Anda di halaman 1dari 26

TEKNIK ASEPTIK 2018

Tujuan Pembelajaran :

1. Memahami definisi teknik Aseptik


2. Menjelaskan contoh cara kerja teknik aseptik di
laboratorium
3. Memahami definisi dan tujuan Sterilisasi
4. Menyebutkan metode-metode sterilisasi
5. Menjelaskan prinsip metode-metode sterilisasi
• Teknik Aseptik adalah suatu teknik di
laboratorium yang dilakukan untuk
mencegah atau meminimalisir terjadinya
kontaminasi silang
• Kontaminasi adalah keadaan tercemarnya
ruangan, alat atau bahan oleh
mikroorganisme.
• Sanitasi adalah perlakuan yang diberikan
untuk mensucihamakan area kerja, alat /
bahan.
• Sterilisasi adalah suatu usaha atau
proses yang dilakukan untuk
membebaskan alat atau bahan terhadap
mikroorganisme.
• Larutan fisiologis adalah larutan yang
digunakan sebagai pelarut yang tekanan
osmosisnya sama dengan sel terbuat dari
NaCl 0,85%.
• Desinfektan adalah bahan yang digunakan
untuk mendisinfeksi ruangan, alat dan
bahan.
TEKNIK ASEPTIK
Persiapan :
1.Menggunakan APD dengan benar
2.Melakukan sanitasi area kerja
3.Menggunakan alat dan bahan yang steril
Aplikasi Teknik Aseptik :
1. Bekerja di area aseptik / menggunakan BSC
2. Membuka bungkus alat di sekitar api
3. Teknik menggunakan alat gelas di sekitar api
4. Teknik membuka dan menutup sumbat alat di sekitar api
5. Penanganan limbah media dan sampel
Prinsip kerja Biological Safety Cabinet

BSC / biosafety hood / Laminar flow hood /


Laminar Air Flow
* memiliki alat filtrasi dan aliran udara yang
bersirkulasi didalam ruang kerja.
* Aliran udara diatur untuk menghambat udara
luar masuk dan udara di dalam keluar, untuk
mencegah kontaminasi dari luar dan pencemaran
bakteri dari ruang BSC.
* Udara yang keluar disaring melewati penyaring
sehingga sel-sel yang berbahaya tidak lepas
keluar ke ruangan lain.
Sterilisasi
• Definisi : suatu proses/usaha untuk membunuh
semua m.o yang terdapat pada atau di dalam
seuatu benda.
• Metode Sterilisasi :
1. Sterilisasi secara fisik
2. Sterilisasi secara kimia
3. Sterilisasi secara mekanik
* pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang
akan disterilkan (mis. Ketahanan terhadap panas,
bentuk bahan yang disterilkan – padat/cair/gas)
1. Sterilisasi secara Fisik
• Prinsip : penggunaan panas ( thermal kill) akan
merubah molekul organik sehingga sel akan mati.

A. Sterilisasi Basah / Sterilisasi panas lembab


(penggunaan panas bersama dengan uap air)

cara kerja dalam membunuh sel : mendenaturasi


protein terutama enzim dan membran-membran sel,
serta mempengaruhi perubahan fisik dari lemak sel
A.1 AUTOCLAVE
• Kelebihan : pemanasan berlangsung cepat, memiliki daya
tembus, menghasilkan kelembaban tinggi, shg
mempermudah koagulasi protein sel mikroba
• Bahan dan alat yang bisa disterilkan : media, sarung
tangan karet, larutan, bilah penekan lidah, alat transfusi,
alat penyuntik, pengawetan makanan dalam kaleng
• Bahan yang tidak praktis disterilkan dengan autoklaf :
bahan-bahan yang mengandung minyak dan lemak yang
tidak tembus oleh uap air
Tabel. Hubungan tekanan-suhu-waktu pada sterilisasi
dengan uap bertekanan

