Anda di halaman 1dari 2

Kiprah Rumah Sakit Bogor Medical Center (BMC) di Kota Bogor (3-Habis)

Mengikuti Perkembangan Iptek, Utamakan Keselamatan Pasien

Selama 13 tahun berkiprah di Kota Bogor, Rumah Sakit Bogor Medical Center
(RS BMC) terus berusaha memberikan pelayanan terbaiknya kepada
masyarakat. Hal ini pun sesuai dengan visi misi rumah sakit yakni memberikan
pelayanan terbaik, komprehensif dengan unggulan mengikuti ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek).

Direktur Utama RS BMC DR. dr. Hendro Darmawan, MSc, SpJP, FIHA
mengatakan konsekuensi dengan visi adalah investasi. Dari investasi itu,
hasilnya kemudian akan dikembangkan lagi dengan alat-alat yang sesuai
dengan perkembangan iptek.
"Bisa saja sekarang canggih, 5 tahun lagi sudah ketinggalan. Bedanya begitu.
Kalau di luar negeri, alat update terus. Kami di RS BMC untuk update alatnya
juga cepat. Selain itu kami juga harus hati-hati dalam mengikuti
perkembangan teknologi," ujar dr Hendro kepada Radar Bogor.
Beragam teknologi bahkan sudah diterapkan. Misalnya teknologi diagnostik
yang memberi hasil lebih akurat. Teknologi pengobatan itu membuat
segalanya lebih cepat dengan resiko yang rendah, tetapi biaya tidak terlalu
mahal.
"Contohnya cath lab. Dulu kan belum ada. Penyempitan satu sudah langsung
operasi. Operasi kan jauh lebih mahal, hari rawatnya juga lebih lama. Dulu,
kadang 7 sampai 10 hari dirawat recoverynya. Sekarang dengan cathlab, pagi
dikerjakan, sore bisa pulang," jelas dokter spesialis jantung dan pembuluh
darah tersebut.dokter spesialis jantung dan pembuluh darah tersebut.
Meski di awal-awal terasa mahal, tetapi karena banyak yang menggunakan
menurut dr Hendro, menjadi lebih murah. Selain itu yang tak menggunakan
obat juga bisa lebih murah lagi.
Rata-rata dulu satu ring Rp40 juta. Kalau ada empat jadi ratusan juta. Kan
makin banyak yang menggunakan makin murah. Jadi semakin banyak juga
pasien yang ditolong," bebernya.
Pada prinsipnya di RS BMC, sambung Hendro, mengutamakan keselamatan
pasien. Mengenai harga, misalnya memiliki keterbatasan ditambah tidak
memiliki BPJS Kesehatan, maka diberi kemudahan dengan potongan
harga. "Meski mengurangi provit, yang penting pasien tertolong, imbuhnya.
dr Hendro juga menjelaskan, investasi yang dilakukan RS BMC adalah jangka
panjang dan ingin membuat suasana rumah sakit yang lebih santai dan rileks.
Umumnya pasien yang mejalani perawatan juga tidak terlalu lama.
Misalnya penderita struk, paling 5 hari sudah pulang. Atau cath lab sehari dua
hari juga pulang. Jadi, perputarannya cepat. Rata-rata tiga hari sudah pulang,"
tuturnya.
Lebih lanjut dr Hendro juga mengaku terkadang waiting list di RS BMC cukup
tinggi. Namun, itu semua tergantung situasi. Pada prinsipnya tidak usah
khawatir birokratis, katanya.
Terlebih RS BMC sudah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan jantung sehingga
masyakarat bisa langsung saja ke poliklink spesialis jantung BMC. Tidak perlu
waiting list, tidak perlu muter-muter, kecuali kasus sulit baru kami rujuk. Tidak
semua harus dikirim ke Jakarta," paparnya.
Sementara itu di usianya ke 13 tahun dr Hendro berharap.... (wil/ADV)

Anda mungkin juga menyukai