INSTRUMENALIFIA AZZAHRA
A P R I L L I A V I D H A L E S TA R I
H E N DY C A H YA S U WA N D I
M. AFIIF AMIINUDDIIN
M . S YA F R I L
NUR MUHAMMAD RIFKI
APA YANG AKAN KITA BAHAS?
3 Gugus Ausokrom
Jika kita lihat, tingkat energi pada orbital d di atas sama, apakah sesuai dengan pengertian transisi
d-d tadi?
Orbital d dalam bentuk 3 dimensi
Orbital dx2-y2 dan dz2 terletak pada posisi di mana ligan berikatan pada atom pusat.
Dibutuhkan energi yang besar untuk mempertahankan elektron pada orbital
tersebut dari tolakan PEB ligan. Sehingga terjadi splitting orbital d berdasarkan
energinya.
eg SPLITTING
(PEMBELAHAN)
O R B I TA L D
pada senyawa
kompleks oktahedral
t2g
Elektron tunggal pada keadaan dasar akan berada pada orbital t2g, saat dilewatkan sinar visible, maka
terjadi transisi elektron dari orbital t2g ke orbital eg yang memiliki energi lebih tinggi. Semakin kecil
perbedaan energi antara kedua orbital tersebut, semakin kecil energi yang diperlukan untuk transisi
elektron, maka panjang gelombang akan semakin panjang dan akan menyerap warna mendekati merah.
WARNA
PADA
S E N YA W A
KOMPLEKS
WARNA PADA SENYAWA KOMPLEKS
Senyawa kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada
daerah sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunakan untuk melakukan promosi
atau transisi elektron pada atom pusat.
[Fe(SCN)6]3-
[Ti(H2O)6]3+
PERBEDAAN
WARNA
PA D A
[Zn(H2O)6]2+
SENYAWA
KOMPLEKS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERBEDAAN WARNA SENYAWA KOMPLEKS
1. Jenis ligan
2. Ada atau tidaknya elektron yang tak berpasangan orbital t2g atom pusat (oktahedral)
Deret Spektrokimia
PENGARUH
JENIS LIGAN
T E R H A D A P WA R N A
S E N YAWA KO M P L E K S
PENGARUH JENIS LIGAN
TERHADAP WARNA SENYAWA KOMPLEKS
• Semakin kuat ligan, maka butuh lebih besar energi untuk mempertahankan elektron pada
orbital eg. Jika ligan sangat kuat, maka dapat dimungkinkan elektron akan menempati orbital
dengan energi yang lebih rendah terlebih dahulu (terdorong ke t2g).
• Energi yang diserap untuk melakukan transisi elektron menjadi semakin besar. Hal ini
menyebabkan lambda cahaya yang diserap semakin kecil dan cenderung menyerap warna
mendekati violet dan menghasilkan warna senyawa mendekati hijau.
PENGARUH
JENIS LIGAN
T E R H A D A P WA R N A
S E N YAWA KO M P L E K S
PENGARUH
JENIS LIGAN
T E R H A D A P WA R N A
S E N YAWA KO M P L E K S
ADA ATAU TIDAKNYA
ELEKTRON TAK BERPASANGAN
YANG AKAN DITRANSISIKAN
Tidak ada elektron yang tak
berpasangan pada orbital t2g,
terlebih lagi orbital eg sudah
penuh. Apabila kita
melakukan transisi d-f itu
akan membutuhkan energi
yang sangat besar. Maka
untuk menentukan kadar Zn
perlu dilakukan di daerah uv.
[Fe(SCN) 6 ] 3-
• [Fe(SCN)6]3-merupakan kompleks yang berwarna merah hal ini berarti, kompleks tersebut
menyerap warna dari warna komplementer merah, yaitu hijau kebiruan.
• Dengan kata lain, penyerapan energi oleh senyawa kompleks Besi (III) heksatiosianat
terkuantiasi, yaitu pada rentang panjang gelombang daerah visible (hijau kebiruan).
• Dengan range panjang gelombang 400 nm – 500 nm, oleh karenanya serapan maksimum
senyawa kompleks [Fe(SCN)6]3- berada pada panjang gelombang 467 nm, dimana pada panjang
gelombang tersebut energi radiasi yang diberikan sangat sesuai untuk terjadinya transisi sehingga
akan memberikan serapan maksimal.
[Fe(SCN) 6 ] 3-
• Warna yang timbul dari senyawa kompleks ini disebabkan oleh adanya
transisi elektronik dari komplek tersebut.
• Kompleks ini menunjukan salah satu warna komplementernya kerena atom
pusatnya memiliki orbital d yang belum terisi penuh elektron.
• Adanya orbital d yang belum terisi penuh ini menyebabkan kemungkinan
terjadinya transisi elektronik dari satu orbital d dari tingkat energi terendah
ke orbital d yang tingkat energinya tinggi.
• Pada kompleks ini, strkturnya adalah octahedral sehingga transisi yang
etrjadi adalah dari orbital t2g ke orbital eg.
• Transisi ekektronik pada [Fe(SCN)6]3-, bila dilihat dari spectra
serta bilangan koordinasi atom pusatnya merupakan transisi d-d.
• Dilihat dari spektranya, Fe(SCN)6 menyerap warna pada daerah
panjang gelombang 460, hal ini menujukkan bahwa transisi
elektoniknya memerlukan energy yang cukup besar. [FE(SCN) 6 ] 3-
• Energi transisi besar menujkkan bahwa kompleks memiliki
medan kuat.
• Kompleks medan kuat dengan lima electron pada orbital d,
mengakibatkan lima elektron tersebut menempati t2g sedangkan
orbital eg kosong. Adanya kekosongan pada orbital eg
memungkinkan transisi electron dari t2g ke eg.
Puncak panjang gelombang gugus fungsi yang ditemukan dalam suatu
analit tidak persis seperti yang ada dalam perhitungan. Faktornya:
1. Pelarut
2. Gugus Kromofor
a. Auksokrom
b. Ikatan konjugasi
PENGARUH GUGUS
AUKSOKROM
TERHADAP
P E R G E S E R A N PA N J A N G G E L O M B A N G
GUGUS AUKSOKROM
Gugus auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas
(OH, -O, -NH2, dan –OCH3) yang memberikan transisi n-π*
SENYAWA YANG
MENGANDUNG
GUGUS
AUKSOKROM
PENGARUH GUGUS AUKSOKROM
TERHADAP PERGESERAN PANJANG
GELOMBANG
Sebenarnya, gugus auksokrom tidak menyerap warna pada daerah uv/visible. Tetapi,
apabila gugus ini berikatan dengan gugus kromofor, maka akan memengaruhi sistem
kromofor dengan bantuan konjugasinya.
Sehingga memengaruhi kemampuan kromofor untuk menyerap cahaya (menyebabkan pita
absorpsi ke arah panjang gelombang besar)
SENYAWA YANG
MENGANDUNG
GUGUS
AUKSOKROM
P E N G A R U H I K ATA N
KONJUGASI
T E R H A D A P P E R G E S E R A N PA N J A N G
GELOMBANG
IKATAN RANGKAP TERKONJUGASI
• Konjugasi yang cukup panjang dapat menggeser puncak absorbsi sampai ke panjang
gelombang pada daerah sinar tampak sehingga suatu senyawa menjadi berwarna
Sebagai contoh likopena yang menyebabkan tomat
berwarna merah. Dalam struktur likopena mempunyai
LIKOPENA
sebelas ikatan rangkap terkonjugasi dengan lmaks 505
nm.
THANK YOU
KELOMPOK 1