Anda di halaman 1dari 33

METODE STERILISASI

Saat ini informasi yang diperoleh dari bidang mikrobiologi memberikan sumbangan yang sangat
besar, khususnya dalam mengawasi penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme telah
digunakan untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pula pada bentuk
kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme manusia yang diketahui
sekarang mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme. Demikian pula dengan teknologi
yang sekarang sedang popular, misal Rekayasa Genetik, yang tidak lain merupakan
perkembangan genetika molekuler yang menjelaskan bagaimana gen mengatur
aktivitas sel.Semua ini berasal dari studi tentang mikroorganisme. Jadi, bidang mikrobiologi
tidak hanya studi tentang penyebab penyakit tetapi merupakan studi tentang semua aktivitas
hayati mikroorganisme.
Mikroorganisme banyak dipelajari di laboratorium untuk banyak tujuan. Derajat perinciannya
untuk mempelajari itu tergantung kepada maksud pemerikasaan laboratories tersebut.
Tersedianya pula teknik untuk menentukan ukuran,bentuk, danstruktur sel-sel individu serta
beberapa prosedur untuk menumbuhkan (membiakkan) mikroorganisme di laboratorium.
Pada bahasan berikut ini dititikberatkan pada metode/prosedur untukmembebaskan suatu bahan
atau benda dari semua bentuk kehidupan atau yang biasannya dikenal dengan istilah
sterilisasi.Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat
pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas
(pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam
perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo, 1993).
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses
ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami
perubahan atau penguraian, maka sterlisasi yang digunakan adalah dengan cara mekanik,

misalnya dengan saringan. Didalam mikrobiologi penyaringan secara fisik paling banyak
digunakan adalah dalam penggunaan filter khusus misalntyafilter berkefeld, filter
chamberland, dan filter seitz. Jenis filter yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan dan
benda yang akan disaring.
Penyaringan dapat dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring
yang memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu.
Saringan akan tercemar sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan steril. Alat saring
tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi mikroorganisme. Saringan yang
umum dipakai tidak dapat menahan virus. Oleh karena itu, sehabis penyaringan medium masih
harus dipanasi dalam otoklaf. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka
tehadap panas seperti serum,enzim,toksin kuman,ekstrak sel,dsb.

Menyaring cairan

Hal dapat dilakukan dengan berbagai filter seperti saringan Seitz, yang menggunakan saringan
asbestos sebagai alat penyaringannya; saringan berkefeld, yang mempergunakan filter yang
terbuat dari tanah diatom; saringan chamberland, yang mempergunakan filter yang terbuat dari
porselen; dan fritted glass filter, yang mempergunakan filter yang terbuat dari serbuk gelas.
Saringan asbes lebih mudah dan lebih murah daripada saringan porselen. Saringan asbes dapat
dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan porselen terlalu mahal bila dibuang, tetapi terlalu
sulit untuk dibersihkan.

Menyaring udara

Untuk menjaga suatu alat yang sudah steril agar tidak tercemar oleh mikroba atau untuk menjaga
agar suatu biakan kuman tidak tercemar oleh kuman yang lain, maka alat-alat tersebut harus
ditutup denagn kapas, karena kapas mudah ditembus udara tetapi dapat menahan
mikroorganisme. Harus dijaga agar kapas tidak menjadi basah, oleh karena kapas yang basah
memungkinkan kuman menembus kedalam. Untuk mencegah pencemaran oleh kuman-kuman
udara pada waktu menuang perbenihan, dapat dipergunakan suatu alat yang disebut laminar flow
bench dimana udara yang masuk kedalamnya disaring terlebih dahulu dengan suatu saringan
khusus. Saringan ini ada batas waktu pemakaiannya dan harus diganti dengan yang baru apabila
sudah tidak berfungsi lagi.
2. Sterilisasi secara fisik

Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.


Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk
alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi
Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol.
Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah namun merupakan antiseptik yang
sangat efisien dan efektif. Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya
disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora. Solusi terbaik untuk
membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol, tetapi solusi ini terlalu toksik
untuk dipakai sebagai antiseptik.
Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek
yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan
kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain
yaitu halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol,fenol,hidrogen feroksida,zat warna ungu kristal,
derivat akridin, rosanalin, detergen, logam berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll.
Berbagai prosedur umum kerja dalam mikrobiologi yang membutuhkan teknik

Desinfeksi meja kerja

a. Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan dari meja dan ruang kerja
b. Semprotkan meja kerja denga alkohol 70 % beberapa kali hingga merata
c. Kemudian semprotkan lagi alkohol pada tlapak tangan
d. Letakkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan pada meja kerja dan semprotkan kembali
alkohol pada semua peralatan.
e. Setelah itu diamkan beberapa saat dan kembali semprotkan alkohol ke seluruh permukaan
tangan ketika hendak mulai bekerja.
f. Letakkan pembakar spiritus lalu biarkan.

Memindahkan Biakan secara Aseptis

a. Persiapkam alat dan bahan seperti spirirtus,jarum inokulum(jarum ose),rak tabung dan dua
buah tabung tertutup yang berisi biakan bakteri/virus.
b. Bakarlah ujung hingga pangkal jarum inokulum dengan pembakar spirirtus.
c. Buka tutup kedua tabung dan bakar mulut kedua buah tabung tersebut dengan pembakar
spiritus agar kontaminan mati.
d. Ambil satu ulasan pada tabung pertama dengan jarum inokulum kemudian masukkan jarum
tadi pada tabung kedua dengan teknik spread zig-zag.
e. Bakar kembali mulut tabing agar kontamina pada proses transfer mati.
f. Tutup kembali tabung tersebut, dan bakar ujung jarum inokulum untuk memebunuh sisa
bakteri yang ada.

Memindahkan Biakan dari Cawan

a. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


b. Bakar mulut cawan bagian tepi dengan memutarnya di atas api, serta pijarkan jarum inokulum
dan di dinginkan.
c. Buka mulut cawan yang berisi biakan koloni dan ambil koloni tunggalnya dengan
menempelkan jarum inokulum loop.
d. Kemudian tanamkan kembali koloni yang sudah diambil tadi pada media yang baru dengan
teknik spread kontinyu.
e. Panaskan kembali mulut cawan dan tutup rapat serta panaskanjarum inokulum yang telah
digunakan.

Memindahkan Cairan dengan pipet

a. Persiapkan alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.


b. Lepaskan bungkus pipat dan panaskan ujung pipet pada pembakar spiritus. (Usahakan daerah
ujung pipet berdekatan dengan api).
c. Ambil dua buah tabung dan buka tutpnya untuk dipanaskan bagian ujung mulut tabung.
d. Pipet cairan pada tabung pertama dengan menekan tombol S pada filter dengan volume
tertentu. Kemudian pindahkan ke tabung lainnya dan keluarkan cairan tersebut dengan menekan
E pada filter.
e. Setelah itu bakar kedua mulut tabung tadi dan tutup kembali dengan rapat.

Menuangkan Media

a. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan.


b. Panaskan mulut erlenmeyer yang berisi media pertumuhan mikroorganisme.

c. Tuangkan media dalam erlemneyer ke cawan petri yang berisi biakan murni.
d. Ratakan dengan menggoyangkan cawan.

Prinsip cara kerja autoklaf


Autoklaf adalah alat untuk memsterilkan berbagai macam alat & bahan yang menggunakan
tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 1210C.

Untuk cara kerja penggunaan autoklaf telah disampaikan di depan.


Cara Penggunaan :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari
batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil
destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup harus
dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar
dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
5. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak
keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai
selesai. Penghitungan waktu 15 dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga
sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol).
Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan
kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk
mesterilkan media digunakan suhu 1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15
menit. Alasan digunakan suhu 1210C atau 249,8 0F adalah karena air mendidih pada suhu
tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut
(sea level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di
ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 1210C. Ingat
kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu,
maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian
2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 1210C untuk
mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 1210C dan
tekanan 15 psi selama 15 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap
air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf
diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik.
Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai
menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan
tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum
tekanan mencapai 0 psi.
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan mikroba pengguji
yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya
mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore stripini dimasukkan
dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu ditumbuhkan pada media. Jika media
tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik.
Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah :
Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
Paelarut organik, seperti fenol
Buffer engan kandungan detergen, seperti SDS
Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi coklat) dan hancurnya
substrat dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :

Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa fosfat
Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa garam mineral
lain.
Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar
Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf
Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0
Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum dari total volumenya, sisa ruang dibirkan
kosong. Jika mensterilkan media 1L yang ditampung pada erlenmeyer 2L maka sterilisasi diatur
dengan waktu 30 menit.
Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi)
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yagn mudah rusak jika
terkena panas atu mudah menguap (volatile). Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke suatu
saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori dengan diameter
yang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.
Tyndalisasi
Konsep kerja metode ini merip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air dan tidak tahan
tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang
disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan
pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.
Cara kerja :

Bahan dimasukkan kedalam erlenmeyer atau botol dan ditutup rapat dengan sumbat atau

aluminium foil.