Tekanan uap Suhu ( oC ) Waktu yang diperlukan untuk


(atm) mematikan spora tahan panas
(menit)
0,0 100,0 -

0,5 111,3 15 – 60

0,7 115,5 15 – 60

1,0 121,5 12 – 15

1,3 126,5 5 – 12

2,0 134,0 3–5


• Deteksi kerja autoklaf :
Digunakan mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan
memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus,
lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam
bentuk spore strip.
Kertas spore strip dimasukkan dalam autoklaf dan
disterilkan. Setelah proses sterilisasi lalu ditumbuhkan
pada media. Jika media tetap bening maka
menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik.
• Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan
dengan autoklaf adalah :
- Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin,
antibiotik, dan enzim
- Pelarut organik, seperti fenol
A.2. Perebusan / Pendidihan Air
• Membunuh mikroba dengan cara koagulasi
dan denaturasi protein sel mikroba.
• Cara kerja : Alat sudah dalam kondisi
bersih; Alat terendam dalam air.
• Hampir semua bentuk sel vegetatif hancur
dalam beberapa detik setelah perebusan,
kecuali spora jamur, kista protozoa, bbrp
virus seperti hepatitis
A.3. Tyndallisasi
• Merupakan proses pemanasan bertahap
untuk membunuh spora
• Mendidihkan bahan dengan uap beberapa
menit, selama 3 hari berturut-turut.
Sehabis didiamkan 1 hari, selama itu spora-
spora sempat tumbuh menjadi bakteri
vegetatif, lalu dididihkan lagi beberapa
menit. Pada hari ketiga dididihkan sekali
lagi.
A.4. Pasteurisasi
Proses pemanasan suatu bahan pada suhu dan waktu tertentu
• LTLT (Low Temp. Long Time) = 65-70 oC, 15-30 menit
• HTST (High temp short Time ) = 112-115 oC, 2-4 detik)
• UHT (Ultra High Temp) = 130 oC, 0.5-4 detik

• Bahan yang biasa disterilkan dengan cara pasteurisasi


adalah susu. Karena pada suhu pasteurisasi bakteri-bakteri
perusak yang bersifat patogen dapat mati namun tidak
merusak kandungan gizi susu (protein)
B. Sterilisasi Kering / Panas Kering

