2. Menjelaskan contoh cara kerja teknik aseptik di laboratorium 3. Memahami definisi dan tujuan Sterilisasi 4. Menyebutkan metode-metode sterilisasi 5. Menjelaskan prinsip metode-metode sterilisasi • Teknik Aseptik adalah suatu teknik di laboratorium yang dilakukan untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya kontaminasi silang • Kontaminasi adalah keadaan tercemarnya ruangan, alat atau bahan oleh mikroorganisme. • Sanitasi adalah perlakuan yang diberikan untuk mensucihamakan area kerja, alat / bahan. • Sterilisasi adalah suatu usaha atau proses yang dilakukan untuk membebaskan alat atau bahan terhadap mikroorganisme. • Larutan fisiologis adalah larutan yang digunakan sebagai pelarut yang tekanan osmosisnya sama dengan sel terbuat dari NaCl 0,85%. • Desinfektan adalah bahan yang digunakan untuk mendisinfeksi ruangan, alat dan bahan. TEKNIK ASEPTIK Persiapan : 1.Menggunakan APD dengan benar 2.Melakukan sanitasi area kerja 3.Menggunakan alat dan bahan yang steril Aplikasi Teknik Aseptik : 1. Bekerja di area aseptik / menggunakan BSC 2. Membuka bungkus alat di sekitar api 3. Teknik menggunakan alat gelas di sekitar api 4. Teknik membuka dan menutup sumbat alat di sekitar api 5. Penanganan limbah media dan sampel Prinsip kerja Biological Safety Cabinet
BSC / biosafety hood / Laminar flow hood /
Laminar Air Flow * memiliki alat filtrasi dan aliran udara yang bersirkulasi didalam ruang kerja. * Aliran udara diatur untuk menghambat udara luar masuk dan udara di dalam keluar, untuk mencegah kontaminasi dari luar dan pencemaran bakteri dari ruang BSC. * Udara yang keluar disaring melewati penyaring sehingga sel-sel yang berbahaya tidak lepas keluar ke ruangan lain. Sterilisasi • Definisi : suatu proses/usaha untuk membunuh semua m.o yang terdapat pada atau di dalam seuatu benda. • Metode Sterilisasi : 1. Sterilisasi secara fisik 2. Sterilisasi secara kimia 3. Sterilisasi secara mekanik * pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan (mis. Ketahanan terhadap panas, bentuk bahan yang disterilkan – padat/cair/gas) 1. Sterilisasi secara Fisik • Prinsip : penggunaan panas ( thermal kill) akan merubah molekul organik sehingga sel akan mati.
A. Sterilisasi Basah / Sterilisasi panas lembab
(penggunaan panas bersama dengan uap air)
cara kerja dalam membunuh sel : mendenaturasi
protein terutama enzim dan membran-membran sel, serta mempengaruhi perubahan fisik dari lemak sel A.1 AUTOCLAVE • Kelebihan : pemanasan berlangsung cepat, memiliki daya tembus, menghasilkan kelembaban tinggi, shg mempermudah koagulasi protein sel mikroba • Bahan dan alat yang bisa disterilkan : media, sarung tangan karet, larutan, bilah penekan lidah, alat transfusi, alat penyuntik, pengawetan makanan dalam kaleng • Bahan yang tidak praktis disterilkan dengan autoklaf : bahan-bahan yang mengandung minyak dan lemak yang tidak tembus oleh uap air Tabel. Hubungan tekanan-suhu-waktu pada sterilisasi dengan uap bertekanan
Tekanan uap Suhu ( oC ) Waktu yang diperlukan untuk
(atm) mematikan spora tahan panas (menit) 0,0 100,0 -
0,5 111,3 15 – 60
0,7 115,5 15 – 60
1,0 121,5 12 – 15
1,3 126,5 5 – 12
2,0 134,0 3–5
• Deteksi kerja autoklaf : Digunakan mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore strip dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisasi lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik. • Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah : - Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim - Pelarut organik, seperti fenol A.2. Perebusan / Pendidihan Air • Membunuh mikroba dengan cara koagulasi dan denaturasi protein sel mikroba. • Cara kerja : Alat sudah dalam kondisi bersih; Alat terendam dalam air. • Hampir semua bentuk sel vegetatif hancur dalam beberapa detik setelah perebusan, kecuali spora jamur, kista protozoa, bbrp virus seperti hepatitis A.3. Tyndallisasi • Merupakan proses pemanasan bertahap untuk membunuh spora • Mendidihkan bahan dengan uap beberapa menit, selama 3 hari berturut-turut. Sehabis didiamkan 1 hari, selama itu spora- spora sempat tumbuh menjadi bakteri vegetatif, lalu dididihkan lagi beberapa menit. Pada hari ketiga dididihkan sekali lagi. A.4. Pasteurisasi Proses pemanasan suatu bahan pada suhu dan waktu tertentu • LTLT (Low Temp. Long Time) = 65-70 oC, 15-30 menit • HTST (High temp short Time ) = 112-115 oC, 2-4 detik) • UHT (Ultra High Temp) = 130 oC, 0.5-4 detik
• Bahan yang biasa disterilkan dengan cara pasteurisasi
adalah susu. Karena pada suhu pasteurisasi bakteri-bakteri perusak yang bersifat patogen dapat mati namun tidak merusak kandungan gizi susu (protein) B. Sterilisasi Kering / Panas Kering