Erlenmeyer/botol lalu dimasukkan kedalam alat sterilisasi (alat standar menggunakan Arnold

Steam Sterilizen atau dandang).

Nyalakan sumber panas dan tunggu hingga termometer menunjukkan suhu 1000C kemudian

hitung waktu mundur hingga 30 menit (uap panas yang terbentuk akan mematikan mikroba).

Setelah selesai alat sterilisasi dimatikan dan bahan yang steril dikeluarkan.

Setelah 24 jam, bahan tersebut di sterilkan lagi dengan cara yang sama, sedang waktu ini

dimaksudkan untuk memberi kesempatan spora atau sel vegetatif yang belum mati untuk tumbuh
sehingga mudah dibunuh.
Sterilisasi dengan udara panas (Dry heat sterilization)
Sterilisasi dengan metode ini biasanya digunakan untuk peralatan gelas seperti cawan petri, pipet
ukur dan labu erlenmyer. Alat gelas yang disterilisasi dengan udara panas tidak akan timbul
kondensasi sehingga tidak ada tetes air (embun) didalam alat gelas.
Bungkus alat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil
Atur pengatur suhu oven menjadi 1800C dan alat disterilkan selama 2-3 jam.
Prinsip kerja Biological Saferty Cabinet
Biological Safety Cabinet merupakan kabinet kerja yang sterilkan untuk kerja mikrobiologi. BSC
memiliki suatu pengatur aliran udara yang menciptakan aliran udara kotor (dimungkinkan ada
kontaminan) untuk disaring dan diresirkulasi melalui filter.
BSC juga disebut biosafety hood, dan juga dikenal dengan Laminar flow hood atau Class II
vertical flow cabinet yang menyediakan alat filtrasi dan aliran udara yang bersirkulasi didalam
ruang kerja. Aliran udara diatur untuk menghambat udara luar masuk dan udara di dalam keluar,
untuk mencegah kontaminasi dari luar dan pencemaran bakteri dari ruang BSC. Udara yang
keluar disaring melewati penyaring sehingga sel-sel yang berbahaya tidak lepas keluar ke
ruangan lain.
Berbagai kelas Biological Safety Cabinet.

BSC yang dimiliki Lab mikrobiologi merupakan BSC kelas II yang memiliki konfigurasi udara
seperti gambar disamping ini. Udara yang berasal dari luar kabinet akan langsung terserap masuk

kesaluran bawah yang bergabung dengan udara dari meja kerja yang dimungkinkan mengandung
bakteri yang digunakan untuk kerja. Udara dari meja kerja disedot dari depan meja kerja.
Kemudian udara kotor ini disaring oleh penyaring HEPA dan disirkulasikan keluar kabinet atau
kembali lagi ke meja kerja sebagai udara bersih.

sterilisasi secara mekanik


Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi dengan menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22mikron atau 0.45 mikrob) Cairan yang akan disterilisasi dilewatkan ke
suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang
mudah rusak jika terkena panas, atau mudah menguap (volatile) dan bahan yang tidak tahan panas,
misalnya larutan enzim dan antibiotik. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.
Sterilisasi dengan penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai cara antaralain:
a). Non-disposable filtration apparatus

- Disedot dengan pompa vakum


- Volume 20-1000 ml

b). Disposable filter cup unit

- Disedot dengan pompa vakum


- Volume 15-1000 ml

c). Disposable filtration unit dengan botol penyimpan

- Disedot dengan pompa vakum


- Volume 15-1000 ml

d). Syringe filters

- Ditekan seperti jarum suntik


- Volume 1-20 ml

e). Spin filters

- Ditekan dengan gaya setrifugasi


- Volume kurang dari 1 ml

Pengertian Sterilisasi dan Macam-macamnya


Oleh Budhii Yanto
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau
substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan
mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme
dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide,
etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh
sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat
disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh
filtrasi (Curtis, 1999).

