Anda di halaman 1dari 33

STERILISASI

Pratika Viogenta, M.Si.


Sterilisasi
• Sterilisasi adalah proses membunuh semua
mikroorganisme termasuk spora bakteri pada
benda yang telah didekontaminasi dengan tepat.
• Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua
bentuk kehidupan mikroorganisme patogen
termasuk spora, yang mungkin berada pada
peralatan kedokteran.
Sterilisai Secara Mekanik (Filtrasi)
• Cara ini dipakai untuk sterilisasi yang tidak tahan
pemanasan. Ex: urea broth, untuk mensterilisasi
vaksin, enzim, vitamin dan antibiotika
• Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron)
• Saringan dapat berupa asbestos, selulosa atau
plastik
• filter yang digunakan adalah filter berkefeld, filter
chamberland, filter seitz dan kertas saring Milipore
• Penyaringan dapat dilakukan dengan mengalirkan
gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring
yang memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan
mikroorganisme dengan ukuran tertentu.
Sterilisasi Secara Fisik
Sterilisasi Fisika

PEMANASAN PENYINARAN

KERING BASAH • Jenis radiasi yang dapat


Cara ini dapat
a. Dengan cara merebus digunakan misalnya sinar
digunakan untuk Sterilisasi dilakukan UV, sinar gamma, sinar X
sterilisasi alat-alat yang dengan cara mendidihkan dan sinar katoda (electron
berupa logam (ose, alat selama 30-60 berkecepatan tinggi).
pinset dll) dan gelas b. Dengan uap air panas
(ujung pipet, bibir Sterilisasi ini
• Sinar UV mempunyai
tabung, mulut dikerjakan dengan
pemanasan 100oC selama panjang gelombang 15-390
Erlenmeyer dll) pada
60’. nm dan yang paling tinggi
penuangan media. Alat
c. Dengan uap air daya bakterisidanya adalah
yang digunakan adalah
bertekanan UV dengan panjang
lampu spiritus /
Sterilisasi dikerjakan gelombang 265 nm.
Bunsen.
dengan autoklaf pada
suhu 120oC selama 10-
20’.
Sterilisasi secara kimiawi
Proses yang menggunakan suatu bahan (kimia)yg dpt membunuh
mikroorganisme patogen kecuali spora bakteri, virus & beberapa
strain bakteri resisten.

Basanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa


desinfektan antara lain alkohol.
DESINFEKSI
Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada
tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki.

Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain yaitu
halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol,fenol,hidrogen
feroksida,zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen,
logam berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll.
1. Sterilisasi dengan pemanasan kering:
a. Pemijaran/flambir
• Sterilisasi dengan cara ini dapat langsung digunakan,
sederhana, cepat dan dapat menjamin sterilisasinya,
• Penggunaannya terbatas pada alat-alat, yaitu: alat-alat dari
logam (instrument), dari bahan kaca, porselen, dll.

• Caranya:
1. Bahan yang disterilkan, tempatkan pada wadah logam
(stailess-steel),
2. Kemudian spritus dituangkan secukupnya ke dalam
wadah tersebut.
• Sulut /nyalakan dengan api.
• Alat-alat instrumen terbakar dalam nyala api.
b. Dengan cara udara panas kering
• Sterilisasi dengan proses oksidasi, cara ini memerlukan temperatur
lebih tinggi bila dibandingkan dengan sterilisasi pemanasan basah.
• Alat yang disterilkan dengan cara ini dapat dilakukan dengan cara
ini: benda-benda dari logam, zat-zat seperti bubuk, talk, vaselin,
dan kaca.
• Caranya yaitu:
1. Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu
2. Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya
3. Berilah indikator pada setiap set
4. Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai aluminium foil.
5. Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang
diperlukan.
6. Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat
pemanasannya.
Sterilisasi Panas Kering:
• Sterilisasi dengan menggunakan oven
• suhu, dan waktu : 160-170ºC dengan waktu 1-2 jam,
• efektif untuk sterilisasi alat-alat gelas dan instrumen
bedah,
• suhu 170ºC/1 jm; atau 160ºC/2 jm; 150ºC/2.5 jam;
140ºC 3jam
• Prinsip: dehidrasi & oksidasi protein
2. Sterilisasi dengan pemanasan basah.
Beberapa cara sterilisasi ini:
a) Dimasak dalam air biasa.

