Sinar Gamma : untuk material yang tebal Sinar Katoda : digunakan setelah pengepakan g. Desinfeksi dan Antiseptik (Cara Khemis) Dalam metode ini bahan yang sering digunakan: Fenol Alkohol 50- 70% Formaldehid (formalin) Detergen Halogen Logam berat (merkutokrom) Etilen oksida (gas sterilisator) mudah meledak dan toksik Berbagai prosedur umum kerja dalam mikrobiologi yang membutuhkan teknik aseptic 1. Mensterilkan meja kerja 2. Mensterilkan Alat dengan Metode Panas kering a. Siapkan lampu spiritus b. Siapkan alat yang akan disterilisasi seperti ose, tabung reaksi, cawan petri, erlenmeyer dan alat lainnya. c. Sterilisasi alat di atas cara menyalakan permukaan gelas nyala api bunsen. d. Untuk sterilisasi ose dilakukan dengan cara memanaskan ose pada lampu piritus atau nyala api bunsen, mulai dari pangkal kawat dan setelah terlihat merah berpijar, secara pelan-pelan pemanasan dilanjutkan ke ujung ose. 3. Mensterilkan Alat dengan Oven Udara Panas a. Siapkan alat-alat laboratorium dari gelas seperti cawan petri, tabung, pipet. b. Alat percobaan kering dan ditutup dengan kapas, pipet dibungkus dengan kertas c. Sterilisasi pada suhu 180°C selama 1,5 - 2 jam. 4. Mensterilkan Alat dengan uap air bertekanan (autoklaf) a Siapkan alal-alat yang akan disterilisasi b. Bungkus alat-alat yang akan disterilkan dengan plastik c. Sterilisasi piada suhu 120°C selama 10-30 menit. 5. Memindahkan Biakan Secara Aseptis BAB III METODE PRAKTIKUM
III.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat yang digunakan Autoklaf, Botol semprot, Cawan petri, Labu Erlenmeyer, Lampu spiritus, Ose bulat, Oven, Rak tabung reaksi dan Tabung reaksi 3.1.2 Bahan Alkohol, Aluminium foil, Kapas, Kertas dan Tissu III.2 Prosedur Kerja a. Sterilisasi menggunakan Autoklaf 1. Sediakan alat-alat yang akan disterilkan. 2. Bungkus cawan petri dengan kertas sampul lalu dilipat. 3. Masukkan alat dan bahan yang akan disterilkan kedalam alat sterilisasi yaitu autoklaf. cara penggunaan autoklaf seperti yang dijelaskan pada pengenalan alat laboratorium. 4. Sterilisasi dengan alat autoklaf dengan menggunakan suhu 1210C selama 15 menit. 5. Jika tekanan pada autoklaf jarum penunjuknya mendekati garis merah, maka segera tekanannya diturunkan ke low, kemudian sebaliknya, dan tekanan dipertahankan selama 15 menit. 6. Setelah sterilisasi, dinginkan alat dan bahannya, kemudian matikan autoklaf. b. Sterilisasi menggunakan Oven 1. Bungkus alat-alat gelas dengan menggunakan kertas atau alumunium foil. 2. Atur pengatur suhu oven menjadi 180°C dan alat disterilkan 1-2 jam.
BAB IV TABLE STERILISASI DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Sterilisasi
No Nama Alat Jenis Sterilisasi Keterangan
. (Suhu)
1. Gelas Piala Autoklaf 1210C/ 2400F
2. Gelas Ukur Autoklaf 1210C/ 2400F
3. Cawan Petri Oven 1800C
4. Tabung Reaksi Oven 1800C
5. Erlenmayer Autoklaf 1210C/ 2400F
6. Jarum Ose Oven 1800C
IV.2 Pembahasan
Pada praktikum mikrobiologi yang berjudul “Sterilisasi dan
Penyimpan Alat” ini membahas mengenai prosedur, metode dan alat- alat yang akan dilakukan sterilisasi. Sterilisasi dilakukan dikarenakan dalam membuat kultur atau biakan murni suatu jenis mikroba semua alat yang digunakan harus dalam keadan steril atau terhindar dari mikroorganisme. Alat-alat yang disterilkan pada praktikum kali ini adalah Gelas piala, gelas ukur, cawan petri, tabung reaksi, erlenmayer, jarum ose. Setiap alat yang disterilkan terlebih dahulu harus di bungkus menggunakan kertas limbah agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar dan tidak pecah, kemudian alat- alat tersebut dimasukkan kedalam alat sterilisasi (Oven/Autoklaf). Metode yang digunakan ada 2 yaitu metode kering dan basah., dimana pada proses sterilisasi kering alat yang digunakan ialah Oven dengan menggunakan suhu 180◦C selama 60 menit atau 1 jam, sedangkan pada metode basah digunakan Autoklaf dengan suhu 121◦C/ 240◦F. Alat yang disterilkan menggunakan autoklaf ialah gelas ukur, gelas piala dan labu Erlenmeyer (alat-alat yang memiliki skala) sedangkan alat-alat yang disterilkan menggunakan oven ialah ose bulat, cawan petri, dan tabung reaksi (alat-alat yang tidak memiliki skala) BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum pada percobaan sterilisasi dan
penyiapan alat dapat disimpulkan bahwa : 1. Alat yang digunakan untuk mensterilkan ada 2 yaitu; Autoklaf dan Oven 2. Alat-alat yang disterilkan dalam Oven adalah alat-alat yang memiliki skala sedangkan alat-alat yang disterilkan didalam Autoklaf adalah alat-alat yang tidak memiliki skala. 3. Sebelum melakukan sterilisasi, alat-alat harus dibungkus dengan kertas terlebih dahulu. V.2 Saran
1. Diharapkan untuk praktek selanjutnya percobaan ini dilakukan agar
praktikum dapat mengetahui teknik sterilisasi yang baik dan benar. 2. Kebersihan laboratorium selalu dijaga DAFTAR PUSTAKA