Macam-macam sterilisasi (Machmud, 2008):


Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang
berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan
yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi dll.

c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi
dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf

Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety
Cabinet dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan
antara lain alkohol.
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan
dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak
mikrobia dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan
memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses
sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan
sebagainya. Perkembangan teknologi prosesing yang memiliki tujuan
mengurangi kerusakan nutrien dan konponen sensoris dan juga mengurangi
waktu prosesing menjadikan teknik serilisasi terus dikembangkan. Lamanya
waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan dipengaruhi oleh: resistensi
mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi pemanasan, pH bahan,
ukuran wadah atau kemasan yang disterilkan, keadaan fisik bahan
(Machmud, 2008).
Sterilisasidengan udara kering, alat yang umum dikenal adalah oven. Alat ini
dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti erlenmeyer, petridish,
tabunng reaksi dan alat gelas lainnya. bahan-bahan seperti kapas, kain dan
kertas dapat disterilkan dengan alat ini. pada umunhya suhu yang digunakan
pada sterilisasi secara kering adalah 170 - 180 C selama palinng sedikit 2
jam. Lama isterilisasi tergantung pada alat dan jumlahnya (Machmud,
2008).

Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak
dapat didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut
Arnold steam sterilizer dengan suhu 1000Cdalam keadaan lembab. Secara
sederhana dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada
suhu 1000C selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia.
kemudian disimpan pada suhu kamr 24 jam untuk memberi kesempatan

spora tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 1000C 30 menit.
dan diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi.
Banyak bakteri berspora belum mati dengan cara ini sehingga
dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air bertekanan (Machmud, 2008).
Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan, alat ini disebut autoklaf
(autoclave) untuk steriliasasi ini alat dilengkapi dengan katup pengaman.
Alat diisi dengan air kemudian bahan dimasukkan. Panaskan sampai
mendidih dan dari katup pengaman kelaur uap air dengan lancara lalu
ditutup. Suhu akan naik sampai 1210C dan biarkan selama 15 menit (untuk
industri pengalengan ada perhitungan tersendiri), lalu biarkan dingin sampai
tekanan normal dan klep pengaman dibuka, cara ini akan mematikan spora
dengan cara penetrasi panas ke dalam sel atau spora sehingga lebih cepat.
Cara mana yang dipilih tergantung bahan, biaya dan ketersediaan alat,
untuk bahan yang tidak tahan panas, maka cara diatas tidak dapat dipakai
(Machmud, 2008).

Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:


a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek
yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak
akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan
udara panas, dipergunakan alat bejana/ruang panas (oven dengan
temperatur 170o 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang
umumnya untuk peralatan gelas).
b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan
alkohol, larutan formalin).
c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat
pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya
adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain
adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini
adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
Macam-macam sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang
berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan
yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.

2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.


Pemanasan :
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi
dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf

Sterilisasi dan Desinfeksi yang Umum Dilakukan di Lab


Mikrobiologi

Pengertian sterilisasi dan desinfeksi


Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan menghancuran atau memusnahkan semua mikro-organisme
termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Hal ini biasanya dilakukan dengan pemanasan
atau penyaringan tetapi bahan kimia atau radiasi juga dapat digunakan.
Disinfeksi adalah perusakan, penghambatan atau penghapusan mikroba yang dapat menyebabkan
penyakit atau masalah lain misalnya seperti pembusukan. Hal ini biasanya dicapai dengan
menggunakan bahan kimia.