• Membunuh mikroba dengan cara oksidasi komponen-
komponen sel • Daya bunuh tidak sebaik panas basah • Keuntungan : tidak ada uap panas yang membasahi bahan dan alat yang disterilkan Cara yang dapat dilakukan dengan : • Pembakaran (incineration) Efektif 100 %, penggunaan terbatas, untuk sterilisasi ose, bangkai binatang, • Menggunakan udara panas melalui oven, suhu 160 – 180 0C, selama 1-2 jam. Diterapkan untuk sterilisasi alat-alat gelas, jarum, alat suntik. Penggunaan oven dianjurkan bila penggunaan uap bertekanan tidak dikehendaki atau bila terjadi kontak antara uap bertekanan dengan benda yang akan disterilkan. Bahan yang bisa disterilkan : gliserin/gliserol, parafin petrolatum, serbuk talk, materi-materi lain yang berbentuk powder dan minyak (zat organik yang tidak mudah bercampur dengan air) C. Sterilisasi dengan Radiasi • Radiasi adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel/gelombang; • Radiasi : bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik (radiasi sinar UV, sinar Gamma, sinar X), dan juga sinar katode (elektron berkecepatan tinggi). 1. Sterilisasi dengan sinar UV Panjang gelombang 220-290 nm, efektif 253.7 nm Kelemahan : daya penetrasi lemah; untuk memperoleh hasil yang baik maka bahan-bahan yang disterilkan (cairan, gas, atau aerosol) harus dilewatkan atau ditempatkan langsung dibawah sinar UV • Absorpsi radiasi sinar UV menyebabkan modifikasi kimiawi nukleoprotein dan menimbulkan salah baca dari kode genetika yang berakibat mutasi. Selanjutnya akan merusak atau memperlemah fungsi vital organisme dan kemudian akan mematikannya. • Pemakaian sinar UV dalam sterilisasi memiliki keterbatasan yakni sinar tersebut tidak dapat menembus gelas biasa, kotoran, kertas, dan lain-lain. Karena sinar tsb harus diserap oleh mikroba, maka harus dilakukan kontak langsung dengan mikroba yang bersangkutan 2. Sterilisasi dengan sinar X • memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada sinar UV. • Disebut sinar Ionisasi : Bila sinar X mengenai permukaan mikroba, maka sinar tsb akan mendorong keluar elektron sel yang berperan membentuk ion-ion. Ion-ion ini akan saling mempengaruhi sehingga struktur sel dan kimia sel mikroba akan berubah. • bersifat letal bagi mikroba dan bentuk-bentuk kehidupan yang lebih tinggi. 3. Sterilisasi dengan sinar Gamma • Radiasi sinar Gamma lebih energetik drpd sinar X • panjang gelombang lebih pendek dari sinar X • daya tembus besar • bersifat letal terhadap semua bentuk kehidupan • lebih efisien. • lebih disukai digunakan untuk sterilisasi bahan- bahan yang tebal dan besar, misalnya kemasan peralatan medis atau bahan makanan 2. Sterilisasi secara Kimia • Alkohol yang digunakan : isopropil alkohol 70-90 %, karena antiseptik termurah, efektif dan efisien. • Bahan kimia lain : senyawa klorida, formalin, fenol • Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya desinfeksi (efektif terhadap spora). • Solusi terbaik membunuh spora : campuran formaldehid + alkohol, tapi terlalu toksik sebagai antiseptik • Pemilihan antiseptik tergantung pada : tujuan dan efek yang dikehendaki, bersifat iritatif atau tidak, murah, dsb. 3. Sterilisasi secara Mekanik • Digunakan untuk bahan yang mudah terurai oleh pemanasan atau tekanan tinggi, dan mudah menguap (volatile) • Prinsip penyaringan : mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring yang memiliki pori-pori cukup kecil (0,22 mikron – 0,45 mikron) untuk menahan m.o dengan ukuran tertentu. • Alat saring : menggunakan bahan yang dapat mengabsorpsi m.o namun tidak dapat menahan virus, sehingga perlu pemanasan dalam otoklaf. • Hasil penyaringan : cairan atau gas akan steril • Kegunaan : sterilisasi serum, enzim, toksin kuman,antibiotik, ekstrak sel, dsb. • Metode dengan filter khusus (filter Barkefeld, filter Chamberland, filter Seitz) Cara kerja menggunakan Non-disposable filtration apparatus
• Sterilkan saringan (dapat menggunakan saringan
Bekerfeld, Chamberland Zeitz), membran penyaring (kertas saring) dan erlenmeyer penampung. • Pasang atau rakit alat-alat tersebut secara aseptis (sesuai gambar), lalu isi corong dengan larutan yang akan disterilkan. • Hubungkan katup erlenmeyer dengan pompa vakum kemudian hidupkan pompa. • Setelah semua larutan melewati membran filter dan tertampung dierlenmeyer, maka larutan dapat dipindahkan kedalam gelas penampung lain yang sudah steril dan tutup dengan kapas atau aluminium foil yang steril. Non-disposable filtration apparatus Bahan filter penyaring:
- saringan Seitz : filter dari asbestos
- saringan Barkefeld : filter dari tanah diatom - saringan Chamberland : filter dari porselen - fritted glass filter : filter dari serbuk gelas