KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. karena atas berkat rahmat, nikmat, dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Analisis Interaksi Sosial di Daerah Terkena
Bencana Banjir Jasinga ini. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas IPS dengan materi Interaksi
Sosial yang menjadi sarat nilai untuk kenaikan kelas. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Yuyun
yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini. Tak lupa kepada teman-teman dan keluarga
yang memfasilitasi dan mendukung pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari harapan sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran atas makalah ini supaya selanjutnya, kami dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi. Dan semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya,
Aamiin.
Penulis
1
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
DAFTAR ISI
2
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti kita ketahui sosialisasi manusia banyak faktor yang mempengaruhinya salah
satunya yaitu kondisi lingkungan alam. Apabila kondisi alam di suatu daerah atau tempat yang
ditinggali oleh suatu masyarakat tidak baik tentunya akan mempengaruhi sosialisasi antar
masyarakat di daerah tersebut, diantaranya yaitu mempengaruhi pola interaksi sosial pada
masyarakat di daerah tersebut. Pola interaksi sosial yang berubah saat sebelum perubahan
lingkungan (bencana alam) dan saat setelah perubahan lingkungan menjadi daya Tarik bagi kami
untuk melakukan analisis ini.
I.III. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam makalah ini dirumuskan
sebagai berikut:
3
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
3. Mengetahui dampak dari bencana banjir terhadap pola interaksi sosial pada masyarakat
Jasinga
4
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain
melalui berbagai sarana komunikasi. Sarana utama komunikasi adalah bahasa.
5
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
3. Tindakan sosial
Tindakan sosial dapat di bedakan menjadi empat macam, yaitu :
Tindakan rasional instrumental, tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan
kesesuaian antara cara dan tujuan.
Tindakan rasional berorientasi nilai, tindakan ini berkaitan dengan nilai-nilai dasar
dalam masyarakat sehingga pelaku tidak lagi mempermasalahkan tujuan dan tindakan
yang menjadi persoalan dan perhitungan pelaku hanyalah tentang cara. Contoh :
memberi atau menerima sesuatu pada orang lain harus dengan tangan kanan.
Tindakan ini kita lakukan karena msyarakat memandang tangan kanan lebih sopan
dari pada tangan kiri.
Tindakan tradisional. Tindakan tradisional tidak memperhatikan pertimbangan
rasional, tindakan ini dilaksanakan berdasarkan pertimbangan kebiasaan dan adat
istiadat.
Tindakan efektif. Tindakan ini dilakukan oleh individu ataupun kelompok
berdasarkan perasaan (afeksi). Contoh seorang ibu langsung memeluk anaknya ketika
anaknya menangis sebagai ungkapan langsung kasih sayang tanpa
mempertimbangkan alasan maupun tujuannya.
6
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
smack down di televisi yang ditiru oleh anak-anak, akan merugikan dirinya
sendiri dan orang lain.
Identifikasi
Identifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk
menjadi sama dengan individu yang ditirunya. Oleh sebab itu, identifikasi erat
kaitannya dengan imitasi.
Sugesti
Sugesti adalah rangsangan yang diberikan oleh seorang individu kepada
individu lain, sehingga yang menerimanya menuruti atau melakukan apa yang
disugestikan tanpa berpikir lagi. Sugesti juga berarti sikap menerima suatu
pandangan atau pemikiran dari pengaruh pihak lain. Berlangsungnya proses
sugesti biasanya terjadi karena pihak yang terpengaruh dalam keadaan tidak
stabil emosinya sehingga kurang bisa berpikir secara sehat. Proses sugesti dapat
diberikan antarindividu dan antarkelompok. Sugesti dapat berupa berbagai
bentuk sikap atau tindakan, pendapat, saran, dan pertanyaan.
Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang diberikan oleh seorang individu
kepada individu yang lain, sehingga orang yang diberi motivasi akan menuruti
dan melaksanakan apa yang dimotivasikan. Motivasi dapat berupa berbagai
bentuk sikap atau tindakan, perilaku, pendapat, saran, dan pertanyaan.
Simpati
Simpati adalah suatu proses kejiwaan yang merasa tertarik kepada
seseorang atau sekelompok orang karena sikap, perilaku, wibawa, atau
perbuatannya.
7
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
8
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
2. Akomodasi
Akomodasi yaitu suatu proses atau upaya yang dilakukan untuk
meredakan konflik atau ketegangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Tujuan dari akomodasi adalah untuk mengurangi dan menyelesaikan konflik
antarindividu atau kelompok masyarakat sebagai akibat adanya perbedaan paham
sehingga diharapkan akan timbul kerja sama di antara individu yang sedang
konflik tersebut.