Macam-macam sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)


Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi dengan menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22mikron atau 0.45 mikrob) Cairan yang akan disterilisasi dilewatkan ke
suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang
mudah rusak jika terkena panas, atau mudah menguap (volatile) dan bahan yang tidak tahan panas,
misalnya larutan enzim dan antibiotik. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.
Sterilisasi dengan penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai cara antaralain:
a). Non-disposable filtration apparatus

- Disedot dengan pompa vakum


- Volume 20-1000 ml

b). Disposable filter cup unit

- Disedot dengan pompa vakum


- Volume 15-1000 ml

c). Disposable filtration unit dengan botol penyimpan

- Disedot dengan pompa vakum


- Volume 15-1000 ml

d). Syringe filters

- Ditekan seperti jarum suntik


- Volume 1-20 ml

e). Spin filters

- Ditekan dengan gaya setrifugasi


- Volume kurang dari 1 ml

2. Sterilisasi secara fisik dengan pemanasan & penyinaran.


2.1. Sterilisasi dengan pemanasan
a). Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll.

b). Panas kering: sterilisasi dengan oven suhu 180 oC selama 1 jam. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c). Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. Misalnya susu yang disterilkan dengan
suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada suhu bertekanan
pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
autoklaf adalah alat untuk memsterilkan berbagai macam alat & bahan yang menggunakan tekanan
15 psi (2 atm) dan suhu 121 oC. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media
yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan
udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121 oCdan tekanan 15 lb/in2 (SI =
103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF adalah karena air
mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di
permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf yang
diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu

1210C. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian
tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada
ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 1210C untuk
mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121oC dan tekanan
15 psi selama 15 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air
yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti
dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat
tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai dan timermulai menghitung
waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan
turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.
Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah :
- Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim.
- Paelarut organik, seperti fenol.
- Buffer dengan kandungan detergen, seperti SDS
Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi coklat) dan hancurnya substrat
dapat dilakukan pencegahan sbb :
- Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa fosfat.
- Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa garam mineral
lain.
- Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar.
- Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf.
- Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0.
Sanagt penting bagi kita untuk memverifikasi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna. Umumnya
beberapa cara untuk memastikan atau memverifikasi autoklaf bekerja dengan baik, diantaranya
antaralain:
1).Indicator tape for sterilization

yaitu tape (isolasi) yang mengandung bahan kimia tertentu yang akan berubah warna apabila
dilakukan sterilisasi dan hanya digunakan untuk satu kali pemakaian. Cara penggunannya sangat

mudah cukup menempelkan tape indicator pada Erlenmeyer atau botol yang berisi media atau
bahan yang akan disterilkan di autoklaf, setelah proses sterilisasi selesai jika autoklaf yang kita
gunakan bekerja dengan baik maka tape tersebut akan berubah warna dan sebaliknya jika sterilisasi
tidak berjalan dengan baik maka tape tidak akan berubah warna.
2). Sterikon bioindikator

yaitu indikator serilisasi yang menggunakan bakteri/mikroba bersifat termofilik sebagai penguji
sterilisasi, yang ditempatkan dalam ampul . mikroba yang digunakan biasanya Bacillus
stearothermophillus(bakteri yang optimal hidup pada suhu 60oC). prinsipnya jika sterilisasi berjalan
dengan baik maka bakteri pada bioindikator akan mati, tetapi jika tidak bakteri akan tetap hidup dan
akan terjadi perubahan warna pada bioindikator. cara penggunanya cukup masukan ampul sterikon
bioindikator kedalam autoklaf yang akan kita verifikasi kemudaian setelah proses sterilisasi selesai
inkubasi bioindikator tersebuk pada suhu 60oC selama 24 jam kemudian amati jika tidak terjadi
perubahan warna artinaya autoklaf bekerja dengan baik atau steril, namun jika terjadi perubahan
warna menjadi kuning berarti autoklaf tidak bekerja dengan baik atau sterilisasi tidak tercapai.

STERILISASI

DI SUSUN OLEH

DENIA HUZANNUR ARIANI


TINGKAT 1.A
032001D12010

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN


PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum
mikrobiologi adalah prinsip sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam
keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik
yang menganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia
dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan
sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri
masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung
sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba,
akan diluluhkan (Cappuccino, 1983).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh

mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon,
nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan dasar medium
dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleotida (Lim,
1998)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, d a l a m
hal
ini
adalah
mikroorganisme
(protozoa,
fungi,
bakteri,
m y c o p l a s m a , virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan
aplikasi biocidal agent a t a u p r o s e s f i s i k d e n g a n t u j u a n u n t u k m e m b u n u h a t a u
m e n g h i l a n g k a n mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan
tipemikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau
membranmikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,2006).
B. Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi:
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22
mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan
untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
Pemanasan
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat :
jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas penggunaanya.
Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Waktu relatif lama
sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu
dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara
sempurna.
Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15
menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini:Clostridium
perfingens dan Cl. botulinum

Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan
15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi
dengan baik digunakan Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan.
diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak
Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam
autoklaf
asteurisasi: Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu Membunuh kuman:
tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal
dari sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit
Penyinaran dengan sinar UV.Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa
desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:
- Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
- Daya kerja absorbsi as. Nukleat
- Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
- Kelemahan penetrasi lemah
Sinar Gamma Daya kerjanya ion bersifat hiperaktif Sering digunakan pada sterilisasi bahan
makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan
disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar
gamma disebut juga sterilisasi dingin
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
Rongga (space)
Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah
menguap
Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan disinfekstan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:
1. Jenis bahan yang digunakan

2. Konsentrasi bahan kimia


3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu
Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi

Alkohol
- Paling efektif utk sterilisasi dan desinfeksi
- Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi membran sel rusak & enzim tdk aktif

Halogen
- Mengok sidasi protein kuman

Yodium
- Konsentrasi yg tepat tdk mengganggu kulit
- Efektif terhadap berbagai protozoa

Klorin
- Memiliki warna khas dan bau tajam
- Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah

Fenol (as. Karbol)


- Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan tegangan
permukaan
- Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan

Peroksida (H2O2)
- Efektif dan nontoksid
- Molekulnya tidak stabil
- Menginaktif enzim mikroba

Gas Etilen Oksida


- Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik.
C. Metode atau Teknik Sterilisasi
1. Secara fisika
Yaitu dimana proses sterilisasi mengunakan hukum fisika yaitu dengan:

1) Pemanasan kering

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering.
Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.
Pemanasan kering ini kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi. Untuk mencapai
efektivitas diperlukanp pemanasan mencapai 160oC s/d 180oC. Pada temperatur ini akan
menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan, hal ini disebabkan terjadinya auto
oksidasi sehingga bakteri phatogen dapat terbakar. Pada sistem pemanasan kering terdapat udara,
hal mana telah diketahui bahwa udara memerlukan waktu lama, rata-rata waktu yang diperlukan
45 menit. Pada temperatur

a. Udara panas oven


Digunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat bedah, minyak lemak,
parafin, petrolatum, serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO. Suhu sterilisasi yang digunakan
adalah 170oC selama 1 jam, 160oC selama 2 jam, 150oC selam 3 jam.

b. Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak cocok untuk
alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata. Suhu yang digunakan 500-600 oC dalam
waktu beberapa detik, untuk alat logam sampai berpijar.

c. Minyak dan penangas lain


Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan menjaga
ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul. Bahan atau alat dicelupkan dalam penangas
dicelupkan dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 160 oC. Larutan natrium atau
amonium klorida jenuh dapat digunakan pula sebagai pengganti minyak mineral.
2) Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh
mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.

a. Uap bertekanan (autoklaf)


Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk diinjeksikan ke
dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu
121oC adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121 oC mampu membunuh secara cepat semua
bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan
spora bakteri yang tahan pemanasan.
Benda yang akan disuci hamakan diletakan diatas lempengan saringan dan tidak langsung
mengenai air dibawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu
100oC), pada tekanan 15Ib temperatur yang mencapai 121oC. Organisme yang tidak berspora

hanya dapat mati dengan pemanasan


100oC selama 30 menit tetapi ada beberapa dapat
bertahanselama 10 jam pada temperatur 100oC dapat dimatikan hanya dalam waktu 30 menit
apabila air yang mendidih ini ditambah dengan natrium carbonat

b. Pemanasan dengan bakterisida


Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam
autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml,
injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam
wadah bersegel pada suhu 100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air.
Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol; 0,5% klorobutanol; 0,002 % fenil merkuri nitrat; 0,2%
klorokresol.

c. Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan
darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.
3) Cara bukan panas
a. Sterilisasi dengan radiasi
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti
sel se hingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang
peka terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang
elektromagnetik (sinar x, sinar ) dan arus partikel kecil (sinar dan ).
Dalam mikrobiologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak digunakan adalah
radiasi sinar ultra violet, radiasi sinar gamma atau sinar dan sinar matahari. Sinarmataharib
anyak mengandung ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi,
hal ini telah lama diketahui banyak orang. Sinar ultraviolet bisa diperoleh dengan
menggunakankatoda panas(emisi termis) yaitu ke dalam tabung katoda b ertekanan rendah diisi
dengan uap air raksa, panjang gelombang yang dihasilkan dalam proses ini biasanya dalam orde
2.500 s/d 2600 angstrom. Lampu merkuri yang banyak terpasang dijalan-jalan sesungguhnya
banyk yang mengandung sina ultraviolet yang dihasilkan itu diserap banyak oleh tabung gelas
yang dilaluinya, sehingga dalam proses sterilisasi hendaknya memperhatikan dosis ultraviolet.
2. Secara kimia
a. Menggunakan bahan kimia
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 96%, fenol 5%, selain itu juga
Aceton tab formalin, sulfur dioxida dan chlorin. Materi yang akan disuci hamakan dibersihkan
terlebih dahulu kemudian direndam dalam alkhohol aceton atau tab formalin selama kurang lebih
24 jam.

b. Sterilisasi gas
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida,
formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin.
Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik,
antibiotik. Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus SH, -OH, -COOH,NH2 dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein mengalami kerusakan dan
mikroba mati
3. Metode mekanik
a. Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan filter
bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori
filter dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik dalam
melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri
tetapi tidak bebas dari virus.
Ada banyak macam filter yaitu:
1)

Berkefeld V

2)

Coars N, M dan W

3)

Chamberland

4)

Seitz

5)

Sintered glass

Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk menyeterilkan larutan gula, cairan lain seperti
serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganime seperti enzym dan exotoxin dan untuk
memisahkan filtrable virus dari bakteria dan organisme.
D.

Pelaksanaan Sterilisasi Alat

Sterilisasi dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang diinginkan yaitu mikroorganisme
dapat dibunuh dan peralatan tetap baik, untuk sementara itu perlu mengetahui:
a. Macam peralatan manakah yang akan disuci hamakan
Seperti alat-alat yang digunakan untuk medis atau oprasi sangat diharusk, alat-alat yang
disterilkan adalah yang berbahan jenis: logam, kaca, baku kain,plasti, dan karet.
b. Metode sterilisasi manakah yang akan dipakai misalnya dengan mengunakan metode fisika dan
metode kimia.
1) STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KARET ( Hand Schoen)

Hand schoen atau Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau dengan
otoklaf. Sebelum sarung tangan disterilkan, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan jalan
mencuci dengan air dan sabun. Sarung tangan yang terkena nanah, setelah dicuci
bersih,dibersihkan lagi dengan lison 0,5% atau larutan betadin ( 1 gelas air ditambah 1 sendok
teh betadin ). Setelah dibilas dengan air bersih, keringkan dan periksa apakah ada yang bocor
atau tidak. Yang bocor dipisahkan. Sarung tangan yang telah bersih itu dikiringkan dengan kain
bersih, baik luar maupun dalamnya. Setelah kering, bagian luar dan dalam diberi talk, dilipat,
dan dimasukkan sepasang (kiri dan kanan) kedalam kantong sarung tangan, den gan terlebih
dahlu diberi ukuran dan dimasukkan pula tambahan talk yang dibungkus dengan kasa kecil.
Bila hendak memakai uap formalin, sarung tangan yang telah siap, dimasukkan kedalam
tromol atau stoples, lalu dimasukkan beebrapa tablet formalin. Sarung tangan baru suci hama
(steril) setelah terkena uap formalin paling sedikit 24 jam. Sebaiknya disediakan beberapa buah
stoples atau tromol agar selalu ada sarung tengan yang steril. Sarung tangan dapat pula
dimasukkan ke dalam otoklaf untuk disterilkan
2) STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU LOGAM
Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci terlebih dahulu. Perbiasakan segera
mencuci alat-alat begitu selesai memakainya, agar kotoran yang melengket mudah dibersihkan.
Alat-alat logam peperti jarum suntik, pinset, gunting, jarum oprasi, scapel blede maupun
tabung reaksi mula-mula dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kain gaas.
Setelah itu menggunakan metode pemanasan secara kering, agar suhu mencapai 160 oC, jarak
waktu mencapai 1-2 jam, kemudian didiamkan agar suhu turun perlahan-lahan.
3) STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KACA
Sterilisasi bahan baku kaca sama dengan sterilisasi logam yaitu dengan menggunakan
pemanasan ke ring, selain itu bahan baku kaca juga sering disterilisasi dengan menggunakan
metode radiasi karena bahan baku kaca banyak menyerap bahan kaca sehingga sterilisasi dengan
radiasi sangat efektive, pelaksanaanya yaitu alat bahan baku kaca dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran yang melekat kemudian keringkan dengan udara setelah kering alat bahan baku kaca
dimasukan ketempat elektronik yaitu dengan katoda panas (emisi termis) yang mengeluarkan
sinar ultraviolet kemudian sinari kaca tersebut dengan sinar ultraviolet dengan kekuatan kurang
lebih 2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora dan bakteri yang melekat pada alat tersebut dapat
terbakar.
4) STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KAIN ATAU MEDIA KULTUR