– Suhu tertinggi 100 ºC, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif dapat
dibinasakan tetapi bentuk yang spora masih bertahan.
– Agar efektif membunuh spora, tambahkan natrium nitrat 1% dan
phenol 5%.
– Caranya:
1. Cuci alat/bahan instrumen dari sisa-sisa darah, nanah atau
kotoran lain.
2. Masukkan langsung ke dalam air mendidih.
3. Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya
mati
4. Waktu pensterilan 30-60 menit.
5. Seluruh permukaan harus terendam.
b) Dengan uap air.
• Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana.
• Gunakan dandang/panci dengan penangas air yang bagiannya
diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat
yang akan disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit.
• Caranya:
1. Alat-alat yang akan disterilkan dicuci, dibersihkan, disikat serta
didesinfeksi.
2. Kemudian dibungkus dengan kertas perkamen dan dimasukkan
dalam dandang

- Tyndalisasi  Dipanaskan pada suhu 100 ℃ selama 30


menit dan diulang 3 kali berturut-turut.
- Pasteurisasi  dipanaskan pada suhu 63 ℃ selama 30
menit, 72 ℃ selama 15 detik, 138 ℃ selama 2 detik.
c. Sterilisasi Uap Air Bertekanan :

• Sterilisasi ini menggunakan uap dalam tekanan


(autoclave)
• suhu 121ºC tekanan 1 atm (15 psi)
• waktu tgt jenis & vol : alat & air 30 menit,
media 15 menit, susu 5 menit
• suhu 115.5ºC 30 mnit; 121.5º 15 mnt; 126.5ºC
10 menit
• prinsip: denaturasi dan koagulasi protein
Sterilisasi dengan uap air bertekanan
tinggi.
• Jenis sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi
merupakan cara yang paling umum digunakan
• Alatnya yang disebut autoclave.
• Caranya yaitu:
1. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan
dicuci, disikat, dan didesinfeksi.
2. Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi
indikator.
3. Kemudian dibungkus kain/kertas.
4. Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam
autoclave.
3.Sterilisasi dengan penambahan zat-
zat kimia / Sterilisasi Gas
• Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan
pemanasan atau cara lain tidak bisa dilaksanakan karena keadaan.
• Pemaparan gas atau uap utk membunuh mikroba & spora
• Reaktifitas gas tehadap bahan harus dipertimbangkan (rusaknya
protein streptomisin oleh etilen oksida)
• Gas yg digunakan; etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin
oksida, hibitane, Cidex, metil bromida, kloropikrin, propiolakton
• Gas etilen oksida mengadisi gugus –SH, -OH, -COOH dan –NH2 pada
protein dan membentuk ikatan alkilasi shgg protein rusak
• Tergantung kelembaban, konsentrasi gas, suhu & distribusi gas dalam
tabung/chamber sterilisasi.
4. Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet
• Karena disemua tempat itu terdapat mikroba,
maka dilakukan sterilisasi udara dan biasanya
dilakukan di tempat-tempat khusus:
– Misalnya: di ruang pembuatan vaksin, kamar
operasi, kamar isolasi udaranya harus steril.
• Dilakukan dengan sterilisasi udara (air
sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet.
Untuk penggunaan pada kamar operasi cara ini
dianjurkan tidak digunakan lagi.
Sterilisasi dengan Radiasi
utk bahan-bahan termo labil & tidak tahan terhadap residu
etilen oksida
• prinsip: radiasi menembus dinding sel-DNA mikrob
• ada 2 radiasi:
- gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ ) dan
- arus partikel kecil (sinar α dan sinar β)
• sinar UV utk membunuh mikroba di laminair air flow (pada
bio safety cabinet)

Cara ini masih layak digunakan untukl sterilisasi makanan


produk kemasan dari pabrikan.
5. Sterilisasi dengan filtrasi
• Cara ini digunakan untuk udara (dalam ruang operasi , bio
safety cabinet, dan pada bahan-bahan berbentuk cairan
(sterilisasi air dengan filter).
• Filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air).
• Tujuannya adalah untuk filtrasi cairan secara luas hanya
digunakan dalam produksi obat-obatan atau pada sistem
tata uadara dalam ruang operasi, maupun dalam
perawatan medik lainnya yang membutuhkan adanya
cairan steril.
• Jenis filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih
kecil dari jenis mikroba. Pori-pori filter ukurannya minimal
0,22 micron.
DESINFEKSI
Desinfeksi adalah cara untuk menghancurkan atau membunuh
kebanyakan organisme patogen pada benda atau instrumen
dengan menggunakan campuran zat kimia cair yang bersifat
nonselektif.
Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya:
1. Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada
benda.
2. Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
3. Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.
4. Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan
5. Struktur fisik benda
6. Suhu dan pH dari proses desinfeksi.
DEKONTAMINASI
• Dekontaminasi tujuannya untuk membuang semua
material yang tampak (debu, kotoran) pada benda,
lingkungan, permukaan kulit dengan menggunakan
sabun, air dan gesekan.
• Tujuan prosedur dekontaminasi adalah untuk:
1. Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan
pasien atau permukaan lingkungan.
2. Untuk membuang kotoran yang tampak.
3. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat
(Mikroorganisme).
4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak
langsung dengan alat pensteril atau desinfektan.
Lanjutan dekontaminasi ……………