Bentuk-bentuk akomodasi sebagai suatu proses biasanya terdiri atas
berikut ini.
1) Kompromi (Compromise) adalah bentuk akomodasi di mana masing-masing
pihak yang bertikai berupaya mengurangi tuntutannya sehingga perselisihan
dapat terselesaikan.
2) Paksaan (Coercian) adalah bentuk akomodasi, di mana ancaman, tekanan,
atau kekuatan fisik menjadi alat penyelesaian konflik di antara pihak yang
bertikai.
3) Mediasi (Mediation) adalah bentuk akomodasi yang melibatkan pihak ketiga
dalam upaya penyelesaian konflik yang terjadi. Sifat keputusan pihak ketiga
biasanya tidak mengikat.
4) Arbitrasi (Arbitration) bentuk akomodasi yang melibatkan pihak ketiga
dalam upaya penyelesaian konflik yang terjadi. Sifat keputusan pihak ketiga
biasanya mengikat.
5) Toleransi (Tolerantion) adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya saling
memahami atas sikap pihak lain yang tidak disetujui.
6) Konsiliasi (Conciliation) adalah suatu upaya untuk mempertemukan pihak-
pihak yang bertikai agar tercapai kesepakatan.
9
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
3. Asimilasi
Asimilasi yaitu suatu upaya untuk meningkatkan kesatuan tindakan,
sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan
bersama. Asimilasi biasanya ditandai dengan adanya upaya untuk mengurangi
perbedaan yang terjadi antara kelompok yang bertikai. Asimilasi merupakan
proses lanjutan dari akomodasi untuk memperbaiki pertentangan-pertentangan
yang ada dalam masyarakat.
Terdapat beberapa faktor pendorong atau pendukung dan penghambat
suksesnya proses asimilasi. Faktor-faktor tersebut adalah:
1) Faktor Pendukung
Sikap empati dari masing-masing pihak
Sikap toleransi
Sikap terbuka akan perbedaan dan kritik
Adanya desakan dari pihak lain untuk terjadinya asimilasi
Adanya kesamaan unsur budaya.
2) Faktor Penghambat
Sikap tertutup dan antipasti
Perbedaan unsur-unsur kebudayaan
Kehidupan yang terisolasi dari kelompok lain
Kurangnya pengetahuan yang dimiliki
Sikap hidup egoisme dan individualistic
4. Akulturasi
Akulturasi (acculturation) adalah perpaduan budaya yang kemudian
menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya
tersebut. Misalnya, proses percampuran dua budaya atau lebih yang saling
10
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
bertemu dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga bisa saling
memengaruhi.
Akulturasi bisa terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya
bermacam-macam, antara lain sebagai berikut.
1) Kontak sosial pada seluruh lapisan masyarakat, sebagian masyarakat,
atau bahkan antar individu dalam dua masyarakat.
2) Kontak budaya dalam situasi bersahabat atau situasi bermusuhan.
3) Kontak budaya antara kelompok yang menguasai dan dikuasai dalam
seluruh unsur budaya, baik dalam ekonomi, bahasa, teknologi,
kemasyarakatan, agama, kesenian, maupun ilmu pengetahuan.
4) Kontak budaya antara masyarakat yang jumlah warganya banyak atau
sedikit.
5) Kontak budaya baik antara sistem budaya, sistem sosial, maupun unsur
budaya fisik.
Disosiatif
1. Persaingan (Competition)
Persaingan adalah suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-
kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik
perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik
atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan
ancaman atau kekerasan.
Ada beberapa bentuk persaingan, di antaranya :
1) Persaingan ekonomi. Timbul karena terbatasnya persediaan apabila
dibandingkan dengan jumlah konsumen.
2) Persaingan kebudayaan. Menyangkut persaingan kebudayaan, keagamaan,
lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, dan sebagainya.
3) Persaingan kedudukan dan peranan. Di dalam diri seseorang maupun di
dalam kelompok terdapat keinginan-keingian untuk diakui sebagai orang
atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan yang terpandang.
4) Persaingan ras. Perbedaan ras baik karena perbedaan warna kulit, bentuk
tubuh, maupun corak rambut dan sebagainya, hanya merupakan suatu
11
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
Hasil suatu persaingan terkait erat dengan berbagai faktor, antara lain :
1) Kepribadian seseorang
2) Kemajuan masyarakat
3) Solidaritas kelompok
4) Disorganisasi
2. Kontravensi
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses social yang
berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
Bentuk-bentuk kontravensi
Menurut Leopold von Wiese, dan Howard Becker, bentuk-bentuk
kontravensi ada 5, yaitu :
1) Yang umum meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan,
perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan,
perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain.
2) Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di depan umum,
memaki melalui selembaran surat, mencerca, memfitnah, melemparkan
beban pembuktian kepada pihak lain, dan sebagainya. Yang intensif
mencakup penghasutan, menyebarkan desasdesus, mengecewakan pihak lain,
dsb.
12
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
3. Pertentangan
Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial di mana individu
atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak
lawan dengan ancaman atau kekerasan.
Penyebab terjadinya pertentangan, yaitu :
1) Perbedaan individu-individu.
2) Perbedaan kebudayaan.
3) Perbedaan kepentingan.
4) Perbedaan sosial.
Pertentangan-pertentangan yang menyangkut suatu tujuan, nilai atau
kepentingan, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial di
13
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
14
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
Hujan pada Sabtu, berlangsung hampir seharian. Jalur utama penghubung Bogor-Banten di
Kampung Parung Sapi, Desa Sipak, Jasinga tertutup material longsor, dari tebing setinggi 10
meter dengan panjang 20 meter, tepat berada di sisi jalan.
Akibatnya, jalan tidak bisa digunakan. Aparat Polsek Jasingan, dibantu Koramil, BPBD dan
warga setempat pun gotong royong membersihkan material longsor, yang juga menghantam
sebuat tiang listrik hingga memutus aliran listrik di Jasinga.
“Longsor diduga karena hujan lebat itu. Tapi longsoran yang menutup akses jalan sudah
dibersihkan bersama warga dengan bantuan satu alat berat dan satu unit mobil damkar, sehingga
jalur sudah bisa dilewati lagi sejak 02.30 WIB tadi,” kata Kapolsek Jasinga AKP Santoso dikutip
dari inilahkoran.com Minggu 15 April 2018.
Hujan deras juga menyebabkan banjir yang merendam 20 rumah di Desa Pamagersari,
Kecamatan Jasinga. Bahkan, dua rumah dan dua mobil hanyut terbawa arus banjir akibat luapan
Sungai Cikeam.
“Ini luapan Sungai Cikeam yang ketiga. Pertama September tahun lalu, terus Jumat kemarin juga
meluap. Paling parah ini Sabtu. Listrik juga mati, soalnya ada gardu kena longsor,” kata Abidin
(28) warga Kampung Sawah, Desa Pamagersari, Jasinga.
Kepala Desa Pamagersari Nurohman menjelaskan, luapan Sungai Cikeam kerap jadi penyebab
banjir di wilayahnya kala hujan lebat mengguyur. “Kalau hujan lebat selalu meluap. Tapi, warga
dan BPBD lngsung membersihkan sampah dan mendata rumah yang terendam,” katanya.
Sementara itu dikutip via okezone, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Bogor mencatat ada sekitar 8 titik yang tersebar di wilayah Kabupaten Bogor mengalami bencana
banjir dan longsor dalam dua hari terakhir.
15
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
Sekertaris BPBD Kabupaten Bogor Budi Pranowo mengatakan bencana banjir dan tanah longsor
tersebut diakibatkan oleh intensitas hujan yang tinggi melanda Bogor sejak Jumat 13 April 2018
lalu.
“Data sementara, yang paling terdampak bencana ada di tiga desa di Kecamatan Jasinga yaitu
Desa Curug, Lugalajaya, dan Pamegarsari. Akses jalan juga ada yang sempat putus,” kata Budi.
Budi menjelaskan, bencana awal yaitu banjir yang merendam 9 rumah Desa Pamagarsari,
Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor pada Jumat 13 April 2018. Banjir tersebut akibat luapan
dari sungai Cikeam.
“Tidak ada korban jiwa, hanya rumah warga terdiri dari 41 jiwa terendam air sekitar 30
sentimeter. Ada juga jembatan yang jadi penghubung dua kampung di lokasi terendam air dan
rawan ambruk,” jelas Budi.
Bencana kedua yaitu banjir merendam 3 rumah di Desa Lugalajaya, Jasinga, Kabupaten Bogor.
Selain merendam rumah, banjir juga menghanyutkan sebuah jembatan semi permanen di
kampung tersebut.
“Di lokasi ini juga tidak ada korban jiwa hanya rumah warga terdiri dari 11 jiwa terendam dan
memutus jembatan semi permanen karena terbawa hanyut sungai Cilingcir yang meluap karena
banjir,” jelasnya.
Bencana yang ketiga yaitu banjir dan tanah longsor terjadi di Desa Curug, Kecamatan Jasinga,
Kabupaten Bogor. Bencana merendam 2 rumah warga dan akses jalan penghubung dua kampung
terkikis longsor.
“Tidak ada korban jiwa, hanya rumah warga dan akses jalan desa penghubung Kampung Baru
dan Kampung Liud Bojong Soang sebagian terkikis kali Cibereum sepanjang 20 meter,”
tambahnya.
Kemudian, bencana keempat yaitu longsor di Desa Purwabakti, Kecamatan Jasinga, Kabupaten
Bogor. Longsor setinggi 15 meter mengancam 3 rumah di bawahnya dan menutup akses jalan
warga sekitar.
“Rumah warga yang terancam longsor butuh penanganan lebih lanjut karena dikhawatirkan
terjadi longsoran yang lebih besar. Untuk akses jalan warga sedang dilakukan penanganan
lanjutan, ” ujar Budi.
16
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
Bencana kelima yaitu longsor setinggi 5 meter yang terjadi di Desa Pamijahan, Kecamatan
Pamijahan, Kabupaten Bogor. Longsoran tersebut menimpa halaman rumah warga dan ruang
kelas MI Mujahidin.
“Tidak ada korban jiwa atau luka, tetapi dikhawatirkan terjadi bencana longsor susulan kalau
hujan deras dan membutuhkan penanganan lanjutan,” kata Budi.
Bencana keenam yaitu angin kencang di Desa Cibitung Kulon, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten
Bogor. Hujan dengan angin kencang itu membuat pohon kelapa tumbang dan menimpa rumah
warga.
“Pohon kelapa itu menimpa satu rumah warga di bagian dapur dan kamar yang teridiri dari 1
kepala keluarga 4 jiwa. Tidak ada korban jiwa,” jelasnya.
17
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
BAB III
PEMBAHASAN
Di Kecamatan Jasinga terjadi banjir yang disebabkan oleh air Sungai Cikeam yang
meluap akibat curah hujan yang tinggi. Banjir bukanlah semata-mata akibat faktor alam, namun
juga sosial. Ada beberapa faktor sosial yang menyebabkan terjadinya banjir ini, seperti kurang
pedulinya masyarakat terhadap tempat yang meraka dan orang lain tempati. Sebagai contoh
membuang sampah di sungai, kegiatan ini merupakan salah satu contoh perilaku cerminan
ketidakpedulian terhadap lingkungannya sendiri dan orang lain. Sikap ketidak pedulian ini dapat
disebabkan karena tidak adanya efek yang secara spontan terjadi akibat dari perbuatan tersebut,
padahal hal ini dapat menyebabkan sesuatu yang lebih besar di kemudian hari seperti aroma
sungai yang tidak sedap, sungai yang tidak enak dipandang karena banyak sampah, dan
pendangkalan sungai akibat tumpukan sampah yang mengenap di dasar sungai.
Selain membuang sampah sembarangan, tidak adanya interaksi dalam bentuk kerja sama
baik kerjasama tidak langsung antara pemerintah ataupun kerjasama dalam bentuk koalisi
masyarakat untuk membersihkan sampah sampah yang ada di sungai juga menjadi penyebab
banjir di sungai. Dari kedua alasan yang sudah disebutkan, faktor edukasi dan kerja sama
berperan penting dalam menjaga sungai agar tidak banjir, kurangnya contoh baik dalam menjaga
sungai yang bebas sampah pun juga menjadi penyebanya sehingga masyarakat tidak bisa
mengimitasi contoh baik tersebut.
18
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
prosesnya pun berbeda – beda. Hal yang bisa kita lihat dari pola interaksi sosial masyarakat
akibat bencana alam adalah bentuk interaksi sosial yang berubah dari sekunder yang artinya tidak
bertatap muka secara langsung menjadi hampir sepenuhnya dalam bentuk primer, perubahan ini
dapat disebabkan karena teknologi yang digunakan untuk berinterkasi dalam bentuk sekunder
sudah terbatas. Namun interkasi primer ini kebanyakan terjadi hanya pada masyarakat terdampak
bencana saja dan tidak mengubah bentuk interaksi sosial masyarakt bukan terdampak bencana.