( kain doek)

Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, kemudian kain
resebut dibungkus dengan kertas agar setelah steril dan dikeluarkan dari alat sterilisator tidak
terkontaminasi dengan kuman maupun bakteri lagi. Demikian pula kain doek tersebut

dibersihkan terlebih dahulu, setelah dibersihkan bungkus dengan plastik terlebih dahulu sebelum
sterilisasi, metode sterilisasi yang akan dilakukan menggunakan metode pemanasan dengan uap
air dan juga dipengaruhi dengan tekanan (autoclave). Metode sterilisasi denga menggunakan
autoclave ini yaitu dengan adanya pertukaran anatara oksigen dan carbon dioxida.
5) STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU PLASTIK
Bahan baku plastik misalnya mayo apabila disterilkan sebaiknya jangan menggunakan
metode pemanasan, oleh karna itu maka akan merubah bentuk dari plastik tersebut. Untuk
mensucikan alat dari bahan baku plastik sebaiknya mula-mula bersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan detergen, kemudian keringkan, setelah itu rendam dalam larutan alkohol setelah
itu cuci denga aquades lalu rendam dalam larutan antiseptik.
E.

Perawatan Aat-Alat
Perawatan alat sangatlah penting dilakukan setelah dilakukannya strerilisasi agar alat-alat
yang steril tidak terkontaminasi lagi olek mikroorganisme lain atau oleh spora sehingga bila alat
itu digunakan akan menjadi aman

1.

PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU LOGAM YANG SUDAH DISTERILKAN


Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga maupun alumunium sering
terjadi karatan. Untuk menghindari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut harus
disimpan pada tempat yang mempunyai temperatur tinggi (sekitar 37oC) dan lingkungan yang
kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air, sebelum alat tersebut
disimpan maka alat tersebut harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian
olesi dengan olie atau parafin.

2.

PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KACA SETELAH DISTERIL


Bahan baku kaca banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan dan
kelemahan dari bahan baku kaca tersebut.

Keuntungan: Bahan baku kaca tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan
terhadap perubahan temperatur yang mendadak, koefisien muai yang kecil dan tembus cahaya
yang besar.

Kelemahan: Mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga
menggagu daya tembus sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun untuk
membersihkan saja timbul goresan.
Dengan memeperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam segi
perawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus memperhatikan:

a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27oC-37oC dan beri tambahan lampu 25 watt.

b. Ruangan tempat penyimpana diberi bahan silikon sebagai zat higroskopis.


c. Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihakan debu dari
permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan
lensa.
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknaya ditempatkan diatas kawat kasa, atau boleh
melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e. Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air yang sedang mendidih
melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian dipanaskan secara perlahan-lahan.
Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak diperkenankan.
f. Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat menggunakan:

Air bersih

Detergen: menghilangkan efek lemak dan tidak membawa efek lemak

Larutan:

Asam belerang

25 ml.

Aquades

75 ml.

kalium dichromat

10 gram

Kadang-kadang memerlukan perendaman sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan


air bersih, dikeringkan dengan udara panas lalu disimpan ditempat yng kering.
3.

PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KARET


Sarung tangan dari karet mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama. Untuk
menghindari kerusakan dari bahan baku karet, sebelum melakukan penyimpanan mula-mula
bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun kemudian
dikeringkan dengan menjemur dibawa sinar matahariatau hembusan udara hangat. Setelah itu
taburi tal pada seluruh permukaan karet.

Anda mungkin juga menyukai