• Membunuh mikroba dengan cara oksidasi komponen-


komponen sel
• Daya bunuh tidak sebaik panas basah
• Keuntungan : tidak ada uap panas yang membasahi
bahan dan alat yang disterilkan
Cara yang dapat dilakukan dengan :
• Pembakaran (incineration)
Efektif 100 %, penggunaan terbatas, untuk sterilisasi ose,
bangkai binatang,
• Menggunakan udara panas melalui oven, suhu 160 –
180 0C, selama 1-2 jam.
Diterapkan untuk sterilisasi alat-alat gelas, jarum,
alat suntik.
Penggunaan oven dianjurkan bila penggunaan uap
bertekanan tidak dikehendaki atau bila terjadi
kontak antara uap bertekanan dengan benda yang
akan disterilkan.
Bahan yang bisa disterilkan : gliserin/gliserol, parafin
petrolatum, serbuk talk, materi-materi lain yang
berbentuk powder dan minyak (zat organik yang
tidak mudah bercampur dengan air)
C. Sterilisasi dengan Radiasi
• Radiasi adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk
partikel/gelombang;
• Radiasi : bagian dari spektrum gelombang
elektromagnetik (radiasi sinar UV, sinar Gamma, sinar
X), dan juga sinar katode (elektron berkecepatan
tinggi).
1. Sterilisasi dengan sinar UV
Panjang gelombang 220-290 nm, efektif 253.7 nm
Kelemahan : daya penetrasi lemah; untuk
memperoleh hasil yang baik maka bahan-bahan yang
disterilkan (cairan, gas, atau aerosol) harus
dilewatkan atau ditempatkan langsung dibawah sinar
UV
• Absorpsi radiasi sinar UV menyebabkan modifikasi
kimiawi nukleoprotein dan menimbulkan salah baca
dari kode genetika yang berakibat mutasi.
Selanjutnya akan merusak atau memperlemah fungsi
vital organisme dan kemudian akan mematikannya.
• Pemakaian sinar UV dalam sterilisasi memiliki
keterbatasan yakni sinar tersebut tidak dapat
menembus gelas biasa, kotoran, kertas, dan lain-lain.
Karena sinar tsb harus diserap oleh mikroba, maka
harus dilakukan kontak langsung dengan mikroba
yang bersangkutan
2. Sterilisasi dengan sinar X
• memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada
sinar UV.
• Disebut sinar Ionisasi : Bila sinar X mengenai
permukaan mikroba, maka sinar tsb akan
mendorong keluar elektron sel yang berperan
membentuk ion-ion. Ion-ion ini akan saling
mempengaruhi sehingga struktur sel dan kimia sel
mikroba akan berubah.
• bersifat letal bagi mikroba dan bentuk-bentuk
kehidupan yang lebih tinggi.
3. Sterilisasi dengan sinar Gamma
• Radiasi sinar Gamma lebih energetik drpd sinar X
• panjang gelombang lebih pendek dari sinar X
• daya tembus besar
• bersifat letal terhadap semua bentuk kehidupan
• lebih efisien.
• lebih disukai digunakan untuk sterilisasi bahan-
bahan yang tebal dan besar, misalnya kemasan
peralatan medis atau bahan makanan
2. Sterilisasi secara Kimia
• Alkohol yang digunakan : isopropil alkohol 70-90 %,
karena antiseptik termurah, efektif dan efisien.
• Bahan kimia lain : senyawa klorida, formalin, fenol
• Penambahan yodium pada alkohol akan
meningkatkan daya desinfeksi (efektif terhadap spora).
• Solusi terbaik membunuh spora : campuran
formaldehid + alkohol, tapi terlalu toksik sebagai
antiseptik
• Pemilihan antiseptik tergantung pada : tujuan dan efek
yang dikehendaki, bersifat iritatif atau tidak, murah,
dsb.
3. Sterilisasi secara Mekanik
• Digunakan untuk bahan yang mudah terurai oleh
pemanasan atau tekanan tinggi, dan mudah menguap
(volatile)
• Prinsip penyaringan : mengalirkan gas atau cairan
melalui suatu bahan penyaring yang memiliki pori-pori
cukup kecil (0,22 mikron – 0,45 mikron) untuk menahan
m.o dengan ukuran tertentu.
• Alat saring : menggunakan bahan yang dapat
mengabsorpsi m.o namun tidak dapat menahan virus,
sehingga perlu pemanasan dalam otoklaf.
• Hasil penyaringan : cairan atau gas akan steril
• Kegunaan : sterilisasi serum, enzim, toksin
kuman,antibiotik, ekstrak sel, dsb.
• Metode dengan filter khusus (filter Barkefeld, filter
Chamberland, filter Seitz)
Cara kerja menggunakan Non-disposable filtration
apparatus

• Sterilkan saringan (dapat menggunakan saringan


Bekerfeld, Chamberland Zeitz), membran penyaring
(kertas saring) dan erlenmeyer penampung.
• Pasang atau rakit alat-alat tersebut secara aseptis
(sesuai gambar), lalu isi corong dengan larutan yang
akan disterilkan.
• Hubungkan katup erlenmeyer dengan pompa vakum
kemudian hidupkan pompa.
• Setelah semua larutan melewati membran filter dan
tertampung dierlenmeyer, maka larutan dapat
dipindahkan kedalam gelas penampung lain yang sudah
steril dan tutup dengan kapas atau aluminium foil yang
steril.
Non-disposable filtration apparatus
Bahan filter penyaring:

- saringan Seitz : filter dari asbestos


- saringan Barkefeld : filter dari tanah diatom
- saringan Chamberland : filter dari porselen
- fritted glass filter : filter dari serbuk gelas

Anda mungkin juga menyukai