Selain itu bencana juga menyebabkan terjadinya interaksi sosial dengan berbagai proses, baik
Asosiatif ataupun Disosiatif . Kerjasama merupakan salah satu proses interaksi sosial yang
timbul akibat bencana alam, baik kerjamasa secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya
adalah Bupati yang memerintahkan perangkat – perangkatnya untuk membantu masyarakat
terdampak bencana atau masyarakat yang berkoalisi untuk membantu membersihkan sisa sisa
bencana alam bersama relawanngmenimbulkan simpati dan empati dari orang lain kepada orang
yang terdampak bencana alam, hal ini dapat dilihat dari banyaknya relawan – relawan yang
datang untuk membantu pasca kejadian banjir ini hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
simpati dan empati manusia sebagai makhluk sosial. Selain interkasi sosial Asosiatif, adapula
interaksi sosial disosiatif akibat bencana alam. Interaksi disosiatif ini biasanya berupa
pertentangan , kontravensi dan persaingan. Hal ini biasanya terjadi di tengah – tengah masyarakat
yang terdampak bencana, karena akibat bencana alam barang barang kebutuhan warga menjadi
terbatas seperti pakaian, makanan dan tempat untuk tidur. Sedangakn hal ini berbanding terbalik
dengan masyarakat yang membutuhkannya sehingga menyebabkan persaingan antar masyarakat
untuk mendapatkan hal – hal tersebut untuk memenuhi kebutuhannya sehingga tidak jarang
seorang individu menghalangi individu lain untuk mendapatkan kebutuhan tersebut supaya
individu yang menghalangi tercapai tujuannya. Selain itu terjadi juga pertentangan karena
berbeda kepentingan, salah satyu contoh ketika sedang mencari korban yang hilang. Keluarga
korban memaksa untuk tetap mencari tanpa memperhitungkan resiko sedangkan tim pencari
menolak karena beberapa alasan teknis lapangan.
19
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
akulturasi terjadi karena relawan yang datang ke daerah bencana membawa budaya baru yang
berkaitan dengan menjaga lingkungan alam seperti budaya tidak membuang sampah sembarangan
ke sungai. Budaya ini menyatu dengan budaya gotong royong masyarakat desa dengan budaya
membuang sampah pada tempatnya sehingga menimbulkan budaya baru yaitu budaya gotong
royong untuk menjaga inngkungan sekitar dengan cara tidak membuang sampah sembarangan
dan membersihkan sungai. Hali ini menimbulkan keteraturan sosial yang berciri hubungan sosial
yang berlangsung di antara anggota-anggota masyarakat tercermin adanya keselarasan, keserasian
dan keharmonisan sesuai dengan nilai-nilai yang sudah terbentuk dan berlaku. Dengan demikian
kebutuhan masyarakat berupa lingkungan yang bersih dapat terpenuhi dengan baik. Hal ini dapat
timbul akibat faktor motivasi serta sugesti dalam masyarakat untuk tidak mengalami bencana
yang sama dan faktor imitasi dari masyarakt untuk meniru kebiasaan baik masyarakat lain untuk
menjaga alamnya.
20
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
KESIMPULAN
Interaksi sosial di suatu daerah dapat muncul atau berubah jika terjadi perubahan keadaan di
daerah tersebut, salah satunya karena adanya bencana alam. Banjir yang terjadi di daerah jasinga dapat
disebabkan karena kurangnya kepedulian antarsesama untuk saling mengingatkan satu sama lain untuk
menjaga kebersihan, dalam artian kurangnya interaksi sosial positif di daerah Jasinga. Bencana banjir ini
menimbulkan dorongan untuk terjadinya interaksi sosial antara warga di daerah jasinga sendiri dan warga
lain yang tak terkena bencana berupa simpati dan empati. Sehingga dengan adanya faktor bencana banjir
terjadi perubahan pola interaksi sosial di antara masyarakat dari yang awalnya acuh tak acuh menjadi
muncul sikap empati dan simpati.
21
MAKALAH IPS – INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TERKENA BENCANA BANJIR JASINGA
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, Herlan, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
http://diyo-experience.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-interaksi-sosial.html
http://klikkabar.com/2018/04/15/jasinga-bogor-dilanda-longsor-dan-banjir/
http://www.abimuda.com/2015/11/pengertian-akulturasi-dan-contoh-akulturasi-
budaya.html
Suprihartoyo, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
22