5. Untuk melindungi personal dan pasien.


Terdapat 3 tingkat desinfeksi, yaitu:
a. Desinfeksi tingkat tinggi, dengan membunuh semua
organisme kecuali spora bakteri
b. Desinfeksi tingkat sedang, dengan membunuh bakteri dan
jamur kecuali spora bakteri.
c. Desinfeksi tingkat rendah, dengan membunuh kebanyakan
bakteri, beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak
dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti
basil tuberkel dan spora bakteri.
Catatan: Dekontaminasi tidak efektif untuk menghilangkan
spora bakteri.
ASEPTIK/ASEPSIS
• Aseptik artinya tidak adanya patogen pada suatu obyek
tertentu.
• Teknik aseptik adalah usaha untuk mempertahankan
objek agar bebas dari mikroorganisme.
• Usaha untuk mengupayakan tidak terdapat kontaminasi
organisme lain / meminimalisir material yang
digunakan terhadap agent kontaminan
• Cara ini banyak digunakan untuk menjaga sterilitas
ketika melakukan kultur mikroba, agar tidak mencemari
kultur mikroba yang diinginkan/diteliti.
PROSEDUR ASEPTIK
• Cuci tangan dengan sabun antiseptik
• Steril permukaan laminar (alkohol 70%)
• Steril alat dan bahan
• Nyalakan laminar (blower & uv) min 15 menit
• Gunakan masker
• Steril tangan (alkohol 70%) secukupnya
• Nyalakan pembakar Bunsen (spiritus)
• Lakukan pekerjaan secara aseptik
• Matikan lampu Bunsen dg penutup (bukan ditiup)
• Bereskan peralatan, bahan & sampah ke tempatnya
• Seka kembali laminar dgn alkohol 70%, matikan.
• Cuci & keringkan kembali tangan seperti di awal
Prinsip-Prinsip Tindakan Asepsis Yang
Umum
Semua benda yang menyentuh kulit yang luka atau dimasukkan ke dalam kulit
untuk menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh, atau yang dimasukkan ke
dalam rongga badan yang dianggap steril haruslah steril.

1. Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.

2. Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan


demikian objek-objek itu selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah
terjadinya kontaminasi diluar pengawasan.

3. Petugas harus menggunakan masker untuk menghindari kontaminasi saat


berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang steril.
Prinsip tindakan asepsis…

4. Tidak boleh menumpahkan larutan apapun


pada kain atau kertas yang sudah steril.
5. Bukalah bungkusan yang steril sedemikian
rupa, sehingga ujung pembungkusnya tidak
mengarah pada si petugas.
6. Objek yang steril menjadi tercemar, jika
bersentuhan dengan objek yang tidak steril.
ANTISEPTIK
• Anti Septik yaitu suatu zat atau bahan yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri secara selektif.
• Tujuannya untuk memusnahkan semua mikroba patogen,
tetapi spora dan virus yang mempunyai daya tahan yang
sangat kuat sehingga masih tetap hidup.
• Macam-macam bahan yang sering digunakan untuk antiseptik
dan kegunaanya:

– 1. Ethyl alkohol Larutan alkohol yang dipakai sebaiknya 65-85%


karena daya kerjanya akan menurun bila dipakai konsentrasi yang
lebih rendah atau lebih tinggi.

– 2. Jodium tinctura. Larutan 2% jodium dalam alkohol 70% adalah


suatu desinfeksi yang sangat kuat. Larutan ini dipakai untuk
mendisinfeksi kulit dengan membasmi mikroba yang ada pada
permukaan kulit.
Bahan Kimia yang biasa digunakan pada
proses sterilisasi
• Alkohol 70 %  mengkoagulasikan protein.
• Larutan KCl 11 % , HCl 1,1 % dan NaCl 9%  fungsi
khlor : merusak membran selsehingga merusak
membran sel.
• Formalin 4 %  merusak asam amino protein.
• Karbol dan lisol  merusak membran plasma.
• Larutan HgCl2  Mengendapkan protein.
• Larutan CuSO4 banyak digunakan untuk alga.
• Larutan sabun atau detergen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai